Pembimbing :
Dr. Dwi Antono, Sp.THT-KL(K)
• Usia tua
Faktor risiko • Penggunaan rokok/alcohol
• Infeksi HPV, terutama HPV 16
HPV dan kanker kepala leher
Identifikasi hubungan
Peningkatan HPV dengan kanker Peningkatan evaluasi
kewaspadaan kepala leher diagnosis HPV
Efektivitas vaksinasi HPV profilaksis untuk kanker orofaring tidak begitu jelas
dibandingkan terhadap kanker serviks atau kanker anogenital.
Karsinoma pada
• Obstruksi jalan napas yang
hipofaring dan membutuhkan trakeostomi.
laring
Manajemen Kemoterapi pada Kanker
Kepala Leher
Pencitraan awal pada kanker kepala leher
MRI CT-scan
• Lebih dipilih pada pasien dengan • Komplemen MRI untuk
gejala saraf kranial mengevaluasi erosi tulang atau
• Untuk mengevaluasi keterlibatan invasi kartilago
saraf kranial pada tumor yang • Evaluasi erosi tulang kortikal atau
terdapat di dasar tengkorak invasi periosteal
• Evaluasi invasi sumsum tulang
pada kanker rongga mulut
FDG-PET/CT
Savvides P. The role of chemotherapy in the management of patients with head and neck cancer. Seminars in Plastic
Surgery 2010;24(2):137-47
Pilihan terapi pada kanker kepala leher
Pilihan terapi utama dari • Terapi pembedahan dengan bantuan laser transoral yang
keganasan primer dan
diikuti dengan radioterapi merupakan tatalaksana umum
sekunder, dan juga penyakit pada karsinoma orofaring, hipofaring, dan supraglotik
rekuren adalah terapi stadium dini
pembedahan
Tujuan terapi pembedahan
Sulit dicapai
Pasien dengan Pembedahan saja atau radioterapi saja memiliki kesintasan yang lebih buruk
penyakit daripada yang mendapat kemoradioterapi.
stadium II
Pasien dengan Kemoradioterapi saja memiliki kesintasan yang lebih buruk daripada yang
penyakit terlebih dulu dilakukan pembedahan, dilanjutkan dengan kemoradioterapi
stadium III
Kanker Kepala Leher yang Berkaitan dengan
HPV
±30-40% pasien stadium I • Hal ini dapat meningkatkan kontrol tumor dan
atau II dapat disembuhkan
dengan tatalaksana bedah
laju kesintasan jangka panjang hingga 70-90%
atau radioterapi saja pada pasien stadium awal
Kanker orofaring
• Bedah primer atau radioterapi, dimana radioterapi berperan dalam menjaga keutuhan
fungsi laring pada pasien dengan kanker laring.
Menurunkan risiko rekurensi dan penyebaran ke lokasi nodus, baik ipsilateral atau
bilateral, dengan terapi yang tetap disesuaikan dengan lokasi kanker primernya
Kanker Kepala Leher Lokal Stadium Lanjut atau Locally Advanced
Head and Neck Squamous Cell Carcinomas (LAHNSCC)
Lebih dari 60% pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala leher tampil
pada stadium III atau IV.
Pembedahan diseksi leher dan rekonstruksi, diikuti dengan radiasi adjuvant atau
kemoradiasi, bergantung pada faktor risiko pasien
Pfister DG, Spencer S, Adelstein D, Adkins D, Anzai Y, Brizel DM, et al. Head and neck cancers, version 2.2020. J
Natl Com- pr Canc Netw 2020;18(7):873-98
Alur diagnosis dan tatalaksana pada kanker kepala leher stadium lanjut
yang bermetastasis saat awal (M1)
Pfister DG, Spencer S, Adelstein D, Adkins D, Anzai Y, Brizel DM, et al. Head and neck cancers, version 2.2020. J
Natl Com- pr Canc Netw 2020;18(7):873-98
Kanker Kepala Leher Lokal Stadium Lanjut atau Locally
Advanced Head and Neck Squamous Cell Carcinomas
(LAHNSCC)
Kanker rongga mulut Kanker di lokasi lain
• Terapi pembedahan • Pembedahan pada tumor berukuran kecil
dengan diseksi leher yang mudah diakses.
elektif, diikuti dengan • Pembedahan dapat dipertimbangkan pada
radioterapi adjuvan atau tumor yang dapat direseksi, yang memiliki
kemoradioterapi, sesuai respon buruk terhadap kemoterapi induksi
dengan penilaian • Bedah dengan tujuan penyelamatan pada
terhadap adanya risiko penyakit yang persisten atau rekuren setelah
tinggi. kemoradioterapi definitif.
Kanker Kepala Leher Lokal Stadium Lanjut atau Locally
Advanced Head and Neck Squamous Cell Carcinomas
(LAHNSCC)
Ketika reseksi bedah kurang mungkin dilakukan atau akan menghasilkan luaran
fungsional jangka panjang yang lebih buruk, kemoradioterapi menjadi pilihan terapi
kuratif.
• Studi MACH-NC (9.248 pasien) dengan LAHNSCC, baik yang dapat direseksi maupun
tidak dapat direseksi, menyatakan bahwa pemberian kemoterapi secara bersamaan
dengan radioterapi menunjukkan penurunan absolut dalam mortalitas 5 tahun hingga
6,5 persen dan penurunan laju kegagalan lokoregional dengan kemoradioterapi
dibandingkan dengan terapi lokal saja.
Pemberian cisplatin dosis tinggi post-operasi bersama dengan radioterapi terbukti lebih
efektif daripada pemberian radioterapi saja.
Cisplatin dapat diberikan bersama dengan regimen empat obat yang terdiri dari antagonis
reseptor neurokinin 1, antagonis reseptor serotonin, deksametason, dan olanzapin.
Kanker Kepala Leher Lokal Stadium Lanjut atau Locally Advanced
Head and Neck Squamous Cell Carcinomas (LAHNSCC)
Cetuximab
Efek samping
Efek samping docetaxel
paclitaxel
• Retensi cairan dan reaksi hipersensitivitas • Neurotoksisitas,
berupa eritema generalis dan hipotensi terlebih bila
Deksametason selama tiga hari sebelum digunakan bersamaan
pemberian docetaxel dengan agen
• Infeksi neutropeni antibiotik profilaksis neurotoksik lain
berupa ciprofloxacin 2x500 mg per oral seperti cisplatin.
pada regimen TPF mulai hari ke-5 sampai
15
• Neuropati perlu evaluasi sebelum dan
sesudah siklus
Kanker Kepala Leher Lokal Stadium Lanjut atau Locally Advanced
Head and Neck Squamous Cell Carcinomas (LAHNSCC)
Pfister DG, Spencer S, Adelstein D, Adkins D, Anzai Y, Brizel DM, et al. Head and neck cancers, version 2.2020. J Natl
Com- pr Canc Netw 2020;18(7):873-98.
Alur diagnosis dan tatalaksana pada kanker kepala leher
yang rekuren atau persisten dengan metastasis jauh
Pfister DG, Spencer S, Adelstein D, Adkins D, Anzai Y, Brizel DM, et al. Head and neck cancers, version 2.2020. J Natl
Com- pr Canc Netw 2020;18(7):873-98.
Tatalaksana Nutrisi dan Pelayanan Suportif
Pasien dengan kanker kepala dan leher cenderung mengalami penurunan berat badan
dan dehidrasi.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan multidisplin bersama dengan ahli gizi dan ahli
terapi bicara/menelan untuk penanganan jangka panjang.
Pasien dengan penurunan berat badan yang signifikan (5% dalam 1 bulan atau 10%
dalam 6 bulan) membutuhkan evaluasi nutrisi.
Pasien juga memerlukan asesmen nutrisi sebelum dan sesudah diberikan tatalaksana
untuk mengetahui intervensi gizi yang diperlukan
Tatalaksana Nutrisi dan Pelayanan Suportif
Risiko lain yang juga dimiliki oleh pasien kanker kepala dan leher adalah
masalah kesehatan gizi seperti mukositis oral atau kerusakan jaringan akibat
radioterapi.
Mukositis oral dapat menyebabkan nyeri pada mulut saat menelan sehingga
memengaruhi pasien saat makan dan minum
Mukositis oral juga dapat berhubungan dengan adanya penundaan pada terapi
atau meningkatkan lama perawatan di rumah sakit.
Rekomendasi Tatalaksana Nutrisi dan Pelayanan
Suportif
Pemeriksaan gigi
Pasien kanker kepala dan leher juga memerlukan terapi nutrisi dan
suportif karena rentan terhadap penurunan berat badan akibat
toksisitas obat yang diterima.
Adanya beberapa efek samping yang ditimbulkan dari terapi kanker
kepala dan leher, diperlukan follow-up lengkap yang mencakup
pemeriksaan fisik dan laboratorium secara berkala.
Pasien juga memerlukan evaluasi dan perawatan gigi yang baik,
utamanya setelah menerima radioterapi.
Terima kasih