Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3

PLASENTA PREVIA
DAN
SOLUSIO PLASENTA

Rossy Nurma Yulita Nst Emilia Angreni Manalu Rizki Maulana Martin
181000015 181000037 181000089

Denisa Amelia Vina mahdayanti purba Sonia Annisa br Ketaren


181000212 181000257 181000125
PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang
implantasinya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus di depan bagian presentasi janin sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir (ostium uteri interna).
-insersi abnormal
-menutupi jalan lahir
-kehamilan > 28 minggu
-diagnosis sesaat
NGKATAN PLASENTA PREVIA

Plasenta previa dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan


tergantung dimana lokasi plasenta berinsersi, yakni antara
lain :
Plasenta Previa Totalis : Jika plasenta menutupi seluruh ostium uteri
internum

Plasenta Previa Lateralis : Jika hanya sebagian ostium uteri


internum yang tertutupi oleh plasenta

Plasenta Previa Marginalis : Jika tepi plasenta berada dipinggir


ostium uteri internum

Plasenta Previa Letak Rendah : Plasenta tertanam di segmen bawah uterus


sedemikian sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium uteri
internum tetapi berada di dekatnya.
Klasifikasi Plasenta Previa
EPIDEMIOLOGI PLASENTA
PREVIA

Menurut data kelahiran pada tahun 2003 di Amerika Serikat, plasenta


previa ditemukan sebesar 1 dari 300 persalinan dan lebih banyak
ditemukan pada kehamilan dengan paritas tinggi dan usia di atas 30
tahun. Di Parkland Hospital insiden plasenta previa ditemukan
sebesar 1 di antara 390 pada lebih dari 280.000 persalinan yang
terjadi antara tahun 1998 hingga 2006. Sedangkan di Indonesia,
plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 di antara 200 presalinan.
Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan
insidennya berkisar 1.7% hingga dengan 2.9%. Tingkat insiden
plasenta previa yang jauh lebih tinggi dibanding negara maju
disebabkan oleh karena masih banyak nya angka perempuan hamil
dengan paritas tinggi.
ETIOLOGI

Endometriu
mKorpus
yang luteum
inferior
yang bereaksi yang kurang pada
Vaskularisasi
lambat
desidua sehingga terjadi atrofi dan
Perluasan
peradangan
plasenta
PATOFISIOLOGI
 Plasenta yang melekat pada segmen bawah rahim
tidak dapat mengikuti pembukaan serviks dan
peregangan segmen bawah rahim yang semakin
membesar sesuai dengan pertambahan usia
kehamilan.
 Segmen bawah rahim dan serviks tidak cukup
kuat berkontraksi, sehingga perdarahan tidak
dapat terhindarkan.
 Makin rendah letak plasenta, makin dini terjadi
perdarahan.
 Segmen bawah rahim yang tipis sehingga
plasenta melekat lebih kuat.
TANDA dan GEJALA KLINIS FAKTOR RISIKO

Perdarahan pada usia kehamilan > 20


Minggu
 Perokok
Tidak ada nyeri  Riwayat SC atau
kuretase sebelumnya.
Warna darah merah segar
 Multiparitas.
Perdarahan bisa sedikit atau banyak  Usia < 20 atau > 35
Perdarahan berulang biasanya lebih banyak
Tahun.
dari sebelumnya  Tumor.
 Kehamilan Kembar.
Perut teraba tidak tegang
 Malnutrisi.
Penurunan bagian terendah belum masuk
PAP
KOMPLIKASI  Anemia.

 Syok perdarahan.

 Infeksi saluran kemih (post partum) .

 Plasenta akreta .

 Retensio Plasenta .

 Perdarahan pasca persalinan .

 Prematuritas .

 Gawat janin.

 Malpresentasi janin.

 Kematian ibu dan bayi.


PENCEGAH
AN
HINDARI FAKTOR
RESIKO
GANA
N
Tegakkan diagnosa
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik Observasi perdarahan
- USG dan kesejahteraan janin
- PDMO

Berikan pendidikan Segera lakukan rujukan


kesehatan dan konseling jika terjadi perdarahan
hebat
SOLUSIO
PLASENTA
• Solusio plasenta adalah
terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya yang
normal pada uterus,sebelum
janin dilahirkan. (Sarwono
prawirohardjo 2009)
• Solusio plasenta, pelepasan
sebagian atau seluruh
plasenta yang normal
implantasinya antara minggu
ke22 sampai lahirnya anak.
(Saefuddin AB,2006)
KLASIFIKASI SOLUSIO PLACENTA

DERAJAT
PELEPASAN

BENTUK
PERDARAH

TINGKAT GEJALA
KLINIS
Derajat Pelepasan Plasenta
Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta
menurut derajat pelepasan plasenta :

1.Solusio plasenta totalis, plasenta seluruhnya terlepas


2Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas
sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil
pinggir plasenta yang terlepas.
Pendarahann
ya
Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk
perdarahan

1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar


2. Solusio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi, yang membentuk hematoma
retroplacenter
3. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk
ke dalam kantong amnion .
Tingkat Gejala Klinisnya
1. Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum
ada tanda renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6
bagian permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg%
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat
tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati,
pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat
tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi
lebih 2/3 bagian atau keseluruhan
EPIDEMIOLOGI SOLUSIO
PLASENTA

Frekuensi diagnosis solusio plasenta bervariasi karena perbedaan kriteria


tetapi frekuensi rata-rata yang dilaporkan adalah 1 dalam 200 kelahiran.
Dalam basis data mengenai 15 juta kelahiran miliki National Centre for
Health Statistic melaporkan insiden solusi plasenta dalam kelahiran bayi
tunggal sebanyak 1 diantara 160 kelahiran. Namun, seiring dengan
berkurangnya jumlah perempuan dengan paritas tinggi yang melahirkan
dan semakin banyaknya transportasi darurat serta tersedianya asuhan ante
natal. frekuensi solusio plasenta menurun hingga mencapai sekitar 1
diantara 830 kelahiran
ETIOLOGI
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
2. Faktor trauma
3. Faktor paritas ibu
4. Faktor usia ibu
5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
6. Faktor pengunaan kokain
7. Faktor kebiasaan merokok
8. Riwayat solusio plasenta
sebelumnya
9. Pengaruh lain
TANDA DAN GEJALA
Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan yang disertai nyeri.
2. Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah
yang keluar.
3. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en
bois).
4. Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin baik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim
bertambah).
8. Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
PENATALAK
1)
SANA
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
keseimbangan cairan
2) Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan
perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
3) Pemeriksaan laboratorium :
hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test
pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi
ginjal
4) Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5) Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau
section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan
nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat
menghentikan perdarahan.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai