Anda di halaman 1dari 11

ASSALAMUALAIKUM



Aspek Budaya dalam Pelayanan Kebidanan

By
Desi Andriani
Aspek Budaya dalam Pelayanan Kebidanan

Dalam masyarakat pada umumnya pentingnya akan


kesehatan masih banyak yang belum sepenuhnya memahami,
terutama pada orang awam yang masih menjunjung tinggi adat
istiadat dan budaya daerah mereka dan kepercayaan pada
nenek moyang atau orang terdahulu sebelum mereka, meraka
masih mempercayai mitos-mitos tentang cara-cara mengobati
masalah kesehatan, padahal pada faktanya kegiatan mereka
tersebut malah menjadi penghambat dalam peningkatan
kesehatan masyarakat terutama masalah kesehatan ibu dan
anak.
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan
Dengan Pra Perkawinan Dan
Perkawinan

1. Pra perkawinan
2. Perkawinan
Masa pra perkawinan Perkawinan bukan hanya
adalah masa pasangan sekedar hubungan antara
untuk mempersiapkan suami dan istri.
diri kejenjang Perkawinan memberikan
perkawinan, pelayanan buah untuk
menghasilkan keturunan.
kebidanan di awali
Bayi yang dilahirkan
dengan pemeliharaan juga adalah bayi yang
kesehatan para calon sehat dan direncanakan.
ibu.
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan
Dengan Kehamilan

Perawatan kehamilan merupakan salah satu


faktor yang perlu di perhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga
pertumbuhan dan kesehatan janin.
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan
Kelahiran, Nifas Dan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan survei rumah tangga (SKRT) pada


tahun 1986, angka kematian ibu maternal berkisar
450 per 100.000 kelahiran hidup atau lebih dari
20.000 kematian pertahunnya. Angka kematian ibu
merupakan salah satu indikator kesehatan ibu yang
meliputi ibu dalam masa kehamilan, persalinan,
dan nifas. Angka tersebut dikatakan tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan prilaku masyarakat sering kali
merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di
masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat yang merugikan seperti
misalnya.
1. Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan.
2. Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, ikan asin, telur asin,
karena bisa membuat ASI jadi asin.
3. Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang.
4. Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar
mekoniumnya cepat keluar.
5. Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk
karena takut darah kotor naik mata.
6. Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus di
uraikan dan persalinan yang dilakukan dilantai, diharapkan ibu dapat
dengan mudah melahirkan.
7. Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda
tajam.
Pendekatan Melalui Budaya Dan Kegiatan
Kebudayaan Kaitannya Dengan Peran Seorang
Bidan

Bidan sebagai salah seorang anggota tim


kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan
dalam meningkatkan dalam status kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerjanya.
Menurut departemen kesehatan RI, fungsi bidan diwilayah kerjanya sebagai
berikut:

1. Memberikan pelayan kesehatan kepada masyarakat dirumah-rumah,


mengenai persalinan, pelayanna keluarga dan pengayoman medis
kontrasepsi.
2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan
permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
4. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan
5. Membina kerja sama lintas program, lintas setoral, dan lembaga suadaya
masyarakat.
6. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepasilitas yang
lainnya.
7. Mendeteksi dini adaya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi
serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan
kemampuannya.
Sesuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan aspek sosial
budaya, telah diuraikan dalam pengaturan mentri kesehatan
No.363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu: mengenai wilayah, sruktur
masyarakat dan komposisi penduduk serta sistem pemerintahan desa
dengan cara :
1. Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang telah
ada pembagian wilayah pendudukan/RK dan pembagian wilayah RT
serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-masing RT.
2. Mengenali sruktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM,
karngtaruna tokoh masyarakat, kelompok penyajia, kelompok arisan,
dan lain-lain.
3. Mempelajari data penduduk yang meliputi : Jenis kelamin, Umur,
Mata pencarian, Pendidikan, Agama.
4. Mempelajari peta desa
5. Mencatat jumlah KK, PUS, dan Penduduk menurut jenis kelamin dan
golongan.

Anda mungkin juga menyukai