Preeklampsi 1
Preeklampsi 1
KELOMPOK 4
1. LIDYA WATI Br BANGUN 181000018
2. INDRI OCTAVIA Br GiNTING 181000039
3. STEPHANIE BERLIANA LUMBAN GAOL 181000090
4. PRIDA THEOFANNY Br SITEPU 181000094
5. ESRA ADIKA ARITONANG 181000127
6. NATHASYA INDAH A LUBIS 181000221
Hipertensi
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Sistol ≥ 140 mmHg
Diastol ≥ 90 mmHg
Superimposed
HT Kronis HT PREEKLAMSIA
Preeklamsia Gestasional
EKLAMSIA
< 20 Minggu
A. HT Kronis
B. Superimposed Preeklamsia
A. HT Gestasional
B. Preeklamsia
Preeklamsi
HT yang terjadi kehamilan > 20 minggu
Sistol =140-160 mmHg
Diastol = 90-160 mmHg
• Disertai Proteinuria
Jumlah Protein dalam urin ≥ 300 mg per 24 jam
Dipstik + 1
• EDEMA pada pretibia, dinding abdomen,
lumbosakral, wajah atau tangan
EPIDEMIOLOGI PREEKLAMPSIA
Epidemiologi preeklampsia adalah 3% dari seluruh komplikasi
kehamilan. Di Indonesia, data epidemiologi preeklampsia
secara nasional masih belum jelas.
Content Here
6. Kerusakan Organ
komplikasi dari preeklampsia dapat terjadi
setelah proses persalinan itu sendiri.
Pembuluh darah yang bekerja tidak optimal
bisa memperbesar peluang kerusakan organ-
organ penting lain, seperti jantung dan paru-
paru. Akibatnya, berbagai penyakit sangat
rentan untuk muncul, seperti cedera otak,
penyakit jantung, dan stroke.
b. Pada Janin
Asfiksia neonatorum Terhambatnya pertumbuhan janin
Asfiksia neonatorum adalah Jika tidak mendapat penanganan yang tepat,
suatu keadaan dimana bayi plasenta akan kekurangan darah.
baru lahir tidak dapat bernafas
secara spontan, teratur dan
adekuat
Prematur
Disebabkan plasenta yang tidak
Kematian dalam Uterus mendapat asupan nutrisi, darah,
dan oksigen yang cukup
menjadi alasan utamanya
Pemeriksaan
tekanan darah
setelah
melahirkan
setiap 4 jam
selama 48 jam
Melakukan
Pemantauan
jumlah urine
Anti konvulsan
diteruskan
samoai 24 jam
postpartum.
THANKYOU