Anda di halaman 1dari 31

BAGIAN ILMU ANESTESI & REANIMASI REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2020


UNIVERSITAS PATTIMURA

Anestesi Umum Inhalasi


Marsya Yulinesia Loppies (2012-83-003)

Pembimbing:
dr. Ony W. Angkejaya, Sp. An, M.Kes
dr. Fahmi Maruapey, Sp. An
dr. Lukman H. Semarang, Sp. An
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Anestesi merupakan cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tatalaksana untuk me”matikan” rasa, baik
01 rasa nyeri, takut, dan tidak nyaman sehingga pasien
merasa nyaman

TRIAS ANESTESI
02 Hipnotik (tidak sadarkan diri), Analgesia (bebas nyeri),
dan relaksasi otot rangka

Agen inhalasi saat ini digunakan secara luas dalam


03 anestesiologi klinis termasuk nitro oksida, halotan,
isoflurane, desflurane, dan sevoflurane.

Anestesi inhalasi, terutama halotan dan sevofluran,


04 sangat berguna dalam induksi pasien anak yang
mungkin sulit untuk memulai jalur intravena.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Obat anestesia inhalasi adalah obat anestesia yang berupa gas atau
cairan mudah menguap, yang diberikan melalui pernafasan pasien

Bila ditambahkan obat intravena seperti opioid atau benzodiazepin,


serta menggunakan teknik yang baik, akan menghasilkan keadaan
sedasi/hipnosis dan analgesi yang lebih dalam

Obat anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan


pada anestesi umum, akan tetapi juga dapat dipakai sebagai
induksi, terutama pada pasien anak-anak.

Gas anestesi inhalasi yang banyak dipakai adalah isofluran


dan dua gas baru lainnya yaitu sevofluran dan desfluran.
sedangkan pada anak-anak, halotan dan sevofluran paling
sering dipakai
Cara Pemberian anestesi inhalan ada 3
macam:
1.Open Drop, Penderita menghirup masker atau kain
kasa yang ditetesi dengan obat anestesia
2.Semi Closed, Penderita menghirup obat anestesia
dari suatu alat ( EMO, Mesin anestesi lain, dsb)
3.Closed System, Dengan suatu alat, obat anestesia
yang dikeluarkan oleh penderita dapat dihirup
kembali. Sehingga cara ini menghemat pemakaian
obat anestesia.
Sejarah Anestesi Inhalasi

1930-
1800-an 1846
40 1970

Humphrey Davy William TG Penemuan turunan zat Walling Iet all


pertama kali Morton klorofrom yang mengevaluasi
menerbitkan menggunakan mengandung halogen isopropril eter
keberhasilan oksida nitrat  tidak mudah terfluorisasi 
oksida nitrat dalam ekstrak terbakar, dan menjadi agen
sebagai anestesi gigi tanpa rasa menggabungkan anestetik 
umum inhalasi sakit flourin dengan biaya sevofluran
yang dapat diterima
Dalam praktek anestesiogi masa kini, obat-obatan anestetik inhalasi yang umum
digunakan untuk praktek klinik ialah N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, dan
sevofluran. Obat-obatan lain sudah ditinggalkan, karena efek sampingnya yang tidak
dikehendak, misalnya:3
• Eter: kebakaran, peledakan, sekresi bronkus berlebihan, mual muntah, kerusakan
hepar, baunya yang merangsang.
• Kloroform: aritmia, kerusakan hepar.
• Etil-klorida: kebakaran, peledakan, deresi jantung, indeks terapi yang sempit, dan
mudah dirusak kapur soda.
• Triklor-etilen: dirusak kapur soda, bradi-aritmia, mutagenic
• Metoksifluran: toksis terhadap ginjal, kerusakan hepar dan kebakaran
Cara Kerja Anestesi Inhalasi
Perbandingan kadar anestetik dalam darah dengan dalam
Kelarutan dalam darah
udara inspirasi saat dicapai keseimbangan
Faktor penentu kecepatan
transfer anestetik di otak

Kadar suatu gas yang berada


Kadar dalam udara inspirasi Tekanan parsial
dalam suatu campuran gas

Hiperventilasi mempercepat masuknya gas anestesi dalam


Ventilasi paru
sirkulasi dan jaringan

Semakin cepat aliran darah paru = semakin cepat pemindaah


Kecepatan aliran darah paru
anestetik dari udara ke darah

Perbedaan tekanan parsial Semakin besar perbedaan kadar anestetik  kseimbangan dalam
dalam A&V jaringan otak semakin lama
Sel subtantia gelatinosa
sangat peka pada
anestetik

Stadium I

Penurunan aktivitas
neuron

Aktivitas neuron yang


kompleks pada kadar
anastetik > tinggi di
Farmakodinamik
otak
Anestesi Inhalasi
Stadium II

Penghambatan neuron
inhibisi dan pelepasan
neurotransmiter eksitasi

Depresi hebat di sistem


aktivasi retikular dan
Stadium III
penekanan aktivitas
refleks spinal
MAC (Minimum Alveolar Concentration

Konsentrasi MAC anestetik inhalasi adalah konsentrasi


alveolar yang dapat menghambat gerakan pada 50%
pasien terhadap stimulus standar seperti insisi bedah

MAC merupakan ukuran yang berguna karena


merefleksikan tekanan parsial anestetik di otak,
sehingga dapat membandingkan secara langsung
potensi setiap anestetik sekaligus memberikan standar
baku untuk penelitian.
Stadium-Stadium Anestesi Inhalasi

Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV


(analgesia) (eksitasi) (pembedahan) • Mulai dengan
• Dimulai sejak • Mulai sejak hilang • Mulai dengan timbul melemahnya
pemberian anestetik kesadaran kembali napas teratur pernapasan perut
• Tidak lagi nyeri tapi • Pasien tampak sampai pernapasan • TD tidak dapat diukur
masih sadar delirium dan eksitasi spontan hilang karna PD kolaps,
• Mencabut gigi dan • Dapat terjadi kematian • Plane I jantung berhenti, pupil
biopsi kelenjar  cepat dilalui • Plane II melebar hampir
• Plane III maximum
• Plane IV
Obat-Obat Anestesi Inhalasi
Halothan

Derivat halogen
Trikhloroetilen
hidrokarbon.

Khloroform

Berupa cairan yang


Obat anestesia umum

mudah menguap. Dietil eter


inhalasi

Metoksifluran
Derivat eter
Enfluran
Nitrous oksida
(N2O)
Berupa gas. Isofluran
Siklopropan
A. N2O (NITROGEN OKSIDA)

• N2O adalah anestesi lemah dan diberikan dengan konsentrasi besar (lebih dari
65%) agar efektif. Paling sedikit 20% atau 30% oksigen harus diberikan sebagai
campuran.
• N2O tidak dapat menghasilkan anestesia yang adekuat kecuali dikombinasikan
dengan zat anestesi yang lain.
• Karakteristik yang membuat N2O selalu digunakan karena:
• koefisien partisi darah / gas yang rendah
• efek anagesi pada konsentrasi subanestetik
• kecilnya efek kardiovaskuler yang bermakna klinis,
• oksisitasnya minimal dan
• tidak mengiritasi jalan napas sehingga ditoleransi baik untuk induksi
dengan masker
Organ Efek Farmakologi
SSP • Konsentrasi 25%  sedasi ringan
• Konsentrasi 27%  analgetik
• Konsentrasi 50%  analgesi setara dengan morfin
• Untuk SSO  rangsang reseptor alfa saraf simpatis, tapi
tahanan perifer PD tidak berubah

CV • Cenderung menstimulasi simtem saraf simpatis  tekan


kontraktilitas miocard, TD arteri, curah jantung, detak jantung
tidak berubah/ sedikit meningkat

Respirasi • Takipnea dan penurunan volume tidal.\perubahan laju dan


kedalaman pernapasan (lebih lambat dan dalam)
GI Meningkatkan resiko mual-muntah pasca OP
Ginjal Menurunkan aliran darah ginjal  penurunan laju filtrasi
glomerulus dan urin output
B. Halotan
• Halotan berbentuk cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak mudah terbakar
dan tidak mudah meledak meskipun dicampur dengan oksigen, tidak iritatif dan
mudah rusak bila terkena cahaya, tetapi stabil disimpan memakai botol warna
gelap.
• Dosis:
• 2-4%  induksi inhalasi
• 1.5-2%  Induksi anak
• 1-2%  dosis pemeliharaan
• 0.5-2%  dosis pemeliharaan anak
Organ Efek Farmakologi
SSP Depresi di semua komponen otak:
- Pusat kesadaran  hipnotik
- Pusat sensorik  analgesik
- Pusat motorik  kelemahan otot
- Pembuluh darah otak  vasodilatasi (tidak untuk kraniotomi)
CV • Tergantung dosis, TD menurun akibat depresi jantung, makin
tinggi dosis makin berat.
• Bayi  menurunkan curah jantung  turunya kontraktilitas
miokard dan laju jantung
Respirasi • Pernapasan cepat dan dangkal
• Konsentrasi tinggi : depresi pusat nafas
Hepar Aliran darah hepar menurun sebanding dengan depresi curah
jantung
Ginjal Menurunkan aliran darah ginjal & penurunan laju filtrasi glomerulus
C. Enfluran
• Enfluran merupakan obat anestesia inhalasi yang termasuk turunan eter.
• Dikemas dalam bentuk cair, tidak berwarna, tidak iritatif, berbau agak harum,
tidak eksplosif, lebih stabil dibandingkan dengan halotan dan induksinya lebih
cepat dibandingkan dengan halotan.

Dosis
• Untuk induksi  udara inspirasi  2-3% bersama dengan N2O.
• Untuk pemeliharaan
• pola nafas spontan  1- 2,5%,
• nafas kendali  0,5-1%.
Organ Efek Farmakologi
SSP Dosis tinggi  twitching (tonik-klonik)
Tidak dianjurkan pada pasien dengan riw. Epilepsy

CV • Menimbulkan depresi kontraktilitas miokard


• Disaritmia jarang terjadi
• Hambat pembentukan katekolamin  konstransi dalam plasma rendah

Respirasi • Menimbulkan depresi pernapasan sesuai dosis


• Vol. Tidal berkurang tapi frekuensi napas tidakberubah
• Tidak menimbulkan iritasi mukosa saluran nafas
Hepar Gangguan fungsi hepar ringan yang reversibel
Ginjal Menurunkan aliran darah ginjal & penurunan laju filtrasi glomerulus 
menurunjan diuresis
Otot Meningkatkan relaksasi, tapi untuk laparotomy perlu penambahan
pelumpuh otot
D. Isofluran

• Isofluran adalah obat anestesi isomer dari enfluran, merupakan cairan tidak
berwarna dan berbau tajam
• menimbulkan iritasi jalan nafas jika dipakai dengan konsentrasi tinggi
menggunakan sungkup muka sehingga pada saat induksi inhalasi sering
menimbulkan batuk dan tahanan nafas.
• Tidak mudah terbakar, tidak terpengaruh cahaya dan proses induksi dan
pemulihannya relatif cepat
Dosis
• Induksi  2-3% bersama-sama dengan N2O.
• Pemeliharaan dengan pola nafas spontan 1-2,5%, sedangkan untuk nafas
kendali  0,5-1%.
Organ Efek Farmakologi
SSP • Tidak menimbulkan kelainan EEG seperti enfluran
• Pada dosis anestesi tidak menimbulkan vasodilatasi dan
perubahan sirkulasi serebrum, serta mekanisme autoregulasi
aliran darah otak tetap stabil
• Penurunan konsumsi O2 otak
• Pilihan untuk anestesi pada kraniotomi
CV • Efek depresi otot jantund dan PD lebih ringan
• TD dan DN relatif stabil selama anestesi
• Pilihan anestesi bagi pasien kelainan CV
Respirasi • Depresi pernafasan sebanding dosis yang diberi
Otot Menurunkan tonus otot rangka melalui mekanisme depresi pusat
motorik pada serebrum  berpotensi dengan pelumpuh otot non
depolarisasi
Ginjal Menurunkan aliran darah ginjal & penurunan laju filtrasi glomerulus
 produksi urin kurang
E. Desfluran

• Desfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan


efek klinisnya sama dengan isofluran.
• Desfluran sangat mudah menguap dibandingkan dengan agen
volatile yang lain.
• Memerlukan alat penguap khusus (TEC-6).
Organ Efek Farmakologi
CV • Menurunkan resistensi vascular sistemik  turunnya
tekanan darah.
• Peningkatan konsentrasi desfluran dengan cepat 
peningkatan tekanan darah, laju jantung, dan
katekolamin
Respirasi • Menyebabkan menurunnya volume tidal dan
meningkatnya frekuensi nafas  terjadinya peningkatan
CO2
F. Sevofluran

• Sevofluran dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif, tidak
berbau, stabil di tempat biasa (tidak perlu tempat gelap), dan tidak terlihat
adanya degradasi sevofluran dengan asam kuat atau panas.
• Obat ini tidak bersifat iritatif terhadap jalan nafas sehingga baik untuk induksi
inhalasi
Dosis
• Induksi,  3,0-5,0% bersama-sama dengan N2O.
• Pemeliharaan dengan pola nafas spontan 2,0-3,0%, sedangkan untuk nafas
kendali  0,5-1%.
Organ Efek Farmakologi
SSP • Hampir sama dengan isofluran
• Aliran darah otak sedikit meningkat  peningkatan TIK
CV • Stabil dan tidak menimbulkan aritmia
• Tekanan vascular dan curah jantung sedikit menurun  TD
sedikit turun
Respirasi • menimbulkan depresi pernapasan yang derajatnya
sebanding dengan dosis yang diberikan  volume tidal
akan menurun, tapi frekuensi nafas sedikit meningkat.
• menyebabkan relaksasi otot polos bronkus, tetapi tidak
sebaik halotan
Otot Efeknya lebih lama dibanding isofluran
Hepar & Menurunkan aliran darah hepar
Ginjal Menurunkan aliran darah ke ginjal
Perbedaan Anestetik Inhalasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anestesia inhalasi yang sempurna adalah yang (a) masa induksi dan
masa pemulihannya singkat dan nyaman, (b) peralihan stadium
anestesinya terjadi cepat, (c) relaksasi ototnya sempurna,
(d) berlangsung cukup aman, dan (e) tidak menimbulkan efek toksik
atau efek samping yang berat dalam dosis anestetik yang lazim

Dalam melakukan tindakan anestesi yang perlu dimonitor selama


operasi adalah tingkat kedalaman anestesi, efektivitas kardiovaskuler
dan efisiensi perfusi jaringan (tekanan darah, nadi, Saturasi oksigen,
MAP, EKG, suhu)

Faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer anestesik jaringan ke


otak ditentukan oleh (1) kelarutan zat anestetik, (2) kadar anestetik
dalam udara yang dihirup oleh pasien atau disebut tekanan parsial
anestetik, (3) ventilasi paru, (4) aliran darah paru , dan (5) perbedaan
antara tekanan parsial anestetik di darah arteri dan di darah vena.
Thank you
God Bless You

Anda mungkin juga menyukai