KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONFERENSI PERS
APBN KiTa
KInerja dan fakTA
Total Confirmed Cases Total Death Tambahan Kasus Harian* Amerika Latin
(Brazil, Peru, Chile, Meksiko)
Total cases = 7.983.437 Total death= 435.181 129.89
50.000 Tambahan kasus di Amerika Latin 39.765
2 terus meningkat, 30% dari total
Iran Lainnya 40.000
30.000 tambahan kasus 14 Juni berasal
Jerman 2.662.860 Amerika Serikat 20.000 dari Brazil, Peru, Chile, dan
Peru Inggris 10.000 Meksiko
Italia Brazil -
Spanyol Italia 117.85
Spanyol 8
Inggris
India Jerman
2.162.228
Rusia Iran Tambahan Kasus Harian* di Luar Amerika
Brazil India Latin
41.698
Amerika Serikat 867.882
Rusia 100.000 • Kenaikan kasus harian tertinggi 88.906
Peru 43.389 80.000 masih ada di AS dengan 20.004 kasus
Lainnya
06-Mar
11-Mar
16-Mar
21-Mar
26-Mar
31-Mar
05-Apr
01-Mar
10-Apr
15-Apr
20-Apr
25-Feb
528.964 baru
60.000 • Negara berkembang, seperti
332.783 34.345
40.000 Rusia,
295.889 India, Pakistan, Bangladesh, dan
291.008 27.136 20.000
236.989 8.870 Afrika Selatan juga terus
0 229.736 8.837 - konsisten mencatat kasus harian
187.671 69.5 yang tinggi.
187.427 6.688
Jumlah pasien sembuh = 15.123 orang (38% dari total kasus positif) Episentrum Covid-19 menyebar ke wilayah lain. Kasus di Jakarta bulan lalu 34%
dari kasus di Indonesia, saat ini menjadi 23%. Kini Jawa Timur jadi episentrum di
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, data per 15 Juni 2020 Jawa, sementara Sulawesi Selatan jadi episentrum di luar Jawa
KEMENTERIAN 4
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
Secara Umum Akan Melambat/Kontraksi Di 2020, Kemudian Pulih Di 2021 Didukung Berbagai Langkah Stimulus
-0,1
WEO Apr 2019 WEO Jul 2019 WEO Okt 2019 WEO Jan 2020 WEO Apr 2020
-3,0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020F 2021F
Source: WEO April - IMF
Ketidakpastian terhadap outlook ekonomi global cukup tinggi dan divergensi proyeksi antar institusi lebar
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh OECD Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh World Bank Beberapa Risiko yg dapat
2020 – 2021 (%, yoy) 2020 – 2021 (%, yoy) mempengaruhi outlook
ke depan
• Second Wave COVID-19
2020 2021
• Tensi geopolitik internasional,
-5.2 4.2 termasuk AS-Tiongkok
• Tensi politik domestik & social
unrest di AS
Double hit scenario mengasumsikan terjadi second wave di tahun 2020
Source: OECD, Juni 2020 Source: World Bank, Juni 2020
KEMENTERIAN 5
OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI
Meski Aktivitas Ekonomi Mulai Membaik, Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Di Q2-2020 Tidak Terhindarkan Akibat Kebijakan Restriksi
Ketat
Yang Berlaku Sejak Maret (Kecuali Tiongkok)
Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (%, yoy)
Full Year 20/21 outlook (IMF, WEO April) FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook
-5,9% & 4,7% -6,5% & 4,0% -7,0% & 5,2% -7,2% & 4,5% -5,2% & 3,0%
10
0,2
0
-10
AS Inggris 1,6 Jerman-2,3 Peranci-s5,0 Jepang-1,7
-9,7 - -8,3
-11,2
-20 -15,4 -17,2
2019 Q1 2019 Q2 2019 Q3 2019 Q4 2020 Q1 2020 Q2 forecast*
Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang & ASEAN (%, yoy)
FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook
10 1,2% & 9,2% 1,9% & 7,4% -1,7% & 9,0% 0,5% & 8,2%
-3,5% & 3,0%
5 3,0
1,2 0,7
0
Konsumsi Pemerintah 3,7 • Namun hasil asesmen terkini mengindikasikan kinerja triwulan II
lebih baik dibanding hasil asesmen sebelumnya (pada Mei 2020),
PMTB 1,7
dan memberikan optimisme bahwa Perekonomian Indonesia akan
Ekspor 0,2 2021 4,5 s.d 5,5 tumbuh positif di 2020
Impor -2,2
• Keberhasilan Program Pemulihan Ekonomi nasional juga
PDB 3,0 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
UPDATE PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DARI LEMBAGA INTERNASIONAL & CONSENSUS (%, YOY)
Proyeksi Lembaga-lembaga lain masih menunjukkan perbedaan yang signifikan, mengindikasikan tingginya ketidakpastian
Jun…
Jul-…
Au… Oct… De… Feb… Apr… Jun… Au… Oct… De… Feb… Apr… Jun… Au… Oct… De…
Feb… Apr…
Ma…
Ma…
Sep… No… Jan… Ma… Ma… Jul-… Sep… No… Jan… Ma… Ma… Jul-… Sep… No… Jan…
Aktivitas Ekonomi Global Di Bulan Mei Mulai Membaik Seiring Relaksasi/ Normalisasi
60,0
PMI Manufaktur Global • Aktivitas ekonomi global sudah mulai menunjukkan
55,0
perbaikan.
50,0
• Meski masih dalam level kontraksi, PMI manufaktur global di
Index di bawah 50 menunjukkan kontraksi bulan Mei sudah meninggalkan titik terendahnya.
45,0 42,4
• Negara-negara yang sudah mencatatkan perbaikan PMI
40,0
39,6 manufaktur antara lain AS, Eropa, Tiongkok, dan Malaysia,
35,0 yang didukung oleh relaksasi lockdown/distancing yang
30,0 sudah dilakukan.
Source: Bloomberg
KEMENTERIAN 8
KEPERCAYAAN INVESTOR GLOBAL MEMBAIK DIBANDING PERIODE MARET (TEKANAN TERTINGGI)
Namun Beberapa Sentimen Negatif Termasuk Kekhawatiran Terjadinya Second Wave Perlu Diwaspadai
Volatility Index
200 100 • Kinerja sektor keuangan global telah menunjukkan tren
positif sejak April, didorong beberapa faktor seperti
MOVE Index 80
150 peluncuran stimulus ekonomi serta kasus COVID-19 yang
VIX Index (RHS) 60 melambat di beberapa negara.
100 ✓ Indeks volatilitas (VIX & MOVE Index menurun)
40
✓ Saham negara maju dan berkembang rebound
50
20 ✓ Arus modal masuk kembali ke Emerging Markets.
0 0 • Meski demikian terdapat syok cukup tajam pada 11 Juni
Jan-20
Jan-18
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Jan-19
Jul-19
Sep-19
Nov-19
Mar-18
Mar-19
May-19
Mar-20
May-18
May-20
2020 dipicu kekhawatiran terjadinya 2 nd wave di AS.
Source: Bloomberg
MSCI Index (100 = 1 Jan 2019) 170 Bloomberg EM Capital Flow Proxy Index
130,0
160
120,0 150
110,0 140
100,0 130
120
90,0
Emerging Market 110
80,0 100
Advanced Economies
Oct-19
Dec-19
Jan-19
Jun-19
Aug-19
Sep-19
Nov-19
Jan-20
Jun-20
Jul-19
May-19
May-20
Apr-19
Apr-20
70,0
Feb-19
Mar-19
Feb-20
Mar-20
Aug-…
Mar-…
Mar-…
May-…
May-…
Dec-…
Nov-…
Jan-19
Jan-20
Jun-20
Feb-19
Feb-20
Apr-20
Apr-19
Sep-19
Oct-19
Jul-19
Jun-19
KEMENTERIAN 9
HARGA KOMODITAS GLOBAL
Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Mengalami Perlambatan, Harga Emas Mengalami Tren Meningkat
24 Apr
30 Apr
01 Jan
31 Jan
05 Jun
11 Jun
06 May
12 May
18 May
24 May
30 May
07 Jan
13 Jan
19 Jan
25 Jan
06 Apr
12 Apr
18 Apr
06 Feb
12 Feb
18 Feb
24 Feb
60
tembaga mengalami rebound seiring dengan aktivitas
ekonomi yang mulai berjalan normal
KEMENTERIAN 10
INDIKATOR PASAR KEUANGAN
Tekanan akibat kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi global covid-19 mulai mereda namun masih fluktuatif
CDS Indo 5yr
Kurs & IHSG
350
7.000 300
16000 250
6.000 14.257
200
134,35
14000 150
5.000
100
4.000 12000 50
4.880 0
IHSG JISDOR (rhs)
3.000 10000
• Sejak hari Rabu 10 Juni hingga Jumat 12 Juni terjadi gejolak di pasar
Yield Obligasi Pemerintah
keuangan
global yang berimbas ke pasar keuangan domestik.
8,50 5,00
8,00
SUN10yr
4,50
• Yield SBN masih meningkat di April, namun mulai membaik di awal Mei.
01 Jan
07 Jan
25 Jan
31 Jan
13 Mar
19 Mar
25 Mar
31 Mar
13 Jan
19 Jan
06 May
01 Mar
07 Mar
06 Apr
12 Apr
18 Apr
24 Apr
30 Apr
05 Jun
11 Jun
12 May
18 May
24 May
30 May
06 Feb
12 Feb
18 Feb
24 Feb
7,50 Indo10yr (rhs) 7,19 4,00 • Tekanan di pasar keuangan menyebabkan outflow terbesar sejak 2007
7,00 3,50 (Rp126,8 triliun) di Maret. Namun menurun di April 2020, dan di Mei dan
6,50 3,00 Juni sudah menujukkan tren positif.
Net Foreign Buying (Rp Triliun)
6,00 2,50
2,59
5,50 2,00 NFB/(NFS) Jan Feb Mar Apr Mei 12-Jun Total 2020
07 Mar
13 Mar
31 Mar
01 Jan
07 Jan
19 Jan
25 Jan
13 Jan
31 Jan
01 Mar
19 Mar
25 Mar
12 Feb
18 Feb
06 Feb
24 Feb
5,00 1,50
SBN 15,2 -28,9 -121,3 -2,1 7,1 4,9* -125,1
Mon 01
Mon 03
Mon 04
Mon 05
Wed 01
Wed 02
Wed 04
Wed 05
Fri 03
Fri 05
Sat 02
Fri 02
Sat 03
Sat 04
Sat 06
Fri 06
Saham 0,0 -4,8 -5,6 -8,8 8,0 1,6 -9,5
Total 15,2 -33,7 -126,8 -11 15,1 6,5 -134,7
*)SBN per 11 Juni
KEMENTERIAN 11
PERBANDINGAN INDIKATOR KEUANGAN
Perbandingan Yield LC Govt Bond 10yr (%) Perbandingan Yield USD Govt Bond 10yr (%) Perbandingan Nilai Tukar Terhadap Dolar AS (%)
Terhadap awal tahun 2020 Terhadap awal tahun 2020 terhadap awal tahun 2020
• Secara YTD, yield LC beberapa negara sudah menurun, posisi yield Indonesia sudah • Per 12 Jun 2020, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp14,133 terdepresiasi
mendekati dengan posisi awal tahun. 1,93% (ytd)
• Kenaikan yield SBN Rupiah 2,26% (ytd) hanya terjadi dalam 3 hari sejak tgl 10-12 • Rata rata nilai tukar sampai dengan 12 Jun 2020 mencapai Rp14.622/USD,
Juni akibat sentiment negatif global. Pada tgl 13 Juni kondisi pasar sudah membaik, lebih lemah dibandingkan rata-rata selama tahun 2019 yang mencapai
dan diharapkan semakin membaik lagi (merah menjadi hijau). Rp14.146/USD
• Sedangkan yield SBN valas menurun 10,40% (ytd) → risiko kurs menjadi • Hal ini sedikit melemah seiring juga dgn tekanan di pasar saham dan obligasi
pertimbangan bagi investor utk membeli SBN Rupiah. pada periode 10-12 Juni akibat sentiment global
KEMENTERIAN 12
KINERJA EKSPOR DAN IMPOR BULAN MEI 2020
Turun Lebih Dalam, namun Neraca Perdagangan Bulan Mei 2020 surplus USD2,09 Miliar
Impor Bahan baku dan penolong 70,7%
-28.96%
2019-Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2020-Jan Feb Mar Apr May
14,99 15,40 14,61 15,52 14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27
12,23 13,45 11,50 11,55
13,35 12,54
8.44
-2,08% 2,02% -2,37% -0,74% Impor Barang Modal 16,3%
-13,81%
-7,00% -4,72%
-15,19%-15,75% -9,24% -5,59% -4,82% -5,54%
-17,30% -16,46% -18,58%
-42.20%
2019-Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2020-Jan Feb Mar Apr May
-47,10%
• Kinerja ekspor dan impor bulan Mei 2020 menjadi yang terendah, karena bersamaan antara momen
puasa/lebaran dan terkontraksinya impor migas lebih dalam.
• Impor yang tumbuh negative di atas 40% di hampir semua jenis barang menunjukkan tekanan di sector
riil yang cukup berat
sumber: BPS dan BC, 2 Juni 2020
KEMENTERIAN 13
ASUMSI DASAR 2019 2020
EKONOMI MAKRO APBN
Realisasi
R
e
s.d 31 a Mei
Mei
li
a. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,07 1) 5,3 s 2,97 1)
a
b. Inflasi (%, yoy) 3,32 s 2,19
3,5 3,1 i
(%, ytd) 1,48 APBN 0,9031
s.d.
c. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) 5,3 5,8 5,4 3,2
g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak/hari) 1.250 1.038 1.191 1.025 4)
Catatan:
1) Realisasi Q1
2) Rata-rata Nilai tukar bln Mei Rp14.906/US$ (per 4 Juni 2020: Rp14.165/US$)
3) ICP Mei tahun 2020 US$25,7/Barel
4) Realisasi lifting s.d. April 2020
KEMENTERIAN 14
Realisasi APBN
s.d. 31 Mei 2020 KEMENTERIAN
KEUANGAN
Jakarta, 16 Juni 2020 REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI APBN S.D. 31 MEI 2020
Pendapatan Negara dan belanja Negara mengalami pertumbuhan negatif dibanding tahun lalu, sedangkan Defisit mengalami peningkatan
secara nominal maupun rasio terhadap PDB lebih tinggi dibanding 3 tahun terakhir
Uraian 2018 2019 2020
(triliun rupiah) Perubahan
% thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN Realisasi (%)Growth
Perubahan
(Perpres s.d. 31 Mei
s.d. 31 Mei LKPP (%) Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
APBN
54/2020)
A. Pendapatan Negara 686,0 35,3 15,5 1.958,6 730,1 37,3 6,4 1.760,9 664,3 37,7 (9,0)
I. Pendapatan Dalam Negeri 684,5 35,5 15,3 1.953,3 729,7 37,4 6,6 1.760,4 663,1 37,7 (9,1)
1. Penerimaan Perpajakan 538,7 35,5 14,5 1.546,1 571,2 36,9 6,0 1.462,6 526,2 36,0 (7,9)
Tax Ratio % (arti luas) 3,98 10,69 4,00 9,14 3,50
a. Pendapatan DJP (Include Pph Migas) 484,9 36,9 14,2 1.332,7 498,5 37,4 2,8 1.254,1 444,6 35,4 (10,8)
b. Pendapatan DJBC 53,8 26,2 17,4 213,5 72,7 34,0 35,1 208,5 81,7 39,2 12,4
2. PNBP 145,9 35,6 18,1 407,1 158,5 38,9 8,6 297,8 136,9 46,0 (13,6)
II. Penerimaan Hibah 1,4 9,3 580,5 5,4 0,5 9,2 (66,0) 0,5 1,2 240,2 143,7
B. Belanja Negara 779,5 35,2 7,9 2.304,3 855,9 37,1 9,8 2.613,8 843,9 32,3 (1,4)
I. Belanja Pemerintah Pusat 458,0 31,5 18,0 1.493,2 530,8 35,6 15,9 1.851,1 537,3 29,0 1,2
1. Belanja K/L 231,5 27,3 19,9 870,3 288,2 33,1 24,5 836,5 270,4 32,3 (6,2)
2. Belanja Non K/L 226,5 37,2 16,2 622,9 242,6 38,9 7,1 1.014,6 267,0 26,3 10,1
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 321,5 42,4 (4,0) 811,1 325,1 40,1 1,1 762,7 306,6 40,2 (5,7)
1. Transfer Ke Daerah 300,8 43,1 (1,9) 741,3 304,7 41,1 1,3 691,5 277,7 40,2 (8,8)
2. Dana Desa 20,7 34,5 (26,7) 69,8 20,4 29,3 (1,1) 71,2 28,9 40,6 41,3
C. Keseimbangan Primer 19,0 (164,9) (163,5) (70,1) 1,3 (1,9) (93,1) (517,8) (33,9) 6,6 (2.710,4)
D. Defisit (93,5) 34,7 (27,3) (345,6) (125,8) 36,4 34,5 (852,9) (179,6) 21,1 42,8
% Defisit thd PDB (0,63) (2,18) (0,79) (5,07) (1,10)
E. Pembiayaan Anggaran 179,4 58,7 (8,3) 398,9 159,9 40,1 (10,9) 852,9 356,1 41,7 122,6
SiLPA/SiKPA 85,9 - 34,1 - 176,4
KEMENTERIAN 16
Realisasi Penerimaan
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
PENERIMAAN PERPAJAKAN
Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari-Mei karena kontraksi penerimaan bulan Mei cukup dalam sebagai
dampak perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi
nasional.
Penerimaan Perpajakan 2018 2019 2020
(triliun rupiah) Perubahan
%
Realisasi Growth
LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN
(Perpres Realisasi
s.d. 31 Mei
Perubahan Growth
% thd LKPP Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
thd (%)
s.d. 31 Mei (%) APB
54/2020) N
A. Penerimaan Pajak 484,9 36,9 14,2 1.332,7 498,5 37,4 2,8 1.254,1 444,6 35,4 (10,8)
1. PPh Migas 25,4 39,3 3,0 59,2 26,4 44,5 3,7 43,7 17,0 38,8 (35,6)
2. Pajak Nonmigas 459,5 36,8 14,9 1.273,5 472,2 37,1 2,8 1.210,4 427,6 35,3 (9,4)
a. PPh Nonmigas 274,8 40,1 14,3 713,1 295,5 41,4 7,5 659,6 264,8 40,2 (10,4)
b. PPN 181,3 33,7 16,2 531,6 173,8 32,7 (4,1) 529,7 160,0 30,2 (8,0)
c. PBB 0,1 0,8 (76,5) 21,1 0,4 1,7 149,6 13,4 0,4 3,2 16,8
d. Pajak Lainnya 3,3 49,4 18,7 7,7 2,5 32,4 (24,0) 7,7 2,3 30,3 (6,4)
B. Kepabeanan dan Cukai 53,8 26,2 17,4 213,5 72,7 34,0 35,1 208,5 81,7 39,2 12,4
1. Cukai 35,5 22,3 15,3 172,4 56,2 32,6 58,3 172,9 66,8 38,6 18,8
2. Pajak Perdagangan Internasional 18,3 39,8 21,7 41,1 16,5 40,1 (9,9) 35,6 14,9 41,8 (9,6)
a. Bea Masuk 15,5 39,6 14,6 37,5 15,0 39,9 (3,3) 33,9 13,8 40,7 (7,9)
b. Bea Keluar 2,8 41,2 85,9 3,5 1,5 42,5 (46,3) 1,8 1,1 62,1 (27,5)
JUMLAH 538,7 35,5 14,5 1.546,1 571,2 36,9 6,0 1.462,6 526,2 36,0 (7,9)
Seluruh sektor utama di Januari-Mei 2020 tumbuh negatif. Kegiatan produksi melambat akibat terbatasnya supply bahan baku impor dan
pembatasan kegiatan produksi akibat Covid-19. Volume penjualan barang dan jasa pada berbagai sektor juga sangat tertekan akibat PSBB,
menurunnya daya beli, serta perubahan pola spending-saving masyarakat dalam menghadapi pandemi. Di bulan Mei 2020, semua sektor utama
tumbuh negatif, mulai negatif 22,20% hingga negatif 44,95%. Semua sektor mengalami tekanan yang hampir serupa, yaitu menurunnya
penyerahan barang dan jasa.
KEMENTERIAN 18
PENERIMAAN PAJAK MEI 2020
Penerimaan Pajak periode Januari – Mei 2020 sebesar Rp444,56 triliun; mencapai 27,06% dari target APBN 2020, atau
1 35,45% dari target Perpres 54/2000.
Pertumbuhan penerimaan sebesar negatif 10,82% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama
tahun 2019 (2,81%).
Di bulan Mei 2020, penerimaan pajak mencapai Rp67,89 triliun, atau tumbuh negatif 38,19% dibanding Mei 2019
2 (Rp109,83 triliun). Secara bruto mengalami tekanan, tumbuh negatif 32,70%.
Kondisi ekonomi dan insentif fiskal sangat menekan penerimaan bruto. Peningkatan restitusi menambah tekanan
pada
penerimaan neto di bulan Mei. Pertumbuhan bulan Mei ini terendah sepanjang Januari – Mei 2020, setelah Januari –
April 2020 tumbuh negatif 3,09%.
Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari-Mei karena kontraksi penerimaan di Mei yang
3
cukup dalam. Hal ini disebabkan perlambatan kegiatan ekonomi akibat covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Hanya PPh OP dan PPh 26 yang masih tumbuh positif. Pertumbuhan PPh OP sebesar 0,55%, melambat dibandingkan
tahun 2019 (tumbuh 16,56%.) Pertumbuhan PPh 26 terjadi karena restitusi besar di Februari 2019 yang tidak terulang di
tahun 2020.
Di bulan Mei 2020, yang masih tumbuh positif hanya PPh pasal 25/29 OP (10,92%) dan PPh Non Migas lainnya
(0,96%). Sementara, secara keseluruhan tumbuh negatif 38,19%.
Realisasi penerimaan pajak pada awal Juni 2020 tumbuh positif, namun belum dapat dipakai sebagai acuan
assessment kinerja penerimaan Juni 2020, masih menunggu realisasi hingga akhir bulan. Pemerintah mengantisipasi
masih berlanjutnya pelemahan penerimaan pajak untuk bulan Juni.
KEMENTERIAN 19
PENERIMAAN PER JENIS PAJAK
HIGHLIGHT
Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya growth y-o-y 2020 growth y-o-y 2019
KEMENTERIAN 20
PENERIMAAN PER JENIS PAJAK PER BULAN (BRUTO)
BRUTO HIGHLIGHT
-28,40%
PPh 21 1,66% Hampir seluruh jenis pajak utama terkontraksi
5,00% cukup dalam di Mei, kecuali PPh OP tumbuh
9,86% positif karena pergeseran pencatatan.
396,52
PPh OP -52,18%
% Selain karena perlambatan aktivitas ekonomi
-34,54%
saat PSBB, kontraksi di Mei juga karena
PPh Badan -13,32%
-8,90% pemanfaatan insentif fiskal Covid-19.
-22,82%
PPh 26 38,13%
PPh 21 terkontraksi 28,40% karena insentif
%
-34,95% PPh 21 DTP.
0 55%
13,15
PPh Final PPh Badan terkontraksi 34,54% karena
, 6,48%
insentif pengurangan 30% PPh 25 dan
-25,41%
0,82% penurunan tarif menjadi 22%.
PPN DN 11,85%
Restitusi PPN Dipercepat meningkatkan
-45,12%
restitusi PPN DN → kontraksi neto lebih
PPh/PPN -13,73%
-8,05% besar dibandingkan bruto.
Impor
Pembebasan PPh 22 Impor dan PPN Impor
Mei Apr Q1 (Alkes) membuat kontraksi PPh/PPN Impor
semakin dalam.
KEMENTERIAN 21
PENERIMAAN PER SEKTOR USAHA
HIGHLIGHT
Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya growth y-o-y 2020 growth y-o-y 2019
Seluruh sektor utama di Januari-
Industri Rp 126,14 T -6,8% Mei 2020 tumbuh negatif,
Pengolaha padahal di Januari-April, Industri
29,2 % -3,0%
Pengolahan dan Jasa Keuangan
n & Asuransi masih usaha
tumbuh
Rp 84,91 T -12,0% Tekanan aktivitas akibat PSBB menjadi penyebab
Perdagangan positif. kontraksi penerimaan. Selain itu, insentif fiskal
utama
19,7 % 2,7%
Covid-19 mulai dimanfaatkan di Masa April.
Jasa Keuangan Rp 69,36 T -1,6% Peningkatan restitusi di Mei menambah tekanan
penerimaan.
& Asuransi 16,1 % 9,9%
• Kontraksi kegiatan impor dan perlambatan
Konstruksi & Rp 27,63 T -11,0%
penyerahan dalam negeri sangat menekan sektor
Real Estat 6,4 % 5,6% Industri Pengolahan dan Perdagangan.
• Jasa Keuangan mulai terpukul oleh perlambatan
Rp 18,66 T -34,9% kredit dan meningkatnya NPL.
Pertambangan • Penurunan harga komoditas masih berlanjut dan
4,3 % -12,4%
makin menekan sektor Pertambangan.
Transportasi & Rp 19,99 T -6,4% • Penurunan kegiatan konstruksi dan penjualan
properti masih menekan Konstruksi & Real Estat.
Pergudangan 4,6 % 25,7%
• Penurunan pengguna transportasi dan
pembangunan sarana penunjang masih terus
menggerus penerimaan sektor Transportasi &
Pergudangan.
KEMENTERIAN 22
PENERIMAAN PER SEKTOR USAHA PER BULAN (BRUTO)
HIGHLIGHT
-32,82%
Meski tidak sebesar kontraksi secara neto, penerimaan bulanan
Industri Pengolahan 0,47%
bruto juga terkontraksi di semua sektor utama bulan Mei →
3,71%
lemahnya baseline penerimaan pajak sebagai refleksi perlambatan
- 36,87% ekonomi.
Perdagangan -12,46% Sumber tekanan sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan
1,29% karena penurunan produksi dan penjualan (retail dan non-retail).
*Keterangan:
1. Sumber: BC, 4 Juni 2020
2. Pembagian sektor berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Direktorat Jenderal Pajak dengan NPWP
pelunasan billing
3. Kategori Perdagangan besar dan eceran termasuk : Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Brg Keperluan Pribadi &
Rumah Tangga
KEMENTERIAN 25
KINERJA BEA KELUAR PER KATEGORI LAPANGAN USAHA
Lapangan usaha Pertambangan masih melambat, namun Industri Pengolahan tumbuh signifikan
Top 6 Sektor Penyumbang BK Terbesar Jan-Mei 2020 growth s.d Mei 2020 growth s.d Mei 2019
(berdasarkan KLU*) (yoy)
GROWTH BK
(yoy)
Rp 627.4 M -
PERTAMBANGAN 46,44
58.1 % -
%
44,00
Rp 254.5 M 98,61%
INDUSTRI PENGOLAHAN %
23.6 % 6,58%
Rp 141.2 M 35,66%
PERDAGANGAN BESAR & ECERAN
13.1 % 27,01%
Rp 50.3 M 206.04%
PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN
4.7 % -2,66%
Rp 1.5 M 181,81
TRANSPORTASI & PERGUDANGAN
0.2 % - 4% %
PENGADAAN AIR, PENGELOLAN SAMPAH & DAUR Rp 97.6 JT 67,6 1679.33%
ULANG, PEMBUANGAN DAN PEMBERSIHAN LIMBAH DAN
SAMPAH 0.01 % 236.65%
• Sektor utama Bea Keluar yaitu Lap. Usaha Pertambangan dengan share 58.14% mengalami perlambatan BK disebabkan turunnya
produksi tembaga sehingga ekspor tidak maksimal dan adanya larangan ekspor nikel;
• Namun sektor utama kedua Industri Pengolahan tumbuh 98.61% disebabkan penerimaan dari CPO
*Keterangan:
1. Sumber: BC, 4 Juni 2020
2. Pembagian sektor berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Direktorat Jenderal Pajak dengan NPWP pelunasan billing
3. Kategori Perdagangan besar dan eceran termasuk : Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Brg Keperluan Pribadi & Rumah Tangga
KEMENTERIAN 26
PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKAU
Pertumbuhan tinggi penerimaan CHT lebih disebabkan oleh limpahan penerimaan tahun sebelumnya (efek PMK-57)
Penerimaan CHT Per 31 Mei (Rp Triliun) Penerimaan CHT per 31 Mei (Rp Triliun)
64,6 (Tanpa Efek PMK-57) 1. Penerimaan CHT per 31 Mei tumbuh
53,7 20,5% (yoy), karena adanya limpahan
17,4 44,8 47,3 penerimaan thn sebelumnya (efek
8,8
PMK-57);
• Pertumbuhan negatif SDA Migas seiring turunnya rata-rata ICP, serta turunnya lifting Migas. Disamping itu, SDA Nonmigas juga tumbuh
negatif disebabkan penurunan rata-rata HBA, penurunan volume produksi batubara, dan penurunan volume produksi kayu.
• Pendapatan KND tumbuh negatif karena surplus BI yang dibayarkan di bulan Juni 2020, sementara tahun 2019 di bulan Mei.
KEMENTERIAN 28
Realisasi Belanja
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT
Belanja untuk penanganan Covid-19, utamanya terkait jaring pengaman sosial mulai direalisasikan. Sedangkan beberapa komponen
belanja K/L lainnya tumbuh negatif, utamanya karena penghematan dan/atau belum terlaksanakan akibat kebijakan PSBB dan physical
distancing.
KEMENTERIAN 30
REALISASI BELANJA PEGAWAI K/L
Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, akibat perubahan kebijakan dalam pemberian THR.
KEMENTERIAN 31
REALISASI BELANJA BARANG
Terjadi pertumbuhan negatif yang dipengaruhi oleh melambatnya pelaksanaan kegiatan K/L
KEMENTERIAN 32
REALISASI BELANJA MODAL
Terjadi penurunan dari tahun 2019 antara lain didorong peningkatan realisasi belanja modal Tanah, serta Peralatan dan Mesin
62,5
29,7 14,5 (0,9) (5,8) (7,3) 2019 2020
Realisasi Belanja Modal
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
per Akun (Rp Triliun) 31 Mei (%) 31 Mei (%)
27,2 31,1 30,8 29,1 26,9
16,7 Modal Tanah 0,5 (7,3) 0,7 57,2
6,1 13,2 13,9 15,1 15,3 16,1 Peralatan & Mesin 6,3 (21.2) 7,4 17,4
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Gedung & Bangunan 3,7 21,7 3,4 (8,1)
Jalan, Irigasi, & Jaringan 17,1 (7,4) 14,1 (18,0)
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%)
(triliun rupiah) Modal Lainnya 1,1 126,9 1,1 (0,9)
53,7 30,7
29,7 20,9
2019 2020
93,2 Belanja Bansos
(50,6)
(triliun rupiah) Real s.d. Growth Real s.d. Growth
31 Mei % 31 Mei %
34,0 20,3 39,2 60,3 78,9
Kemendikbud 5,4 (17,5) 8,6 60,6
34,2 34,0 37,2 50,8 62,2 63,1
Kemenkes 24,3 27,1 24,3 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kemenag 0,2 40,2 0,4 129,2
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%) Kemensos 26,9 129,2 45,5 69,3
(triliun rupiah)
2019 2020 Kemenristek/BR & IN 2,0 12,1 - (100,)
Belanja Bansos
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
BNPB 1,6 100,0 0,0 98,4
(triliun rupiah)
31 Mei % 31 Mei % Total 54,0 53,7 61,4 30,7
Utk Rehabilitasi Sosial 0,0 (49,6) 0,1 414,1
Realisasi Bansos s.d. Mei 2020 tumbuh 30,7 persen
Utk Jaminan Sosial (a.l. PBI JKN) 30,3 19,5 31,6 (4,4) untuk:
Utk Pemberdayaan Sosial 1,4 (31,8) 1,3 (5,4) 1. Penyaluran bantuan PIP dan KIP Kuliah pada
Utk Perlindungan Sosial (a.l. PKH) Kemendikbud,
19,6 98,7 19,5 (0,5)
2. Pembayaran iuran PBI melalui BPJS Kesehatan
Utk Penanggulangan Kemisikinan (a.l. Kartu Sembako) 7,4 280,5 26,3 254,3 pada
Utk Penanggulangan Bencana 1,6 24.314,4 0,1 (95,7) Kementerian Kesehatan, dan
Total 54,0 53,7 61,4 30,7 3. Penyaluran Bansos pada Kementerian Sosial a.l.
seperti (PKH, Kartu Sembako, dan Bansos Tunai)
KEMENTERIAN 34
KONTRAK BELANJA K/L
Realisasi hingga Mei 2020 lebih rendah dibanding dengan periode yang sama tahun 2019, dikarenakan adanya revisi atau blokir atas
beberapa lelang akibat pandemik Covid-19 → Sudah terlihat pengendalian belanja modal – revisi untuk multiyears
(triliun Rupiah)
2019 2020
KEMENTERIAN % thd
No. KODE BA Perpres % thd
APBN s.d. Mei APBN s.d. Mei Perpres
54/2020 APBN
% thd
NEGARA/LEMBAGA APBN
54/2020
1 012 KEMENHAN 108,36 27,10 25,01 131,18 122,45 25,73 19,62 21,02
2 033 KEMEN PU 110,73 56,92 51,40 120,22 95,68 20,06 16,69 20,97
3 060 PERA 86,19 19,32 22,41 104,70 96,12 10,71 10,23 11,15
4 027 POLRI 58,91 0,29 0,49 62,77 60,69 0,54 0,86 0,89
5 025 KEMENSOS 62,07 1,56 2,51 65,06 62,41 1,37 2,10 2,19
6 015 KEMENAG 45,16 1,99 4,41 43,51 40,93 1,40 3,23 3,43
7 022 KEMENKEU 41,55 17,41 41,89 43,11 36,98 10,89 25,26 29,44
8 024 KEMENHUB 58,75 2,72 4,63 57,40 76,55 1,66 2,89 2,17
9 018 KEMENKES 21,69 3,09 14,26 21,06 17,44 1,63 7,72 9,32
10 013 KEMENTAN 13,31 3,18 23,92 13,85 13,41 1,74 12,54 12,95
KEMENKUMHA
10 K/L dengan Nilai Kontrak Terbesar 606,70 133,57 22,02 662,85 622,66 75,73 11,43 12,16
KL Lainnya M 240,73 26,25 10,90 246,77 213,87 11,32 4,59 5,30
Total KL 847,44 159,81 18,86 909,62 836,54 87,06 9,57 10,41
B I A Y A P E N A N G A N A N C O V I D - 19
PANDEMI COVID-19 MEMBERIKAN EFEK (Rp695,20 T)
PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
Kesehatan
Rp87,55 T
Perlindungan
Kesehatan Sosial Ekonomi Keuanga Sosial
n Rp203,90
BERDAMPAK PADA PERTUMBUHAN T
EKONOMI Insentif
DAN KEMISKINAN/PENGANGGURAN UMKM
Usaha
Pertumbuhan -0,4% s.d. 2,3% Rp123,46
Rp120,61T
Ekonomi T
Pembiayaan
Kemiskinan (jt +1,89 s.d. +4,86 Korporasi
org) Rp53,57 T
Penganggura +2,92 s.d. +5,23
n (jt org) Sektoral K/L &
Pemda
KEMENTERIAN Rp106,11 T 37
PROGRES STIMULUS FISKAL PENANGANAN COVID-19 DAN PEN
Secara umum masih menghadapi tantangan di level operasional dan proses administrasi → Mengingat stimulus ini baru awal dan
akan dilakukan perbaikan untuk percepatan
4 5 6
0,06% 0% 3,65%
KEMENTERIAN 39
EFEKTIFITAS PENANGANAN COVID-19 CENDERUNG MEMBAIK
Tingkat kesembuhan membaik, Jaring pengaman sosial juga compatible dengan kebutuhan masyarakat
• Kasus selesai meningkat menjadi 43,54% dibanding minggu sebelumnya yang mencapai 39,6 % dan proporsi
kasus sembuh terus menunjukkan tren peningkatan hingga mencapai 87,19 %.
• Program Jaring Pengaman Sosial yang telah diberikan relatif sesuai dengan perubahan pola pengeluaran
Rumah tangga akibat pandemi Covid-19.
KEMENTERIAN 40
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT UPAYA PERCEPATAN
Mendorong akselerasi eksekusi dan mendorong efektivitas program
KEMENTERIAN 45
KESIMPULAN
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
KESIMPULAN
1 Tantangan Pemerintah saat ini adalah menekan laju penyebaran kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi dan
tersebar di beberapa wilayah yang justru menjadi episentrum baru. Kementerian Keuangan mendukung upaya
penanganan wabah Covid-19 melalui instrumen APBN agar dapat dilaksanakan secara optimal dan komprehensif.
Belanja prioritas dalam penanganan Covid-19 tidak hanya difokuskan pada sektor kesehatan, namun juga upaya
menjaga ketahanan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, keberlangsungan dunia usaha, dan stabilitas sektor keuangan.
Dengan diberlakukannya PSBB di beberapa wilayah, aktivitas ekonomi masyarakat mengalami hambatan dan
2 perlambatan. Hal ini berdampak signifikan pada penerimaan perpajakan di bulan Mei, dimana hampir seluruh
komponen penerimaan perpajakan tumbuh negatif. Demikian juga PNBP yang tumbuh negatif seiring turunnya harga
komoditas dan berkurangnya sisi produksi.
3 Kegiatan ekonomi berkurang signifikan dan tingkat ketidakpastian aktivitas ekonomi pasca pandemi menjadi sangat
tinggi. Hal ini menyebabkan outlook pertumbuhan ekonomi berpotensi mengalami penurunan, serta meningkatkan
potensi pelebaran defisit. Pemerintah perlu memastikan efektifitas stimulus kepada masyarakat, UMKM dan
korporasi yang menjadi kunci dalam menahan perlambatan ekonomi.
4 Upaya penanganan dampak Covid-19 berupa jaring pengaman sosial telah direalisasikan dan mencatat
pertumbuhan positif realisasi penyerapan belanja negara. Beberapa jenis belanja yang tidak terkait penanganan Covid-
19 mengalami penundaan pelaksanaan dan mengalami pertumbuhan negatif.
5 Pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai upaya untuk menggerakkan perekonomian,
melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha baik di sektor riil maupun sektor
keuangan, termasuk kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
KEMENTERIAN 47
Terima Kasih KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA