Anda di halaman 1dari 15

PERIKANAN

TANGKAP
HUHATE
Let us introduced ourselves…

Dosen pengampu :
Dr. Fauziyah, S.Pi.
Fitri Agustriani, S.Pi., M.Si.

Program studi : Ilmu Kelautan


Universitas : Sriwijaya

Nama : Febrianty Putri Nama : M. Hidayat


NIM : 08051281823104 NIM : 08051281823099
Kelas :B Kelas :A
Pendahuluan

Perikanan merupakan kegiatan manusia yang


berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Adapun metode penangkapan ikan di
Indonesia sangat beragam diantaranya yaitu
huhate atau pole and line
Ada beberapa keistimewaan dalam
penangkapan ikan dengan huhate, yaitu
pertama adanya umpan hidup dan kedua
adalah adanya bentuk kapal yang khusus
Metode Huhate (pole & line)
Alat tangkap huhate
Alat tangkap huhate merupakan salah
satu alat tangkap yang ramah lingkungan,
ini dikarenakan hasil sangat selektif,
sehingga menjadikannya sebagai salah
satu alat tangkap yang direkomendasikan
untuk digunakan. Huhate (pole and line)
adalah alat tangkap yang terdiri atas joran
atau bambu, tali pancing dan mata
pancing. Alat tangkap ini khusus dipakai
untuk menangkap cakalang (Katsuwonus
pelamis). Alat tangkap ini cukup
berkembang di kawasan Timur Indonesia.
Metode Huhate (pole & line)
Alat tangkap huhate
MATA Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate,
PAN
CING
salah satu adalah bentuk mata pancing yang tidak berkait
seperti mata pancing pada umumnya. Mata pancing
huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang
halus agar tidak tampak oleh ikan. Pancing huhate dibuat
tidak berkait balik yang bertujuan agar ikan yang
tertangkap lebih mudah dilepaskan.
Metode Huhate (pole & line)
Alat tangkap huhate
JORAN
BAM
BU Joran huhate terbuat dari bambu yang
cukup tua dan mempunyai tingkat
elastisitas yang baik. Yang umum
digunakan adalah bambu yang
berwarna kuning. Panjang joran
berkisar 2,5-3 meter dengan diameter
pada bagian pangkal 3-4 cm dan pada
bagian ujung sekitar 1 -1,5 cm.
Pangkal joran diberi gulungan karet
agar tidak licin.
Metode Huhate (pole & line)
Alat tangkap huhate
Tali cabang atau sekunder, terbuat
TALI dari bahan monofilamen sebagai
PAN Tali utama, terbuat dari bahan pengganti kawat baja dengan
CING sintetis polyethilene dengan panjang berkisar 20-30 cm.
panjang sekitar 1,5-2 meter
dengan diameter tali utama 3- Hal ini dimaksudkan untuk
5mm. mencegah terputusnya tali utama
dengan mata pancing sebagai akibat
gigitan ikan cakalang.

Panjang seluruh tali umumnya 40 cm lebih


pendek dari joran. Hal ini, untuk memudahkan
nelayan mengayun ikan di atas kepala dan
melepaskan ikan tangkapan dengan cara
mengendorkan tali.
Kapal
Huhate
Kapal huhate pada umumnya
adalah kapal kayu yang
mempunyai tonase berkisar 50
sampai dengan 80 GT dengan
tenaga penggerak berkisar
350-450 PK, dilengkapi
dengan mesin bantu untuk
penerangan dan suplai air.
Pada dek kapal terdapat palka
yang digunakan untuk
menyimpan umpan hidup, Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus,
serta untuk menyimpan hasil dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan
tangkapan ikan, es balok, dan tempat duduk oleh pemancing.
air tawar. Kapal dilengkapi pula dengan alat penyemprot air (water
sprayer) terdiri atas sebatang pipa baja, dipasang memanjang di
atas platform.
Umpan

• Umpan yang digunakan adalah umpan hidup berupa ikan teri,


dimaksudkan agar setelah umpan dilempar ke perairan akan
berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini, akan
mengundang cakalang (Katsuwonus pelamis) untuk mengikuti
naik ke dekat permukaan.

• Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer.


Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan
ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan
sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan.
Pengoperasian

Pengoperasian huhate pada prinsip adalah


mengumpulkan ikan yang dirangsang dengan
lemparan umpan hidup dan semprotan air.
Operasi penangkapan dilakukan pada siang hari di
sekitar rumpon dengan memperhatikan
lingkungan di sekitar seperti ada burung di atas
permukaan air laut. Kondisi ini merupakan
indikasi ada gerombolan ikan yang menjadi
sasaran penangkapan. Alat tangkap ini bersifat
aktif di mana kapal akan mengejar gerombolan
ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar
kapal, lalu diadakan pemancingan.
Pemancing

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh anak


buah kapal, kecuali nakhoda, juru umpan, juru ikan, dan
juru mudi. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan
pembagian kelompok berdasarkan pada keterampilan
memancing.

• Pemancing I adalah pemancing paling unggul dan


diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan
agar lebih banyak ikan tertangkap.
• Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan
kanan kapal.
• Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan,
umumnya adalah orang-orang yang baru belajar
memancing dan pemancing berusia tua.
Daerah
penangkapan
Penangkapan ikan dilakukan sepanjang
tahun, baik musim barat, peralihan,
maupun musim timur. Daerah
penangkapan nelayan-nelayan huhate
berupa rumpon. Dalam melakukan
operasi penangkapan, kapal-kapal huhate
menggunakan beberapa peralatan
elektronik seperti GPS, terutama untuk
kapal yang berukuran 80 GT.
dimaksudkan untuk mempermudah
dalam pencarian lokasi penangkapan
(rumpon).
Kegiatan Nelayan Video berikut memperlihatkan aktivitas

Huhate nelayan dan proses penangkapan ikan huhate


di perairan Maluku
Komoditas Hasil
Tangkapan ikan
Huhate
Hasil tangkapan yang diperoleh berupa :

 cakalang (Katsuwonus pelamis),


 madidihang (Thunnus albacares),
 baby tuna (Thunnus spp.)
 tongkol (Auxis spp.)

serta hasil tangkapan sampingan yaitu


lemadang (Coryphaena hippurus) dan sunglir
(Elagatis bipinnulatus).
THANKS

Anda mungkin juga menyukai