Anda di halaman 1dari 11

Isu Isu Kesehatan

Reproduksi Di
Indonesia

By.
Risnawati
Masalah kesehatan reproduksi akan menjadi
salah satu isu yang mendapat perhatian khusus
pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar.“Problem
kesehatan reproduksi masih menjadi pekerjaan
rumah bangsa ini, seperti penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan pencegahan kanker
Add title
serviks,“ ungkap Tri Hastuti Nur Rochimah,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Data dari International Union
Against Cancer (UICC), kata Tri
memprediksikan bahwa di
tingkat dunia pada tahun 2030
akan terjadi 26 juta kasus baru
kanker, sebanyak 75 juta
orang akan hidup dengan
kanker dan 17 juta akan
berujung pada kematian.
Penderita kanker sebesar 60-
70 persen terdapat di negara
berkembang, termasuk
Indonesia.
"Pada tahun 2014, berdasarkan data dari
Sistem Informasi Rumah Sakit, penderita
kanker payudara sebanyak 12.014 dan
kanker serviks sebanyak 5.349 orang. Data
ini belum termasuk penderita yang tidak
tercatat di rumah sakit," ucap Tri.
Ia menambahkan, kanker serviks menjadi
penyebab kematian perempuan terbanyak
nomor dua setelah kanker payudara, meski
sebenarnya kanker serviks dapat dicegah
jika dilakukan deteksi dini melalui tes IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) maupun Pap
Smear.
“Sayangnya upaya pencegahan kanker
serviks melalui deteksi dini belum banyak
dilakukan oleh perempuan karena
minimnya sosialisasi dan aspek
keterjangkauan layanan,” ujar Tri.
Penderita kanker payudara maupun
serviks pada umumnya tidak menyadari
bahwa dirinya terkena kanker serviks
karena tidak melakukan pemeriksaan dini
(screening) secara rutin, lanjut Tri. Oleh
Keywords
karena itu pencegahan kanker serviks
melalui pemeriksaan IVA atau pap smear
Keywords
harus menjadi perhatian utama dengan
melakukan edukasi kepada perempuan,
Keywords keluarga untuk mendapatkan dukungan
dan penyediaan fasilitas pemeriksaan
sampai di tingkat dasar.
3) Memassifkan upaya edukasi terkait
Berikut rekomendasi 'Aisyiyah untuk deteksi dini kanker oleh tenaga kesehatan
mendorong deteksi dini kanker serviks maupun bekerjasama dengan organisasi
seperti yang diuraikan Tri Hastuti: masyarakat maupun kader kesehatan di
1) Meningkatkan kompetensi tenaga tingkat desa. Alokasi anggaran bagi kegiatan
kesehatan khususnya yang bekerja di edukasi mau tidak mau harus menjadi
pusat layanan kesehatan terdekat dari prioritas. Saatnya mengubah paradigma
komunitas untuk melakukan pembangunan kesehatan di Indonesia yang
pemeriksaan IVA maupun Pap Smear. masih berorientasi kuratif dibanding
2) Memastikan tersedianya fasilitas preventif yang tercermin juga dari
pemeriksaan IVA dan Pap Smear pengalokasian anggaran.
khususnya di pusat layanan kesehatan 4) Memastikan keterjangkauan biaya
terdekat dari komunitas, seperti pemeriksaan IVA dan Pap Smear bagi
Puskesmas. perempuan, khususnya perempuan miskin.
Add your title

Sementara Noordjannah Djohantini selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat


'Aisyiyah, mengatakan sudah saatnya pemerintah berkomitmen memberi
perhatian lebih pada upaya preventif dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia seperti deteksi dini kanker payudara maupun serviks.
'Aisyiyah sendiri, tambah Noordjannah, telah mendorong para perempuan
melalui edukasi di masyarakat hingga mereka mau melakukan deteksi dini.
Lebih dari 3500 perempuan telah melakukan tes IVA maupun Pap Smear
berkat dorongan para pimpinan dan kader ‘Aisyiyah, khususnya di 11
kabupaten yang menjadi model, seperti Ngawi, Blitar, Lamongan, Cilacap,
Demak, Kota Tegal, Bantaeng, Pangkep, dan Takalar.
Add your title

Keseriusan pemerintah menjadi


penting karena nantinya deteksi 1
dini kanker serviks akan menjadi
Standar Pelayanan Minimal di Add your title
2
Puskesmas yang harus disiapkan
sejak sekarang. Pemerintah harus Add your title
menjamin bahwa fasilitas 3
kesehatan pertama menyediakan
layanan pemeriksaan dini (IVA)
4 Add your title
untuk mencegah kanker serviks dan
menggratiskan pemeriksaannya 5
untuk perempuan kelompok Add your title
Add your title
miskin.
Add your title
'Aisyiyah memberikan apresiasi karena deteksi dini kanker
serviks telah dicanangkan sebagai gerakan nasional. Kendati
demikian, Noordjannah mengungkapkan pencanangan
gerakan deteksi dini kanker tersebut semestinya berkorelasi
25% positif dengan kebijakan pemerintah maupun implementasi di
13% lapangan
"Berdasarkan pengalaman ‘Aisyiyah di komunitas dalam
mendorong perempuan melakukan deteksi dini kanker serviks.
Terdapat beberapa masalah dalam mendorong deteksi dini
9%
kanker serviks yang ditemukan oleh ‘Aisyiyah dimana di
lapangan khususnya di 11 kabupaten, masih terdapat
beberapa problem dalam mendorong perempuan melakukan
deteksi dini, baik dari aspek kompetensi, ketersediaan sarana
kesehatan layanan IVA dan Pap Smear, minimnya edukasi, dan
keterjangkauan biaya layanan IVA dan Pap Smear ,"tandasnya.
Thank You

By.
Risnawati

Anda mungkin juga menyukai