Anda di halaman 1dari 15

“SIFAT URUTAN PADA

BILANGAN RILL”
DISUSUN OLEH :KELOMPOK 3
GRUP B
1.Offiani Manalu(19150058)
2.Pretty Viorella Br Ginting(19150051)
3.Yende Sihotang(19150075)
4.Astri Mahyuni Malau(19150043)
5.Damaris Panjaitan(17150244)
6.Indah Pardosi(19150065)
7.Frengki Pakpahan(19150072)
A.PENGERTIAN SIFAT URUTAN
PADA BILANGAN RILL
Secara sederhana, sifat urutan memungkinkan kita mengurutkan anggota-anggota himpunan bilangan real.
Jika kita diberikan dua bilangan real maka kita dapat menentukan bilangan mana yang nilainya lebih dari
bilangan lainnya. Sifat urutan berkaitan dengan kepositifan dan ketaksamaan di antara bilangan-bilangan real.
• SIFAT-SIFAT URUTAN PADA UMUMNYA:
1.Trikotomi : Jika x dan y adalah bilangan-bilangan, maka pasti satu diantara yang berikut berlaku : x
< y atau x = y atau x > y.
2.Kentransitifan : x < y dan y < z → x < z
3.Penambahan : x < y ↔ x + z < y + z
4.Perkalian : Apabila z positif, x < y ↔ xz < yz. Apabila z negatif x < y ↔ xz > yz

Relasi urutan ≤ (dibaca “kurang dari atau sama dengan”) adalah sepupu pertama dari <. Relasi ini didefinisikan
sebagai :x ≤ y ↔ y – x positif atau nol
Sifat-sifat urutan 2, 3, dan 4 berlaku dengan lambang-lambang < dan > diganti oleh ≤ dan ≥.
• SIFAT URUTAN BILANGAN RILL

AKSIOMA URUTAN BILANGAN REAL


Terdapat ℙ dari ℝ, Yang Memenuhi Sifat-sifat
(i) ∀ A, B ∈ ℙ Berlaku A + B ∈ ℙ
(ii) ∀ A, B ∈ ℙ Berlaku A . B ∈ ℙ
(iii) A ∈ ℙ, Salah Satu Dari Yang Berikut Dipenuhi: A ∈ ℙ, A = 0 Atau –A ∈ ℙ
B.Sifat Urutan Pada R
terdapat himpunan bagian tak kosong ℙ dari ℝ, yang disebut himpunan bilangan real positif, yang memenuhi
sifat-sifat berikut.
a.Jika a,b∈ ℙ  maka a+b∈ ℙ.
b.Jika a,b∈ ℙ  maka ab∈ ℙ
c.Jika a∈R maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:

a∈ ℙ,a=0,−a∈ ℙ
Dari Sifat ketiga diatas disebut sifat trikotomi, karena sifat ini membagi himpunan bilangan real menjadi tiga
jenis elemen, yaitu bilangan real positif, bilangan nol, dan bilangan real negatif. Himpunan bilangan real
negatif, {−a∣a∈ ℙ} tidak mempunyai elemen persekutuan dengan himpunan bilangan real positif  ℙ.
Jika a∈ ℙ, maka kita menulis a>0 dan dikatakan bahwa a adalah bilangan real positif. Jika a∈ ℙ ∪{0}, maka
kita menulis a≥0 dan dikatakan bahwa a adalah bilangan real tak negatif. Jika −a∈ ℙ, maka kita menulis a<0 dan
dikatakan bahwa a adalah bilangan real negatif. Jika −a∈ ℙ ∪{0}, maka kita menulis a≤0 dan dikatakan
bahwa a adalah bilangan real tak positif.
 
C.Ketaksamaan Antara Dua Bilangan R
Didefinisikan Menggunakan Himpunan 
Definisi
Misalkan a,b∈R.
a.Jika a−b∈ ℙ  maka kita menulis a>b atau b<a.
b.Jika a−b∈ ℙ ∪{0} maka kita menulis a≥b atau b≤a.

Sifat urutan pada R dan definisi di atas dapat digunakan untuk menurunkan aturan-aturan
dalam ketaksamaan. Beberapa aturan ini telah dipelajari pada tingkat sekolah menengah.
 
D. Beberapa Teorema Dan Pembuktiannya(sifat
Urutan Pada Bilangan Rill)

A. Teorema 1
Misalkan a,b,c∈ ℝ. Jika a>b dan b>c, maka a>c.
Bukti:
i. Teorema di atas memuat ketaksamaan. Untuk itu, kita perlu menyatakannya sebagai anggota himpunan  ℙ.

ii. Diambil sebarang a,b,c∈ ℝ, dengan a>b dan b>c. Berdasarkan definisi, diperoleh a−b∈ ℙ  dan b−c∈ ℙ.


Kita akan membuktikan bahwa a>c. Untuk itu, kita perlu menunjukkan bahwa a−c∈ ℙ.
Berdasarkan Sifat Urutan a, hasil penjumlahan dua anggota  ℙ  juga merupakan anggota  ℙ.
Artinya(a−b)+(b−c)=a−cmerupakan anggota  ℙ. Berdasarkan definisi, a−c∈ ℙ  dapat ditulis
sebagai a>c. Terbukti.
B. Teorema 2
Misalkan a,b,c∈ ℝ. Jika a>b, maka a+c>b+c.
Bukti:
i. Diambil sebarang a,b,c∈R, dengan a>b. Berdasarkan definisi, a>b dapat ditulis
sebagai a−b∈ ℙ.
ii. Kita akan membuktikan bahwa a+c>b+c. Untuk itu, kita perlu menunjukkan bahwa (a+c)
−(b+c)∈ ℙ.
Perhatikan bahwa(a+c)−(b+c)=a+c−b−c=a−bPadahal kita tahu a−b∈ ℙ. Akibatnya, (a+c)−
(b+c)∈ ℙ. Berdasarkan definisi, diperoleh a+c>b+c. Terbukti.
C. Teorema 3
Misalkan a,b,c∈R.
a) Jika a>b dan c>0, maka ca>cb.
b) Jika a>b dan c<0, maka ca<cb.
Bukti:
Bagian a
i. Diambil sebarang a,b,c∈ ℝ, dengan a>b dan c>0. Berdasarkan definisi, a>b berarti a−b∈ ℙ  dan c>0 berarti c∈ ℙ.
ii. Kita akan membuktikan bahwa ca>cb. Untuk itu, kita perlu menunjukkan bahwa ca−cb∈ ℙ.
Kita mempunyai a−b∈ ℙ  dan c∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan b, hasil kalinya,
yaituc(a−b)=ca−cbmerupakan anggota  ℙ. Diperoleh ca−cb∈ ℙ, yang berarti ca>cb.
Terbukti.
Bagian b

a) Diambil sebarang a,b,c∈ ℝ, dengan a>b dan c<0. Berdasarkan definisi, a>b berarti a−b∈ ℙ


 dan c<0 berarti −c∈ ℙ.
b) Kita akan membuktikan bahwa ca<cb. Untuk itu, kita perlu menunjukkan bahwa cb−ca∈ ℙ.
Kita mempunyai a−b∈P dan −c∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan b, hasil kalinya, yaitu(−c)(a−b)​
=(−c)a−(−c)b=−ca+cb=cb−ca​merupakan anggota  ℙ. Diperoleh cb−ca∈ ℙ, yang berarti ca<cb.
Terbukti.
Kita tentu yakin bahwa setiap bilangan asli adalah bilangan real positif.
Namun, sekadar yakin itu belum cukup, kita perlu menuliskan buktinya. Berikut
adalah sebuah teorema terkait hal ini.
D. Teorema 4
a) Jika a∈ ℝ  dan a​=0, maka a2>0.
b) 1>0.
c) Untuk setiap n∈N, berlaku n>0.
Bukti:
Bagian a

i. Diambil sebarang a∈ ℝ, dengan a​=0. Berdasarkan sifat trikotomi, tersisa dua kemungkinan, yaitu a>0 atau a<0.
Secara berturut-turut, hal ini berarti a∈ ℙ  atau −a∈ ℙ.
ii. Kita akan membuktikan bahwa a2>0. Untuk itu, kita perlu menunjukkan bahwa a2∈ ℙ.
Kasus 1: a∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan 2, a⋅a=a2∈ ℙ, sehingga a2>0.
Kasus 2: −a ∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan 2, (−a)⋅(−a)=a⋅a=a2∈ ℙ, sehingga a2>0.
Berdasarkan kedua kasus di atas, terbukti bahwa a2>0.
Bagian b
Kita tahu bahwa 1∈ ℝ  dan 1​=0. Berdasarkan teorema pada bagian a, diperoleh 1=12>0.
 
Bagian c
i. Kita akan membuktikan pernyataan ini dengan induksi matematika. Untuk n∈N, misalkan  ℙ(n) adalah
pernyataan n>0.
ii. Langkah Dasar: Untuk n=1, kita punya  ℙ(1):1>0. Berdasarkan teorema pada bagian b,  ℙ(1) bernilai benar.
iii. Langkah Induksi:Misal k∈N. Asumsikan  ℙ(k) bernilai benar, yaitu ℙ(k):k>0Kita akan membuktikan bahwa 
ℙ(k+1) juga bernilai benar, yaitu ℙ(k+1):k+1>0
iv. Berdasarkan definisi, asumsi bahwa k>0 berarti k∈ ℙ. Pada teorema bagian b, diperoleh 1>0 yang berarti 1∈
ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan a, k∈ ℙ  dan 1∈ ℙ  berakibat k+1∈ ℙ. Artinya k+1>0. Dengan demikian, 
ℙ(k+1) bernilai benar.
Berdasarkan Prinsip Induksi Matematika, terbukti bahwa  ℙ(n) bernilai benar untuk setiap bilangan asli n. Jadi,
untuk setiap n∈N berlaku n>0.
Berikutnya, kita akan membahas sebuah teorema yang diperlukan dalam membuktikan Teorema 6.
E. Teorema 5
a) Jika a>0 maka a1​>0.
 
Bukti;
Bagian a
i. Kita akan membuktikan teorema ini dengan kontradiksi. Asumsikan a adalah bilangan real dengan a>0 (a∈ ℙ),
tetapi a1​≤0. Perlu diperhatikan bahwa tidak ada bilangan real a sehingga a1​=0. Akibatnya a1​<0, atau dapat
ditulis −a1​∈ ℙ.
ii. Kita punya a∈ ℙ  dan −a1​∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan b, hasil kali kedua bilangan ini juga elemen  ℙ.
Perhatikan bahwa(−a1​)⋅a​=((−1)⋅a1​)⋅a=(−1)⋅(a1​a)=(−1)
⋅ ⋅1=−1​[∀x∈ ℝ,−x=(−1)⋅x][M2][M4][M3]​Akibatnya −1∈
ℙ, atau dapat ditulis 1<0. Terjadi kontradiksi dengan Teorema 4b. Dengan demikian, pengandaian a1​≤0 tidak
boleh dilakukan. Terbukti.
Berdasarkan Sifat Urutan b, kita tahu bahwa hasil kali dua bilangan real positif adalah bilangan real positif.
Namun, kepositifan hasil kali dua bilangan real, tidak menjamin setiap faktornya juga positif. Hal ini berdasarkan
teorema berikut.
F. Teorema 6
Untuk setiap bilangan real a dan b, jika ab>0 maka
a>0 dan b>0, atau
a<0 dan b<0.
Bukti:
i. Diambil sebarang a,b∈ ℝ, dengan ab>0. Hal ini berarti ab∈ ℙ. Perhatikan bahwa a​=0, karena jika a=0 maka ab=0.
Berdasarkan Sifat Trikotomi, tersisa dua kemungkinan, yaitu a∈ ℙ  atau −a∈ ℙ.
ii. Kasus 1: a∈ ℙ, atau dapat ditulis a>0. Berdasarkan Teorema 5a, haruslah a1​∈ ℙ. Perhatikan bahwab​=1⋅b=(a1​a)
⋅ ⋅b=a1​
⋅(a⋅b)​[M3][M4][M2]​Kita punya a1​∈ ℙ  dan a⋅b∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan b, diperolehb=a1​(a
⋅ ⋅ b)∈ ℙ Hal ini
berarti b>0.
iii. Kasus 2: −a∈ ℙ, atau dapat ditulis a<0. Berdasarkan Teorema 5b, haruslah −a1​∈ ℙ. Perhatikan bahwa−b​
=(−1)⋅b=(−1)⋅1⋅b=(−1)⋅(a1​a)
⋅ ⋅b=[(−1)⋅a1​]⋅(a⋅b)=(−a1​)⋅(a⋅b)​[∀x∈ ℝ,−x=(−1)⋅x][M3][M4][M2][∀x∈ ℝ,−x=(−1)⋅ x]​Kita
punya −a1​∈ ℙ  dan a⋅b∈ ℙ. Berdasarkan Sifat Urutan b, diperoleh−b=(−a1​)⋅(a⋅b)∈ ℙ Hal ini berarti b<0.
Pada kasus pertama, diperoleh a>0 dan b>0. Sedangkan pada kasus kedua, diperoleh a<0 dan b<0. Terbukti.
 
A. Kesimpulan
Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa juga dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu
matematika itu sendiri. Sistem bilangan ini terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan dalam
makalah ini adalah Sifat Ururan lada Bilangan Rill.
Himpunan bilangan rill adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan
himpunan bilangan irasional.
Himpunan bilangan real disebut sebagai lapangan terurut lengkap. Penamaan ini diberikan karena himpunan
bilangan real dengan operasi penjumlahan dan perkalian memenuhi aksioma lapangan (sifat aljabar), sifat urutan, dan
sifat kelengkapan. Dalam tulisan sebelumnya, kita telah belajar mengenai sifat aljabar.
Dari sini disimpulkan bahwa:
Sifat Urutan pada  ℝ
Terdapat himpunan bagian tak kosong  ℙ dari  ℝ, yang disebut himpunan bilangan real positif, yang memenuhi sifat-
sifat berikut.
a) Jika a,b∈ ℙ  maka a+b∈ ℙ.
b) Jika a,b∈ ℙ  maka ab∈ ℙ
c) Jika a∈ ℝ  
B.   Saran
Demikianlah Makalah Analiasis Rill ini, Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan
yang harus dilengkapi,untuk mencapai kesempurnaan. Kami hanyalah manusia biasa yang
penuh dengan kekurangan, untuk itu penulis mohon dengan segala kerendahan hati, untuk
memberikan Saran dan Kritiknya yang bersifat membangun, dengan harapan agar makalah ini
bisa lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai