Baru @asuhan Kep Anemia & Thalasemia Kelompok 4
Baru @asuhan Kep Anemia & Thalasemia Kelompok 4
oleh :
kelompok IV
Tingkat : 2B keperawatan
Dosen pembimbing:
fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh.
.Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 2012) meliputi :
1. Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat untuk
bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu,
dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak
tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
2.Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat , angina,
CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan
dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).pucat
(aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,
berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara
premature.
3. Integrias ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
4.Liminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare ataukonstipasi.
Penurunan haluara nurine.
Tanda :distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah
puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6.Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan
penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki
(AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
8. Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda: takipnea , ortopnea dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan pada radiasi ; baik terhadap pengobatan
atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas . transfusi darah
sebelumnya . gangguan pengelihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, ptekie dan ekimosis (aplastik).
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore . hilang libidp (priadan wanita ). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
KONSEP MEDIS
Pengkajian
1. Asal keturunan/kewarganegaraan
Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa di sekitar Laut Tengah (Mediterania)
seperti Turki, Yunani, Cyprus, dan lain-lain.
2. Umur
Pada Thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut terlihat sejak
anak berumur kurang dari 1 tahun.Sedangkan pada Thalasemia minor yang
gejalanya lebih ringan, biasanya anak baru datang berobat pada umur sekitar 4-6
tahun.
3. Riwayat Kesehatan Anak
Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas atau infeksi
lainnya.Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai
alat transport.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
Sering di dapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan terhadap
tumbuh kembang sejak anak masih bayi, karena adanya pengaruh hipoksia
jaringan yang bersifat kronik.Hal ini terjadi terutama untuk thalasemia mayor.
5. Pola makan
Karena ada aborexia, anak sering mengalami susah makan, sehingga berat badan
anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan usianya.
6. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak seriusanya.Anak lebih banyak
tidur/istirahat, karena bila beraktivitas seperti anak normal mudah merasa lelah.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Karena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dikaitkan apakah ada orang
tua yang menderita thalasemia.Apabila kedua orangtua menderita thalasemia,
maka anaknya berisiko menderita thalasemia mayor.
8. Riwayat ibu saat hamil (Ante Natal Care)
Selama masa kehamilan, hendaknya perlu dikaji secara mendalam adanya faktor
risiko thalasemia.Sering orangtua merasa bahwa dirinya sehat.Apabila diduga ada
faktor risiko, maka ibu perlu diberitahukan mengenai risiko yang mungkin
dialami oleh anaknya nanti setelah lahir.
9.data keadaan fisik anak thalasemia yang sering didapatkan di antaranya adalah:
Keadaan umum
Kepala dan bentuk muka
Mata dan konjungtiva telihat pucat kekuningan
Dada
Perut
Pertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan BB-nya kurang dari
normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya.
Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas
Kulit
10. Penegakan diagnosis
11. Anisositosis (set darah tidak terbentuk secara sempurna)
12. Hipokrom, yaitu jumlah sel berkurang
13. Poikilositosis, yaitu adanya bentuk sel darah yang tidak normal
Pada sel target terdapat fragmentasi dan banyak terdapat sel normoblast, serta
kadar Fe dalam serum tinggi.
14. Program terapi
Prinsip terapi pada anak denganThalasemia adalah mencegah terjadinya
hipoksia jaringan.
15. Transfusi darah. Diberikan bila kadar Hb rendah sekali (kurang dari 6
gram) atau anak terlihat lemah dan tidak ada nafsu makan.
16. Splenektomi. Dilakukan pada anak yang berumur lebih daari 2 tahun dan
bila limpa terlalu besar sehingga risiko terjadinya trauma yang berakibat
perdarahan cukup besar.
17. Pemberian Roborantia, hindari preparat yang mengandung zat besi.
18. Pemberian Desferioxamin untuk menghambat proses hemosiderosis
yaitu ekskresi Fe. Untuk mengurangi absorbsi Fe melalui usus dianjurkan
minum the.
19. Transplantasi sumsum tulang (bone marrow) untukanak yang sudah
berumur diatas 16 tahun. Di Indonesia, hal ini masih sulit. Dilaksanakan
karena biayanya sangat mahal dan sarananya belum memadai.