Anda di halaman 1dari 20

Kewenangan Bidan

Di Komunitas

Risnawati
Konsep
Kebidanan
Komunitas
Konsep Kebidanan Komunitas

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.


Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang
telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat
ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup
pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Lanjutan..

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi


tertentu.Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas
dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan
bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas.
Kewenangan
Kebidanan
Komunitas
Kewenangan Kebidanan Komunitas

1. Pengetahuan dasar
a. Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas.
b. Masalah kebidanan komunitas.
c. Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga,
01 kelompok dan masyarakat.
d. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
e. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak dalam keluarga dan masyarakat.
f. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan
anak.
g. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Lanjutan..

2. Pengetahuan tambahan
a. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)
b. Pemasaran sosial
c. Peran serta masyarakat
d. Audit maternal perinatal
e. Perilaku kesehatan masyarakat
f. Program – program pemerintah yang terkait
dengan kesehatan ibu dan anak (Safe Mother Hood
dan Gerakan Sayang Ibu).
g. Paradigma sehat tahun 2010.
Lanjutan..
3. Keterampilan dasar
a. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas
laktasi, bayi, balita dan KB di masyarakat.
b. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
c. Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes.
d. Melaksanakan penggerakan dan pembinaan peran serta
03 masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu06dan
anak.
e. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Lanjutan..

4. Keterampilan tambahan
a. Melakukan pemantauan KIA dengan
04 menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan
dukun bayi.
c. Mengelola dan memberikan obat –
obatan sesuai dengan kewenangannya.
d. Menggunakan tehnologi tepat guna.
PERATURAN YANG
MENGATUR
KEWENANGAN BIDAN
PERMENKES RI NOMOR
1464
/MENKES/PER/X/2010
PERMENKES RI NOMOR 1464
/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
* Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan Praktik dan atau kerja
35% paling banyak di satu tempat kerja dan satu tempat praktik
BAB III penyelenggaraan Praktik
* Pasal 9
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan perempuan
dan keluarga berencana.
Lanjutan..
* Pasal 10
Ayat 1:
pelayanan kesehatan ibu meliputi; pelayanan pada masa pra
hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa
menyusui dan masa antara dua kehamilan
Ayat 2:
pelayanan kesehatan ibu yang meliputi; pelayanan konseling
pada masa pra hamil, pelayanan antenatal pada kehamilan
normal, pelayanan persalinan normal, pelayanan ibu nifas
normal, pelayanan ibu menyusui, dan pelayanan konseling
pada masa antara dua kehamilan
Lanjutan..

Ayat 3:
bidan berwenang untuk melakukan episiotomi, penjahitan luka jalan
lahir tingkat I dan II, penanganan kegawat daruratan dilanjutkan
dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, pemberian
vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas, bimbingan IMD dan promosi
ASI eksklusif, pemberian uterotonika pada MAK 3 dan post partum,
penyuluhan dan konseling, bimbingan pada kelompok ibu hamil,
pemberian surat keterangan kematian, dan pemberian surat
keterangan cuti bersalin
Lanjutan..
* Pasal 11
Ayat 1 :
pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
Ayat 2 :
Bidan berwenang untuk:
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi
menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0 – 28 hari ),
dan perawatan tali pusat.
2. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3. Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan
4. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6. Pemberian konseling dan penyuluhan
7. Pemberian surat keterangan kelahiran,
8. Pemberian surat keterangan kematian
Lanjutan..

* Pasal 12
Bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana meliputi;
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
* Pasal 13
Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang untuk;
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan di bawah supervisi dokter
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
Lanjutan..

4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah.
6. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular
Seksual ( IMS ) termasuk pemberian kondom dan penyakit lainnya.
8. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya ( NAPZA )
melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
10. Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan
anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
infeksi menular seksua ( IMS ) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
NAPZA hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu
Lanjutan..
* Pasal 14
Ayat 1 :
Bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 9.
* Pasal 15
Ayat 1 :
pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/ kota menugaskan bidan praktik
mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah
Ayat 2 :
bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program
pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah
provinsi/ kabupaten/kota.
Lanjutan..

* Pasal 16
Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan
pemerintah daerah harus menempatkan bidan dengan
pendidikan Diploma III kebidanan, apabila tidak terdapat tenaga
Bidan dengan pendidikan D III kebidanan, pemerinta dan
pemerintah daerah dapat menempatkan
04 bidan yang telah
mengikuti pelatihan, pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi bidan
yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki
dokter.
Lanjutan..

* Pasal 20
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan pelayanan yang diberikan yang ditujukan ke
puskesmas wilayah tempat praktik, kecuali bidan yang bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai