Anda di halaman 1dari 48

KEMENTERIAN

KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA

KONFERENSI PERS

APBN KiTa
KInerja dan fakTA

Jakarta, 16 Juni 2020


www.kemenkeu.
go.id/apbnkita
Perkembangan Makro dan
Asumsi Dasar
Ekonomi Tahun 2020
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
Jakarta, 16 Juni 2020
INDONESIA
PERKEMBANGAN PANDEMI COVID-19 SECARA GLOBAL
Latin Amerika menjadi pusat penyebaran COVID-19 yang baru; Negara berkembang seperti Rusia, India, Pakistan, Bangladesh dan Afrika
Selatan terus menunjukkan kenaikan kasus signifikan; AS memiliki risiko kenaikan kasus akibat pelonggaran social distancing & social
unrest; Eropa tetap konsisten menunjukkan penurunan kasus tambahan dan mendorong perluasan relaksasi pembatasan sosial.

Total Confirmed Cases Total Death Tambahan Kasus Harian* Amerika Latin
(Brazil, Peru, Chile, Meksiko)
Total cases = 7.983.437 Total death= 435.181 129.89
50.000 Tambahan kasus di Amerika Latin 39.765
2 terus meningkat, 30% dari total
Iran Lainnya 40.000
30.000 tambahan kasus 14 Juni berasal
Jerman 2.662.860 Amerika Serikat 20.000 dari Brazil, Peru, Chile, dan
Peru Inggris 10.000 Meksiko
Italia Brazil -
Spanyol Italia 117.85
Spanyol 8
Inggris
India Jerman
2.162.228
Rusia Iran Tambahan Kasus Harian* di Luar Amerika
Brazil India Latin
41.698
Amerika Serikat 867.882
Rusia 100.000 • Kenaikan kasus harian tertinggi 88.906
Peru 43.389 80.000 masih ada di AS dengan 20.004 kasus
Lainnya

06-Mar
11-Mar
16-Mar
21-Mar
26-Mar
31-Mar
05-Apr
01-Mar

10-Apr
15-Apr
20-Apr
25-Feb
528.964 baru
60.000 • Negara berkembang, seperti
332.783 34.345
40.000 Rusia,
295.889 India, Pakistan, Bangladesh, dan
291.008 27.136 20.000
236.989 8.870 Afrika Selatan juga terus
0 229.736 8.837 - konsisten mencatat kasus harian
187.671 69.5 yang tinggi.
187.427 6.688

*Rata-rata bergerak 7 hari


Sumber: 3
UPDATE CORONAVIRUS (COVID-19) DI INDONESIA

Total Kasus COVID-19 di Indonesia Per 15 Juni 20


Wilayah dengan Kasus COVID-19
39.294
Tertinggi di Indonesia per 14 Juni
40.000 3.200
3.000 2020
329.190 15.123
orang sudah dites PCR pasien sembuh
36.000 Kasus Baru/Hari - RHS (persentase thd total)
2.800
32.000
Total Kasus
2.600 13.649 36.744
PDP ODP
2.198 2.400
28.000 2.200
24.000
Total Kematian - RHS 2.000
DKI Jakarta
289.896
negatif COVID-
1.800 Lainnya 19
20.000 1.600 23%
32%
1.400
16.000 1.017 1.200 Per 18 Mei 2020
12.000 1.000
800
8.000 600 Jatim DKI
Kalsel Lainnya
400 5% 21% 28% Jaka
4.000 rta
200 Jateng Jabar Sulsel Bant
- - 6% 7% 7% en
S6% Jatim
4u Jabar
13%
%lsel

Jumlah pasien sembuh = 15.123 orang (38% dari total kasus positif) Episentrum Covid-19 menyebar ke wilayah lain. Kasus di Jakarta bulan lalu 34%
dari kasus di Indonesia, saat ini menjadi 23%. Kini Jawa Timur jadi episentrum di
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, data per 15 Juni 2020 Jawa, sementara Sulawesi Selatan jadi episentrum di luar Jawa
KEMENTERIAN 4
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
Secara Umum Akan Melambat/Kontraksi Di 2020, Kemudian Pulih Di 2021 Didukung Berbagai Langkah Stimulus

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh IMF


2020 – 2021 (%, yoy) 5,8
5,4
4,3 3,9
3,5 3,5 3,6 3,5 3,4 3,6 3,3 3,4
2,9

-0,1
WEO Apr 2019 WEO Jul 2019 WEO Okt 2019 WEO Jan 2020 WEO Apr 2020
-3,0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020F 2021F
Source: WEO April - IMF

Ketidakpastian terhadap outlook ekonomi global cukup tinggi dan divergensi proyeksi antar institusi lebar

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh OECD Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh World Bank Beberapa Risiko yg dapat
2020 – 2021 (%, yoy) 2020 – 2021 (%, yoy) mempengaruhi outlook
ke depan
• Second Wave COVID-19
2020 2021
• Tensi geopolitik internasional,
-5.2 4.2 termasuk AS-Tiongkok
• Tensi politik domestik & social
unrest di AS
Double hit scenario mengasumsikan terjadi second wave di tahun 2020
Source: OECD, Juni 2020 Source: World Bank, Juni 2020

KEMENTERIAN 5
OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI
Meski Aktivitas Ekonomi Mulai Membaik, Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Di Q2-2020 Tidak Terhindarkan Akibat Kebijakan Restriksi
Ketat
Yang Berlaku Sejak Maret (Kecuali Tiongkok)
Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (%, yoy)
Full Year 20/21 outlook (IMF, WEO April) FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook
-5,9% & 4,7% -6,5% & 4,0% -7,0% & 5,2% -7,2% & 4,5% -5,2% & 3,0%
10
0,2
0

-10
AS Inggris 1,6 Jerman-2,3 Peranci-s5,0 Jepang-1,7
-9,7 - -8,3
-11,2
-20 -15,4 -17,2
2019 Q1 2019 Q2 2019 Q3 2019 Q4 2020 Q1 2020 Q2 forecast*
Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang & ASEAN (%, yoy)
FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook FY 20/21 outlook
10 1,2% & 9,2% 1,9% & 7,4% -1,7% & 9,0% 0,5% & 8,2%
-3,5% & 3,0%
5 3,0
1,2 0,7
0

-5 Tiongkok India Singapur-a0,7 Malaysia 1,8 Indonesia


- - 3,1
-10 -6,8 - 6,8
-8,0
-15 -12,4
*
KEMENTERIAN Perkir
6
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2020-2021
Asesmen Pertumbuhan Ekonomi 2020-2021
Realisasi PDB Q1-2020 (%, yoy) Proyeksi Pemerintah (%, yoy)
• Rilis Pertumbuhan Q1-2020 menunjukkan tendensi kinerja ekonomi
Konsumsi RT 2,8 Indonesia menuju Skenario Sangat Berat (-0,4%) dengan
Konsumsi LNPRT -4,9 2020 -0,4 s.d 2,3 pertumbuhan terendah (palung) di Q2-2020

Konsumsi Pemerintah 3,7 • Namun hasil asesmen terkini mengindikasikan kinerja triwulan II
lebih baik dibanding hasil asesmen sebelumnya (pada Mei 2020),
PMTB 1,7
dan memberikan optimisme bahwa Perekonomian Indonesia akan
Ekspor 0,2 2021 4,5 s.d 5,5 tumbuh positif di 2020
Impor -2,2
• Keberhasilan Program Pemulihan Ekonomi nasional juga
PDB 3,0 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
UPDATE PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DARI LEMBAGA INTERNASIONAL & CONSENSUS (%, YOY)
Proyeksi Lembaga-lembaga lain masih menunjukkan perbedaan yang signifikan, mengindikasikan tingginya ketidakpastian

Proyeksi Proyeksi Triwulan II s.d. IV 20 20


Proyeksi Pertumbuhan 2020-2021 Pertumbuhan 1,9 2,7
0,8 1,1 1,3 1,3 0,8
World Bank OECD ADB Ekonomi 1,21,4 1,6 1,41,4
IMF Bloomberg Indonesia oleh
(Jun) (Jun) (Apr) Lembaga
Internasional -2,0-1,0-1,2-1,0
(Apr) Median (Jun)
Masih Belum -0,7
-4,4 ING Group ANZ Group
Konvergen -3,1-5,1 -3,1 Moody's
-3,8-3,4
2020 0,0 -3,9 s.d -2,8 2,5 0,5 0,5 UBS Oxford Economics Bloomberg Median

Q2 20 -6,1 Q3 20 HSBC Holdings Q4 20


2021 4,8 2.6 s.d 5,2 5,0 8,2 5,5
Sumber: WB Global Economic Prospect 2020, OECD Economic Outlook 2020, Asian Development Outlook 2020, World
Economic Outlook IMF, Bloomberg (diolah) Sumber: Bloomberg (diolah) Mandiri Securities
KEMENTERIAN 7
PMI MANUFAKTUR MEI 2020

Jun…
Jul-…
Au… Oct… De… Feb… Apr… Jun… Au… Oct… De… Feb… Apr… Jun… Au… Oct… De…
Feb… Apr…
Ma…

Ma…
Sep… No… Jan… Ma… Ma… Jul-… Sep… No… Jan… Ma… Ma… Jul-… Sep… No… Jan…
Aktivitas Ekonomi Global Di Bulan Mei Mulai Membaik Seiring Relaksasi/ Normalisasi

60,0
PMI Manufaktur Global • Aktivitas ekonomi global sudah mulai menunjukkan
55,0
perbaikan.
50,0
• Meski masih dalam level kontraksi, PMI manufaktur global di
Index di bawah 50 menunjukkan kontraksi bulan Mei sudah meninggalkan titik terendahnya.
45,0 42,4
• Negara-negara yang sudah mencatatkan perbaikan PMI
40,0
39,6 manufaktur antara lain AS, Eropa, Tiongkok, dan Malaysia,
35,0 yang didukung oleh relaksasi lockdown/distancing yang
30,0 sudah dilakukan.

Source: Bloomberg

PMI Manufaktur Negara - Negara

AS Eropa Tiongkok Malaysia Indonesia


55,0 55,0 55,0 60,0
50,7 60,0
50,0 50,0 50,0
50,0 50,0
45,0 49,1 45,0 45,0 50,1 49,4
40,0 48,4 40,0
40,0 40,0 44,5 40,0 45,6 45,3
35,0
41,5 43,1 30,0 30,0
35,0 39,4 35,0 40,3
31,3
30,0 30,0
33,4 30,0 20,0 20,0 27,5 28,6

KEMENTERIAN 8
KEPERCAYAAN INVESTOR GLOBAL MEMBAIK DIBANDING PERIODE MARET (TEKANAN TERTINGGI)
Namun Beberapa Sentimen Negatif Termasuk Kekhawatiran Terjadinya Second Wave Perlu Diwaspadai
Volatility Index
200 100 • Kinerja sektor keuangan global telah menunjukkan tren
positif sejak April, didorong beberapa faktor seperti
MOVE Index 80
150 peluncuran stimulus ekonomi serta kasus COVID-19 yang
VIX Index (RHS) 60 melambat di beberapa negara.
100 ✓ Indeks volatilitas (VIX & MOVE Index menurun)
40
✓ Saham negara maju dan berkembang rebound
50
20 ✓ Arus modal masuk kembali ke Emerging Markets.
0 0 • Meski demikian terdapat syok cukup tajam pada 11 Juni

Jan-20
Jan-18

Jul-18

Sep-18

Nov-18

Jan-19

Jul-19

Sep-19

Nov-19
Mar-18

Mar-19

May-19

Mar-20
May-18

May-20
2020 dipicu kekhawatiran terjadinya 2 nd wave di AS.

Source: Bloomberg
MSCI Index (100 = 1 Jan 2019) 170 Bloomberg EM Capital Flow Proxy Index
130,0
160
120,0 150
110,0 140
100,0 130
120
90,0
Emerging Market 110
80,0 100
Advanced Economies

Oct-19

Dec-19
Jan-19

Jun-19

Aug-19

Sep-19

Nov-19

Jan-20

Jun-20
Jul-19
May-19

May-20
Apr-19

Apr-20
70,0

Feb-19
Mar-19

Feb-20
Mar-20
Aug-…
Mar-…

Mar-…
May-…

May-…
Dec-…
Nov-…
Jan-19

Jan-20

Jun-20
Feb-19

Feb-20

Apr-20
Apr-19

Sep-19
Oct-19
Jul-19
Jun-19

KEMENTERIAN 9
HARGA KOMODITAS GLOBAL
Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Mengalami Perlambatan, Harga Emas Mengalami Tren Meningkat

Pergerakan Harga Minyak Dunia


80
60
40
38,35 • Setelah naik dari akhir April akibat pemotongan
20 35,69 produksi
0
Brent Crude minyak global, tren kenaikan harga minyak dunia mulai
-
2 melambat.
0
-
• Di sisi demand, permintaan minyak Cina mencapai level
4 90% dari pre-corona virus dan lonjakan pasokan minyak
0
- murah dari Arab Saudi berdampak pada overstock di US.
6 Pergerakan Harga Komoditas Dunia (1 jan = 100)
Second wave Covid-19 di US juga berpotensi menekan
0
120 demand.
110
100 • Harga emas menunjukkan peningkatan yang stabil seiring
90
80
terjadinya peningkatan permintaan pada safe haven assets,
70 sementara untuk komoditas lainnya, seperti batubara dan
01 Mar
07 Mar
13 Mar
19 Mar
25 Mar
31 Mar

24 Apr
30 Apr
01 Jan

31 Jan

05 Jun
11 Jun
06 May
12 May
18 May
24 May
30 May
07 Jan
13 Jan
19 Jan
25 Jan

06 Apr
12 Apr
18 Apr
06 Feb
12 Feb
18 Feb
24 Feb

60
tembaga mengalami rebound seiring dengan aktivitas
ekonomi yang mulai berjalan normal

Gas Soy Copper Gold Palm_Oil Coal Sumber: Tradingeconomics

KEMENTERIAN 10
INDIKATOR PASAR KEUANGAN
Tekanan akibat kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi global covid-19 mulai mereda namun masih fluktuatif
CDS Indo 5yr
Kurs & IHSG
350
7.000 300
16000 250
6.000 14.257
200
134,35
14000 150
5.000
100
4.000 12000 50
4.880 0
IHSG JISDOR (rhs)
3.000 10000

• Sejak hari Rabu 10 Juni hingga Jumat 12 Juni terjadi gejolak di pasar
Yield Obligasi Pemerintah
keuangan
global yang berimbas ke pasar keuangan domestik.
8,50 5,00
8,00
SUN10yr
4,50
• Yield SBN masih meningkat di April, namun mulai membaik di awal Mei.
01 Jan
07 Jan

25 Jan
31 Jan

13 Mar
19 Mar
25 Mar
31 Mar
13 Jan
19 Jan

06 May
01 Mar
07 Mar

06 Apr
12 Apr
18 Apr
24 Apr
30 Apr

05 Jun
11 Jun
12 May
18 May
24 May
30 May
06 Feb
12 Feb
18 Feb
24 Feb

7,50 Indo10yr (rhs) 7,19 4,00 • Tekanan di pasar keuangan menyebabkan outflow terbesar sejak 2007
7,00 3,50 (Rp126,8 triliun) di Maret. Namun menurun di April 2020, dan di Mei dan
6,50 3,00 Juni sudah menujukkan tren positif.
Net Foreign Buying (Rp Triliun)
6,00 2,50
2,59
5,50 2,00 NFB/(NFS) Jan Feb Mar Apr Mei 12-Jun Total 2020

07 Mar
13 Mar

31 Mar
01 Jan
07 Jan

19 Jan
25 Jan
13 Jan

31 Jan

01 Mar

19 Mar
25 Mar
12 Feb
18 Feb
06 Feb

24 Feb
5,00 1,50
SBN 15,2 -28,9 -121,3 -2,1 7,1 4,9* -125,1
Mon 01

Mon 03

Mon 04

Mon 05
Wed 01

Wed 02

Wed 04

Wed 05
Fri 03

Fri 05
Sat 02
Fri 02

Sat 03

Sat 04

Sat 06
Fri 06
Saham 0,0 -4,8 -5,6 -8,8 8,0 1,6 -9,5
Total 15,2 -33,7 -126,8 -11 15,1 6,5 -134,7
*)SBN per 11 Juni

KEMENTERIAN 11
PERBANDINGAN INDIKATOR KEUANGAN
Perbandingan Yield LC Govt Bond 10yr (%) Perbandingan Yield USD Govt Bond 10yr (%) Perbandingan Nilai Tukar Terhadap Dolar AS (%)
Terhadap awal tahun 2020 Terhadap awal tahun 2020 terhadap awal tahun 2020

% YTD (12 Jun 2020) %YTD (12 Jun 2020)


%YTD (12 Jun 2020)
US -62,63 GBP 4,73
PH -24,56 1,84
RU -22,18 JPY 1,08
TH -19,69 0,92
KR -17,33 PH -18,79 VN -0,17
MX -12,40 D -0,25
ID -10,40 -0,89
MY -12,38 -1,65
EU
IDR -1,93
RU - 11,64 MX 3,87 R - 3,35
IN - 11,59 KRW -4, 12
C -4,42 CO 8,80 -4,28
O CAD -4,30
-2,46 TU 11,35 -6,26
B - 7 RUB -13,23
R 0 5 SA 14,11 -15,16
1,62 ARS -15,77
TID , 2,26 -18,92
U BR 16,62 ZAR -21,66
SA
Yield turun Yield naik depresiasi apresiasi

• Secara YTD, yield LC beberapa negara sudah menurun, posisi yield Indonesia sudah • Per 12 Jun 2020, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp14,133 terdepresiasi
mendekati dengan posisi awal tahun. 1,93% (ytd)
• Kenaikan yield SBN Rupiah 2,26% (ytd) hanya terjadi dalam 3 hari sejak tgl 10-12 • Rata rata nilai tukar sampai dengan 12 Jun 2020 mencapai Rp14.622/USD,
Juni akibat sentiment negatif global. Pada tgl 13 Juni kondisi pasar sudah membaik, lebih lemah dibandingkan rata-rata selama tahun 2019 yang mencapai
dan diharapkan semakin membaik lagi (merah menjadi hijau). Rp14.146/USD
• Sedangkan yield SBN valas menurun 10,40% (ytd) → risiko kurs menjadi • Hal ini sedikit melemah seiring juga dgn tekanan di pasar saham dan obligasi
pertimbangan bagi investor utk membeli SBN Rupiah. pada periode 10-12 Juni akibat sentiment global
KEMENTERIAN 12
KINERJA EKSPOR DAN IMPOR BULAN MEI 2020
Turun Lebih Dalam, namun Neraca Perdagangan Bulan Mei 2020 surplus USD2,09 Miliar
Impor Bahan baku dan penolong 70,7%

Ekspor (US$ Miliar) Ex 2019  -6.95% Ex Jan-Mei’20  -5.92%


Ekspor ∆ yoy (RHS)
-41,39%
14,83 15,45 14,28 14,10 14,93
13,93 14,12 13,11 13,95 14,45 13,63 14,06 14,07
12,56 11,79 12,19
11,99% 10.53
1,08% -2,12% -0,38%
-4,45% -5,10% -9,98% -5,73% -6,14% -6,09% -7,02%
-11,16%- 8,95% -9,54% -8,48% -8,88% Impor Barang Konsumsi 12,9%

-28.96%
2019-Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2020-Jan Feb Mar Apr May

Impor (US$ Miliar) Im 2019  -9.53% Im Jan-Mei’20  -14.89%


Impor ∆ yoy (RHS) -41,23%

14,99 15,40 14,61 15,52 14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27
12,23 13,45 11,50 11,55
13,35 12,54
8.44
-2,08% 2,02% -2,37% -0,74% Impor Barang Modal 16,3%
-13,81%
-7,00% -4,72%
-15,19%-15,75% -9,24% -5,59% -4,82% -5,54%
-17,30% -16,46% -18,58%
-42.20%
2019-Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2020-Jan Feb Mar Apr May
-47,10%
• Kinerja ekspor dan impor bulan Mei 2020 menjadi yang terendah, karena bersamaan antara momen
puasa/lebaran dan terkontraksinya impor migas lebih dalam.
• Impor yang tumbuh negative di atas 40% di hampir semua jenis barang menunjukkan tekanan di sector
riil yang cukup berat
sumber: BPS dan BC, 2 Juni 2020
KEMENTERIAN 13
ASUMSI DASAR 2019 2020
EKONOMI MAKRO APBN
Realisasi
R
e
s.d 31 a Mei
Mei
li
a. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,07 1) 5,3 s 2,97 1)
a
b. Inflasi (%, yoy) 3,32 s 2,19
3,5 3,1 i
(%, ytd) 1,48 APBN 0,9031
s.d.
c. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) 5,3 5,8 5,4 3,2

d. Nilai Tukar (Rp/US$) 14.192 14.684


15.000 14.400
(Rp/US$, eop) 14.385 14.733 2)
e. Harga Minyak Mentah Indonesia 70 64 63 41 3)
(US$/barel)
f. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 775 745 755 710 4)

g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak/hari) 1.250 1.038 1.191 1.025 4)
Catatan:
1) Realisasi Q1
2) Rata-rata Nilai tukar bln Mei Rp14.906/US$ (per 4 Juni 2020: Rp14.165/US$)
3) ICP Mei tahun 2020 US$25,7/Barel
4) Realisasi lifting s.d. April 2020

KEMENTERIAN 14
Realisasi APBN
s.d. 31 Mei 2020 KEMENTERIAN
KEUANGAN
Jakarta, 16 Juni 2020 REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI APBN S.D. 31 MEI 2020
Pendapatan Negara dan belanja Negara mengalami pertumbuhan negatif dibanding tahun lalu, sedangkan Defisit mengalami peningkatan
secara nominal maupun rasio terhadap PDB lebih tinggi dibanding 3 tahun terakhir
Uraian 2018 2019 2020
(triliun rupiah) Perubahan
% thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN Realisasi (%)Growth
Perubahan
(Perpres s.d. 31 Mei
s.d. 31 Mei LKPP (%) Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
APBN
54/2020)
A. Pendapatan Negara 686,0 35,3 15,5 1.958,6 730,1 37,3 6,4 1.760,9 664,3 37,7 (9,0)
I. Pendapatan Dalam Negeri 684,5 35,5 15,3 1.953,3 729,7 37,4 6,6 1.760,4 663,1 37,7 (9,1)
1. Penerimaan Perpajakan 538,7 35,5 14,5 1.546,1 571,2 36,9 6,0 1.462,6 526,2 36,0 (7,9)
Tax Ratio % (arti luas) 3,98 10,69 4,00 9,14 3,50
a. Pendapatan DJP (Include Pph Migas) 484,9 36,9 14,2 1.332,7 498,5 37,4 2,8 1.254,1 444,6 35,4 (10,8)
b. Pendapatan DJBC 53,8 26,2 17,4 213,5 72,7 34,0 35,1 208,5 81,7 39,2 12,4
2. PNBP 145,9 35,6 18,1 407,1 158,5 38,9 8,6 297,8 136,9 46,0 (13,6)
II. Penerimaan Hibah 1,4 9,3 580,5 5,4 0,5 9,2 (66,0) 0,5 1,2 240,2 143,7
B. Belanja Negara 779,5 35,2 7,9 2.304,3 855,9 37,1 9,8 2.613,8 843,9 32,3 (1,4)
I. Belanja Pemerintah Pusat 458,0 31,5 18,0 1.493,2 530,8 35,6 15,9 1.851,1 537,3 29,0 1,2
1. Belanja K/L 231,5 27,3 19,9 870,3 288,2 33,1 24,5 836,5 270,4 32,3 (6,2)
2. Belanja Non K/L 226,5 37,2 16,2 622,9 242,6 38,9 7,1 1.014,6 267,0 26,3 10,1
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 321,5 42,4 (4,0) 811,1 325,1 40,1 1,1 762,7 306,6 40,2 (5,7)
1. Transfer Ke Daerah 300,8 43,1 (1,9) 741,3 304,7 41,1 1,3 691,5 277,7 40,2 (8,8)
2. Dana Desa 20,7 34,5 (26,7) 69,8 20,4 29,3 (1,1) 71,2 28,9 40,6 41,3
C. Keseimbangan Primer 19,0 (164,9) (163,5) (70,1) 1,3 (1,9) (93,1) (517,8) (33,9) 6,6 (2.710,4)
D. Defisit (93,5) 34,7 (27,3) (345,6) (125,8) 36,4 34,5 (852,9) (179,6) 21,1 42,8
% Defisit thd PDB (0,63) (2,18) (0,79) (5,07) (1,10)
E. Pembiayaan Anggaran 179,4 58,7 (8,3) 398,9 159,9 40,1 (10,9) 852,9 356,1 41,7 122,6
SiLPA/SiKPA 85,9 - 34,1 - 176,4

KEMENTERIAN 16
Realisasi Penerimaan
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
PENERIMAAN PERPAJAKAN
Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari-Mei karena kontraksi penerimaan bulan Mei cukup dalam sebagai
dampak perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi
nasional.
Penerimaan Perpajakan 2018 2019 2020
(triliun rupiah) Perubahan
%
Realisasi Growth
LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN
(Perpres Realisasi
s.d. 31 Mei
Perubahan Growth
% thd LKPP Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
thd (%)
s.d. 31 Mei (%) APB
54/2020) N
A. Penerimaan Pajak 484,9 36,9 14,2 1.332,7 498,5 37,4 2,8 1.254,1 444,6 35,4 (10,8)
1. PPh Migas 25,4 39,3 3,0 59,2 26,4 44,5 3,7 43,7 17,0 38,8 (35,6)
2. Pajak Nonmigas 459,5 36,8 14,9 1.273,5 472,2 37,1 2,8 1.210,4 427,6 35,3 (9,4)
a. PPh Nonmigas 274,8 40,1 14,3 713,1 295,5 41,4 7,5 659,6 264,8 40,2 (10,4)
b. PPN 181,3 33,7 16,2 531,6 173,8 32,7 (4,1) 529,7 160,0 30,2 (8,0)
c. PBB 0,1 0,8 (76,5) 21,1 0,4 1,7 149,6 13,4 0,4 3,2 16,8
d. Pajak Lainnya 3,3 49,4 18,7 7,7 2,5 32,4 (24,0) 7,7 2,3 30,3 (6,4)
B. Kepabeanan dan Cukai 53,8 26,2 17,4 213,5 72,7 34,0 35,1 208,5 81,7 39,2 12,4
1. Cukai 35,5 22,3 15,3 172,4 56,2 32,6 58,3 172,9 66,8 38,6 18,8
2. Pajak Perdagangan Internasional 18,3 39,8 21,7 41,1 16,5 40,1 (9,9) 35,6 14,9 41,8 (9,6)
a. Bea Masuk 15,5 39,6 14,6 37,5 15,0 39,9 (3,3) 33,9 13,8 40,7 (7,9)
b. Bea Keluar 2,8 41,2 85,9 3,5 1,5 42,5 (46,3) 1,8 1,1 62,1 (27,5)
JUMLAH 538,7 35,5 14,5 1.546,1 571,2 36,9 6,0 1.462,6 526,2 36,0 (7,9)

Seluruh sektor utama di Januari-Mei 2020 tumbuh negatif. Kegiatan produksi melambat akibat terbatasnya supply bahan baku impor dan
pembatasan kegiatan produksi akibat Covid-19. Volume penjualan barang dan jasa pada berbagai sektor juga sangat tertekan akibat PSBB,
menurunnya daya beli, serta perubahan pola spending-saving masyarakat dalam menghadapi pandemi. Di bulan Mei 2020, semua sektor utama
tumbuh negatif, mulai negatif 22,20% hingga negatif 44,95%. Semua sektor mengalami tekanan yang hampir serupa, yaitu menurunnya
penyerahan barang dan jasa.
KEMENTERIAN 18
PENERIMAAN PAJAK MEI 2020

Penerimaan Pajak periode Januari – Mei 2020 sebesar Rp444,56 triliun; mencapai 27,06% dari target APBN 2020, atau
1 35,45% dari target Perpres 54/2000.
Pertumbuhan penerimaan sebesar negatif 10,82% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama
tahun 2019 (2,81%).

Di bulan Mei 2020, penerimaan pajak mencapai Rp67,89 triliun, atau tumbuh negatif 38,19% dibanding Mei 2019
2 (Rp109,83 triliun). Secara bruto mengalami tekanan, tumbuh negatif 32,70%.
Kondisi ekonomi dan insentif fiskal sangat menekan penerimaan bruto. Peningkatan restitusi menambah tekanan
pada
penerimaan neto di bulan Mei. Pertumbuhan bulan Mei ini terendah sepanjang Januari – Mei 2020, setelah Januari –
April 2020 tumbuh negatif 3,09%.
Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari-Mei karena kontraksi penerimaan di Mei yang
3
cukup dalam. Hal ini disebabkan perlambatan kegiatan ekonomi akibat covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Hanya PPh OP dan PPh 26 yang masih tumbuh positif. Pertumbuhan PPh OP sebesar 0,55%, melambat dibandingkan
tahun 2019 (tumbuh 16,56%.) Pertumbuhan PPh 26 terjadi karena restitusi besar di Februari 2019 yang tidak terulang di
tahun 2020.
Di bulan Mei 2020, yang masih tumbuh positif hanya PPh pasal 25/29 OP (10,92%) dan PPh Non Migas lainnya
(0,96%). Sementara, secara keseluruhan tumbuh negatif 38,19%.
Realisasi penerimaan pajak pada awal Juni 2020 tumbuh positif, namun belum dapat dipakai sebagai acuan
assessment kinerja penerimaan Juni 2020, masih menunggu realisasi hingga akhir bulan. Pemerintah mengantisipasi
masih berlanjutnya pelemahan penerimaan pajak untuk bulan Juni.
KEMENTERIAN 19
PENERIMAAN PER JENIS PAJAK

HIGHLIGHT
Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya growth y-o-y 2020 growth y-o-y 2019

-5,30% Hampir seluruh jenis pajak utama terkontraksi


22,88% di Januari-Mei karena kontraksi penerimaan di
Mei yang cukup dalam akibat perlambatan
-24,97% kegiatan ekonomi dampak Covid-19 dan
0,62%
pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka
0,55% pemulihan ekonomi nasional.
16,56%
-20,46% Beberapa jenis pajak yang masih tumbuh positif
5,57% di Januari-April (PPh 21, PPh Final, dan PPN
DN), terkontraksi di Januari-Mei.
14,33%
-19,22%
PPh OP hanya mampu tumbuh 0,55%, namun
-2,96% membaik dibandingkan Januari-April yang
5,53% terkontraksi 0,13%
-2,71%
-4,98%
PPh 26 masih tumbuh positif, namun hanya
-14,80% karena restitusi besar di Februari 2019 yang
-2,71% tidak terulang di 2020. Pertumbuhannya jauh
melambat dibandingkan Januari-April yang
tumbuh 28,14%.

KEMENTERIAN 20
PENERIMAAN PER JENIS PAJAK PER BULAN (BRUTO)

BRUTO HIGHLIGHT
-28,40%
PPh 21 1,66% Hampir seluruh jenis pajak utama terkontraksi
5,00% cukup dalam di Mei, kecuali PPh OP tumbuh
9,86% positif karena pergeseran pencatatan.
396,52
PPh OP -52,18%
% Selain karena perlambatan aktivitas ekonomi
-34,54%
saat PSBB, kontraksi di Mei juga karena
PPh Badan -13,32%
-8,90% pemanfaatan insentif fiskal Covid-19.
-22,82%
PPh 26 38,13%
PPh 21 terkontraksi 28,40% karena insentif
%
-34,95% PPh 21 DTP.
0 55%
13,15
PPh Final PPh Badan terkontraksi 34,54% karena
, 6,48%
insentif pengurangan 30% PPh 25 dan
-25,41%
0,82% penurunan tarif menjadi 22%.
PPN DN 11,85%
Restitusi PPN Dipercepat meningkatkan
-45,12%
restitusi PPN DN → kontraksi neto lebih
PPh/PPN -13,73%
-8,05% besar dibandingkan bruto.
Impor
Pembebasan PPh 22 Impor dan PPN Impor
Mei Apr Q1 (Alkes) membuat kontraksi PPh/PPN Impor
semakin dalam.

KEMENTERIAN 21
PENERIMAAN PER SEKTOR USAHA

HIGHLIGHT
Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya growth y-o-y 2020 growth y-o-y 2019
Seluruh sektor utama di Januari-
Industri Rp 126,14 T -6,8% Mei 2020 tumbuh negatif,
Pengolaha padahal di Januari-April, Industri
29,2 % -3,0%
Pengolahan dan Jasa Keuangan
n & Asuransi masih usaha
tumbuh
Rp 84,91 T -12,0% Tekanan aktivitas akibat PSBB menjadi penyebab
Perdagangan positif. kontraksi penerimaan. Selain itu, insentif fiskal
utama
19,7 % 2,7%
Covid-19 mulai dimanfaatkan di Masa April.
Jasa Keuangan Rp 69,36 T -1,6% Peningkatan restitusi di Mei menambah tekanan
penerimaan.
& Asuransi 16,1 % 9,9%
• Kontraksi kegiatan impor dan perlambatan
Konstruksi & Rp 27,63 T -11,0%
penyerahan dalam negeri sangat menekan sektor
Real Estat 6,4 % 5,6% Industri Pengolahan dan Perdagangan.
• Jasa Keuangan mulai terpukul oleh perlambatan
Rp 18,66 T -34,9% kredit dan meningkatnya NPL.
Pertambangan • Penurunan harga komoditas masih berlanjut dan
4,3 % -12,4%
makin menekan sektor Pertambangan.
Transportasi & Rp 19,99 T -6,4% • Penurunan kegiatan konstruksi dan penjualan
properti masih menekan Konstruksi & Real Estat.
Pergudangan 4,6 % 25,7%
• Penurunan pengguna transportasi dan
pembangunan sarana penunjang masih terus
menggerus penerimaan sektor Transportasi &
Pergudangan.
KEMENTERIAN 22
PENERIMAAN PER SEKTOR USAHA PER BULAN (BRUTO)

HIGHLIGHT
-32,82%
Meski tidak sebesar kontraksi secara neto, penerimaan bulanan
Industri Pengolahan 0,47%
bruto juga terkontraksi di semua sektor utama bulan Mei →
3,71%
lemahnya baseline penerimaan pajak sebagai refleksi perlambatan
- 36,87% ekonomi.
Perdagangan -12,46% Sumber tekanan sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan
1,29% karena penurunan produksi dan penjualan (retail dan non-retail).

Jasa Keuangan & -30,02%


14,37% Perlambatan kredit, peningkatan NPL, serta pertumbuhan DPK
Asuransi 5,51% yang lebih besar dari pertumbuhan kredit, menurunkan
profitabilitas sektor Jasa Keuangan & Asuransi
-32,22%
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian juga menurunkan
Konstruksi & Real Estat -12,73%
6,66% minat investasi pada properti → kegiatan konstruksi dan
penjualan properti makin terpuruk dan menekan penerimaan
-42,95% sektor Konstruksi & Real Estat
Pertambangan -21,68%
-21,70% Rendahnya permintaan global terus menekan harga komoditas
dan terus menekan penerimaan pajak sektor Pertambangan.
Transportasi & -27,73%
-11,28% Makin menurunnya pengguna transportasi dan pembangunan
Pergudangan -0,71% sarana penunjangnya masih menjadi penyebab utama
tertekannya penerimaan sektor Transportasi & Pergudangan.
Mei Apr Q1
KEMENTERIAN 23
REALISASI PENERIMAAN DJBC 2020
Pelemahan ekonomi terkonfirmasi dengan penurunan bea masuk dan bea keluar, adanya pertumbuhan didorong oleh penerimaan cukai.
dalam triliun rupiah
Target Realisasi Growth (y-o-y, %)
No. Jenis Penerimaan % Capaian
Perpres 54/2020 2019 2020 2019 2020
1 BEA MASUK 33.88 14.97 13.79 -3.32 -7.86 40.72
2 CUKAI 172.90 56.21 66.63 58.27 18.54 38.54
Hasil Tembakau 165.65 53.66 64.65 60.17 20.46 39.03
Ethil Alkohol 0.15 0.05 0.17 -12.20 226.99 107.62
MMEA 7.10 2.46 1.79 27.79 -27.32 25.19
Denda Adm. Cukai - 0.02 0.02 19.68 -7.36 -
Cukai Lainnya - 0.01 0.01 54.33 -27.83 -
Plastik - 0.00 0.00 0.00 0.00 -
3 BEA KELUAR 1.75 1.50 1.09 -46.28 -27.45 62.13
TOTAL 208.52 72.68 81.51 35.12 12.15 39.09
PPN Impor 71.14 60.61 -2.71 -14.80
PPn BM Impor 1.65 1.58 -10.97 -4.18
PPh Pasal 22 Impor 23.86 17.90 0.62 -24.97
Total PDRI lainnya 96.65 80.09 -2.07 -17.13
TOTAL DJBC + PERPAJAKAN 169.32 161.60 11.05 -4.56
Sumber : Bukmer Run 3 Juni
2020
• Realisasi penerimaan DJBC Rp 81.51 T (39.09% Target APBN Perpres
54/2020)
• Penerimaan tumbuh sebesar  12.15%
• Pertumbuhan didorong oleh penerimaan Cukai ( 18,54%)
KEMENTERIAN 24
KINERJA BEA MASUK PER KATEGORI LAPANGAN USAHA
Bea masuk mengalami penurunan disebabkan tertekannya sebagian besar sektor utama
growth s.d Mei 2020 (yoy) growth s.d Mei 2019 (yoy)
Top 6 Sektor Penyumbang BM
Terbesar s.d Mei 2020 Total BM 2020
(berdasarkan KLU*) Rp13,79 T  GROWTH BM
-3,32% 1. Penurunan BM terutama pada
Rp 6.49 T - ▪ Sektor industri Pengolahan, sektor
INDUSTRI PENGOLAHAN
46.4 % 0,46% Perdagangan Besar & Eceran,
-4,37% serta
Rp 6.03 T -19, 46% Sektor Pengadaan Listrik, Gas,
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN Uap/Air Panas & Udara Dingin,
43.1 % -
karena Pertambangan
▪ Sektor penurunan impornya;
& penggalian,
7,84%
Rp 0.35 T disebabkan penurunan impor
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN dengan nilai BM yang signifikan dari
2.5 % - 187,41%
alat angkut dan tambang
15,62
Rp 0.31 T -19,23%
%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
6,96% 2. Sedangkan peningkatan BM pada
2.2 %
▪ Sektor Transportasi dari
Rp 0.19 T -20,78% perusahaan logistik;
PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR
PANAS DAN UDARA DINGIN
▪ Sektor Pertanian, Kehutanan dan
1.4 % -5,90% Perikanan adanya Impor Gula
Rp 0.18 T namun melambat dibanding
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN 5,38%
tahun lalu.
PERIKANAN
1.3% % 25,77%

*Keterangan:
1. Sumber: BC, 4 Juni 2020
2. Pembagian sektor berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Direktorat Jenderal Pajak dengan NPWP
pelunasan billing
3. Kategori Perdagangan besar dan eceran termasuk : Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Brg Keperluan Pribadi &
Rumah Tangga
KEMENTERIAN 25
KINERJA BEA KELUAR PER KATEGORI LAPANGAN USAHA
Lapangan usaha Pertambangan masih melambat, namun Industri Pengolahan tumbuh signifikan

Top 6 Sektor Penyumbang BK Terbesar Jan-Mei 2020 growth s.d Mei 2020 growth s.d Mei 2019
(berdasarkan KLU*) (yoy)
GROWTH BK
(yoy)

Rp 627.4 M -
PERTAMBANGAN 46,44
58.1 % -
%
44,00
Rp 254.5 M 98,61%
INDUSTRI PENGOLAHAN %
23.6 % 6,58%
Rp 141.2 M 35,66%
PERDAGANGAN BESAR & ECERAN
13.1 % 27,01%
Rp 50.3 M 206.04%
PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN
4.7 % -2,66%
Rp 1.5 M 181,81
TRANSPORTASI & PERGUDANGAN
0.2 % - 4% %
PENGADAAN AIR, PENGELOLAN SAMPAH & DAUR Rp 97.6 JT 67,6 1679.33%
ULANG, PEMBUANGAN DAN PEMBERSIHAN LIMBAH DAN
SAMPAH 0.01 % 236.65%

• Sektor utama Bea Keluar yaitu Lap. Usaha Pertambangan dengan share 58.14% mengalami perlambatan BK disebabkan turunnya
produksi tembaga sehingga ekspor tidak maksimal dan adanya larangan ekspor nikel;
• Namun sektor utama kedua Industri Pengolahan tumbuh 98.61% disebabkan penerimaan dari CPO
*Keterangan:
1. Sumber: BC, 4 Juni 2020
2. Pembagian sektor berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Direktorat Jenderal Pajak dengan NPWP pelunasan billing
3. Kategori Perdagangan besar dan eceran termasuk : Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Brg Keperluan Pribadi & Rumah Tangga

KEMENTERIAN 26
PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKAU
Pertumbuhan tinggi penerimaan CHT lebih disebabkan oleh limpahan penerimaan tahun sebelumnya (efek PMK-57)

Penerimaan CHT Per 31 Mei (Rp Triliun) Penerimaan CHT per 31 Mei (Rp Triliun)
64,6 (Tanpa Efek PMK-57) 1. Penerimaan CHT per 31 Mei tumbuh
53,7 20,5% (yoy), karena adanya limpahan
17,4 44,8 47,3 penerimaan thn sebelumnya (efek
8,8
PMK-57);

47,3 2. Besaran efek ini yaitu Rp 8,8 Triliun


44,8
di 2019 dan 17,4 Triliun di 2020;
20,5% 5,4
% 3. Penerimaan CHT 2020 juga terbantu
2019 2020 kenaikan tarif tertimbang efektif
18,9%.
Penerimaan Riil Limpahan (PMK-57)
1. Penerimaan tertinggi terjadi di Feb,
2019 2020 disebabkan sebesar Rp16,4T dari total
limpahan penerimaan dari Des 2019
Rp Triliun
Kinerja Penerimaan HT Bulanan yang sebesar 17,4T masuk di Feb;
25,0 448,8%
21,3 2. Penerimaan Maret turun 11,6% (yoy) →
19,3
20,0 17,1 CK1 kredit Jan turun 41,6% (yoy).
15,6 Penerimaan Maret terbantu pelunasan
14,3 10 ,5%
15,0
85,3%
10,7
-11,6% CK-1 maju bulan Apr sebesar 2T dan
9,2 9,4
9, 4% kenaikan tarif efektif;
10,0
93,9%
448,8% 3. Penerimaan bulan Mei tumbuh 10,5%
5,0 37,9% 26,0% 20,5%
0,2 1,2 (yoy) disebabkan pertumbuhan CK1
kredit bulan Maret dan pelunasan CK1
0,0
maju bulan Juni Rp1,5 (tgl 1 Juni jatuh
Jan Feb Mar Apr Mei di hari libur).
2019 2020 Growth akm
KEMENTERIAN 27
REALISASI PNBP
Mengalami penurunan secara tahunan karena pengaruh harga komoditas yang berdampak pada PNBP SDA Minerba dan penurunan pada
beberapa PNBP K/L.

PNBP 2018 2019 2020


(triliun rupiah) Perubahan
% thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN s.d.
(Perpres 31 Mei Perubahan (%)Growth
Realisasi
s.d. 31 Mei LKPP (%) Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
APB
54/2020)
N
1. PNBP SDA 64,9 35,9 39,4 154,2 65,0 42,2 0,2 82,2 49,3 59,9 (24,2)
a. SDA Migas 50,6 35,4 43,6 120,4 51,4 42,7 1,5 53,3 38,9 72,9 (24,4)
- Minyak Bumi 50,6 49,9 43,6 88,7 51,4 57,9 1,5 40,4 38,9 96,2 (24,4)
- Gas Bumi 0,0 0,0 669,2 31,7 0,0 0,0 12,9 0,0 0,0
b. SDA Nonmigas 14,3 37,8 26,1 33,8 13,6 40,3 (4,7) 28,9 10,4 35,9 (23,7)
2. Pendapatan dari KND 23,3 51,6 (12,3) 80,7 32,8 40,6 41,0 65,0 24,0 37,0 (26,8)
3. PNBP Lainnya 41,0 31,9 11,5 123,3 42,3 34,3 3,0 94,7 44,1 46,5 4,3
4. Pendapatan BLU 16,6 30,2 22,4 48,9 18,4 37,6 10,3 55,8 19,5 35,0 6,3
JUMLAH 145,9 35,6 18,1 407,1 158,5 38,9 8,6 297,8 136,9 46,0 (13,6)

• Pertumbuhan negatif SDA Migas seiring turunnya rata-rata ICP, serta turunnya lifting Migas. Disamping itu, SDA Nonmigas juga tumbuh
negatif disebabkan penurunan rata-rata HBA, penurunan volume produksi batubara, dan penurunan volume produksi kayu.
• Pendapatan KND tumbuh negatif karena surplus BI yang dibayarkan di bulan Juni 2020, sementara tahun 2019 di bulan Mei.

KEMENTERIAN 28
Realisasi Belanja
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT
Belanja untuk penanganan Covid-19, utamanya terkait jaring pengaman sosial mulai direalisasikan. Sedangkan beberapa komponen
belanja K/L lainnya tumbuh negatif, utamanya karena penghematan dan/atau belum terlaksanakan akibat kebijakan PSBB dan physical
distancing.

Belanja Pemerintah Pusat 2018 2019 2020


(triliun rupiah) Perubahan
% thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP APBN s.d.Realisasi (%)Growth
Perubahan
(Perpres 31 Mei
s.d. 31 Mei LKPP (%) Growth
APBN
Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%) 54/2020)
1. Belanja K/L 231,5 27,3 19,9 870,3 288,2 33,1 24 ,5 836,5 270,4 32,3 (6,2)
a. Belanja Pegawai 76,5 33,1 6,3 249,2 99,6 40,0 30, 3 260,1 95,4 36,7 (4,2)
b. Belanja Barang 84,9 24,5 21,9 333,9 99,2 29,7 16, 9 284,5 69,2 24,3 (30,3)
c. Belanja Modal 30,9 16,8 (0,8) 174,7 29,1 16,6 (5, 8) 166,9 26,9 16,1 (7,3)
d. Belanja Bantuan Sosial 39,2 46,5 93,2 112,5 60,3 53,6 53, 7 125,1 78,9 63,1 30,7
2. Belanja Non K/L 226,5 37,2 16,2 622,9 242,6 38,9 7 ,1 1.014,6 267,0 26,3 10,1
a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 112,5 43,6 13,8 275,5 127,1 46,1 13, 0 335,2 145,7 43,5 14,7
b. Subsidi 61,0 28,1 42,2 201,8 50,6 25,1 (17, 0) 157,3 48,9 31,1 (3,4)
JUMLAH 458,0 31,5 18,0 1.493,2 530,8 35,6 15 ,9 1.851,1 537,3 29,0 1,2
• Belanja pegawai, barang dan modal tumbuh negatif, dampak dari upaya pengendalian belanja utk penanganan Covid-19
• Belanja bansos tumbuh positif seiring penyaluran berbagai bantuan sosial dalam rangka stimulus
• Sudah terlihat pengendalian belanja modal – revisi untuk multiyears

KEMENTERIAN 30
REALISASI BELANJA PEGAWAI K/L
Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, akibat perubahan kebijakan dalam pemberian THR.

19,7 16,3 1,2 6,3 30,3 2019 2020


(4,2)
Uraian Real % Real
% Keterangan
s.d. 31 Mei Growth s.d. 31 Mei Growth
99,6 95,4 Belanja Pegawai K/L 99,6 30,3 95,4 (4,2)
61,1 71,1 71,9 76,5
a.l. untuk pembayaran gaji, uang
1.Gaji dan Tunjangan 64,6 18,3 65,5 1,4 makan, dan tunj. Beras
33,3 34,0 32,2 33,6 44,4 36,7
2015 2016 2017 2018 2019 2020 a.l. untuk pembayaran Tunjangan
2.Honorarium,Vakasi, dll 35,1 60,3 29,9 (14,6) Kinerja, lembur.
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%)
(triliun rupiah)
1. Realisasi Belanja Pegawai K/L turun 4,2 persen (yoy), disebabkan
Belanja Pegawai 2019 2020 perubahan kebijakan pemberian THR 2020:
(Rp Triliun) Real s.d. % Real s.d. %
a. Pejabat Negara, Es 1&2, dan pejabat lainnya sebagaimana yang
31 Mei Growth 31 Mei Growth tercantum dalam PP 24/2020 tidak menerima THR.
Polri 21,2 18,8 20,0 (5,9) b. ASN di luar butir a tidak dibayarkan komponen tunjangan kinerja
Kementerian Pertahanan 20,2 16,4 19,2 (4,9) (hanya Gapok+Tunj. Melekat)
Kementerian Agama 13,6 19,4 13,8 1,1
2. Realisasi belanja Pegawai pada K/L dengan pagu terbesar umumnya
Kementerian Keuangan 10,8 33,5 10,2 (6,0) tumbuh negatif, kecuali Kemenag antara lain disebabkan kenaikan
Mahkamah Agung 2,8 0,8 2,5 (10,8) realisasi Tunj. Tenaga Pendidik dan Penyuluh Non-PNS.
K/L Lainnya 31,0 7,7 29,8 (3,8)
Total 99,6 30,3 95,4 (4,2)

KEMENTERIAN 31
REALISASI BELANJA BARANG
Terjadi pertumbuhan negatif yang dipengaruhi oleh melambatnya pelaksanaan kegiatan K/L

79,4 2019 2020


29,5 21,9 16,9 Realisasi Belanja Barang
7,9
Real s.d. Growth Real s.d.
(30,1) per Akun (Rp Triliun) 31 Mei (%) 31 Mei
Growth (%)

99,2 Barang 50,5 39,0 34,2 (32,3)


64,5 69,6 84,9 69,4
36 Jasa 10 25,7 7,4 (26,0)
15,1 21,2 23,5 25,0 28,8 24,4 Pemeliharaan 8,6 (16,1) 8,0 (6,9)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Perjalanan 15,1 22,0 6,2 (58,8)
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%) BLU 9,1 (5,0) 9,7 6,7
(triliun rupiah)
Belanja Barang K/L (Rp 2019 2020 Untuk Masyarakat/Pemda 5,9 (30) 3,9 (34,0)
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
Triliun) 31 Mei (%) 31 Mei (%)
Total 99,2 16,9 69,4 (30,1)
❑ Belanja barang masih tumbuh negatif antara lain karena masih
Kemenhan 8,6 (26,4) 8,4 (3,1)
diterapkannya kebijakan PSBB dan WFH sehingga beberapa kegiatan K/L
Polri 9,5 50,8 8,8 (7,5) tidak dapat dilaksanakan sesuai rencananya
❑ Beberapa K/L mengalami penurunan belanja barang, al:
Kemenkes 6,2 (3,1) 4,8 (23,0) ▪ Polri → Sarpras; Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat
Kemenag 7,0 6,8 6,6 (5,7) di Bidang Lantas
▪ Kemenag → Peningkatan akses, mutu, dan relevansi Madrasah
Kemenkeu 3,5 (45,4) 4,3 20,3 ▪ Kemenhan →Pemeliharaan pesawat udara, senjata, dan almatsus
Kemendikbud 3,9 (8,7) 3,7 (3,3) lainnya; Penggiatan fungsi matra darat
▪ Kemenkes → Pembinaan pelayanan kesehatan
Lainnya 60,5 40,1 32,8 (45,8) ❑ Belanja Barang Kemenkeu naik → di 2020 ada realisasi untuk BLU Sawit
Total 99,2 16,9 69,4 (30,1) Rp1,6 T (real 2019 sampai Mei sekitar Rp0,4 T).

KEMENTERIAN 32
REALISASI BELANJA MODAL
Terjadi penurunan dari tahun 2019 antara lain didorong peningkatan realisasi belanja modal Tanah, serta Peralatan dan Mesin

62,5
29,7 14,5 (0,9) (5,8) (7,3) 2019 2020
Realisasi Belanja Modal
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
per Akun (Rp Triliun) 31 Mei (%) 31 Mei (%)
27,2 31,1 30,8 29,1 26,9
16,7 Modal Tanah 0,5 (7,3) 0,7 57,2
6,1 13,2 13,9 15,1 15,3 16,1 Peralatan & Mesin 6,3 (21.2) 7,4 17,4
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Gedung & Bangunan 3,7 21,7 3,4 (8,1)
Jalan, Irigasi, & Jaringan 17,1 (7,4) 14,1 (18,0)
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%)
(triliun rupiah) Modal Lainnya 1,1 126,9 1,1 (0,9)

Belanja Modal K/L


2019 2020 BLU 0,3 4,0 0,2 (33,2)
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
(Rp Triliun)
31 Mei (%) 31 Mei (%)
Total 29,1 (5,8) 26,9
(7,3)
Kemen PUPR 15,7 (6,3) 13,5 (13,9) 1. Belanja modal turun 7,3% → realisasi belanja KemenPUPR dan
Kemenhub mengalami perlambatan akibat adanya
Kemenhan 2,7 (25,5) 3,0 12,9
penundaan/penghematan belanja modal dalam rangka penanganan
Polri 3,3 24,0 3,9 19,1 Covid-19
2. Meskipun demikian, beberapa kegiatan telah direalisaikan:
Kemenhub 3,0 (28,4) 2,5 (14,6)
• Kemen PUPR a.l kegiatan: pengelolaan Bendungan Rp4,9 T,
Kemenag 0,7 14,4 0,9 32,7 peningkatan kapasitas jalan nasional R3,8 T, dan pengembangan
K/L Lainnya 3,8 19,3 3,0 (20,5) jaringan irigasi Rp0,7 T
• Kemenhub a.l kegiatan: prasaran perkeretapian Rp1,1 T,
Total 29,1 (5,8) 26,9 (7,3) pengelolaan kegiatan di bidang pelabuhan Rp0,3 T
KEMENTERIAN 33
REALISASI BELANJA BANSOS K/L
Hingga Mei 2020 tumbuh positif, antara lain dipengaruhi oleh pencairan beberapa komponen Bansos di Kemendikbud dan Kemensos

53,7 30,7
29,7 20,9
2019 2020
93,2 Belanja Bansos
(50,6)
(triliun rupiah) Real s.d. Growth Real s.d. Growth
31 Mei % 31 Mei %
34,0 20,3 39,2 60,3 78,9
Kemendikbud 5,4 (17,5) 8,6 60,6
34,2 34,0 37,2 50,8 62,2 63,1
Kemenkes 24,3 27,1 24,3 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kemenag 0,2 40,2 0,4 129,2
% thd Pagu Real s.d. 31 Mei Growth (%) Kemensos 26,9 129,2 45,5 69,3
(triliun rupiah)
2019 2020 Kemenristek/BR & IN 2,0 12,1 - (100,)
Belanja Bansos
Real s.d. Growth Real s.d. Growth
BNPB 1,6 100,0 0,0 98,4
(triliun rupiah)
31 Mei % 31 Mei % Total 54,0 53,7 61,4 30,7
Utk Rehabilitasi Sosial 0,0 (49,6) 0,1 414,1
Realisasi Bansos s.d. Mei 2020 tumbuh 30,7 persen
Utk Jaminan Sosial (a.l. PBI JKN) 30,3 19,5 31,6 (4,4) untuk:
Utk Pemberdayaan Sosial 1,4 (31,8) 1,3 (5,4) 1. Penyaluran bantuan PIP dan KIP Kuliah pada
Utk Perlindungan Sosial (a.l. PKH) Kemendikbud,
19,6 98,7 19,5 (0,5)
2. Pembayaran iuran PBI melalui BPJS Kesehatan
Utk Penanggulangan Kemisikinan (a.l. Kartu Sembako) 7,4 280,5 26,3 254,3 pada
Utk Penanggulangan Bencana 1,6 24.314,4 0,1 (95,7) Kementerian Kesehatan, dan
Total 54,0 53,7 61,4 30,7 3. Penyaluran Bansos pada Kementerian Sosial a.l.
seperti (PKH, Kartu Sembako, dan Bansos Tunai)
KEMENTERIAN 34
KONTRAK BELANJA K/L
Realisasi hingga Mei 2020 lebih rendah dibanding dengan periode yang sama tahun 2019, dikarenakan adanya revisi atau blokir atas
beberapa lelang akibat pandemik Covid-19 → Sudah terlihat pengendalian belanja modal – revisi untuk multiyears
(triliun Rupiah)
2019 2020
KEMENTERIAN % thd
No. KODE BA Perpres % thd
APBN s.d. Mei APBN s.d. Mei Perpres
54/2020 APBN
% thd
NEGARA/LEMBAGA APBN
54/2020
1 012 KEMENHAN 108,36 27,10 25,01 131,18 122,45 25,73 19,62 21,02
2 033 KEMEN PU 110,73 56,92 51,40 120,22 95,68 20,06 16,69 20,97
3 060 PERA 86,19 19,32 22,41 104,70 96,12 10,71 10,23 11,15
4 027 POLRI 58,91 0,29 0,49 62,77 60,69 0,54 0,86 0,89
5 025 KEMENSOS 62,07 1,56 2,51 65,06 62,41 1,37 2,10 2,19
6 015 KEMENAG 45,16 1,99 4,41 43,51 40,93 1,40 3,23 3,43
7 022 KEMENKEU 41,55 17,41 41,89 43,11 36,98 10,89 25,26 29,44
8 024 KEMENHUB 58,75 2,72 4,63 57,40 76,55 1,66 2,89 2,17
9 018 KEMENKES 21,69 3,09 14,26 21,06 17,44 1,63 7,72 9,32
10 013 KEMENTAN 13,31 3,18 23,92 13,85 13,41 1,74 12,54 12,95
KEMENKUMHA
10 K/L dengan Nilai Kontrak Terbesar 606,70 133,57 22,02 662,85 622,66 75,73 11,43 12,16
KL Lainnya M 240,73 26,25 10,90 246,77 213,87 11,32 4,59 5,30
Total KL 847,44 159,81 18,86 909,62 836,54 87,06 9,57 10,41

Data bersumber dari Run


SPAN
2019: per tanggal 12 Juni
2019
2020: per tanggal 7 Juni 2020
KEMENTERIAN 35
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
PENANGANAN COVID-19 DAN INDONESIA

PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL


PENANGANAN COVID DAN PEMULIHAN EKONOMI
Pemerintah memberikan dukungan stimulus untuk mengurangi dampak terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat

B I A Y A P E N A N G A N A N C O V I D - 19
PANDEMI COVID-19 MEMBERIKAN EFEK (Rp695,20 T)
PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
Kesehatan
Rp87,55 T
Perlindungan
Kesehatan Sosial Ekonomi Keuanga Sosial
n Rp203,90
BERDAMPAK PADA PERTUMBUHAN T
EKONOMI Insentif
DAN KEMISKINAN/PENGANGGURAN UMKM
Usaha
Pertumbuhan -0,4% s.d. 2,3% Rp123,46
Rp120,61T
Ekonomi T
Pembiayaan
Kemiskinan (jt +1,89 s.d. +4,86 Korporasi
org) Rp53,57 T
Penganggura +2,92 s.d. +5,23
n (jt org) Sektoral K/L &
Pemda
KEMENTERIAN Rp106,11 T 37
PROGRES STIMULUS FISKAL PENANGANAN COVID-19 DAN PEN
Secara umum masih menghadapi tantangan di level operasional dan proses administrasi → Mengingat stimulus ini baru awal dan
akan dilakukan perbaikan untuk percepatan

KESEHATAN PERLINDUNGAN SOSIAL INSENTIF USAHA


1 Masih terjadi gap
antara realisasi 2 Penyerapan
3 Jumlah
masih rendah
penerima
keuangan dan khususnya Pra insentif
fisik, sehingga Kerja, BLT Dana
masih belum
perlu percepatan Desa perlu optimal
proses administrasi diakselerasi
penagihan

1,54% 28,63% 6,8%


1. PERBAIKAN PENANGANAN KASUS • Kinerja program bansos cukup optimal ▪ WP yang eligible untuk
a. Kasus Sembuh → 87,19% (Sembako, PKH, Bansos Tunai); memanfaatkan insentif pajak tidak
b. Kasus selesai → 43,54% • Diskon tarif listrik sudah dilaksanakan mengajukan permohonan;
2. INSENTIF TENAGA KESEHATAN (pembayaran ke PLN Juni 2020); ▪ Perlu sosialisasi yang lebih massif
▪ Terdapat kendala administrasi dan • Realisasi kartu pra kerja dan BLT dana
dan melibatkan stakeholders terkait.
verifikasi yang rigid desa masih relatif rendah, perlu
akselerasi;
3. BIAYA KLAIM PERAWATAN PASIEN
▪ Tingkat Verifikasi yang belum diproses Permasalahan dilapangan: target error,
overlapping → perlu perbaikan dalam
masih tinggi pada RS
penyaluran bulan depan.
KEMENTERIAN 38
SECARA UMUM PROGRES STIMULUS FISKAL UNTUK PENANGANAN COVID-19 DAN PEN, MASIH
MENGHADAPI TANTANGAN DI LEVEL OPERASIONAL DAN PROSES ADMINISTRASI
Stimulus ini masih awal dan akan dilakukan perbaikan untuk percepatan

UMKM PEMBIAYAAN KORPORASI SEKTORAL & PEMDA

4 5 6

0,06% 0% 3,65%

Masih penyelesaian Masih penyelesaian ▪ Dukungan Pemda secara


regulasi, penyiapan data skema dukungan dan umum masih proses
dan infrastruktur IT regulasi, serta penyelesaian regulasi
untuk mendukung infrastruktur pendukung ▪ Program Padat karya
operasionalisasi untuk operasionalisasi
oleh K/L sudah mulai
dilaksanakan

KEMENTERIAN 39
EFEKTIFITAS PENANGANAN COVID-19 CENDERUNG MEMBAIK
Tingkat kesembuhan membaik, Jaring pengaman sosial juga compatible dengan kebutuhan masyarakat

Tanggal14Juni2020 Perubahan Pola Pengeluaran


Rumah Tangga (%)

Uraian Jumlah Listrik 3%


Prosentase
Positif 38,277
100. 00Aktif Makanan/minum jadi 8%
Kasus 21,612
56.46Selesai
Kasus 16,665 Pulsa/ paket data 14%
43.54
Uraian Jumlah Kesehatan 20%
Prosentase
Kasus Selesai 16,665
100. 00 uh
Bahan makanan 51%
1. Semb 14,531
2. 87.19
Meninggal 2,134 0% 20% 40% 60%
12.81 Sumber: BPS, 2020

• Kasus selesai meningkat menjadi 43,54% dibanding minggu sebelumnya yang mencapai 39,6 % dan proporsi
kasus sembuh terus menunjukkan tren peningkatan hingga mencapai 87,19 %.
• Program Jaring Pengaman Sosial yang telah diberikan relatif sesuai dengan perubahan pola pengeluaran
Rumah tangga akibat pandemi Covid-19.

KEMENTERIAN 40
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT UPAYA PERCEPATAN
Mendorong akselerasi eksekusi dan mendorong efektivitas program

KESIMPULAN RENCANA TINDAK LANJUT

▪ Secara umum program penangan COVID-19 masih menghadapi


▪ Identifikasi faktor penghambat eksekusi, dan
tantangan dalam eksekusi, baik dari sisi regulasi, administrasi dan merumuskan strategi akselerasi eksekusi,
implementasi di lapangan;
khususnya penanganan Kesehatan, dukungan
▪ Realisasi dukungan kesehatan baru mencapai Rp1,35T UMKM, insentif dunia usaha, serta Pemda;
(1,54%), terutama disebabkan oleh: keterlambatan proses
▪ Upaya percepatan penyelesaian regulasi dan
penagihan, proses verifikasi klaim biaya perawatan covid-19 oleh
simplifikasi prosedur adminsitrasi;
BPJS Kesehatan, serta proses revisi anggaran
▪ Realisasi Program perlindungan sosial relatif baik, yaitu ▪ Segera dilakukan eksekusi program dukungan
Rp58,37 (28,63%) melalui berbagai bantuan seperti PKH, kartu bagi dunia usaha, baik UMKM maupun
Sembako, Bansos Jabodetabek, Bansos Non Jabodetabek, Kartu korporasi, untuk menggerakkan perekonomian
Pra Kerja, Diskon Listrik, dan BLT Dana Desa dan mendukung pemulihan ekonomi nasional;
▪ Masih terdapat permasalahan di level eksekusi di lapangan antara ▪Peningkatan efektifitas komunikasi publik,
lain: Isu terkait target error, over lapping, dan materi pelatihan untuk menyebarluaskan program PEN dan
kartu pra kerja kurang sesuai kebutuhan; mendapat masukan konstruktif → dapat
▪ Beberapa regulasi, pengumpulan data, dan infrastruktur dimanfaatkan optimal oleh masyarakat dalam
mendorong pemulihan ekonomi nasional.
pendukung /IT untuk mendukung program UMKM, insentif
perpajakan, pembiayaan korporasi dan Pemda masih dalam
penyelesaian, sehingga masih belum dapat dieksekusi secara
optimal.
KEMENTERIAN 41
Realisasi Transfer ke Daerah
dan Dana Desa KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI TKDD
Beberapa jenis Transfer ke Daerah tumbuh negatif seiring perubahan pagu yang menyesuaikan dengan turunnya proyeksi penerimaan
sesuai Perpres 54/2020

TKDD 2018 2019 2020


(triliun rupiah) Perubahan
% thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP Growth APBN Realisasi (%)Growth
Perubahan
(Perpres s.d. 31 Mei
s.d. 31 Mei LKPP (%) Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%)
APBN
54/2020)
1. Transfer ke Daerah 300,8 43,1 (1,9) 741,3 304,7 41,1 1,3 691,5 277,7 40,2 (8,8)
a. Dana Perimbangan 289,8 43,3 (2,0) 709,4 297,3 41,9 2,6 657,2 274,3 41,7 (7,7)
- Dana Transfer Umum 233,4 47,1 1,4 524,9 242,1 46,1 3,7 474,2 222,3 46,9 (8,2)
1) DBH 33,2 35,4 8,8 104,0 33,2 31,9 (0,0) 89,8 31,5 35,0 (5,2)
2) DAU 200,2 49,9 0,3 420,9 208,9 49,6 4,3 384,4 190,9 49,7 (8,6)
- Dana Transfer Khusus 56,3 32,5 (13,8) 184,5 55,3 30,0 (1,9) 183,0 52,0 28,4 (5,9)
1) DAK Fisik 4,2 7,3 (75,6) 64,2 2,3 3,6 (45,2) 54,2 2,9 5,3 -
2) DAK Nonfisik 52,1 45,2 8,7 120,4 52,9 44,0 1,6 128,8 49,1 38,2 (7,2)
b. DID 4,3 51,6 (5,1) 9,7 5,2 53,4 21,8 13,5 3,2 23,8 (37,9)
c. Dana Otsus dan Dana 6,8 32,4 4,8 22,2 2,1 9,7 (68,5) 20,9 0,2 0,9 (90,8)
Keistimewaan DIY
2. Dana Desa 20,7 34,5 (26,7) 69,8 20,4 29,3 (1,1) 71,2 28,9 40,6 41,3
JUMLA 321,5 42,4 (4,0) 811,1 325,1 40,1 1,1 762,7 306,6 40,2 (5,7)
H
• Pagu alokasi DBH lebih rendah 16% dari tahun lalu sedangkan pagu alokasi DAU lebih rendah 8 % dari tahun lalu
• Realisasi DAK Fisik naik; Daerah terdorong menyelesaikan data kontrak sebelum dilakukannya penyesuaian pagu alokasi DAK Fisik.
• Realisasi DAK Nonfisik turun; perubahan penyaluran BOS dan penurunan pagu TPG, Tamsil, TKG.
• Mulai TA 2020 penyaluran Dana Desa di transfer langsung dari RKUN ke RKD (Rekening Kas Desa). Per 20 Mei, penyaluran Dana Desa
tahap I dan Tahap II diberikan relaksasi persyaratan penyaluran sesuai PMK 50 Tahun 2020
KEMENTERIAN 43
Realisasi Pembiayaan
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
REALISASI PEMBIAYAAN ANGGARAN
Dari sisi pembiayaan, terdapat tambahan pembiayaan yang sangat signifikan, mengingat adanya tingkat ketidakpastian yang dipengaruhi
kondisi global maupun domestik.

Pembiayaan Anggaran 2018 2019 2020


(triliun rupiah) Perubahan
%thd
Realisasi % thd Growth LKPP Realisasi % thd LKPP APBN s.d.Realisasi
(Perpres 31 Mei
Perubahan
(%)Growth
s.d. 31 Mei LKPP (%) Growth
APBN
Unaudited s.d. 31 Mei Unaudited (%) 54/2020)
1.PembiayaanUtang 178,5 48,0 (7,9) 433,9 161,7 37,3 (9,4 ) 1.006,4 360,7 35,8 123,0
a. SBN (neto) 187,9 52,4 (10,8) 446,3 186,0 41,7 (1,0) 999,4 369,0 67,1 98,3
b.Pinjaman (Neto) (9,4) (68,9) (44,0) (12,4) (24,3) 196,9 7,0 (8,3) (119,4)
2.Pembiayaan Investasi - - - 159,1
(49,4) (3,0) 6,1 #DIV/0! (65,8)
(229,3) (6,0) 2,6 100,0
3.PemberianPinjaman 0,8 (18,4) (51,0) (0,8) 1,2 (148,3) 5,8 1,7 28,4 37,5
4.KewajibanPenjaminan - - - 53,2
- - - - (0,6) (0,4) 71,3 -
5.PembiayaanLainnya 0,1 58,0 (35,6) 15,2 0,0 0,1 (86,7 ) 70,6 0,2 0,2 1.144,4
JUMLA 179,4 58,7 (8,3) 398,9 159,9 40,1 (10,9 ) 852,9 356,1 41,7 122,6
H
• Pembiayaan utang masih on-track dan menunggu SKB II dengan BI untuk pembiayaan PEN
• Pasar SBN mulai bullish; seiring trend incoming bid lelang SUN mulai naik sejak April, bahkan incoming bid asing sudah berada
pada
• kondisi yang normal, seiring dengan terjadinya net foreign buying pada beberapa minggu terakhir.
Penyaluran PMN menunggu kesiapan administrasi/aturan terkait

KEMENTERIAN 45
KESIMPULAN
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
KESIMPULAN

1 Tantangan Pemerintah saat ini adalah menekan laju penyebaran kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi dan
tersebar di beberapa wilayah yang justru menjadi episentrum baru. Kementerian Keuangan mendukung upaya
penanganan wabah Covid-19 melalui instrumen APBN agar dapat dilaksanakan secara optimal dan komprehensif.
Belanja prioritas dalam penanganan Covid-19 tidak hanya difokuskan pada sektor kesehatan, namun juga upaya
menjaga ketahanan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, keberlangsungan dunia usaha, dan stabilitas sektor keuangan.

Dengan diberlakukannya PSBB di beberapa wilayah, aktivitas ekonomi masyarakat mengalami hambatan dan
2 perlambatan. Hal ini berdampak signifikan pada penerimaan perpajakan di bulan Mei, dimana hampir seluruh
komponen penerimaan perpajakan tumbuh negatif. Demikian juga PNBP yang tumbuh negatif seiring turunnya harga
komoditas dan berkurangnya sisi produksi.
3 Kegiatan ekonomi berkurang signifikan dan tingkat ketidakpastian aktivitas ekonomi pasca pandemi menjadi sangat
tinggi. Hal ini menyebabkan outlook pertumbuhan ekonomi berpotensi mengalami penurunan, serta meningkatkan
potensi pelebaran defisit. Pemerintah perlu memastikan efektifitas stimulus kepada masyarakat, UMKM dan
korporasi yang menjadi kunci dalam menahan perlambatan ekonomi.

4 Upaya penanganan dampak Covid-19 berupa jaring pengaman sosial telah direalisasikan dan mencatat
pertumbuhan positif realisasi penyerapan belanja negara. Beberapa jenis belanja yang tidak terkait penanganan Covid-
19 mengalami penundaan pelaksanaan dan mengalami pertumbuhan negatif.
5 Pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai upaya untuk menggerakkan perekonomian,
melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha baik di sektor riil maupun sektor
keuangan, termasuk kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
KEMENTERIAN 47
Terima Kasih KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai