Anda di halaman 1dari 30

z

KELOMPOK 2

ANGGOTA :

Dik dik Maulidan C1AA18033

Nira Nurliani C1AA18081

Mawar Nurrizki C1AA18065

Anggi Dwi Ruslianti C1AA18017


KONSEP
TUMBUH
KEMBANG ANAK
z
DAN DENVER
DEVELOPMENT
SCREENING
TEST
 Konsep Tumbuh Kembang
z
 Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat
(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

 Lingkungan merupakan faktor yang akan mempengaruhi pertummbuhan


anak. Lingkungan cukup baik akan memungkinkan dicapainya potensi
genetik/bawaan/bakat anak. Lingkungan kurang baik akan menghambat
pertumbuhan, sehingga potensi bawaan/bakat tidak dapat dicapai.
Lingkungan meliputi aspek fisik, biologis dan sosial yang pada lazimnya
disebut lingkungan fisikobiopsikososial.
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
z
fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh
dan juga karena bertambah besarnya sel.
Pertumbuhan pada masa anak-anak
mengalami perbedaam yang bervariasi
sesuai dengan bertambahnya usia anak.
Pertumbuhan pada masa anak-anak
mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai
dengan bertambahnya usia anak. Secara
umum pertumbuhan fisik dimulai dari arah
kepala ke kaki (Cephalokaudal).
Jadi pertumbuhan lebih di tekankan pada
pertambahan ukuran fisik seseorag yaitu
menjadi lebih besar atau lebih matang
bentuknya, seperti pertambahan ukuran
berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala.
z
 Soetjiningsih (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan
mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu :
 Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.
Pada usia 2 tahun, besar kepala hampir seperempat dari panjang badan
keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur proporsinya berkurang.
 Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
 Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-
masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana
pertumbuhan berlangsung lambat.
z
 PERKEMBANGAN

 Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur


atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya
yang terorganisir (IDAI., 2002).

 Perkembangan (development) adalah pertambahan


kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel,
jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
(Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).
Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini berperan penting
dalam kehidupan manusia.
z
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun
keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan (bersamaan).

Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan


(perkembangan) anak. Pada dasarnya, tumbuh kembang mempunyai prinsip yang
berlaku secara umum yaitu :

1. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus-menerus dari


konsepsi sampai dewasa.

2. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya kecepatannya
dapat berbeda.

3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan, misalnya
mulai melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri, dan seterusnya.
TAHAP
z
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK
Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak
dalam kandungan sampai usia 18 tahun. Hal inin sesuai
dengan pengertian anak menurut WHO, yaitu sejak
terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun.
Tahapan tumbuh kembang
Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami
berbagia tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap
mempunyai ciri tertentu. Ada beberapa tahapan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak
menurut Soetjiningsih (2002), tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
Masa Pranatal (konsepsi sampai lahir), terbagi atas :
a. masa embrio (mudigah)
b. masa janin
z (fetus)
Masa Pascanatal, terbagi atas :
a. masa neonatal usia 0 sampai 28 hari
1)neonatal dini (perinatal) : 0 sampai 7 hari
2)neonal lanjut : 8 sampai 28 hari
b. masa bayi
1)masa bayi dini : 1 sampai 12 bulan
2)masa bayi akhir : 1 sampai 2 tahun
Masa Prasekolah ( usia 2 sampai 6 tahun), terbagi atas :
a. prasekolah awal (masa balita) : mulai 2 sampai 3 tahun
b. prasekolah akhir : mulai 4 sampai 6 tahun
Masa Sekolah atau masa Prapubertas, terbagi atas :
c. wanita : 6 sampai 10 tahun
d. laki-laki : 8 sampai 12 tahun
Masa Adolesensi atau masa remaja, terbagi atas :
a. wanita : 10 sampai 18 tahun
b. laki-laki : 12 sampai 20 tahun
BEBERAPA TEORI PERKEMBANGAN PADA MASA ANAK

1.Tahap perkembangan anak secara intelektual Menurut Piaget


z
a) Tahap perkembangan anak secara intelektual

Periode Sensori Motor (0 – 2 tahun). Tahap sensorimotor ada pada usia antara 0-2 tahun,
mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam
mengenal lingkungannya. Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada
orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor, intelegensi anak baru
nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik.

b) Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun)

Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami pengertian
operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali pada
titik awal berfikir secara logis. Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam beberapa
hal penting.

Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit
membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.
c) Tahap Operasional Konkrit (7 - 11 Tahun)

Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif


z
ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada
tahap operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang
benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara
serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain.

d) Operasional Formal ( 11 - 16 tahun)

Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat
atau didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat
membayangkan masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara
logis. Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak
dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya.
2.Tahap perkembangan anak secara psikososial (Erik Erikson) :

a) Trust vs Mistrust ( 0-18 Bulan ) :


z
Menurut Erikson, tahap ini merupakan konflik dasar masa bayi, karena mereka dapat
mempercayai lingkungannya. Si kecil akan mengembangkan kepercayaan dalam dirinya, jika
kebutuhan dan perawatan dirinya dipenuhi secara rutin dan berkesinambungan, ditambah
dengan kasih sayang yang membuatnya nyaman.

b) Autonomy vs Shame And Doubt ( 18 Bulan ) :


Tahap perkembangan psikososial pada masa ini terjadi, dimana si kecil mulai mencapai tingkat
kemandirian tertentu. Selama periode ini, orang tua harus membuat sebuah keputusan yang
tegas, yakni mereka harus “protektif namun tetap tidak overprotektif.” Sulit memang rasanya,
namun hal ini akan sangat memengaruhi perkembangan si kecil.

c) Inisiative vs Guilt (Antara 3-5 Tahun) :


Tahap perkembangan psikosisal anak yang selanjutnya ini terjadi ketika si kecil berusia 3-5
tahun. Pada tahap ini si kecil sudah mampu melakukan berbagai kegiatan secara mandiri,
namun ia akan menghadapi tantangan tersendiri bahwa tidak setiap keinginan bisa diwujudkan.
d) Industry vs Inferiority :

Tahap terakhir perkembangan psikososial anak ini terjadi ketika si kecil berumur 6 tahun hingga usia
z
praremaja. Pada tahap ini si kecil mulai melihat hubungan antara ketekunan dan perasaan senang bila sebuah
sebuah pekerjaan selesai.

e) Identity vs Identify Confusion (Identitas Vs Kebingungan Identitas) :

Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10-20 tahun selama remaja ia mengeksplorasi kemandirian dan
membangun kepekaan dirinya anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka
nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan )

3.Tahap perkembangan anak secara Psikoseksual (Sigmund freud) :


a) Fase Oral (0-1)

b) Fase Anal (1-3)

c) Fase Phalic (3-6)

d) Fase Latent (6-12)

e) Fase Genital
Pekembangan Kepribadian (Sigmund Freud) :

a) Fase pertama :
z
Pada usia ini anak sudah mulai mengenali dirinya sendiri. Pada fase pertama ini kepribadian orang
dibedakan menjadi dua bagian. Unsur dasar yang dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic
personality structure) dan capital personality.

b) Fase kedua :

Merupakan fase yang paling dominan dalam membentuk kepribadian dan bakat pada seseorang.

c) Fase ketiga :

Fase ketiga ini merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang yang mulai luas. Fase ini
merupakan fase terakhir. Fase ini ditandai dengan semakin stabilnya karakter seseorang dengan
perilaku khasnya.
POLA TUMBUH KEMBANG PADA ANAK
1. Pola perkembangan fisik terarah
z
Terdiri dari dua prinsip yaitu Cephalcaudal dan Proximaldistal (Wong, 1995) :

a) Cephalocaudal :

Merupakan pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang ditandai dengan
perubahan ukuran kepaa yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakan
lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan tangan
dan kaki.

b) Proximaldistal :

Merupakan pola pertumbuhan dan perkembanan ynag dimulai dengan mengerakan anggota gerak yang
paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakan bahu dahulu baru kemudian jari-jari.

2. Pola perkembangan dari umum ke khusus


Merupakan pola pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakan daerah yang lebih
umum (sederhana) dahulu baru kemudian daera ang lebih kompleks. Misalnya malembaikan tangan
kemudianmemainkan jari.
3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latian belajar

Pola ini mencerminkan cirri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk
z
mendeteksi dini perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu : Masa Pra lahir, Masa neonatus, Masa bayi, Masa
anak, Masa remaja.

4. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latian belajar

Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dini perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu : Masa Pra lahir, Masa neonatus, Masa bayi, Masa
anak, Masa remaja.

5. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan/belajar

Terdapat pada saat anak siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses kematangan
dan kematangan yang dicapainya dapat disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa ini
merupakan amasa kritis yang ahrus dirangsang agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui
proses belajar (Guarsa dalam Hidayat, 2005).
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal yaitu :
1. Faktor
z Heredokontitusionil atau Gen (Internal)
Faktor ini akan memperngaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat
seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai akhir proses
tumbuh kembang yaitu :
Perbedaan ras, etnis, atau bangsa, Keluarga,Umur,Jenis kelamin dan Kelainan kromosom
2. Faktor Lingkungan (Pranatal dan Pascanata)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokan menjadi tiga, yaitu pranatal,
kelahiran, dan pascanatal
a)Faktor pranatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin terutama selama trismester
akhir kehamilan. Mekanis, posisi janin abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan coongenital, misalnya club foot. Toksin, zat kimia, radiasi ,Kelainan endokrin,
Infeksi ,Kelainan imunologi, dan Anoksia embrio (gangguan fungsi plase,nta)
b) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan


z
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

c) Fakor pascanatal

Gizi ,Penyakit kronis/kelainan kongenital ,Keadaan sosial-ekonomi,Psikologis


Musim dan lainnya

PRINSIP KEPERAWATAN ANAK


Beberapa prinsip dasar keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi keperawatan anak :
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai indi4idu yang unik.

2. Anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan.
z

3. Pelayanan keperawatan anak beroriantasi pada upaya pencegahan penyakit dan


peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak sakit.

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada


kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan askep pada anak.

5. Praktek keperawatan aanak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga.

6. Tujuan keparawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan
spiritual dalam kontek keluarga dan masyarakat.

7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang.
KOMPONEN KEPERAWATAN ANAK

Komponen keperawatan anak meliputi


z
1. Asuhan keperawatan

2. Anak

3. Perawat

4. Keluarga

perawatan bukan pada anak sakit saja, tetapi secara komprehensif yang
bisa memenuhi kebutuhan anak malalui keluarganya, sehingga perlu
kerjasama yang harmonis antara perawat dan keluarga.
PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK:
1. Pemberi perawatan : peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang dapat
dilakukan dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah, asih dan asuh.
z
2. Sebagai advokat keluarga : sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya
sebagai klien.

3. Pencegahan penyakit : upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan sehingga
dalam melakukan asuhan keperawatan perawat harus selalu memgutamakan tindakan pencegahan terhadap
timbulnya masalah baru sebagai dampak dari timbulnya penyakit.

4. Pendidikan : perawat harus mampu berperan sebagai pendidik untuk memyampaikan pesan atau mengubah
perilaku pada anak dan keluarga malalui pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan. 

5. Konseling : upaya perawat dalam memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh
klien dan keluarga. konseling ini bisa memberikan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

6. Kolaborasi : tindakan kerjasama dalam menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan
team kesehatan lain.

7. Pengambil keputusan etik : perawat mempunyai peran sangat penting karena selalu berhubungan dengan
anak kurang lebih 24 jam.

8. Peneliti : sebagai peneliti harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat dikembangkan untuk
perkembangan teknologi keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak.
PEMERIKSAAN DAN PENILAIAN DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST

DDST adalah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan
z anak. Tes ini dapat memberikan jaminan kepada orang tua atau bermanfaat
dalam mengidentifikasi berbagai masalah dini yang mengancam tumbuh kembang anak.
Tes ini hanyalah salah satu dari metode screening (deteksi) terhadap kelainan tumbuh
kembang anak.

Denver Development Screening Test kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya digunakan untuk menafsirkan
personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak mulai dari 1-6 tahun.

Tes ini hanyalah salah satu dari metode screening (deteksi) terhadap kelainan tumbuh
kembang anak. Dan penting diperhatikan tes ini diarahkan untuk membandingkan
kemampuan seorang anak dengan anak yang lain yang seusianya, bukan sebagai
pengganti evaluasi diagnostik dan . pemeriksaan fisik anak.
Ada beberapa keuntungan seperti :

a) Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.

z
b) Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.

c) Monitor anak dengan resiko perkembangan.

d) Menjaring anak terhadap adanya kelainan.

e) Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan atau benar-benar
ada kelainan.

Alat yang di gunakan pada saat pemeriksaan DDST yaitu :

f) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah, kuning, ungu, biru,
permainan anak, botol kecil-kecil, bo;a tenis, bel kecil, kertas, dll.

g) Lembar DDST.

h) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tugas dan cara
penilaiannya.
Prinsip pelaksanaan DDTS yaitu :
z
a) Bertahap dan berkelanjutan.

b) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

c) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.

d) Suasana nyaman dan bervariasi.

e) Perhatikan gerakan spontan anak.

f) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.

g) Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.

h) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.

i) Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan


Sektor
z
perkembangan / parameter yang digunakan :
a) Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial), Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

b) Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).

c) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,


melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan
untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dan lain-lain.

d) Bahasa (language).Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,


mengikuti perintah, dan berbicara spontan. Perkembangan motorik kasar.

e) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.


Skor Denver Development Screening Test

a) Lulus (pass)
z
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.

Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan
dengan baik.

b) Gagal (failed)

Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.

Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik.

c) Tidak ada kesempatan (no opportunity)

Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan, seperti
retardasi mental dan down syndrome.

d) Menolak (refusal).

Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor sesaat seperti lelah,
menangis, sakit, mengantuk, dll.
Interpretasi Denver II Di Lihat Dari Hasil Test Keseluruhan (4 sektoR)
a) Normal
-Bila tidak ada keterlambatan (delay) -Paling banyak 1 caution
z
-Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
b) Dicurigai (suspect)
-Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay.
-Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
c) Tidak teruji
-Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur.
-Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus garis umur. - Ulangi pemeriksaan 1-2
minggu.
Abnormal
-Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan, pada dua sektor atau lebih.
-Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan plus satu sektor atau lebih dengan
satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
 
Pelaksanaan DDST
Menetapkan umur anak dengan patokan
z
30 hari = 1 bulan

12 bulan = 1 tahun

≥15 hari = 1 bulan

Perhitungan umur :

Misal :

Tanggal test    : 2008 – 08 – 28

Tanggal lahir  : 2006 – 06 – 14

______________-

02– 02 – 14

Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan. Menarik garis vertical saat test dilakukan pada
lembar DDST yaitu 2 tahu 2 bulan.
Metode penelitian
Proses skrining merupakan sekumpulan atau serangkaian aktivitas yang akan
z
mendekteksi tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana fungsinya adalah
sebagai acuan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

Seperti menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya, menilai tingkat
perkembangan anak yang tampak sehat atau tidak menunjukkan gejala, namun
kemungkinan adanya kelainan perkembangan, atau memastikan anak yang diduga
mengalami kelainan perkembangan, serta memantau anak yang beresiko mengalami
kelainan perkembangan.

Agar efektif dan efisien orang tua atau tenaga profesional dapat menggunakan Sistem
Pendukung Keputusan Klinis Skrining tes Denver sebagai alat bantu bagi tenaga
profesional dalam memberikan hasil yang akurat.
z

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai