DCG
STIKES MUH RS ‘AISYIYAH BJN
LULUS PENDIDIKAN :
1. DIII KEPERAWATAN 1998
2. S1 PENDIDIKAN 2002
3. S1KEPERAWATAN UNAIR 2006
4. S2 KEPERAWATAN UNAIR 2011
PEKERJAAN :
1. PERAWAT PUSKESMAS 1999
2. DIREKTUR AKES 2007
Ns. SUDALHAR, M.Kep.
3. PERAWAT RS ‘AISYIYAH BJN 2011
NBM . 891 561
4. KEPALA SPI RSA BJN 2012-2017
Lahir, Bojonegoro 17-07-77 5. KETUA STIKES MUH BOJONEGORO
ORGANISASI :
1. BIDANG PELAYANAN PPNI 2005
2. SEKRETARIS PPNI 2011-SEKARANG
3. SEKRETARIS AIRS CLUB 2012- SEKARANG
4. KETUA PAIRS 2018- SEKARANG
BUKU : KEPERAWATAN ISLAMI
SESI 1
INDEPENDEN KOMPETEN
5
SIAPA AUDITEE
(PIHAK YANG DIPERIKSA)
SPI
SESUAI
RUTIN KHUSUS
KEBUTUHAN
12
JENIS AUDIT INTERNAL
1. Audit Pengelolaan Keuangan
2. Audit Non-Keuangan yang terdiri dari:
a. Audit Kepatuhan atas peraturan perundang-undangan.
b. Audit Kinerja untuk menentukan bagaimana suatu unit kerja
mampu mengelola penggunaan sumber daya secara
ekonomis, efektif dan efisien dalam memenuhi misi dan
tujuan program.
c. Audit Pengendalian Internal untuk mengetahui bahwa desain
sistem dan implementasi pengendalian internal telah
memadai (baik).
3. Audit Bertujuan Khusus :
a. tindak lanjut temuan (internal dan eksternal )
b. investigasi atas dasar permintaan.
HUBUNGAN SPI DENGAN AUDITOR
EKSTERNAL
1. Auditor eksternal atau Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit
atas laporan keuangan tujuannya adalah memberi opini atas
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
2. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan
manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara
efektif. Auditor internl bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional RS dengan mengkur dan mengevaluasi
kecukupan pengendalian, efisiensi dan efektivitas kinerja RS.
3. SPI dan auditor eksternal harus berkoordinasi. Teknik-teknik audit
yang digunakan antar keduanya bisa jadi serupa, namun tujuannya
berbeda.
Bentuk Hubungan SPI dan Auditor Eksternal
Auditor Eksternal
SPI • Merupakan pihak indepnden dari luar
• Merupakan pegawai rumah RS.
sakit. • Melayani pihak ketiga atas laporan
• Melayani kebutuhan organisasi. keuangan.
• Fokus pada peristiwa historis.
• Fokus pada peristiwa ke depan. • Sekali-sekali memperhatikan
• Langsung berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian
pencegahan kecurangan. kecurangan secara umum.
• Independen terhadap aktivitas • Independen terhadap manajemen baik
secara fakta maupun penampilan.
yang diaudit.
• Menelaah catatan-catatan pendukung
• Menelaah aktivitas secara keuangan secara periodik.
terus-menerus.
Visi, Misi dan Atribut
a. VISI
Menjadi Strategic Busines Partner yang tanggap dan
terpercaya bagi pejabat pengelola, pejabat pelaksana dan
jajarannya.
b. MISI
1) Melaksanakan audit internal yang bebas risiko.
2) Meningkatkan kompetensi sehingga menjadi audit
internal yang professional.
3) Memberikan nilai tambah pada bisnis dengan
memanfaatkan secara optimal sistem teknologi informasi.
Atribut (lanjutan)
c. ATRIBUT
Sebagai strategic business partner SPI harus mampu memberi nilai
tambah dan dapat dipercaya, melalui proses kerja yang :
1) Berfokus pada pelanggan
2) Berfokus pada proses bisnis.
3) Bersikap proaktif, antusias dan terpercaya.
4) Berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun secara
tertulis.
5) Mengukur sukses berdasarkan kualitas dan bukan kuantitas semata.
6) Mampu mengidentifikasi akar masalah dan bukan hanya
gejala saja.
SESI 2
STANDARD
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN AUDIT
4. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
AUDIT
Pelaksanaan audit harus meliputi perencanaan
audit, pelaksanaan audit lapangan, evaluasi
temuan data dan informasi, pengkomunikasian
hasil audit, rekomendasi tindak lanjut dan
pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.
a. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab SPI maka perlu disusun perencanaan
kegiatan yang konsisten dan sesuai dengan
program dan sasaran rumah sakit yang antara
lain meliputi :
1) Rencana Strategis Bisnis (RSB) untuk jangka 5 (lima)
tahun.
2) Rencana Kerja Audit Tahunan untuk tahun
berikutnya yang dijabarkan dalam Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA), dana Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan untuk rutin dan Program Pemeriksaan
khusus untuk yang non rutin. Termasuk dalam
rencana ini adalah jadual kerja audit dan
sasarannya, rencana pengembangandan
pemenuhan tenaga audit yang profesional.
b. Auditor internal harus merencanakan setiap
pelaksanaan audit dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu auditor internal haruslah
mendokumentasikan rencana kerja audit
dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Informasi dan latar belakang mengenai
obyek audit, bila pernah diaudit maka perlu
diperiksa bagaimana hasil pelaksanaan
tindak lanjut yang pernah disarankan,
bagaimana dampaknya terhadap audit
yang dilakukan..
2) Jenis luasnya cakupan kerja audit yang akan dilaksanakan.
3) Sasaran audit harus dinyatakan dengan jelas, sehingga
auditor dapat mengetahui dengan tepat masalah-masalah
khusus apa yang harus mendapatkan prioritas
pemeriksaan.
4) Penentuan prosedur dan teknik audit yang akan
digunakan untuk memastikan bahwa audit dapat
mencapai sasarannya, tanpa menghalangi
kemungkinan pertimbangan lain yang berdasarkan
keaahlian auditor
5) Kebutuhan sumber daya pelaksanaan
audit, yang meliputi jumlah
auditor dan bidang keahian yang
diperlukan, tingkat pengalaman yang
diinginkan dan bila perlu menggunakan
konsultan / tenaga ahli luar,
sarana kerja yang dibutuhkan serta biaya
pelaksanaan audit.
5) Mengkomunikasikan rencana audit dengan pihak-pihak
terkait terutama mengenai bentuk aktivitas, jadual kegiatan,
sumber daya yang diperlukan, dan bila diperlukan, rencana
survei awal sebelum
audit dilaksanakan. Survei awal ini dimaksudkan untuk
mengurangi risiko audit dan hal-hal rawan yang perlu
diantisipasi atau pendalaman lebih lanjut.
6) Format dan rencana susunan laporan hasil audit dan rencana
kepada siapa saja laporan tersebut didistribusikan sertacara
mengkomunikasi-kannya.
7) Mendapatkan persetujuan pimpinan unit SPI sebelum audit
dimulai.
c. Dalam melaksanakan audit, auditor internal
harus menggunakan prosedur dan tehnik yang
memadai dalam melakukan pengumpulan,
pemeriksaan, evaluasi dan analisis informasi
serta mendokumentasikan hasil kerjanya
sedemikian rupa sehingga :
1) Semua informasi yang berkait dengan tujuan dan
ruang lingkup audit beserta bukti faktual yang
diperoleh telah memenuhi kebutuhan audit.
2) Kepastian apakah prosedur dan tehnik audit yang
dipakai, termasuk metode sampling, metode
pengklasifikasian hingga penarikan
kesimpulan hasil temuan sesuai dengan sasaran
audit.
3) Obyektivitas dalam mulai pengumpulan informasi
hingga penarikan kesimpulan hasil temuan tetap terjaga.
4) Format kertas kerja dan pelaporan hasil temuan cukup
komunikatif baik bagi team audit sendiri dan terutama
bagi auditee. Beberapa ketentuan mengenai kertas kerja
ini antara lain adalah :
a) Cakupan lengkap dan teliti.
b) Tampilannya rapi, jelas dan ringkas
c) Sistimatikanya mudah dibaca dan dimengerti
d) Informasi yang disampaikan relevan dan tepat
dengan tujuan audit.
d. Auditor internal harus melaporkan hasil kerja
audit mereka kepada auditee dan pemberi
tugas. Dalam menyampaikan laporan hasil audit.
Auditor internal harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Draf laporan hasil audit yang berisi hasil
temuan, butir-butir
kesimpulan dan butir-butir rekomendasi
haruslah direview dan didiskusikan bersama
dengan pimpinan auditee dan stafnya untuk
menghindari kesalah-pahaman.
2) Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja,
hasil temuan dan kesimpulan yang berupa opini auditor internal
terhadap dampak temuan terhadap aktivitas yang diaudit
3) Laporan temuan antara lain harus bersifat :
a) Obyektif, tidak memihak dan bebas dari prasangka dan bebas
dari kekeliruan.
b) Jelas, mudah dimengerti, logis, lugas dan sederhana
serta menghindari bahasa teknis yang terlalu rumit.
c) Singkat, langsung ke inti masalah tidak bertele-tele.
d) Konstruktif, lebih membantu auditee kearah perbaikan dari pada
kritik.
4) Laporan hasil audit seyogyanya juga mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Hal-hal yang masih merupakan masalah dan
belum dapatterselesaikan hingga saat audit berakhir.
b. Pengakuan terhadap prestasi kerja auditee hasil
perbaikan yang telah dilaksanakan dan terutama bila
perbaikan ini dapat diterapkan
pada bagian lain.
c. Rekomendasi tindak lanjut bila memang ada hal-hal
yang perlu dilakukan perbaikan pada proses kerja
auditee.
5) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
pimpinan auditee dan auditor internal mengenai
hasil temuan dan kesimpulan hasil audit
maka perbedaan pendapat ini harus juga
diungkapkan dalam laporan hasil audit.
6) Pimpinan SPI harus meriview dan menyetujui
laporan hasil audit sebelum menerbitkan dan
mendistribusikan laporan tersebut.
e. SPI harus menindaklanjuti laporan hasil
audit untuk mendapatkan kepastian bahwa
langkah yang tepat atas hasil temuan audit
telah dilaksanakan. Jika pimpinan unit kerja
yang bersangkutan memutuskan untuk tidak
mengikuti saran tindak lanjut atas suatu
pertimbangan tertentu, maka SPI harus
melaporkan hal tersebut.
SESI 3
STANDARD PENGELOLAAN UNIT SPI
5. PERSYARATAN PENGELOLAAN UNIT SPI
Kepala SPI beserta para auditornya wajib berusaha secara
terus menerus agar
organisasi SPI dapat berfungsi sesuai dengan visi, misi atribut
dan tanggung
jawabnya.
Untuk dapat melaksanakan hal tersebut diatas maka :
a. SPI harus mempunyai uraian tertulis mengenai tujuan,
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang disebut
dalam pembentukkan Panduan
Pelaksanaan SPI (Internal Audit Charter) yang disahkan
dengan surat keputusan direktur.
b. Kepala SPI harus menerbitkan buku pedoman kerja unit
SPI yang antara lain berisikan :
1) Buku Rencana Kerja unit SPI yang sesuai dengan Panduan
Pelaksanaan SPI (Internal Audit Charter) dan tujuan rumah sakit baik
untuk jangka panjang 5 (lima) tahunan maupun jangka pendek
(tahunan), Rencana Kerja ini haruslah mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a)Tujuan, jenis dan macam kegiatan / program, jadual pelaksanaan
dan pelaporannya serta lokasinya.
b)Ketentuan mengenai ukuran keberhasilan kinerja dan indikator kinerja
kuncinya dari tiap kegiatan atau program.
c)Uraian rinci dari setiap kegiatan / program yang tekait dan sumber daya
yang diperlukan.
d)Rician sumber daya yang diperlukan yang meliputi antara lain
anggaran/dana waktu jumlah personil, dan peralatan lainnya.
2) Buku pedoman audit (Audit manual) yang
berisikan kebijakan dan prosedur audit
mulai dari persiapan pemeriksaan sampai
dengan penyelesaian laporan hasil audit dan
pemantauan hasil tindaklanjut.
c. Kepala SPI harus mempunyai program
untuk pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia dan program pengembangannya
yang meliputi :
1) Uraian tugas setiap jenjang auditor .
2) Persyaratan kualifikasi dan kemampuan
individu dari setiap jenjang tersebut.
3) Program pelatihan dan pengembangan bagi
setiap auditor.
4) Penilaian kinerja, coaching dan konseling bagi
tiap auditor sebagai bagian dari proses
pengembangan profesionalisme mereka.
d. Kepala SPI harus mengadakan koordinasi
dengan dewan pengawas dan auditor
eksternal untuk menghindari tumpang tindih
pemeriksaan dan memperkecil kemungkinan
duplikasi kegiatan audit. Hal ini dapat
dilakukan melalui :
1) Rapat periodik dengan dewan
pengawas dan auditor eksternal
membahas kepentingan bersama rencana
audit.
1) Penyelarasan program audit dan akses timbal
balik terhadap program audit dan kertas kerja
masing-masing.
2) Pertukaran laporan hasil audit dan
rekomendasi manajemen dari auditor eksternal.
3) Persamaan persepsi mengenai tehnik, metode
dan terminologi audit sehingga dapat diperoleh
keseragaman dalam penggunaannya.
e. Kepala SPI harus mempunyai dan melakukan program
jaminan mutu untuk dapat mengevaluasi kinerja unitnya
dengan tujuan agar memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa kinerja SPI telah sesuai
dengan Internal
Audit Charter dan tujuan rumah sakit. Untuk itu kepala
SPI haruslah :
1) Melakukan supevisi dan pemberdayaan terus
menerus sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelaporan,
hingga pemantauan
tindak lanjut.
2) Melakukan review internal secara berkala bersama
pimpinan dan staf atau tim lain yang independen, untuk
menilai tingkat efektivitas audit, kepatuhan auditor terhadap
standar audit, kode etik serta ketentuan dan kebijakan lain.
3) Melakukan review eksternal setiap 2 (dua) tahun oleh
organisasi atau tim atau individu yang mampu, independen
dan tidak mempunyai
konflik kepentingan dengan rumah sakit, untuk memberikan
penilaian dan opini terhadap efektivitas SPI terhadap standar
audit, Internal
Audit Charter, tujuan rumah sakit dan ketentuan lainnya.
KODE ETIK SPI
1. UMUM
Hasil kerja unit SPI sangat ditentukan oleh hasil kerja
auditor internalnya. Hasil
kerja ini akan sangat bermanfaat bagi SPI dan
terutama bagi rumah sakit, bila
pemakai jasa atau unit kerja dalam rumah sakit yakin,
tahu dan merasakan bahwa pelaksanaan audit internal
oleh SPI memang memberikan nilai tambah bagi unit
kerja khususnya dan rumah sakit pada umunya.
• Untuk keperluan ini maka perlu disyaratkan suatu kode etik
yang mengatur
perilaku dan kepatuhan para internal auditor lebih dari
tuntutan perundang-
undangan. Kode etik ini mengatur prinsip dasar
perilaku yang dalam
pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang seksama dari
masing-masing
auditor. Pelanggaran terhadap kode etik ini dapat
mengakibatkan yang
bersangkutan mendapatkan peringatan dan bahkan
diberhentikan dari tugas audit atau keluar dari rumah sakit
2. STANDAR PERILAKU INTERNAL AUDITOR
Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi
kode etik berikut ini, yaitu:
a. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif dan cermat
dalam melaksanakan tugas.
b. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi,
rumah sakit dan audit internal.
c. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan
atau patut diduga dapat merugikan profesi internal
audit atau rumah sakit.
d. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan
kepentingan rumah sakit atau yang mengakibatkan
tidak dapat melakukan tugas dan kewajiban secara
obyektif.
e. Tidak menerima imbalan / suap dari pihak manapun yang
terkait dengan temuan.
f. Mematuhi sepenuhnya standar profesional auditor
internal, kebjakan rumah sakit dan peraturan perundangan.
g. Memelihara dan mempertahankan moral dan martabat audit
internal.
h. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal lain yang
menimbulkan atau patut diduga dapat menimbulkan kerugaian
bagi rumah sakit dengan alasan apapun.
i. Melaporkan semua hasil audit material dengan mengungkapkan
kebenaran sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal
yang dapat merugikan
rumah sakit dan atau dapat merugikan rumah sakit dan atau
dapat melanggar hukum.
SESI 4
PROGRAM KERJA AUDIT
1. Tujuan Umum :
• Menjadi acuan kerja SPI Rumah Sakit.................
2. Tujuan Khusus :
• Menjadi acuan kegiatan tahunan SPI Rumah
Sakit.................
• Menjadi acuan waktu pelaksanaan kerja SPI Rumah
Sakit.................
• Menjadi acuan pembiayaan kegiatan SPI Rumah
Sakit.................
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
– Audit Kinerja Non Keuangan:
• Menetapkan unit kerja yang akan diaudit
• Menyusun rencana audit tiap-tiap unit kerja
• Menetapkan lingkup audit untuktiap-tiap unit kerja
yang akan diaudit
• Menetapkan kriteria audit
• Menyusun instrument audit
• Melaksanakan audit
• Menyusun rekomendasi audit
• Melaporkan hasil audit
• Memonitor tindak lanjut audit
•
SASARAN
• YANG
UNIT
JADWAL AUDIT
JAN FEB INTERNAL.doc
MAR APR MEI JUN JUL
AGS
SEPT OKT NOV DES
T
DIAUDIT
Instalasi
Gawat
Darurat
(IGD)
Instalasi
Rawat
Jalan (IRJA)
Instalasi
Rawat Inap
(IRNA)
N KEGIATAN BIAYA PELAKSANAAN
o
1. Penelitian pendahuluan
2. Metode pendekatan audit
3. Penetapan penugasan
4. Pengarahan kepada anggota tim
5. Pemberitahuan audit
Penelitian Pendahuluan
1. Dalam perencanaan audit tahunan, anggota SPI dibagi pada unit-
unit kerja berdasarkan kompetensi dan tingkat risiko unit kerja
yang bersangkutan secara lebih spesifik. Setiap unit kerja memiliki
tingkat risiko yang berbeda. Misal, Instalasi RJ mempunyai tingkat
risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan Instalasi Farmasi.
2. Anggota Tim harus memperhatikan alur pekerjaan (flow of work)
unit kerja, memahami tujuan unit kerja, mengidentifikasi risiko,
mengetahui pusat pengendalian utama, memahami gaya
manajemen, dan memperhatikan latar belakang karyawan.
3. Dengan demikian SPI dapat mengembangkan program audit
sesuai kebutuhan, alokasi SDM dan menciptakan landasan yang
kuat untuk pelaksanaan audit.
Langkah-langkah perencanaan masing-
masing penugasan
1. Pengumpulan informasi :
Bagan organisasi dan uraian tugas
SOP dan kebijakan auditee
Target dan anggaran auditee
Laporan auditee
Laporan dari pihak eksternal
Laporan audit sebelumnya
Berdasarkan analisis tersebut dapat
2. Analisis Informasi : diketahui permasalahan sebelumnya
Analisis rasio yang masih terjadi, kemungkinan
Analisis tren adanya masalah baru dan adanya
tekanan di unit kerja auditee yang
Analisis penyimpangan
akan diperiksa
Analisis pencapaian
dan lain-lain
3. Membuat Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis informasi, SPI dapat
membuat perkiraan mengenai kondisi
pengendalian yang ada di unit kerja auditee
sekaligus risiko yang mungkin terjadi, baik risiko
operasional maupun risiko bawaan.
Hipotesis diperlukan agar pemeriksaan lebih
fokus dan pengendalian kualitas pemeriksaan
atau untuk memonitor aktivitas anggota tim.
Jika hipotesis tidak terbukti, Ketua Tim tidak
boleh menerima begitu saja. Jaki kembali
informasi, jika perlu lakukan lagi pengujian.
Contoh Hipotesis :
Masih terdapat obat kadaluwarsa dalam
jumlah signifikan.
Pemantauan piutang sangat lemah.
Administrasi pelayanan rawat inap sangat
lemah
Jumlah resep tidak terlayani cukup signifikan
Biaya ambulan tidak terkendali
Pemakaian film radiologi tidak efisien
Metode Pendekatan Audit
Berdasarkan hipotesis, SPI harus dapat menggunakan metode pendekatan, yang
meliputi :
1. Pengambilan sampel
Non statistik
Statistik
2. Teknik-teknik pengujian
Menilai keandalan SOP
Menilai sejauh mana tujuan auditee telah dicapai
Menilai sejauh mana sumber daya dimanfaatkan secara efektif dan efisien
Menilai cara yang digunakan untuk mengamankan aset RS
Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan
peraturan yang mempunyai dampak signifikan terhadap operasional RS.
AUDIT PLAN
RENCANA AUDIT
Periode:……………………………………
Unit kerja Sasaran Standar/Kr Instrumen Waktu Kegiatan Metoda Auditor
yang Audit iteria audit audit
diaudit
IRJ Kepatuhan Permenkes 1. Kertas 1-20 Mengobser observasi Ns.Dalhar
terhadap No12 2008 Kerja Agustus vasi
SPM tenang 2. Timer 2015 petugas
SPM RS 3. Alat dan
tulis prosepelay
4. SPO anan IRJ
pada jam
pelayanan
JADWAL AUDIT
Unit Kerja : Instalasi Rawat Jalan
Periode Audit: 1 Mei 2016 s/d 27 Mei 2016
Tim Audit: 1. Abc 2.Bca 3.Cab
TEMUAN KETIDAKSESUAIAN
NO SASARAN AUDIT PENJELASAN REKOMENDASI
(BUKTI OBJEKTIF) TERHADAP STANDAR
1.
1. TanggapanAuditee
2. Verifikasi Auditor
................. 1. .................
LANGKAH LANGKAH AUDIT
Unit Kerja : Instalasi Farmasi
Periode Audit : Bulan MEI
Tim Audit : ABC
LATIHAN
BUATLAH PROGRAM AUDIT PADA INSTALASI
FARMASI DENGAN FOKUS AUDIT :
• Kejadian kesalahan pemberian obat
• Kepuasan Pelanggan
• Penulisan Resep sesuai dengan formularium
BUAT HASIL AUDIT, ANALISIS DAN
REKOMENDASI
FORM RINGKASAN AUDIT
Unit yang diaudit :
Tanggal audit :
TEMUAN KETIDAKSESUAIAN
NO SASARAN AUDIT PENJELASAN REKOMENDASI
(BUKTI OBJEKTIF) TERHADAP STANDAR
1. TanggapanAuditee
2. Verifikasi Auditor
Ns.Sudalhar,M.Kep 1.Ns.Sudalhar,M.Kep
2.
AUDIT
GIZI
PROGRAM KERJA AUDIT
UNIT : INSTALASI GIZI
TANGGAL AUDIT
TIM AUDIT
: 1-31 MEI 2016
: 1. ABC contoh
FOKUS STANDAR TUJUAN LANGKAH LANGKAH WAKTU AUDIT AUDITOR
AUDIT
Pemberi Sesuai pola Memastikan a. Minta data pegawai 1-31 mei ABC
pelayanan ketenagaan pemberi unit gizi dan copy 2016
gizi pelayanan ijazah & STR kepada
gizi sesuai bagian kepegawian
pola b. Mengecek masa
ketenagaan berlaku masa STR
c. Baandingkan ijazah
dan STR dengan
standarnya
contoh
Ketersediaan Tersedia Memastikan a. Melakukan inspeksi 1-31 ABC
pelayanan pelayanan /pengecekan mei
konsultasi gizi konsultasi gizi ketersedian 2016
Tersedia pelayanan
konsultasi gizi
b. Memastikan
ketenagaan
c. Memeriksa bukti
pelayanan yang
telah diberikan
BUAT HASIL AUDIT, ANALISIS DAN
REKOMENDASI
FORM RINGKASAN AUDIT
Unit yang diaudit :
Tanggal audit :
TEMUAN KETIDAKSESUAIAN
NO SASARAN AUDIT PENJELASAN REKOMENDASI
(BUKTI OBJEKTIF) TERHADAP STANDAR
1. TanggapanAuditee
2. Verifikasi Auditor
Ns.Sudalhar,M.Kep 1.Ns.Sudalhar,M.Kep
2.
RAPAT KOORDINASI SPI
SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL ( SPI )
RUMAH SAKIT ...........................
Alamat......................
Kepada
Yth. Bpk/Ibu/Sdr. ………………..
Di-
RS …………………….
Sehubungan dengan agenda rapat koordiansi Satuan Pmeriksaan Internal Rumah Sakit
…………………….., maka dengan ini kami mohon dengan hormat untuk dapatnya
Bapak/Ibu/Sdr. menghadiri rapat koordinasi yang akan dilaksanakan besuk pada :
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 19 Februari 2013
3. Jam : 13.00
4. Tempat : Ruang Pertemuan
5. Materi : Rapat Koordinasi Hasil Pemeriksaan
Demikian undangan kami. atas perhatian dan kehadirannya kami sampaikan terima
kasih.
Mengetahui
Kepala SPI …………….. Sekretaris
………………………. …………………………………
NOTULEN HASIL RAPAT KORDINASI
Logo RS RS .................
Jalan ……………………
Telp ………………………….
NOTULEN RAPAT SPI, HARI/TANGGAL: …………….., TEMPAT: ……………..
No BAHASAN KEPUTUSAN
IRNA, Farmasi, UBS, IGD, Keuangan Berdasarkan skala resiko diaudit bulan maret namun karena banyaknya sasaran audit di IRNA, maka audit
IGD, UBS dan Keuangan dilanjutkan bulan April 2014
Resep loss di farmasi tidak terdeteksi loss resep tidak terdeteksi karena tidak diketahui jumlah resep,(akibat resep yang tercetak tidak tercantum
no urut)
NO urut resep, pembagian prosentase fee
obat antara RS dan dr. penngelolaan discount Kebijakan yang ada perlu dikomunikasikan dengan pengambil kebijakan
on faktur, pembagian jasa resep
SURAT TUGAS SPI
LOGO RS LOGOSPI
SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL
RUMAH ………………….
………………..
NO.: 06 /TGS/SPI-RSA/2014
1.
2.
3.
4.
Mengetahui
RS …………………….. RS …………………
SURAT KEPADA AUDITEE
LOGO RS LOGO SPI
S ATUAN P E ME RIKS AAN INTE RNAL
R UMAH S AKIT ……………
Lampiran :1 lembar
Kepada
2. Kabid Jangmed
3. Kabid Yanmed
3. Kabag Keuangan
4. Kasi / PJ………………….
AssalamualaikumWr.wb
Berdasar Un d a n g - u n d a n g n o m o r 4 4 ta h u n 2 0 0 9 T e n ta n g R u m a h S a k it P a s a l 3 9 te n ta n g a u d it
p e n y e le n g g a r a a n R u m a h S a k it, d a n S e s u a i P e ra tu ra n D ir e k t u r R S … … … … … … … … N o 1 2 9 9
te n ta n g Pedoman Kerja Satuan Pemeriksaan Internal RS ……………………,maka dengan ini
kami akan melaksanakan pemeriksaan pada bagian yang Bapak/Ibu/Sdr. Pimpin, dengan Tim
Audit Internal yang terdiri dari :
1.
2.
3.
Mengetahui
6 Discharge planning Telah disampaikan cara sesuai Dakwah citra Direksi Perlu
perawatan dirumah, yang pemanggilan
cara minum obat, direncanakan Kasubbag dakwah
jadwal control, doa aktif citra tentang
bersama pasien mendaoakan keaktifan kru Dakwah
sebelum pulang oleh pasien saat citra dalam pelayanan
perawat pulang tidak pasien
terlaksanan
7 Audit Keperawatan Belum dilakuakan Tidak sesuai Audit yang Audit keperawatan
audit keperawatan berjalan dari SPI oleh komkep perlu
oleh komkep dilakukan jika ada
masalah
8 Ronde Keperawatan Pernah dilakukan 2x Belum sesuai Belum ada Perlu Agenda rutin
agenda rutin Ronde
ronde keperawatan
keperawatan