Anda di halaman 1dari 18

VENTILASI MEKANIK

1. Firman/ 2006507901
2. Maulin Nasikah/ 200650885
3. Neng Intan/ 2006508116
4. Tommy Indra/ 2006562572
OUTLINE
• Pengertian
• Indikasi Pemasangan Ventilator
• Komplikasi
• Macam-macam mode
• Cara Setting
• Kasus
.INDIKASI PEMAKAIAN VENTILASI MEKANIK

Gangguan ventilasi yang disebabkan karena:


PENGERTIAN……..
1. Gangguan otot pernafasan:
• Akibat kelelahan otot pernafasan
• Akibat kerusakan dinding dada
2. Penyakit neuro muskuler
Ventilasi mekanik adalah upaya bantuan 3. Gangguan pusat pernafasan
napas, dengan alat bantu napas mekanik 4. Gangguan jalan nafas atau obstruksi
atau ventilator, sebagai alat pengganti
Gangguan oksigenasi
fungsi pompa dada, yang mengalami
1. Hipoksemia yang refrakter
kelelahan atau kegagalan, untuk 2. Memerlukan PEEP
mendukung fungsi ventilasi dan 3. Kerja pernafasan yang meningkat.
memperbaiki oksigenasi, (Mangku,
2010) Kepentingan lain yaitu :
• Pada pasien yang memerlukan sedasi/ obat pelumpuh
otot
• Menurunkan tekanan intrakranial
• Mencegah atelektasis alveoli paru
• Mengurangi kebutuhan oksigen tubuh / otot jantung
KOMPLIKASI PEMAKAIAN VENTILASI MEKANIK

1.Barotrauma

2.Infeksi nosokomial.

3.Stenosis/edema laring.
MA CA M-MACAM MODE VENTILATOR
1. Controlled Mechanical Ventilation (Ventilasi Mekanik Terkontrol) (CMV)
• Ventilasi terkontrol (time-triggered inspiration) hanya dapat diterapkan pada pasien yang tidak
memiliki usaha napas sendiri atau pada saat ventilasi ini diberikan, pasien harus dikontrol seluruhnya.
2. Assist-Control (AC) Ventilasi
• Bila pasien telah ada usaha napas, maka mode assist-control dapat digunakan.
3. Intermittent Mandatory Ventilation (IMV)
• IMV didesain untuk memberikan bantuan ventilasi parsial. Mode ini mengkombinasikan periode
ventilasi assist-control dengan periode pernapasan spontan pasien.
4. Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
• Synchronized intermittent mandatory ventilation (SIMV) mengatur napas mekanik, kapanpun
memungkinkan, agar bertepatan dengan awal dari upaya respirasi spontan.
• Keuntungan dari SIMV termasuk kenyamanan pasien, dan jika digunakan untuk menyapih, napas dari
mesin menyediakan cadangan jika pasien menjadi lelah.
5. Mandatory Minute Ventilation (MMV)
• Pasien dapat bernapas secara spontan dan juga menerima napas mekanik, sementara mesin memonitor
ventilasi semenit yang dihembuskan. Dalam mode ini, mesin terus menyesuaikan jumlah napas
mekanik sehingga jumlah napas spontan ditambah mekanik dikalikan dengan VT menghasilkan besar
ventilasi semenit yang diinginkan.
LA NJUTAN…

6. Presure Support Ventilation (PSV)


• Metode ini digunakan untuk memperkuat penapasan spontan, tidak untuk memberikan bantuan napas secara
keseluruhan.
• PSV bukan untuk memperkuat volume tidal, namun untuk memberikan tekanan yang cukup untuk mengatasi
resistensi yang dihasilkan pipa endotrakeal dan sirkuit ventilator.
7. Pressure Control Ventilation /ventilasi pressure-control (PCV)
• Ventilasi tekanan terkontrol (PCV) menggunakan tekanan yang konstan untuk mengembangkan paru-paru.
8. Positive End-Expiratory Pressure (PEEP)/ Tekanan Positif Akhir Pernapasan
• Untuk mengantisipasi kecenderungan timbulnya kolaps alveoli pada akhir pernapasan, maka dibuat suatu
tekanan positif pada akhir ekspirasi
• Tekanan ini bertindak sebagai penyangga (stent) untuk menjaga agar jalan napas yang kecil tetap terbuka
pada akhir ekspirasi
9. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)/ Tekanan Positif Jalan Napas Kontinyu
• Pada mode ventilasi ini, pasien tidak perlu menghasilkan tekanan negatif untuk menerima gas yang diinhalasi.
Hal ini dimungkinkan oleh katup inhalasi khusus yang membuka bila tekanan udara di atas tekanan atmosfer.
C A R A S E T T I N G V E N T I L ATO R
• METODE WEANING
• 1. Minimal sedasi

1. Frekuensi pernafasan permenit • 2. Hemodinamik stabil


• 3. Pertahankan FiO2 50 % atau lebih rendah
2. Besarnya volume tidal (VCMV)/tekanan atau pressure dengan PEEP tidak lebih dari 5-8 cmH2O. Jika
(PCMV) pasien masih memerlukan PEEP tidak
dianjurkan untuk proses weaning.
3. Perbandingan antara waktu inspirasi dan waktu
ekspirasi • 4. Dua metode weaning yang dapat dilakukan:
• a.Weaning IMV, pengecekan Astrup 20 – 30 %
4. FiO2
menit setiap perubahan modus ventilasi
mekanik.
5. PEEP
• b.Weaning dapat menggunakan T-Piece atau
respirasi spontan tanpa CPAP. Astrup dicek
setelah penggunaan T-Piece selama 30 menit
jika hasil lebih baik pasien dapat diekstubasi
WEANING HARUS DIHENTIKAN JIKA:

 Sistolik BP meningkat lebih dari 20 mmHg

 HR meningkat lebih dari 20 kali/mnt atau diatas 110 kali/mnt

 RR meningkat lebih dari 10 kali/mnt atau diatas 30 kali/mnt

 Aritmia yang berkembang atau menjadi lebih sering

 PaO2 turun kurang dari 60 torr

 PCO2 naik diatas 50 torr

 pH turun di bawah 7,3


FUNGSI PEMASANGAN VENTILATOR

Memperbaiki oksigenasi
 Membantu eliminasi
carbondioksida
 Membantu kerja otot pernafasan

Tanpa harus merusak


Paru
PARAMETER MV = Vt x RR

 Tidal volume (VT ): jumlah udara  Bila diketahui: RR = 15 x/min dan Vt


400 mL, maka MV = 15 x/min x 400
yang diberikan pada pasien tiap
mL = 6000 mL/min = 6 L/min
napas (satuan: mL)
 Bila diketahui: MV = 6 L/min dan RR
 Respiratory rate / frequency (f):
= 12 x/m, maka Vt = 6000 mL/min :
jumlah napas (pasien/mesin/ 12 x/min = 500 mL
keduanya) dalam 1 menit (satuan:
napas/menit)
 Minute ventilation (MVE): Catatan:

jumlah udara yang diberikan pada  – Vt : 8-10 mL/kg (pada ARDS : 6


pasien dalam 1 menit (satuan: ml/kg)
L/menit). Merupakan hasil  – MV : 100 mL/kg/min target
perkalian tidal volume dan pCO2 = 40 mmHg
respiratory rate.
PERNAPASAN VENTILASI
MEKANIK

 Trigger: sinyal untuk memulai proses


inspirasi (katup inspirasi membuka)
 Limit: batas dari aliran udara yang
mengalir ke dalam paru selama
proses inspirasi
 Cycle: sinyal untuk menghentikan
proses insipirasi (katup inspirasi
menutup dan katup ekspirasi
membuka)
Setting Ventilasi Mekanik :
KASUS
Mode Volume Control
TV 600 ml
RR 32 x/menit
Tn. O, 62 tahun, dengan Dx Media ADHFec CAD, 3VD, EF 28%.
Peep 5
Saat ini dirawat hari ke-3. Setelah BAB di Kamar mandi, pasien
FiO2 50%.
mengalami sesak nafas, lemes, keringat banyak, pucat. TD 78/52
IE Ratio = 1:2
mmHg, N 102 x/menit, RR 32 x/menit, Suhu 35.9 C, Saturasi O2
Trigger : -20.
85%, Ronkhi basal paru, terpasang Oksigen NRM 12 liter/menit,
pasien kesadaran menurun. BB 70 kg.

Hasil Analisa Gas Darah :


PCO2 29,8
PO2 45
Saturasi O2 85%,
DI AGNOS A KEP ERAWATAN

1. Hambatan Ventilasi Spontan (Kode : 00033)


2. Hambatan Pertukaran Gas (Kode : 00030)
3. Penurunan Curah Jantung (Kode : 00029)
Click icon to add picture
Kode Diagnosa : 00033
Click icon to add picture
Kode Diagnosa : 00030
Click icon to add picture
Kode Diagnosa : 00029
DAFTAR PUSTAKA
• Barrett, K., Barman, S., Boitano, S., Brooks, H. 2015. Ganong's Review of Medical Physiology
25th Edition. 1st ed. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division.
• Harrison, T.R., Dennis L. Kasper, and Eugene Braunwald. 2005. Harrison's Principles Of Internal
Medicine. 16th ed. United States: McGraw-Hill, 1595- 1600.
• Latief, S.A., Suryadi, K.A., dan Dachlan, M.R. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Mangku, G., Senapathi, T.G., Wiryana, I.M., Sujana, I.B., Sinardja, K. 2010. Buku Ajar Ilmu
Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.
• Viana W, Nawawi M. 2017. Ventilasi Mekanik. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran.
• Truwit, J., Epstein, S. 2011. A Practical Guide to Mechanical Ventilation. 1st ed. UK: Wiley-
Blackwell;

17
Thanks!
For Your Attention

18

Anda mungkin juga menyukai