Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 11

Bimbingan pasien menghadapi


sakaratul maut
Dosen Pengampu : Reno oktianto ,M A.g
Nama anggota : Meisyi Urba Triani
Marsita
Nadia Tujana

d3 keperawatan tingkat 1
 Pengertian Sakaratul Maut
       Istilah sakaratul maut berasal dari bahasa arab, yaitu
“sakarat” dan “maut”. Sakarat dapat diartikan dengan
“mabuk” sedangkan “maut” berarti kematian. Dengan
demikian, sakaratul maut berarti orang yang sedang
dimabuk dengan masa-masa kematiannya.

Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah
serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.
Gambaran tentang beratnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al Qur,an dan
hadist, diantaranya:
‫اب ْال َح ِريق‬
َ ‫ُون ُوجُوهَهُ ْم َوأَ ْدبَا َرهُ ْم َو ُذوقُوا َع َذ‬
َ ‫ين َكفَرُوا ۙ ْال َماَل ِئ َكةُ يَضْ ِرب‬
َ ‫َولَ ْو تَ َر ٰى إِ ْذ يَتَ َوفَّى الَّ ِذ‬
Artinya: Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa
orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta
berkata “rasakan olehmu siksa neraka yang membakar” (niscaya kamu akan
merasa sangat nyeri) (QS Al Anfal: 50).

Menurut beberapa hadist:


“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang.” (HR
Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang
menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat
diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR
Bukhari)
Tanda-Tanda Sakaratul Maut
      Ciri-ciri pokok (secara medis) orang yang akan melepaskan
nafasnya yang terakhir (sakaratul maut), adalah sebagai berikut:
penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur
yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada
ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab,
kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes.
Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi
terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang.
Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu.
Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya
kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
 Peran Perawat dalam Mendampingi Pasien Sakaratul Maut
     Karena batapa sakitnya proses sakaratul maut itu, maka
perawat muslim memiliki peran dalam mendampingi pasien
muslim dalam proses sakaratul maut, antara lain sebagai
berikut :
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah
SWT.Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar
berbaik sangka kepada Allah sebagaimana Hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai seorang dari
kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada
Allah, selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada
pada sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah
kepadaKu dengan sangkaaan yang baik .
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul
maut .Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk
membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga
untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air.
Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang
menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata.
Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa
sakit 
3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan
kalimat syahadat yaitu La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.
     Perawat muslim dalam mengajarkan atau mengingatkanya
kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal
menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan
nafasnya yang terakhir.
Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan
(membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang),
sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat
Muslim.
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya jika ia
berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke
lantai. Disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah
sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak
mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw. Hanya saja
dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para
salafus shalih melakukan hal tersebut. 
5. Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan
keluarnya ruh .Wallahu A’lam.
Doa membingbing pasien sakaratul maut

 Ketika Rasulullah sedang sakit, Jibril membesuknya dan membaca :  


 Bismillahi arqika, min kulli syai’in yu’dzika, min syarri kulli nafsin wa ‘ainin
hasidah, Alhahu yasyfika.  
 Artinya: “ Atas izin Allah saya mengupayakan kebaikan atasmu, dari segala
sesuatu yang membuatmu tersiksa, dari keluhan setiap diri dan mata yang
dilemahkan Allah, Allah menyembuhkanmu”.

 Orang yang sudah dalam keadaan sakaratul maut, anggota keluarga atau
pelayat menuntun orang sakit untuk membaca atau mengikuti dalam hati
lafaz tahlil: La ilaha illal Lah, Muhammadur Rasulullah, berkali-kali, sampai
orang sakit menghembuskan napas terakhir. Nabi bersabda: “Barangsiapa
yang mengakhiri hidupnya dengan kalimat La ilaha illal Lah, maka yang
bersangkutan akan masuk surga”. 
Terimakasi ,wassalamualaikum warrahmatullah
hiwabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai