Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

SURVEY PENYAKIT AKIBAT KERJA


(PAK) DI INDUSTRI UD “LD” JAMBON

KELOMPOK 4 :
1. BELLA KUSUMA DEWI
2. BERTI OKTIANA
3. EDY KURNIA KARO-KARO
4. HELNA ARIANI
5. RODAT
6. YEMIMA NORA SITOHANG
7. YOLANDA SIAHAAN
LATAR BELAKANG

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja (faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis,
faktor fisiologis atau ergonomi, faktor psikologis), oleh
karena itu penyakit akibat kerja merupakan penyakit
artefisial atau sering disebut manmade diseases.
Salah satu industri sektor informal di Dusun Jambon Kecamatan Nanggulan
Desa Donomulyo Kabupaten Kulon Progo DIY, yang bergerak di bidang
manufaktur adalah UD “LD” Batako Jambon.

Berdasarkan hasil survei di UD “LD” Batako Jambon dimana


industri tersebut sudah menyediakan alat pelindung diri seperti
helm, sepatu boots, sarung tangan dan masker. Namun, tenaga
kerja di industri tersebut tidak mau menggunakan alat
pelindung tersebut dengan alasan tidak nyaman digunakan saat
bekerja. Semua bagian dari peralatan belum diberi suatu tanda-
tanda atau rambu-rambu.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenal potensi bahaya (Hazard)
2. Mahasiswa dapat melakukan analisis potensi bahaya
dan analisis faktor risiko dengan metode HIRAC
3. Mahasiswa mengenal dan mampu menganalisis
dampak/penyakit akibat kerja
4. Mahasiswa mampu meniadakan dan mengendalikan
potensi bahaya
MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa
 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengenal potensi bahaya
(Hazard)
 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisa
dampak/penyakit akibat kerja
2. Bagi UD “LD”
 Meningkatkan pengetahuan tentang potensi bahaya di UD “LD” Batako
Jambon
 Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit akibat kerja di UD “LD”
TINJAUAN PUSTAKA

BAHAYA Identifikasi Resiko

Risiko Analisis Resiko

Manajemen Risiko Hirarki Pengendalian


Hasil dan
Pembahasan Industri UD “LD” Batako Jambon mulai beroperasi
tahun 2007. Bergerak di industri pembuatan batako,
conblock atau paving block dan buis beton. Produk-
produk UD “LD” Batako Jambon saat ini telah banyak
dinikmati oleh warga warga disekitaran Kabupaten
Kulon Progo bahkan luar kota seperti Semarang. Saat
ini, jumlah karyawan UD “LD” Batako Jambon
Gambaran sebanyak 12 orang, baik karyawan produksi maupun
Umum
angkut. Industri ini beroperasi selama 6 hari kerja.
Lokasi
Karyawan pada industri ini memiliki sistem kerja
sebagai karyawan borong, sehingga tidak memiliki
waktu lama kerja yang pasti per harinya. Selain itu,
untuk upah ditentukan berdasarkan jumlah produk yang
mereka hasilkan dan pembayaran upah dilakukan setiap
seminggu sekali pada hari Sabtu. Industri UD “LD”
Batako Jambon sendiri beralamat di Jalan raya
Pengasih-Nanggulan RT 56 RW 19 Dusun Jambon,
Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten
Kulon Progo, DIY.
Waktu pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan di industri
Waktu ini pada hari Senin, 29 Oktober 2018 pukul 09.00-12.00
Pelaksanaan WIB.

Metode Lokasi Lokasi industri UD “LD” Batako Jambon ini terletak di


Pelaksanaan Pelaksa- Jalan raya Pengasih-Nanggulan RT 56 RW 19 Dusun
naan Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan,
Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Pengumpulan data pada pelaksanaan Praktik Belajar


Metode Lapangan ini menggunakan metode:
Pengumpulan 1. Observasi atau pengamatan
Data 2. Wawancara dengan pemilik dan tenaga kerja
3. Kuisioner
Proses Produksi

Pengayakan pasir Pencetakkan batako


Pengadukan bahan

Pengiriman barang
Penjemuran batako
(distribution)

Penjelasan Proses Produksi :


1. Pengayakan pasir
Merupakan proses yang dilakukan untuk mengayak pasir agar didapatkan ukuran yang
sama ±1 cm serta untuk memisahkan dari batu-batu yang besar. Lalu dilakukan
pengayakan lagi dengan ayakan yang lebih kecil untuk mendapatkan pasir halus. Pasir
harus bersih dari kotoran, sampah dan lumpur.
Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Alat ayakan
2. Pengadukan bahan
Merupakan pencampuran bahan seperti pasir, semen dan air dengan perbandingan pasir
dan semen 1 : 3. Setelah pasir dan semen diaduk dibuat gundukan dan dibuat lubang
ditengahnya untuk diberi air, selanjutnya diaduk kembali hingga bahan tercampur rata.
Alat yang digunakan :
Sekop
Ember
 
3. Pencetakan Batako
Unit ini merupakan unit untuk mencetak batako dengan mesin, namun masih tetap
membutuhkan bantuan tangan manusia.
Pada bagian pencetakan batako terdapat beberapa langkah yaitu :
a. Peletakkan papan kayu
Papan kayu diletakkan pada mesin pencetak batako yang digunakan sebagai alas untuk
meletakkan batako.
b. Penuangan bahan batako (pertama)
Yaitu proses menuangkan adonan batako yang sudah sesuai takaran kedalam mesin
pencetak.
c. Menghidupkan mesin (pertama)
Pada proses ini mesin dihidupkan dengan cara di injak untuk menggetarkan alat agar
adonan batako menjadi padat

d. Penuangan bahan batako (kedua)


Yaitu proses menuangkan adonan batako yang sudah sesuai takaran kedalam mesin
pencetak sampai penuh untuk kedua kalinya. Pada proses ini diberi penambahan krikil
supaya daya tekan batako lebih kuat.

e. Penurunan tuas mesin


Pada proses ini tuas panjang diturunkan untuk membantu menekankan adonan.

f. Menghidupkan mesin (kedua)


Pada proses ini mesin dihidupkan dengan cara di injak untuk menggetarkan alat agar
adonan batako menjadi padat hingga batako sudah terbentuk dengan baik.

g. Penaikkan tuas
Pada proses ini tuas dinaikkan begitu juga dengan alat pencetaknya, supaya batako yang
sudah tercetak dapat diambil. Dalam 1 kali pencetakkan, batako yang dihasilkan sebanyak
2 buah.
Alat yang digunakan:
1. Mesin pencetak
2. Sekop kecil
3. Alat untuk perataan
4. Alas kayu

4. Penjemuran batako
Proses ini dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari. Untuk mendapatkan batako yang
sudah kering, maka diperlukan waktu sekitar 3 hari untuk menjemurnya.

5. Pengiriman barang (Distribution)


Proses distribusi adalah proses terakhir untuk mendistribusikan hasil produksi batako yang
telah jadi untuk dibawa ke tempat pembeli sesuai dengan pesanan.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN

1. Pengayakan pasir yang berpotensi masuknya pasir ke dalam mata saat


pengayakan yang berisiko menyebabkan iritasi pada mata.
2. Pengadukan bahan yang berpotensi lantai licin, menggunakan cangkul saat
pengadukan, dan terhirup semen saat melakukan pengadukan yang berisiko
menyebabkan terpeleset, terjatuh kaki terluka akibat cangkul, ISPA.
3. Pencetakan batako yang berpotensi terjepitnya tangan saat mencetak batako
yang berisiko menyebabkan patah tangan.
4. Penjemuran batako yang berpotensi rusaknya batako saat penjemuran batako,
berpotensi menyebabkan nyeri punggung terhadap karyawan akibat desain alat
kerja yang kurang baik dan berpotensi terjatuhnya batako lalu menimpa kaki
karyawan.
5. Pengiriman Barang (distribution) yang berpotensi rusaknya batako saat
pengiriman dikarenakan kurang rapi dalam penyusunan batako dalam mobil
pengangkutan dan beresiko tertimpanya kaki karyawan saat pengangkutan
batako.
SARAN

1. Bagi Industri Batako UD ”LD” Jambon


Pemilik industri dapat menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja
supaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat timbulkan ditempat
kerja.
 
2. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang industri, terutama
tentang operasional dan menganalisis potensi bahaya yang dapat ditimbulkan di
lingkungan industri.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Saat melakukan wawancara Gambar 2. Salah satu proses pembuatan


dengan salah satu pekerja di industri batako batako yaitu pengadukan adonan batako
oleh pekerja
DOKUMENTASI

Gambar 3. Salah satu proses pembuatan


Gambar 4. Salah satu proses
batako yaitu pencetakan batako oleh
penjemuran batako
pekerja
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai