Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KOMUNITAS MASALAH

KESEHATAN POPULASI PENYAKIT


INFEKSI HIV/AIDS

KELOMPOK 4 :

1. AGUS FIRMAN
2. ANGGI LUHUR PRAMESTI
3. AYIES YULIAWATI
4. AZIZAH ELVIN HANDAYANI
5. DEANE DELLFI
6. DEVY PUSPITASARI
7. DINA ALFIONITA
8. FHANI WIDYA SAPUTRI
Definisi HIV/AIDS

HIV atau Human Immunodefeciency Virus secara fisiologis


adalah virus yang menyerang sistem kekebelan tubuh
penderitanya. Dalam buku ‘’Pers Meliput AIDS’’, virus HIV adalah
retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus, yaitu virus yang
dapat berkembang biak dalam darah manusia. Pasien yang sudah
terinfeksi HIV dan mengalami stress yang berkepanjangan, akan
mempercepat menyebarnya AIDS. HIV menyerang salah satu
jenis sel darah putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas
menangkal infeksi. Replikasi virus yang terus menerus
mengakibatkan semakin berat kerusakan sistem kekebalan tubuh
dan semakin rentan terhadap infeksi oportunitis (IO) sehingga
akan berakhir dengan kematian (Brunner & Suddarth, 2002).
Gejala klinis pada stadium AIDS

1. Tanda-tanda utama (gejala mayor)


Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan.
Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus.
Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan.
TBC.

2. Tanda-tanda tambahan (gejala minor)


Batuk kronis selama lebih satu bulan
Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida
Albicans.
Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh.
Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh
tubuh (Harahap. 2008: 47)
Etiologi

AIDS disebakan oleh virus HIV. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah
yang terinfeksi, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI) dari orang yang
terinfeksi. Kondisi ini akan meningkat risikonya jika di organ seksual terdapat
luka. Selain kontak seksual, ada berbagai hal lain yang menyebabkan seseorang
terkena penyakit yang melemahkan sistem imun ini, yaitu:
1. Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik yang lainnya dengan orang yang
terkontaminasi dengan HIV.
2. Menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak
disterilkan.
3. Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kehamilan)
dan saat menyusui.
4. Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore
karena virus HIV akan sangat mudah masuk sistem kekebalan tubuh lemah.
5. Adanya kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang
memiliki infeksi HIV pada luka terbuka yang dimiliki dengan kontak sehari-hari
Masa Inkubasi

Bervariasi, walaupun dari penularan hingga berkembang atau


terdeteksinya antibodi, biasanya 1-3 bulan, namun waktu dari tertular
HIV hingga terdiagnosa sebagai AIDS sekitar <1 tahun hingga 15 tahun
atau lebih. Tanpa pengobatan anti-HIV yang efektif, sekitar 50% dari
orang dewasa yang terinfeksi akan terkena AIDS dalam 10 tahun
sesudah terinfeksi. Median masa inkubasi pada anak-anak yang
terinfeksi lebih pendek dari orang dewasa. Bertambahnya ketersediaan
terapi anti-HIV sejak pertengahan tahun 90-an mengurangi
perkembangan AIDS di AS dan dibanyak Negara berkembang secara
bermakna.
Window Period selama 6-8 minggu, adalah saat tubuh sudah terinfeksi
HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Seseorang
dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun jika tidak diobati,
maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS
Manifestasi Klinis

Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak


khas seperti :
1. Diare kronis
2. Kandidiasi mulut yang luas
3. Pneumoystis Carini
4. Pneumonia Interstisialis Lifositik
5. Ensefalopati Kronik
Pemeriksaan Penunjang

Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase


Chain Reaction).
Serologis:
Tes ELISA memberikan hasil posisitf 2-3 bulan seudah
infeksi.
Western blot (positif)
Limfosit T.
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan neurologis
Tes fungsi paru, bronkoscopi
Penularan

HIV dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak


seksual, penggunaan jarum dan syringes yang
terkontaminasi, transfuse darah atau omponennya yang
terinfeksi;transplantasi dari organ dan jaringan terinfeksi
HIV. Sementara virus kadang-kadang ditemukan di air liur,
air mata, urin dan secret bronchial. Penularan sesudah
kontak dengan secret ini belum pernah dilaporan. Resiko
dari penularan HIV melalui hubungna seks lebih rendah
dibandingkan dengan penyakit menular seksual lainnya.
Namun adanya penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seks terutama penyakit seksual dengan luka seperti
Chancroid, besar kemungkinan dapat menjadi pencetus
penularan HIV.
Selain melalui cairan tubuh, HIV juga ditularkan
melalui:

 Ibu hamil
 Jarum suntik
 Transfuse darah risiko penularan terbesar 90%
 Hubungan seksual
Diagnosis HIV

Di temukannya antibodi HIV dengan pemeriksaan


ELISA perlu di konfirmasi dengan western
imunoblot. Tes HIV Elisa (+) sebanyak tiga kali
dengan reagen yang berlainan merk menunjukkan
positif mengidap HIV.
Pemeriksaan laboratorium ada 3 jenis, yaitu:
1. Pencegahan donor darah
2. Serosurvei
3. Diagnosis
Pengobatan

 Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi :


Pengobatan suportif
Penanggulangan penyakit oportunisik
Pemberian obat anti virus
Penanggulangan dampak psikososial
Pencegahan penyakit HIV/AIDS

1. Upaya pencegahan
Pemberian penyuluhan kesehatan
Tidak melakukan hubungan seks atau hanya
berhubungan seks dengan satu orang yang diketahui
tidak mengidap infeksi.
Memperbanyak fasilitas pengobatan
Menyediakan fasilitas Konseling HIV
Setiap wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan
di sarankan untuk dilakukan tes HIV
Lanjutan...

2. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan


sekitarnya:
Laporan kepada instansi kesehatan setempat
Isolasi
Disinfeksi serentak
Karantina
Imunisasi
Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi
Pengobatan spesifik
ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan
No. SDKI

1. D.0121 : Isolasi Sosial


Kategori : Relasional
Subkategori : Intrksi Sosial

2. D.0110 : Defisit Kesehatan Komunitas


Kategori : Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran

3. D.0113 : Kesiapan Peningkatan Pengetauan


Kategori : Perilaku
Subkategori : Penyuluhan daan Pembelajaran
Intervensi Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI


1. D.0121 : Isolasi Setelah dilakukan I.13498 Promiosi
Sosial tindakan keperawatan di Sosialisasi
Kategori : harapkan isolasi social - Identifikasi kemampuan
Relasional dapat teratasi dengan melakukan interaksi
Subkategori : kriteria hasil : dengan orang lain.
Interaksi Sosial L.13115 keterlibatan sosial - Moivasi meningkatkan
: keterlibatan dalam suatu
- Verbalisasi Sosial (2-4) hubungan
- Motivasi berintersi diluar
- Perilaku Menarik Diri
lingkungan
(2-4)
- Anjurkan berinteraksi
- Efek Murunga atau dengan orang lain secara
Sedih (2-4) bertahap.
-Minat Terhadap Aktifitas
(2-4)
Lanjutan...

2. D.0110 : Setelah dilakukan I.14546 pengembngan


Defisit tindakan keperawatan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan di harapkan Defisit - Identifikasi masalah
Komunitas Kesehatan Komunitas atau isu kesehatan dan
Kategori : dapat teratasi dengan prioritas nya
Perilaku kriteria hasil : - Libatkan anggota
Subkategori : L.12109 status masyarakat dalam
Penyuluhan Kesehatan Komunitas mengembangkan
dan - Ketersediaan jaringan kesehatan.
pembelajaran program proteksi - Kembangkan strategi
Kesehatan dalam manajeemen
- Pemantauan Standar konflik
Kesehatan Komunitas - Kembangkan
- Prevalensi Penyakit mekanisme
(2-4) keterlinbatan tatanan
lokal regional bahkan
Nasional terkait isu
kesehatan komunitas.
Lanjutan...

3. D.0113 : Setelah dilakukan I.12435 Edukasi


Kesiapan tindakan keperawatan di perilaku upaya
Peningkatan harapkan Kesiapan kesehatan
Pengetauan Peningkatan - jelskan penanganan
Kategori : pengetahuan Komunitas masalah kesehatan
Perilaku dapat teratasi dengan - Anjurkan
Subkategori : kriteria hasil : menggunakan
Penyuluhan L.12111 Tingkat fasilitas kesehatan
daan Pengetahuan - Ajarkan program
Pembelajaran - Perilaku sesuai dengan kesehatan dalam
pengetahuan (2-4) sehari-hari
- Menjalani Pemeriksaan
yang tepat (2-4)
- Perilaku sesuai anjuran
(2-4)
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai