Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 4

1. Sindi Artika (1914301065)


2. Tasya Dwinta (1914301056)
3. Evitha Adhe Rahma E. (1914301079)
4. M. Alfan Alkausar (1914301076)
KONSEP DASAR DAN ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN & GANGGUAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA
PEMBAHASAN

Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme


tubuh yang tidakberguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan
(dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapatmenjadi racun. proses eliminasi
ini dapat dibagi menjadi eliminasi unrine (buang air kecil) daneliminasi
alvi (buang air besar).Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari
kandung kemih atau uretra. Salah satu gangguan yang terjadi pada system
perkemihan adalah gagal ginjal.
Pengertian Gagal Ginjal

Gagal ginjal akut (acute renal failure, ARF)


merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat
(biasanya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat.
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal
secara mendadak dan hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular
dan glomerular.
EPIDEMOLOGI

Frekuensi kejadian gagal ginjal


 GGA pada bayi dan anak-anak lebih sering diakibatkan oleh gagal prerenal
 GGA sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berpenyakit kritis dan dapat
secara signifikan memengaruhi hasil ( mortalitas dan morbiditas)
 Angka mortalitas terkait GGA yang tinggi (sampai 78%) berkaitan dengan
suatu kombinasi GGA dan gagal organ multisistem.
ETIOLOGi

Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, penyebab dari gagal ginjal akut ini
terbagi menjadi 3 penyebab:
 Gagal ginjal prerenal akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang bisa disebabkan oleh
Gangguan autoimun misalnya scleroderma.
 Gagal ginjal intrarenal akibat kerusakan ginjal, yang bisa disebabkan oleh
Glomerulonefritis poststreptokokal akut
 Gagal postrenal akibat obstruksi bilateral di aliran urin keluar, yang bisa disebabkan oleh
Hiperplasia prostatik jinak
PATOFISIOLOGI

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan
glomerular. Ini dimanifestasikan dengan anuria, oliguria, atau volume urin
normal. Anuria (kurang dari 50 ml urin per hari) dan normal haluaran urin
tidak seperti oliguria. Oliguria (urin kurang dari 400 ml per hari) adalah
situasi klinis yang umum dijumpai pada gagal ginjal akut. terdapat empat
tahapan klinik dari gagal ginjal akut yaitu periode awal, periode oliguria,
periode diuresis, dan periode perbaikan.
Gejala Klinik

Tanda dan gejala dari gagal ginjal akut:


 Tanda awal: oliguria, azotemia, dan (jarang terjadi) anuria
 Demam dan menggigil, yang mengindikasikan infeksi, komplikasi umum dari gagal
ginjal akut
 Tanda selanjutnya: ketidak seimbangan elektrolit, asidosis metabolik, dan efek berat lain
saat pasien semakin uremik dan disfungsi ginjal mengganggu sistem tubuh lainnya:
- Kardivaskular – dari awal penyakit: hipertensi; selanjutnya: hipertensi, aritmia, cairan
berlebihan, gagal jantung, edema sistemik, anemia, perubahan mekanisme
penggumpalan
Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil

 Hasil uji darah yang mengindikasikan gagal ginjal akut intrinsik meliputi kenaikan kadar
nitrogen urea, kreatinin, dan kalium; kadar bikarbonat dan hemoglobin (Hb) rendah; dan pH
hematrokit (HTC) rendah.
 Spesimen urin menunjukan warna tambahan, debris seluler, gravitasi spesifik menurun, dan
dalam penyakit glomerular menunjukan proteinuria dan osmolitas urin yang mendekati
osmolalitas serum kadar kalium urin kurang dari 20 mEq/L jika oliguria disebabkan oleh
berkurangnya perfusi dan lebih dari 40 mEq/L jika disebabkan oleh masalah intrinsik.
 Studi lainya meliputi ultrasonografi renal, radiografi ginjal-ureter-kandung kemih, urografi
ekskretori, scan renal, pielografi retrograd, computed temography, dan nefrotomografi
Penatalaksanaan

 Identifikasi dan tangani penyebab yang bisa disembuhkan, misalnya terapi obat
nefrotoksik, uropati obstruktif, dan penipisan volume.
 Tindakan suportif meliputi makanan kaya kalori dan rendah protein, natrium, dan kalium,
dengan suplemen vitamin dan pembatasan cairan.
 Pemantauan elektrolit secara saksama penting untuk mendeteksi hiperkalemia.
 Hemodialisis atau dialisis peritoneal bisa diperlukan jika tindakan tersebut tidak bisa
mengontrol hiperkalemia dan gejala uremik.
 Terapi penggantian ginjal secara kontinu bisa dilakukan bagi pasien yang tidak bisa
menoleransi hemodialisis atau yang tidak stabil secara hemodinamik.
Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gagal Ginjal Akut
A. Pengkajian
a. Anamnesa:
1. Identitas:
 Nama :Ny. A
 Umur :35 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat :Wonogiri
 Pekerjaan :Wiraswasta
 Agama :Islam
 Status :Menikah
2. Riwayat Sakit Dan Kesehatan
a. Keluahan utama: penurunan produksi urine
b. Riwayat kesehatan sekarang : pengkajian ditujukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit terutama
pada prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan penurunan jumlah
urine output dan apakan penurunan jumlah urine output tersebut ada hubungannya dengan predisposisi
penyebab, seperti pasca-perdarahan setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas, cedera luka
bakar, setelah mengalami episode serangan infark, adanya riwayat minum obat NSAID atau pemakaian
antibiotik, adanya riwayat pemasangan transfusi darah, serta adanya riwayat trauma langsung pada
ginjal.

c. Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya riwayat batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang
berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi
presisposisi penyebab pasca-renal. Penting untuk dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu
dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
3. Diagnosa
Diagnosis keperawatan yang muncul untuk pasien gagal ginjal akut meliputi :

1. Gangguan eliminasi urin b.d. penyebab multipel


 DS : mengatakan ragu-ragu dalam berkemih.
 DO: perubahan pola kemih pada periode oliguri akan terjadi penurunan frekuensi dan penurunan urine output
( 400 ml/hari, peningkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/oliguria(fase akhir),
disuria, ,dorongan, dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi), perubahan warna urine contoh kuning pekat,
merah, coklat, berawan, oliguria (biasanya 12-21 hari); poliuria (2-6 L/hari))

2. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme regulasi


 DS: mengatakan adanya peningkatan berat badan dalam waktu singkat
 DO: edema jaringan umum (termasuk area periorbital, mata kaki, sakrum), perubahan turgor kulit, kulit
lembab.
3. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif dan kegagalan
mekanisme regulasi
 DS:mengeluh lemah,
 DO: haus, berat badan menurun, hipotensi, turgor kulit jelek, mukosa
membran kering, hemokonsentrasi
INTERVENSI DAN RASIONAL
Diagnosa 1.

1. Jelaskan alasan kehilangan cairan dan ajrkan pada pasien cara memantau volume cairan (contohnya dengan
mencatat berat badan setiap hari dan mengukur asupan dan haluaran)
R/ tindakan ini mendorong keterlibatan pasien dalam perawatan personal
2. Kolaborasi pemberian cairan secara intravena
R/ jalur yang paten penting untuk pemberian cairan secara cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan
kontrol intake dan output cairan.
3. Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis. Hindari terlalu panas
R/ untuk mencegah vasodilatasi, terkumpulnya darah di ekstremitas dan berkurangnya volume darah sirkulasi.
4. Pantau status cairan (turgor kulit, membran mukosa, intake dan output)
R/ jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan status cairan. Penurunan volume cairan
mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring yang ketat pada produksi urin <600 ml/hari karena
merupakan tanda-tanda terjadinya syok hipovolemik.
Diagnosa 2

1. Rencanakan penggantian cairan pada pasien, dalam pembatasan multipel.


R/ membantu menghindari periode tanpa cairan.
2. Jelaskan alasan pembatasan cairan dan diet yang dianjurkan
R/ untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan pasien
3. Berikan cairan sesuai instruksi, pantau kecepatan aliran IV secara cermat
R/ kelebihan cairan IV dapat memperburuk kondisi pasien
4. Berikan perawatan mulut, pertahankan kelembapan membran mukosa dengan pelumas larut air
R/ untuk mencegah dehidrasi mukosa
5. Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema
R/ dapat menunjukan tanda perpindahan cairan ini, karena jaringan rapuh ini mudah terdistensi

oleh akumulasi cairan minimal.


Diagnosa 3

1. dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhan tentang masalah perkemihan.
R/ mendengan aktif menunjukan respek terhadap pasien; pengungkapan secara bebas membantu
menentukan ketakutan pasien secara tepat.
2. Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada pasien dan anggota keluarga atau pasangan.
R/ pengetahuan kesehatan yang akurat akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mempertahankan kesehatan.
3. Dorong asupan cairan yang seimbang
R/ untuk melembabkan membran mukosa dan melarutkan zat kimia dalam tubuh
4. Kolaborasi pemberian obat nyeri sesuai program dan pantau keefektifannya
R/ untuk meredakan nyeri dan menurunkan ketegangan akibat ansietas
Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah


keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan
mengacu pada kriteria evaluasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai