menghilangkan benda asing, iritasi lingkungan, atau akumulasi sekresi dari saluran pernapasan. Mekanisme Batuk
Reflek batuk melibatkan mekanisme sentral dan
perifer Pusat batuk di medulla oblongata : a. Sentral : medulla oblongata menerima rangsangan dan mulai terjadinya respon reflek (inspirasi dalam, glottis tertutup, tekanan dalam paru-paru semakin kuat dan menghembuskan nafas kuat) b. Perifer : reseptor batuk di faring, laring, trakea atau paru-aru dapat dirangsang oleh udara, membran mukus kering, atau sekresi berlebihan. Jenis Batuk
Batuk produktif (batuk berdahak)
Batuk non produktif (batuk tidak berdahak/kering)
Batuk merupakan gejala yang menonjol dari infeksi saluran pernafasan
(pilek, influenza,, bronkitis, faringitis, pnemonia), penyakit paru obstruktif (emfisema, bronkitis kronis), asma, refluks asam ke kerongkongan (gastroesophageal reflux disease), sinusitis, postnasal drip, bronkitis, merokok, tuberkulosis, hipersensitivitas pneumonia (radang paru-paru dari paparan bahan kimia lingkungan tertentu), dan bahkan kanker paru-paru. Oleh karena itu, batuk terus-menerus atau batuk yang berhubungan dengan nyeri dada, demam, penurunan berat badan, atau sputum darah-biruan atau berubah warna harus dievaluasi oleh dokter. Antitusive
Antitusive menekan batuk dengan menekan pusat
batuk di medulla oblongata atau reseptor batuk di tenggorokan, trakea atau paru-paru. a. Centrally acting antitussives:narcotics (eg, codeine, hydrocodone, noskapine) and non-narcotics (eg, dextromethorphan). b. Locally acting agents (eg, lozenges, cough drops) dapat menekan batuk dengan meningkatkan aliran saliva di faring. 1. Antitusive
Digunakan : untuk batuk non produktif yang
mengganggu istirahat dan tidur. Tidak dapat digunakan untuk menekan batuk produktif karena sekret perlu dikeluarkan. Meskipun antitusive terus digunakan dan beberapa orang melaporkan efek menguntungkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat batuk tidak lebih efektif daripada plasebo pada anak-anak atau dewasa i. Codein
Codeine= prodrug metabolized to morphine
Alkaloid dari tanaman Opium Kurang memiliki Sifat adiksi Menekan pernafasan Has useful antitussive action at low doses (<15 mg) Efek samping ngantuk, sputum mengental & constipation ii. Noscapine
Biasanya dikombinasi dg papaverine
Tidak memiliki efek adiksi, analgetik dan konstipasi Noscapine (15 mg) & pholcodeine (10 mg)=syrup iii. Dextrometorphan
Available in syrup, tablets
Mekanisme Antagonis reseptor NMDA dimana aktivitasnya non kompetitif chanal bloker Uses Batuk kering (menekan batuk) akibat infeksi ringan tenggorokan & bronchial irritation (accompanies with flu & cold), pain relief Efek samping = Nausea, vomiting, drowsiness, blurred vision 2. Ekspektoran
Obat ini diberikan secara per oral u/ mencairkan
dahak sehingga mudah dikeluarkan. Guafenesin : ekspektoran yang paling umum digunakan. Obat dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi dengan obat flu, meskipun penelitian tidak mendukung efektivitas dan banyak yang tidak merekomendasikan penggunaannya. Penggolongan Obat Ekspektoran
Directly acting contoh: Guaifenesin (glyceryl
guaiacolate), Na+ & K+ citrate or acetate) Reflexly acting contoh: Ammonium salt i) Na & K sitrat atau asetat Actions:Bronchial secretion by salt actionii)
ii)Guafenesi ekspektoran biasanya tersedia dalam
dosis tunggal dan juga kombinasi Mekanisme =meningkatkan volume dan mengurangi viskositas sekresi trakea dan bronkus 3. Mukolitik
Digunakan u/ mencairkan lendir di saluran
pernapasan. E.g., Bromhexine, Acetyl cysteine) Bromhexine merupakan derivat dari vasicine(alkaloid= Adhatoda vasica) ii) Larutan NaCl dan asetil sistein yang direkomendasikan. Mukolitik
Acetylcysteine efektif dalam waktu 1 menit stelah
terhirup dan efek maksimal terjadi dalam 5-10 menit. Oral acetylcysteine umumnya digunakan pada pengobatan overdosis acetaminophen. Ambroxol
Ambroxol terbukti secara sistemik aktif sebagai
mukolitik. Jika diberikan secara per oral onset of action terjadi sekitar 30 menit.Menguraikan serat mukopolisakrida asam sehingga dahak lebih encer dan mudah dikeluarkan dengan batuk. Mekanisme Bromhexin
a) penipisan dan fragmentasi serat
mucopolysaccaride ↑ volume & ↓ viscosity of sputum)
ii) Acetylcysteine digunakan langsung ke saluran
pernafasan Mekanisme Acetylsistein
membentuk ikatan sputum disulfida=↓ viscositas
Adverse effects Nausea, vomiting, bronchospasm in bronchial asthma 4. Antihistamin
Ditambahkan dalam formulasi pembuatan obat
antitusif/ekspektoran. Menyebabkan sedative & kerja antikolinergik pada rangsangan batuk tetapi kurang selektif untuk pusat batuk No expectorant action =▼secretions (anticholinergic effect) Cocok untuk batuk karena alergi(not for asthma) E.g.Chlorpheniramine,diphenhydramine,promethazi ne 5. Bronkodilator
Bronkospasm atau stimulasi reseptor paru=
menyebabkan batu dan bronkokontriksi.g. β2- agonist (salbutamol, terbutaline) Tidak digunakan untuk rutinitas untuk setiap jenis batuk tetapi dapat digunakan hanya jika terjadi bronkokontriksi Tugas