Anda di halaman 1dari 19

HAK-HAK

ATAS
TANAH
KEL.6
- JULIA WULANDARI 19220052
- KHAERINA AZIZAH 19220059
- IZAM BAHTIAR 19220062
1. HAK ATAS TANAH
Urip Santoso mengelompokan ke dalam
Hak atas tanah merupakan hak 3 (tiga) bidang besar macam-macam hak
atas tanah dalam ketentuan Pasal 16
penguasaan atas tanah yang
juncto Pasal 53 UUPA:
berisikan serangkaian wewenang,
kewajiban dan/atau larangan bagi 1. hak atas tanah bersifat tetap
pemegang haknya untuk berbuat 2.hak atas tanah yang ditetapkan
sesuatu mengenai tanah yang Undang-undang
dihaki. 3.hak atas tanah yang bersifat sementara
2. HAK MILIK

Hak Milik merupakan hak yang turun temurun, terpenuh,


dan terkuat diantara beberapa hak atas tanah yang
ditentukan Pasal 16 ayat (1), hal ini berdasarkan ketentuan
Pasal 20 ayat (1) yang menentukan bahwa Hak Milik
adalah hak yang turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai oleh orang atas tanah.
HAK MILIK
BERAKHIRNYA HAK MILIK

Hak Milik atas tanah dapat hapus dan berakibat tanahnya jatuh kepada negara
disebabkan beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut menurut ketentuan Pasal
27 UUPA meliputi:
1.Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18;
2.Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3.Karena ditelantarkan;
4.Karena subjek haknya tidak memenuhi syarat sebagai subjek Hak Milik atas
tanah;
5.Karena peralihan hak yang mengakibatkan tanahnya berpindah kepada pihak
lain tidak memenuhi syarat-syarat sebagai subjek Hak Milik atas tanah;
3. HAK GUNA
USAHA
Berdasarkan Pasal 28 UUPA Hak Guna Usaha adalah hak
untuk mengusahakan kegiatan Pertanian (Perkebunan,
Peternakan, Perikanan) di atas tanah Negara selama-lamanya
25 tahun. Hak ini dapat dialihkan kepada pihak lain, dan
hanya WNI atau Badan Hukum Indonesia saja yang dapat
memilikinya. Pada pasal yang sama, dijelaskan juga bahwa
HGU hanya akan diberikan terhadap tanah yang memiliki luas
minimal 5 hektar. Perlu diingat juga bahwa HGU dapat beralih
atau dialihkan kepada pihak lain. Bahkan, HGU dapat
dijadikan sebagai jaminan utang.
HAK GUNA USAHA
PENGHAPUSAN HAK GUNA USAHA

Penyebab Kepemilikan HGU dihapuskan :


1.Jangka waktunya berakhir;
2.Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu
syarat tidak dipenuhi;
3.Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya
berakhir;
4.Dicabut untuk kepentingan umum;
5.Ditelantarkan;
6.Tanahnya musnah;
4. HAK GUNA
BANGUN
Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan
jangka waktu paling lama 30 tahun.

Dasar Hukum : Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun


1960 Pasal 35 ayat 1
HAK GUNA BANGUN
Ketentuan :
A. Yang dapat mempunyai hak guna bangunan ialah warganegara Indonesia dan
badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia;
B. Seseorang dapat memiliki hak guna bangunan pada tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara dengan penetapan dari Pemerintah;
C. Jika berupa tanah milik, maka dengan melakukan perjanjian yang berbentuk
otentik antara pemilik tanah yang bersangkutan dengan pihak yang akan memperoleh
hak guna bangunan;

Tambahan :
A. Dapat diperpanjang maksimal 20 tahun;
B. Dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain;
C. Dapat dijadikan jaminan utang.
5. HAK PAKAI
Hak untuk menggunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
wewenang dan kewajiban kepada pemilik hak pakai yang telah ditentukan
dalam keputusan pemberian hak oleh pejabat yang berwenang
memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanah.

Dasar Hukum :
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun 1960 Pasal 41 ayat 1
HAK PAKAI
Ketentuan :
1. Yang dapat mempunyai hak pakai ialah WNI, orang asing yang berkedudukan di
Indonesia, badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia, dan badan hukum asing yang mempunyai perwakilan
di Indonesia.
2. Hak pakai dapat diberikan selama jangka waktu tertentu atau selama tanahnya
dipergunakan untuk suatu keperluan baik dengan cuma-cuma, dengan
pembayaran atau pemberian jasa.
3. Pemberian hak pakai tidak boleh disertai syarat-syarat yang mengandung unsur-
unsur pemerasan.
Tambahan :
1. Sepanjang mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara maka
hak pakai hanya dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin pejabat
yang berwenang.
2. Hak pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain
dengan perjanjian yang bersangkutan.
6. HAK SEWA UNTUK BANGUNAN
Seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas
tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang lain
untuk keperluan bangunan dengan membayar kepada
pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.

Dasar Hukum :
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun 1960
Pasal 44 ayat 1.
HAK SEWA UNTUK BANGUNAN
Ketentuan :
1. Yang dapat menjadi pemegang hak sewa ialahWNI, orang
asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang
didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia, dan badan hukum asing yang mempunyai perwakilan
di Indonesia.
2. Pembayaran uang sewa dapat dilakukan 1 kali atau pada tiap-
tiap waktu tertentu (1 bulan, 1 tahun, dll) baik sebelum atau
sesudah tanahnya dipergunakan.
3. Perjanjian sewa tanah tidak boleh disertai syarat-syarat yang
mengandung unsur-unsur pemerasan.
7. HAK ATAS TANAH BERSIFAT SEMENTARA

Hak atas tanah yang sifatnya hanya sementara

Dasar Hukum :
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun
1960 Pasal 53 ayat 1.
HAK ATAS TANAH BERSIFAT SEMENTARA

4 Pembagian :

1. Hak Gadai (Gadai Tanah)


2. Hak Usaha Bagi Hasil (Perjanjian Bagi Hasil)
3. Hak Menumpang
4. Hak Sewa Tanah Pertanian.
8. HAK ATAS RUMAH SUSUN
Dasar hukum
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
yang diperbarui dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Hak milik
pasal 46 UU rumah susun
Hak Milik Atas Rumah Susun (HMRS), yakni kepemilikan yang terpisah dari tanah
bersama (Psl1 angka4), bagian bersama (psl 2 angka5), dan benda bersama (psl1
angka6). 2 elemen pokok kepemilikian rumah susun: a. yang bersifat perseorangan
dapat dinikmati secara terpisah, b. hak bersama yg tidak dapat dimiliki secara
perorangan tetapi dimiliki bersama
Tanda bukti kepemilikan
bentuk kepemilikan yang dikenal adalah Sertifikat Hak Milik atas Rumah Susun
(“SHMRS”)
HAK ATAS RUMAH SUSUN
HAK ATAS TANAH untuk pembangunan rumah susun
Pasal 17 UU rumah susun
Rumah susun dapat dibangun diatas tanah:
1. hak milik
2. hak guna bangun atau hak pakai atas tanah negara
3. hak guna bangun atau hak pakai diatas hak pengelolaan

Pasal 137 Ayat 1:


Hak Milik Sarusun dapat diberikan kepada:
1. warga negara Indonesia;
2. badan hukum Indonesia;
3. warga negara asing yang mempunyai izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
(HAK PAKAI)
4. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia; atau
5. perwakilan negara asing dan lembaga internasional yang berada atau mempunyai perwakilan
di Indonesia.
9. PENERAPAN ASAS VERTIKAL DAN ASAS HORIZONTAL
TERHADAP HAK ATAS TANAH
Asas pemisahan horizontal
Asas yang menyatakan tanah terpisah dengan segala benda
yang tertanam, terpaku, dan menancap di atasnya.

implementasi:
Dari bunyi Pasal 44 ayat (1) UUPA menampakan asas
pemisahan horizontal terdapat dalam:
1. Hak sewa untuk bangunan
2. Hak atas Satuan Rumah Susun,
3. Hak tanggungan
PENERAPAN ASAS VERTIKAL DAN ASAS HORIZONTAL
TERHADAP HAK ATAS TANAH

Asas perlekatan vertikal


Asas yang mendasarkan pemilikan tanah dan segala
yang melekat padanya sebagai satu kesatuan yang
utuh, asas ini diatur dalam Buku II KUHPerdataPasal
500

Implementasi:
sertifikat hak atas tanah
Thank
you!

Anda mungkin juga menyukai