Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKENARIO 3
BLOK16
NAMA : MELINDA SAVIRA AYUDYAWATI
NIM: J2A017022
GIGI TIDAK RAPI
Seorang perempuan berusia 19 tahun datang ke dokter gigi mengeluhkan gigi depan yang berjejal dan
tidak rapi sehingga makanan sering tersangkut dan sulit untuk dibersihkan.
Hasil analisis pemeriksaan lengkap :
Ekstra oral : profil cembung dan tidak ada kelainan TMJ
Intra oral : crowding anterior rahang atas dan rahang bawah, overbite 4mm, overjet 2mm tidak ada
pergeseran garis median, tidak ada crossbite, pat of closure normal
Analisis model: relasi molar dan kaninus kanan dan kiri kelas 1 Angle. ALD rahang atas -3mm, rahang bawah
-6mm.
Analisis sefalometri : klasifikasi skeletal kelas 1, sudut SNA dan SNB retrognati
Dokter gigi melakukan perawatan menggunakan pesawat lepasan untuk mengkoreksi kondisi maloklusi pasien
tersebut
Keyword : crowding,perawatan,pesawat lepasan
LEARNING OBJECTIVE
01 02 03 04
Macam Perawatan Komponen Yang harus Ayat/hadist yang
Orthodontik Removable dilakukan setelah terkait
Appliance perawatan dengan
aplliance aktif
MACAM
PERAWATAN ORTHODONTIK
Perawatan ortodotik, dibagi menjadi 3 :
1.Perawatan ortodontik preventif
2.Perawatan ortodotik interseptif
3.Perawatan ortodontik korektif
01
Perawatan ortodontik preventif
● Ilmu ortodonti pencegahan adalah ilmu yang Ilmu ortodonti
pencegahan adalah ilmu yang mempelajari segala macam
usaha untuk mencegah mempelajari segala macam usaha
untuk mencegah terjadinya kelainan oklusi (maloklusi)
terjadinya kelainan oklusi (maloklusi).
● Merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi pencegahan
(Preventive Dentistry).
● Memerlukan perawatan yang lama, terus menerus mengikuti
waktu pertumbuhan dan perkembangan dentofasial.
● Tindakan yang dinamis, terus menerus dan disiplin bagi
dokter gigi dan pasiennya.
● Bagian dari praktek ortodonti yang berhubungan dengan
pendidikan terhadap pasien dan orang tua , mengawasi
pertumbuhan dan perkekmbangan gigi geligi dan struktur
kraniofasial,prosedur diagnostic untuk memprediksi
kemungkinan adanya maloklusi dan prosedur perawatan
untuk mencegah maloklusi.
● Prosedur preventif: antisipasi perkembangan masalah
maloklusi
● Misalnya : pencabutan supernumerary teeth sebelum
malposisi gigi
USAHA PREVENTIF
4. Gigitan silang
1. 2. 3. 4.
b. Komponen retentif:
1. Klamer atau clasp
2. Kait atau hook
3. Busur labial atau labial arch atau labial bow (dalam keadaan pasif)
c. Komponen aktif
1. Pir-pir pembantu/ auxiliary springs
2.Busur labial / labial arch / labial bow
3.sekrup ekspansi / ekspansion screw
4.Karet elastic / elastic rubber
d. Komponen pasif
1. Busur lingual atau lingual arch atau mainwire
2. Peninggi gigitan atau biteplane
e. Komponen penjangkar
1. Verkeilung
2. Busur labial dalam keadaan tidak aktif
3. Klamer-klamer dan modifikasinya
Plat dasar atau base plate
Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan,umumnya berupa plat akrilik berfungsi untuk:
1. Mendukung komponen-komponen yang lain seperti tempat penanaman basis spring,klamer,busur labial dll
Agar stabilitas alat maksimal hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
6. Lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan karena plat yang terlalu lebar akan menggangu
fungsi lidah dan kenyamanan pemakaian
7. Plat dasar secara keseluruhan harus dapat beradaptasi dengan mukosa mulut ,permukaan plat dapat menempel dengan baik
tanpa menimbulkan rasa menekan,tepi plat dapat beradaptasi dengan kontur permukaan cervical di palatinal/lingual gigi-
gigi masuk dengan pas didaerah interdental membentuk verkeilung tanpa ada celah tempat terselipnya sisa makanan
8. Plat di daerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan sehingga tidak tertahan setelah mendapat tekanan dari pir atau
busur labial yang telah diaktifkan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Untuk plat rahang atas : plat dibuat selebar mungkin,tepi distal sampai mencapai daerah perbatasan
palatum molle dan palatum durum, di bagian tengah melengkung ke anterior sehingga cukup luas daerah
palatinal yang ebas agara tidak mengganggu fungsi lidah sewaktu mengunyah dan berbicara
2. Untuk plat rahang bawah: daerah di bagiang lingual mandibula sempit maka untuk memperkuat plat perlu
di pertebal menjadi satu setengah ketebalan malam (3mm) di daerah sulcus lingualis tempat perlekatan
frenulum linguale plat dipersempit agar tidak menggangu gerakan lidah. Di region molar dibagian lingual
biasanya terdapat undercut yang cukup meluas sampai pangkal lidah, didaerah ini ujung kawat basis
klamer tidak boleh menempel tapi tegak lurus turun ke bawah, tepi plat dibagian tengah dipertebal
sehingga jika diperlukan pengurangan ketebalan plat untuk mempermudah insersi tepi plat tidak menjadi
terlalu tipis dan kawat basis yang tertanam di dalam plat tidak terpotong
Cara pembuatan plat dapat dilakukan dengan 2 metode :
3. Metode flasking : menggunakan bahan Heat Curing Acrylic (HCA) yaitu bahan akrilik yang proses
polimerisasinya memerlukan pemanasan sehingga pada waktu prosesing diperlukan penggolongan
4. Metode quick curing : menggunakan bahan Cold Curing Acrylic (CCA) atau disebut juga Self Curing
Acrylic (SCA) bahan akrilik ini proses polimerasasinya timbul akibat reaksi eksotermis dari bahan
tersebut pada waktu dicampur
Pembuatan plat dapat dilakukan dengan :
a. powder/polimer ditaburkan tipis di atas model kemudian diteteskan liquid/monomer dilakukan berulang-
ulang lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan yang diinginkan
b. Powder atau liquid dicampur di dalam pot setellah mencapai konsistensi yang diinginkan kemudian adonan
ditempatkan dan dibentuk di atas model
c. Dengan memakai kuas yang dibasahi dengan liquid kemudian dioleskan pada powder lalu dioleskan pada
model dilakukan berulang-ulang lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan yang diinginkan
Klamer atau clasp dan modifikasinya
Klamer adalah suatu bengkokan kawat yang merupakan bagian atau komponen retentif dari
alat ortodontik lepasan. Bagian retensi dari alat lepasan umumnya berupa
cangkolan/klamer/clasp/hook berfungsi untuk:
a. Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut
b. Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi
c. Membantu fungsi gigi penjangkar atau anchorage menghasilkan kekuatan pertahanan
yang berlawana arah denga kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif untuk
menggerakkan gigi
d. Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cangkolan elastic
Klamer dipasang pada gigi dapat memberikan tahanan yang cukup terhadap kekuatan yang
dikenankan terhadap gigi yang digerakkan.Dapat menahan gaya vertical yang dapat
mengangkat plat lepas dari rahang dan mengganggu stabilitas alat. Pemilihan jenis,jumlah dan
letak penempatan klamer pada gigi anchorage tergantung kepada jumlah spring yang
dipasang,letak spring serta bentuk dan jumlah gigi penjangkarnya.
Macam-macam klamer dan modifikasinya yang dipakai sebagai komponen retentif pada alat
ortodontik lepasan :
1. Klamer c/simple/buccal clasp
2. Klamer adams/adams clasp
3. Klamer kepala panah/arrow hand clasp
4. Bentuk modifikasi (kawat tunggal,ring,triangular,arrowhead,pinball)
1. Klamer c (simple/bukal clasp) : klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi juga
pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah tidak memerlukan tang khusus,tidak memerlukan banyak materi
kawat,tidak melukai mukosa,retensinya cukup,tetapi tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui
ataupun gigi permanen yang baru erupsi. Ukuran diameter kawat yang dipakai untuk gigi molar 0,8-0,9
mm sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.
Bagian-bagiannya terdiri dari:
● Lengan: berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di baian bukal
dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut) satu millimeter di atas gingiva
dengan ujung telah ditumpulkan
● Pundak: merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke lingual/palatinal menelusuri
daerah interdental, kawat di daerah ini hindari jangan sampai tergigit
● Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik ujungnya diberi bengkokan untuk
retensi
2. Klamer Adams (adams clasp)
Klamer adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan.Biasanya dikenakan pada
gigi molar kanan dan krir serta pada gigi premolar atau gigi anterior.Diamter kawat yang digunakan
0.7mm untuk gigi molar dan premolar serta 0.6 mm untuk gigi anterior.
Bagian-bagiannya terdiri dari:
● Cross bar: merupakan bagian kawat sepanjang 2/3mesio distal gigi anchorage yang akan
dipasangi,posisi sejajar permukaan oklusal,terletak 1mm disebelah bukal permukaan bukal,tidak
tergigit ketika gigi beroklusi
● U loop: terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di daerah
undercut bagian mesiodistal dan distobukal
● Pundak: merupakan lanjutan dari u loop yang melewati daerah interdental dibagian oklusal sisi
mesial dan distal gigi anchorage. Tidak tergigit sewaktu gigi beroklusi
● Basis : ujung pada kedua sisi kawat tertanam didalam plat akrilik,diberi bengkokan untuk retensi.
Bentuk-bentuk modifikasi klamer adams:
a. Klamer adams dengan satu loop (single spur): biasanya dipasang pada gigi molar paling distal,dimana
di daerah dibagian distal belum jelas. U loop hanya dibuat pada sisi mesial saja
b. Kalmer adams dengan tambhan tube yang di patrikan pada cross bar. Tube berfungsi sebagai tempat
perlekatan busur labial atau tempat mengaitkan elastic
c. Kalmer adams dilengkapi dengan coil (circular traction hook) pada pertengahan crossbar, yang juga
berfungsi untuk tempat mengaitkan elastic
d. Klamer adams dengan 3 loop (triple spur). Cross bar denga satu u loop tambahan di patrikan pada
pertengahan cross bara klamer adams lainnya. Klamer jenis ini dikenakan pada dua gigi secara
bersama-sama dengan tujuan untuk mempertinggi retensi
e. Klamer adams pada gigi anterior (double anterior spur) memluk dua gigi anterior secara bersama-
sama
f. Klamer adams yang dilengkapi dengan kait (standars traction hook) berfungsi untuk tempat
mengaitkan elastic
Keuntungan pemakaian klamers adams :
1. Mempunyai retensi yang sangat tinggi
2. Pembuatan tidak memerlukan tang khusus
3. Kawat yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
4. Dapat dikenakan pada gigi permanen gigi desidui dan gigi yang belum tumbuh sempurna
Kerugiannya :
5. Pembuatannya lebih sukar daripada pembuatan klamer C
6. Jika pembuatannya kurang cermat (sering mengulang-ulang pembengkokan kawat) klamer akan mudah
putus)
7. Jika loop terlalu panjang cross bar akan mudah melukai pipi atau bias tergigi jika gigi beroklusi
8. Jika loop terlalu pendek cross bar akan menempel pada permukaan bukal gigi,sisa makanan akan
mudah tertahan
3. Klamer kepala panah : klamer ini mempunyai bagian yang berbentuk seperti ujung atau kepala anak
panah,masuk daerah interdental membentuk sudut 90 derajat terhadap posisi lengannya. Lengan
tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah bukalnya,lengan juga tidak boleh
terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic supaya tidak melukai sulcus buccalis. Klamer ini dapat
dipakai untuk memgang lebih dari satu gigi, biasanya dipakai sebagai bagian retentif plat ekspansi.
Diametere kawat yang di pakai 0,7mm
Keuntungannya : daya retensi tinggi dan dapat dipakai pada gigi permanen atau desidui
Kerugiannya : pembuatannya lebih sulit dan memerlukan tang khusus
4. Klamer modifikasi
Modifikasi klamer berupa tekanan kawat yang ujungnya mencengkram permukaan interdental dua
buah gigi berseblahan
Bagian-bagiannya terdiri dari:
● Basis yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrilik ujungnya diberi tekukan agar tidak
mudah lepas dari dasar
● Pundak bagian dari kawat yang melewati daerah interdental dipermukaan oklusal dua gigi
berseblahan
● Ujung(end) bagian yang mencengkram daerah interdental gigi menghasilkan kemampuan retentif
untuk alat lepasan
Macam-macam bentuk ujung modifikasi klamer : kawat tunggal ujung kawat ditekuk atau
ditumpulkan,ring berbentuk lingkaran kecil,segitiga atau triangular,kepala panah atau
arrowhead,bundar/pinball (buatan pabrik)
Kerugiannya : tidak efektif jika daerah interdental renggang,ujung kait dapat melukai gingiva
Keuntungannya : pembuatannya mudah,daya retensi cukup tinggi,dapat dipakai pada gigi permanen
dan gigi desidui
Pir-pir pembantu/Auxillary Springs
Pir-pir pembantu (auxillary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan untuk menggerakkan
gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau beberapa gigi seacara bersama-sama.
Macam-macam springs : pir jari atau finger springs, pir simple atau simple springs, pir lup atau loop
springs/buccal retractor springs,pir kontinyu atau continuous springs
1. Pir jari/finger spring
Pir jari merupakan bagian retentif dari alat ortodontik lepasan yang menyerupai jari-jari sebuah
lingkaran memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran (lengkung gigi)
Bagian-bagian klamer ini antara lain:
a. Lengan bagian yang memeluk mahkota gigi kemudian memanjang ke arah pusat lingkaran berfungsi
untuk mendorong gigi ke arah mesial atau distal sepanjang lengkung gigi
b. Koil adalah lanjutan lengan yang membentuk lingkaran satau atau dua kali putaran dengan
diameter 2mm, merupakan sumber kelentingan pir yang menghasilkan kekuatan aktif untuk
menggerakkan gigi
c. Basis adalah bagian pir yang merupakan lanjutan dari koil yang dipatrikan pada mainwire atau di
tanam dalam plat akrilik
2. Pir simple atau simple spring
Berfungsi untuk menggerakkan gigi individual ke arah labial atau bukal. Dibuat dengan mematrikan
kawat pada satu titik pada mainwire,membentuk sudut 45 derajat terhadap garis singgung lingkaran
mainwire kemudian dibengkokkan sejajar mainwire mendekati dan menempel pada gigi yang akan
digerakkan sejajar mainwire mendekati dan menempel pada gigi yang akan digerakkan dari arah
palatal/lingual
3. Pir lup/ loop spring/buccal retractor spring
Pir ini dipakai untuk meretraksi gigi kaninus atau premolar ke distal. Pemasangannya dapat dipatrikan
pada busur labial atau ditanam dalam plat akrilik. Dibuat dengan kawat berdiamter 0,6-0,7 mm
Bentuk-bentuk modifikasi u loop: double u loop springs untuk meningkatkan kelentingan dan
memperbanyak tem[at pengaktipan, dengan memberi tambhan kecil untuk meningkatkan kelentingan,
dengan memberi tabung (tube) pada kaki lup bagian belakang untuk memperoleh kedudukan spring
4. Pir kontinyu atau continuous spring
Pir ini berfungsi untuk mendorong dua gigi atau lebih secara bersama-sama ke arah
bukal/lingual misalnya gigi-gigi insisivus, kaninus atau premolar. Pemasangan bias
dengan dipatrikan pada mainwire atau basisnya ditanam dakam plat akrilik. Basis yang
dipatrikan pada mainwire membentuk sudut 45 derajat kemudian dibelokkan sejajar
dengan mainwire pada sati sisi gigi-igig yang akan digerakkan membelok kemudian
menempel pada permukaan palatinal/lingual membentuk busur pendorng untuk
kemudian membelok kembali ke arah berlawana membentuk basis dengan pematrian
pada sisi seblahnya.
Bentuk modifikasinya :
a. Dengan menambahkan beberapa belokan kawat (lup) sebelum memebentuk busur
pendorong
b. Dengan memberi tambahan koil pada setiap belokana untuk meningkatkan
kelentingan
c. Basis spring tidak dipatrikan pada main wire tapi ditanam pada akrilik
d. Biasanya dibuat dari kawat berdiamter 0,6 atau 0,7 mm tergantung panjang kawat
yang mebentuk spring
Busur labial/Labial arch/Labial bow
Sesuai dengan namanya busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial gigi
Fungsi busur labial:
a. Untuk meretraksi gigi-gigi depan ke arah lingual/palatinal
b. Untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial
c. Untuk mempertinggi retensi dan stabilitas alat
d. Untuk tempat pematrian pir-pir (auxillary springs)
Bagian-bagiannya :
e. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik
f. Pundak: merupakan kawat lanjutan dari basisi keluar dari plat akrilikdi ujung verkeuiling melewati daerah
interdental gigi
g. Lup berbentuk huruf U sehingga disebut U loop
Macam-macam busur labial :
1. Busur labial tipe pendek (short labial arch) :
-Pundak busur labial tipe ini setelah keluar dari plat lewat di daerah interdental antara gigi C atau PI atau c dan ml
decidui kemuadian membentuk U loop arah vertical setinggi pertengahan vornic cervical gigi dilanjutkan dengan
belokan 90 derajat arah vertical membentuk u loop dan pundak pada sisi seblahnya
-Berguna untuk meretraksi ke dua atai ke empat gigi insisivusnya uang inklinasinya terlalu labial/protrusive
-Diamter kawat bervariasi tergantung kegunaanya : 0,7 mm untuk tujuan aktif (retraksi) dan 0,8-0,9 mm untukrujuan
retentif (sebagai retainer)
2. Busur labial tipe medium (medium labial arch)
-bentuknya sama dengan bur labial tipe pendek terdiri dari basisi,pundak,lup U dang lengkung labial tetapi letak
pundak interdental gigi pi dan p2 atau antara gigi m1 dan m2 desidui
-Lengkung labial menempel pada permukaan labial gigi anterior dari gigi kaninus kanan sampai kaninus kiri sehingga
dapat dipakai untuk meretraksi keenam gigi anterior
-diameter kawat yang dipakai 0,7 mm atau 0,8 mm untuk pemakaian aktif dan 0,9 mm untuk pemakaian
retentif(sebagai retainer)
Busur lingual (lingual Arch/mainwire)
● Merupakan lengkung kawat yang berfungsi untuk
1. Mempertahankan oklusi normal
2. Tempat pematrian maxillary spring auxillary
3. Untuk mepertahankan kedudukan auxillary springs
4. Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut
-Busur lingual dibuat dari kawat berdiameter 0,9-1,0 mm
-Menggunakan ukuran kawat yang besar karena tidak diperlukan sifat
elastisitasnya dan diharapkan kokoh mendukung auxillary spring yang akan
dipatrikaan pada busur labial tersebut
-Busur lingual atau mainwire berbentuk lengkung kawat yang berjalan
menelusuri daerah servikal gigi-gigi dari sisi kana ke sisi kiri di bagian
palatinal/lingual menempel pada cingulum gigi-gigi yang posisinya normal dan
palate/linguoversi sedangkan posisinya berjarak tertentu pada gigi-igig yang
labio/bukoversi sehingga tidak menghambat pergerakan gig tersebut pada
saat diretraksi ke palatinal/lingual
-spring dipasang di bawah busur lingual di atas jaringan mukosa
PLAT AKTIF
● Plat aktif merupakan alat ortodontik lepasan yang dilengkapi demgan komponen aktif yang
berfungsi untuk menggerakkan gigi
Plat aktif merupakan alat atau pesaway ortodontik yang bersifat :
1. Removable atau lepasan karena dalam pemakaiannya dapat dipasang dan dilepas oleh pasien
sendiri
2. Aktif karena bagian-bagian dari alat tersebut secara aktif dapat menghasilkan suatu kekuatan
untuk menggerakkan gigi
3. Korektif karena alat ini dipakai untuk tujuan merawat kelaian letak gigi (malposis),kelainan
hubugan gigi geligi (maloklusi) dan kelainan hubungan rahang (malrelasi)
● Komponen aktifnya berupa : pir-pir pembantu,sekrup ekspansi,karet elastic
● Macam-macam dan modifikasi plat aktif:
a. Plat dengan pir-pir pembantu biasanya disebut plat aktif
b. Plat dengan sekrup ekspansi biasanya disebut plat ekspansi
c. Plat dengan pir-pir pembantu dikombinasikan dengan sekrup ekspansi dan karet elastic (bentuk
modifikasi)
● Fungsi dan mekanisme kerja : pemakaian plat aktif untuk mengkoreksi maloklusi dilakukan
dengan pir-pir pembantu untuk menggeser letak gigi yang malposisi ke dalam lengkung
normalnya :
a.Pir jari untuk menggeser gigi ke arah mesio distal
b.Pir simple untuk menggeser gigi ke arah labio lingual dan mengkoreksi rotasi
c.Pir retractor bukal untuk menarik ke distal kaninus dan premolar
● Indikasi dan kontra indikasi :
Maloklusi yang disebabkan kelainan letak gigi pada rahang (tipe dental)
1. Maloklusi klas I Angle dengan gigi berjejal (crowding)
2. Maloklusi klas I Angle dengan gigi renggang (spacing)
3. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior maju (protrusive)
4. Maloklusi klas II Angle tipe dental dan klas III tipe dental
Kontraindikasi : maloklusi tipe skeletal
Plat Dengan Peninggian Gigitan
Plat dengan peninggian gigitan (bite riser) adalah alat ortodontik lepasan yang dilengkapi dnegan
peninggi gigitan (bitepalne) yaitu oenebalan akrilik disebelah palatinal/lingual gigi anterior atau
disebelah oklusal gigi-gigi posterior sehingga beberapa gigi do region lainnya tidak berkontak saat
beroklusi.
Alat ini bersifat pasif hanya untuk membebaskan gigi-igig di region lain atau fungsional yaitu
menyalurkan kekuatan gigitan pada saat mulut melaksanakan fungsi pengunyahan
Alat ini terdiri dari bagian-bagian
1. Plat dasar, umunya berupa plat akrilik berfungsi untuk mendukung komponen alat lainnya disertai
dengan penebalan plat pada tempat-tempat tertentu
2. Bagian retensi, untuk meletakkan alat pada gigi-gigi di dalam mulut biasanya berupa klamer pada gigi
penjangkar (anchorage) M1 kanan dan kiri
3. Busur labial, untuk meretraksi gigi anterior ke palatinal/lingual dan untuk mempertinggi retensi dan
stabilitas alat
4. Pada keadaan tertentu jika diperlukan dapat pula diberi tambahn pir-[ir pembantu untuk mengkoreksi
gigi-gig yang malposisi
Indikasi pemakaian
1.Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite berlebihan
2.Untuk perawatan sendi rahang/TMJ yang terasa sakit akibat gangguan dimensi vertical karena adanya
oklusi gigi yang salah
3.Untuk merawat gigitan terbalik diregio anterior
4.Untuk menghilangkan kebiasaan jelek seperti kerot(night grinding/bruxism)
Kontraindikasi
1.jika overbite lebih kecil dari normal/gigitan dangkal (shallow bite)
2.Pada kasus gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)
3.Pada kasus gigitan terbuka (open bite)
Menurut letak peninggi gigitan dibedakan atas :
1. Bite plane posterior : plat peninggi gigitan ini berupa plat dengan perluasan yang berbentuk
penebalan di permukaan oklusal gigi geligi posterior kanan dan krir berfungsi untuk mencegah
kontak oklusal gigi-gigi posterior kanan dan krir berfungsi untuk mencegah kontak oklusal
gigi-gigi anterior sehingga gigi-gigi yang cross bite atau malposisi diregio anterior dapat
dikoreksi dengan pir-pir pembantu.Peninggi gigitan posterior bukan untuk mengintruksi gigi-
gigi posterior
2. Bite plane anterior : plat dengan gigitan diregio anterior berfungsi untuk mencegah kontak
oklusi gigi posterior sehingga gigi-gigi tersebut dapat elongasi dan dapat mengintrusi gigi-gigi
anterior rahanga bawah
Menurut fungsinya :
1.Plat peninggu gigitan dataran miring rahang atas (maxillary flat bite plane)
2.Plat peninggi gigitan dataran miring rahang bawah (mandibular inclined bite plane)
3.Plat peninggi gigitan datar rahang atas (maxillary flat bite plane)
4.Peninggi gigitan saved (saved bite plane)
Yang harus dilakukan setelah
perawatan dengan appliance aktif
Paska perawatan ortodontik dibagai menjadi 2 tahapan yaitu periode penyesuaian oklusal atau occlusal
adjustment dan periode pemasangan retainer.
1.Penyesuaian oklusi: adalah suatu usaha untuk mencapai pembagian merata dari tekanan oklusal
Maksud dan tujuan:
1. Untuk dapat mencapai hasil perawatan ortodontik dengan hubungan oklusal yang harmonis dan sudut
fungsional
2. Untuk mencegah terjadinya relaps
3. Untuk mencegah terjadinya premature kontak
Sebab-sebab diadakannya penesuaian oklusi:
Premature kontak yang disebabkanoleh perawatan ortodontik dapat mempengaruhi stabilitas gigi,jaringan
periodontal,tulang alveolar dan otot-otot pengunyahan
Retainer
Prinsip retainer
4. Merupakan alat ortodontik yang bertujuan untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi pada paska
perawatan
5. Harus tetap dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi yaitu
sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi
6. Gigi dapat digerakkan kemana saja ke posisi yang baik dan benar akan tetapi secara alamiah jaringan
sekitarnya akan menggerakkan gigi ke posisi dimana gigi mempunyai penyesuaian yang baik dengan jaringan
sekitarnya
Syarat retainer:
1.Harus dapat menahan gigi yang telah digerakkan supaya tidak relaps. Alat retainer tidak aktif menggerakkan
gigi
2.Tidak mengganggu jalannyaperubhana jaringan dan tulang rahang paska perawatan aktif
3.Dibuat sedemikian rupa sehingga tonus-tonus oto sekitar mulut tidak membantu terjadinya relaps suatu
malposisi yang telah dirawat
4.Bersifat pasif dan tidak ada tekanan
5.Tidak menggangu jalannya erupsi gigi
6.Mudah dibersihkan dan tidak mengganggu fungsi pengunyahan,bicara,penelanan dan pernafasan
7.Kekuatan mekanis yang dihasilkan berlawanan dengan arah kekuatan yang menyebabkan relaps
8.Mempunyai sifat self cleansing yaitu untuk menjaga kebersihan mulut
LAMA PEMAKAIAN RETAINER
Lama pemakaian retainer tergantung dari beberapa factor:
1.Umur pasien
2.Macam oklusi
3.Etiologi maloklusi
4.Keadaan jaringan periodontal
5.Kondisi tubuh pasien
6.Hasil yang sempurna dari perawatan
Cara pemakaian retainer:
1.Dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3-6bulan tergantung keadaan maloklusi dan lama
perawatan.Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui derajat kegoyahan
2.Setelah 3 bulan jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan lagi.Jika mobilitas
hilang maka jika keluar rumah dilepas cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi.
Kontrol tiap bulan jika tidak sesak maka alat dilepas jika keluar rumah
3.Jika tidak sesak maka dipakai malam hari dan control 3 bulan berikutnya.Jika tidak ada perubahana maka
pemakaian retainer dihentikan. Jika ada perubahan maka pemakaian nya diperpanjang 3 bulan lagi dan control
tiap bulan
MACAM-MACAM RETAINER
1.Retainer cekat
Keuntungan: baik untuk pasien yang tidak kooperatif
Kerugian: pada pasien dengan oral hygiene jelek maka mudah terjadi karies dan penyakit gusi
Disain: cincin yang disemenkan ,lengkung labial atau lingual yang dipatrikan,taji-taji yang
dipatrikan
● Retainer lepasan
1. Berasal dari plat aktif yang digunakan pada perawatan aktif dengan menghilangkan spring-
springnya
2. Alat retainer dengan desain Hawley Retainer terjadi dari adam klamer dan lengkung labial
HADIST
الله َ َوأل َ ُم َرَن ّـ َّ ُه ْم َفل َيُ َغ ِِّيّـ ُر ّـ ََّن
ِ \خل َْق ●
● “Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka meubahnya.” (QS. An-Nisa: 119)
Hadis ini merupakan laknat (dari rasulullah .pen) kepada wanita-wanita yang mencabut alisnya dan
menata giginya dikarenakan mereka telah merubah ciptaan Allah. Dalam riwayat yang lain dikatakan,
orang-orang yang merubah ciptaan Allah.
Namun, dalam beberapa hal ada pengecualian yang dibolehkan oleh syariat. Seperti dalam keadaan
darurat dan mendesaknya kebutuhan, maka tidak mengapa merapikan gigi karena suatu hal yang darurat
dan kebutuhan. Darurat dalam kategori syariat yaitu gigi yang ompong atau gingsul, yang perlu diubah
karena sulit mengunyah makanan atau agar berbicara dengan fasih dll. Dalil mengenai hal ini adalah
‘Arjafah bin As’ad radhiallahu’anhu, ia mengatakan, “Hidungku terpotong pada Perang Kullab di masa
jahiliyah. Aku pun menggantikannya dengan daun, tetapi daun itu bau sehingga menggangguku. Lal
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhku menggantinya dengan emas.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai,
dan Abu Dawud).
Daftar pustaka
● Buku ajar ortodonsia. FKG UGM.2012
● Achmad Harun, Runkat Jakobus. 2015. Buku Ajar
Maloklusi Etiologi dan Penangannya. Makassar
● Sulandjari Heryumani.2012. Buku Ajar
Ortodonsia.FKG ugm