Anda di halaman 1dari 34

BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU 1/2004 Pasal
68-69

Perdirjen PB
002/2015
UU 23/2014 Pasal
Pengesahan
346
Pendapatan dan
Belanja BLU

PER-UUan
Perdirjen PB (DASAR HUKUM
47/2014 LPJ BLU) PMK 220
BLU Tahun 220 LK
BLU

Perdirjen 20
PMK 92 / 2011
Pedoman Teknis
Penganggaran
Penganggaran
BLU
BLU
2
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU 1/2004 Pasal
68-69

PERATURAN
UU 23/2014
KDH
Pasal 2 ayat (7) Pasal 346

PER-UUan
(DASAR HUKUM
BLUD)
Permendagri PP 58/2005
61/2007 Pasal 145-150

PP 74/2012 PP 23/2005

3
BADAN LAYANAN UMUM

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

FLEKSIBILITAS BLU, a.l.:


1. Pendapatan dapat digunakan langsung,
KARAKTERISTIK BLU namun tetap melakukan pengesahan ke
TUJUAN BLU
KPPN
1. Berkedudukan sebagai Meningkatkan
2. Flexible budget dengan ambang batas
instansi pemerintah (asetnya pelayanan
3. Investasi jangka pendek untuk
merupakan kekayaan negara kepada
pengelolaan kas
yang tidak dipisahkan) masyarakat
4. Melakukan utang jangka pendek
2. Menghasilkan barang/jasa dalam rangka
5. Surplus digunakan pada tahun anggaran
yang seluruh/sebagian dijual memajukan
berikutnya dan defisit dimintakan dari
kepada masyarakat kesejahteraan
APBN
3. Tidak mengutamakan mencari umum dan
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan
keuntungan mencerdaskan
Profesional Non-PNS
4. Dikelola secara otonom kehidupan
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan
dengan prinsip efisiensi dan bangsa
dari aturan umum pengadaan.
produktivitas ala korporasi
8. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash,
hasil untuk BLU 4
TUJUAN BADAN LAYANAN UMUM

MENINGKATKAN
KUALITAS
PELAYANAN
MASYARAKAT

MENCERDASKAN MEMAJUKAN
KEHIDUPAN KESEJAHTERAAN
BANGSA UMUM

TUJUAN BLUD

5
BADAN LAYANAN UMUM
Pasal 346 UU 23/2014

• Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum


Daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dengan berpedoman pada
ketentuan perUUan

• ”Badan layanan umum daerah” adalah sistem yg


diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau
unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah dlm
memberikan pelayanan kpd masyarakat yg
mempunyai fleksibilitas dlm pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara/daerah pada
umumnya

6
BADAN LAYANAN UMUM
Pasal 346 UU 23/2014

1. untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif


dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh KDH.
2. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah
yang dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan Pemda,
dengan status hukum tidak terpisah dari Pemda.
3. KDH bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan Contractual
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan performance
kepada BLUD terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan. agreement
(perjanjian kinerja)
4. Pejabat pengelola BLUD bertanggungjawab atas Pasal 2
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang Permendagri
didelegasikan oleh KDH. 61 / 2007
5. Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan
efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum
kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
6. BLUD diberikan fleksibilltas dalam pengelolaan
keuangannya.
7
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

DALAM FLEKSIBILITAS BLUD DISESUAIKAN


MELAKSANAKAN DIATUR DGN DENGAN
KEGIATAN, BLUD PERATURAN KDH, KEBUTUHAN DAN
DIBERIKAN KARAKTERISTIK
MEMUDAHKAN
FLEKSIBILITAS KONDISI DAERAH
IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN  TIDAK LAGI
DI DAERAH SENTRALISTIK
KEUANGAN

8
BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN
PENDAPATAN

PENGELOLAAN
BARANG DAN PENGELOLAAN
JASA BELANJA

FLEKSIBILITAS
BLUD

PENGELOLAAN PENGELOLAAN
TARIF SDM PNS DAN
NON PNS

PENGELOLAAN
UTANG DAN
PIUTANG

9
FLEKSIBILITAS BLUD

FLEKSIBILITAS
BLUD

REMUNERASI

DEWAN PENGAWAS

PENGELOLAAN
KERJASAMA DAN
INVESTASI
PENGELOLAAN
SURPLUS
PENGELOLAAN
BARANG

10
PELUANG BLUD

B LUD
N G
UA
PEL BLUD MEMILIKI DISKRESI DLM PENGELOLAAN KEUANGAN, NAMUN
TETAP ADA PENGAWASAN DARI KEPALA DAERAH MELALUI PPKD

PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD LEBIH EFISIEN, EFEKTIF,


PRODUKTIVITAS DAN MENERAPKAN PRAKTEK BISNIS YANG SEHAT

ORIENTASI PROGRAM BERBASIS KINERJA YANG LEBIH MENEKANKAN


PADA PROSES YANG AKAN DIHASILKAN (OUTPUT) BUKAN HANYA
SEKEDAR MEMBIAYAI MASUKAN (INPUT)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BLUD LEBIH TRANSPARAN DAN


INFORMATIF

PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KEUANGAN, LAYANAN DAN


MANFAAT PADA PUBLIK

11
SURPLUS DEFISIT BLUD

 Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran


berikutnya kecuali atas perintah Menteri Keuangan/Gubernur/
Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetorkan
sebagian atau selurunya ke Kas Umum Negara / Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU.
 Defist anggaran BLU dapat diajukan dalam tahun anggaran
berikutnya  Menteri Keuangan / PPKD dapat mengajukan
anggaran untuk menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam
APBN/APBD tahun berikutnya.
 Surplus BLU  selisih lebih antara pendapatan dengan belanja
dihitung dari LK Operasional
 Surplus diestimasikan dalam RBA tahun berikutnya untuk disetujui.
 Defisit BLU  selisih kurang antara pendapatan dan belanja BLU

12
AMBANG BATAS BLU DALAM PELAPORAN

• Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang
dituangkan dalam RBA definitif.
• Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel berdasarkan kesetaraan
antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran, mengikuti praktek
bisnis yang sehat, dalam ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan dalam RBA.
• Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat
persetujuan Kepala Daerah.
• Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa kementerian
negara/lembaga.
• BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan  dikonsolidasikan
dengan laporan keuangan Instansi yang mengelola dan kemudian digabungkan
dengan LKPD  ambang batas yang ditetapkan akan mempengaruhi deviasi
anggaran.

13
PENGESAHAN

• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber dari pendapatan


disampaikan kepada PPKD setiap triwulan.
• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber sebagaimana, dilakukan
dengàn menerbitkan SPM Pengesahan yang dllampirl dengan:
• Surat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ)  lampiran V
• Format faporan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran VI peraturan menteri ini.
• Pengesahaan mekanisme pencatatan pendapatan dan pengeluaran BLUD
dalam akuntansi PPGK.
• Pengesahan pendapatan tidak dijelaskan secara khusus.
• Pendapatan > Belanja
• Belanja < Pendaptaan
• Pendaptaan = Belanja

14
AKUNTANSI DAN PELAPORAN

 BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai


dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
 Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
 Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan.
 Dalam hal tidak terdapat standar akuntansinya, BLU dapat
menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah
mendapat persetujuan Menkeu.
 BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis
layanannya dan ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga.
Laporan Keuangan BLU (27)
 LK BLU setidak-tidaknya meliputi
 LRA/Laporan Operasional,
 Neraca,
 Laporan Arus Kas, dan
 CaLK,
 disertai laporan mengenai kinerja.
 LK unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan dalam LK BLU. Lembar muka LK
unit-unit usaha dimuat sebagai lampiran LK BLU.
 LK BLU disampaikan secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga, untuk dikonsolidasikan dengan
LKKL.
 LK disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga, paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode
pelaporan berakhir.
 LK BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan KL.
 Penggabungan LK BLU pada LKKL dilakukan sesuai dengan SAP.
 Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan.
 Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLU sesuai dengan tolok ukur yang
ditetapkan dalam RBA.
 Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja operasional BLU secara terintegrasi dengan
laporan keuangan.
PENATAUSAHAAN

• Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:


a. pendapatan/biaya;
b. penerimaan/pengeluaran;
c, utang/piutang;
d. persediaan, aset tetap dan investasi; dan
e. ekuitas dana.
• Penatausahaan BLUD didasarkan pada prinsip pengelolaan keuangan bisnis
yang sehat.
• Penatausahaan BLUD), dilakukan secara tertib, efektif, efisien, transparan,
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Permendagri 61/ 2007


AKUNTANSI BLUD

• BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai kebutuhan praktik bisnis yang
sehat.
• Transaksi keuangan BLUD dicatat dalam dokumen pendukung yang dikelola secara tertib.
• BLUD menyelenggarakan akuntansi dan iaporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Penyelenggaraan akuntansi
dan Iaporan keuangan, menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
• Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi, BLUD dapat menerapkan standar akuntansi industri
yang spesifik setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
• BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman pada standar
akuntansi yang berlaku untuk BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala daerah dengan
peraturan kepala daerah.
• Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual , pemimpin
BLUD menyusun kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi sesuai jenis
layanannya.
• Kebijakan akuntansi BLUD, digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biaya.

•  
Permendagri 61/ 2007
PELAPORAN BLUD

• Laporan keuangan BLUD terdiri dari:


• neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu;
• laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu
periode;
• laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas operasional,
investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan
• catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam laporan keuangan.
• Laporan keuangan, disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil/keluaran BLUD.
• Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Permendagri 61/ 2007


PELAPORAN BLUD

• Setiap triwulan BLUD-SKPD menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan laporan arus
kas kepada PPKD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan berakhir.
• Setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD wajib menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan pemerintah daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.
• Setiap triwulan BLUD-Unit Kerja menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan laporan
arus kas kepada PPKD melalui kepala SKPD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode
pelaporan berakhir.
• Setiap semesteran dan tahunan BLUD-Unit Kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui kepala SKPD untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah, paling lambat 2 (dua)
bulan setelah periode pelaporan berakhir.
•  Penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan standar
akuntansi pemerintahan.

Permendagri 61/ 2007


PELAPORAN BLUD

• Laporan keuangan BLUD terdiri dari:


• neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu;
• laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu
periode;
• laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas operasional,
investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan
• catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam laporan keuangan.
• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan
laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD.
• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
•  
SPI, AUDITOR EKSTERNAL, DEWAN PENGAWAS

 Internal Auditor
 Internal Auditor BLU
 Internal Auditor Pemerintah / APIP
 Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan
oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
 Dewan Pengawas dapat dibentuk untuk BLU
dengan kriteria tertentu.
PEMERIKSA INTERN BLU

 Pemeriksa intern BLU dilaksanakan oleh satuan pemeriksaan


umum yagn merupakan unit kerja yang berkedudulan
langsung di bawah pimpinan BLU. (pasal 35 - PP)
 Pengawasan operasional BLUD dilakukan oleh pengawas
internal.
 Pengawas internal dilaksanakan oleh internal auditor yang
berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLUD.
  Pengawas internal, dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan:
 keseimbangan antara rnanfaat dan beban;
 kompleksitas manajemen; dan
 volume dan/atau jangkauan pelayanan.
PEMERIKSA INTERN BLU

 Internal auditor bersama-sama jajaran manajemen


BLUD menciptakan dan meningkatkan
pengendalian internal BLUD.
 Fungsi pengendalian internal BLUD, membantu
manajemen BLUD dalam :
a. pengamanan harta kekayaan;
b. menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan praktek bisnis yang sehat.
PEMERIKSA INTERN APIP

 BLUD bagian dari instansi pemerintah.


 Aktivitas dan laporan BLU merupakan bagian yang tidak
terpisahkan darii instansi pemerintah.
 Pemriksa intern APIP dapat melakukan pemeriksaan intern
atau melakukan review atas laporan keuangan BLUD.
 Fokus peran APIP atas BLUD
 Review laporan keuangan atas BLUD dapat dilkauakn jika
aktivitas dan kegiatan tersebut signifikan atau memerlukan
perhatian khusus.
 Dapat melakukan tindakan audit operasion dan investigasi
dalam rangka menindaklanjutan temuan auditor BLUN
PEMERIKSA EKSTERNAL BLU

 Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh


pemeriksa ekstern sesuai dengan peraturan perundang-
undagnan (pasal 27 ayat 8)
 Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh
pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. (pasal 35 ayat 1).
 BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan 
Auditor LK adalah BPK.
 Peran BPK
 Memeriksa LK BLUD karena merupakan bagian dari LK.
 Melalukan audit operasional
 Melakukan audit khusus
DEWAN PENGAWAS

a. Pelaksanaan pembinaan dapat dibentuk Dewan Pengawas.


b. Syarat tertentu (omzet atau aset minimum) ditetapkan
Menkeu
c. Persyaratan jumlah Dewas sbb:
 Nilai omset Rp 15 miliar s.d 30 miliar/th atau nilai aset Rp 75 miliar s.d. 200 miliar 
tiga Dewas.
 Nilai omset di atas Rp 30 miliar/th atau nilai aset di atas Rp 200 miliar  tiga atau lima
Dewas.

d. Unsur dewas terdiri dari unsur kementerian


negara/lembaga, Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli.
e. Dewan Pengawas dibetuk dengan persetujuan pimpinan
Menteri/pimpinan atas persetujuan Menkeu.
PP 23 Tahun 2005 pasal 34 (3) 27
PERAN DEWAN PENGAWAS

 Dewan Pengawas BLUD, adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan


 BLUD yang memiliki realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat minimal,
dapat dibentuk dewan pengawas.
 Jumlah anggota dewan pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tlga) orang atau 5
(lima) orang dan seorang di antara anggota dewan pengawas ditetapkan
sebagai ketua dewan pengawas.
 Syarat minimal dan jumlah anggota dewan pengawas sebagaimana,
mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
 Dewan pengawas dibentuk dengan keputusan kepala daerah atas usulan
pemimpin BLUD.
 Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukari oleh pejabat pengelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

28
PERAN DEWAN PENGAWAS

 Dewan pengawas berkewajiban:


 memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang diusulkan oleh
pejabat pengelola;
 mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran kepada
kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD;
 melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD;
 memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan BLUD;
 melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta
memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat
pengelola BLUD; dan
 memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
 Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya, kepada kepala daerah secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila
diperlukan.

29
PERAN DEWAN PENGAWAS

a. Peran Dewan Pengawas ditentukan dalam pola tata kelola


(Board Manual)
 Menetapkan organisasi
 Tata laksana – kewenangan pengambilan keputusan
 Akuntabilitas
 transparansi
b. Peran Dewan Pengawas
 Memberikan persetujuan atas transaksi signifikan
 Investasi, kerjasama operasi
 Memberikan tanggapan atas transaksi signifikan sebelum
diputuskan oleh Menteri / Kepala Daerah
 RBA, investasi jangka panjang
 Melakukan tugas monitoring
30
PENGELOLAAN REKENING

 Pengelolaan Rekening – pengelolaan kas: (Pasal 16 ayat 1)


 Menyimpan kas dan mengelola rekening bank
 Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
 Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tamabahan
 Pengelolaan kas didasarkan pada praktik yang sehat (Pasal 16
ayat 2)
 Pemanfaatan surplus kas  investasi jangka pendek pada
instrument keuangan dengan risiko rendah. (Pasal 16 ayat
5)
 Instrumen keuangan – jangka pendek dengan risiko rendan 
deposito

PP 23 / 2005
Pengelolaan Kas

Memanfaatkan surplus kas


jangka pendek untuk Merencanakan
memperoleh pendapatan penerimaan dan
tamabahan. Dilakukan pengeluaran kas
sebagai investasi jangka
pendek pada instrumen Pengelolaan Kas
keuangan dengan risiko
rendah.
Melakukan
PENGELOL pemungutan
Mendapatkan sumber AAN pendapatan/tagihan

KAS
dana untuk menutup
defisit jangka pendek

Menyimpan kas dan


mengelola rekening
Melakukan pembayaran. bank
Penarikan dana yang bersumber
dari APBN/APBD dengan
menerbitkan SPM
MANAJEMEN KAS

 BLU mengelola kas secara mandiri


 Penggunaan kas kecil
 Pengelolaan kas melalui rekening
 Memanfaatkan kelebihan kas untuk investasi
(pendek dan risiko rendah)
 Meminjam untuk kebutuhan jangka pendek

PP 23 / 2005
KERJASAMA PEMANFAATAN ASET

 BLU dapat melakukan kerjasama


pemanfaatan aset,
 Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan
hasil usaha lainnya merupakan pendapatan
bagi BLU  pendapatan negara bukan pajak
 Kerjasama operasional  sewa menyewa dan
usaha lainnya yang tidak berhubungan
Degnan tugas pokok BLU

Anda mungkin juga menyukai