Anda di halaman 1dari 21

Spesialit Penyakit Batuk

APT. APRILYA SRI RACHMAYANTI,M.FARM


Batuk

Pengeluaran kuat dari paru-paru/saluran


pernapasan

Secara normal merupakan reflek pelindung u/


menghilangkan benda asing, iritasi lingkungan, atau
akumulasi sekresi dari saluran pernapasan.
Mekanisme Batuk

Reflek batuk melibatkan mekanisme sentral dan


perifer
Pusat batuk di medulla oblongata :
a. Sentral : medulla oblongata menerima rangsangan
dan mulai terjadinya respon reflek (inspirasi
dalam, glottis tertutup, tekanan dalam paru-paru
semakin kuat dan menghembuskan nafas kuat)
b. Perifer : reseptor batuk di faring, laring, trakea
atau paru-aru dapat dirangsang oleh udara,
membran mukus kering, atau sekresi berlebihan.
Jenis Batuk

Batuk produktif (batuk berdahak)


Batuk non produktif (batuk tidak berdahak/kering)

Batuk merupakan gejala yang menonjol dari infeksi saluran pernafasan


(pilek, influenza,, bronkitis, faringitis, pnemonia), penyakit paru
obstruktif (emfisema, bronkitis kronis), asma, refluks asam ke
kerongkongan (gastroesophageal reflux disease), sinusitis, postnasal
drip, bronkitis, merokok, tuberkulosis, hipersensitivitas pneumonia
(radang paru-paru dari paparan bahan kimia lingkungan tertentu), dan
bahkan kanker paru-paru. Oleh karena itu, batuk terus-menerus atau
batuk yang berhubungan dengan nyeri dada, demam, penurunan berat
badan, atau sputum darah-biruan atau berubah warna harus dievaluasi
oleh dokter.
Antitusive

Antitusive menekan batuk dengan menekan pusat


batuk di medulla oblongata atau reseptor batuk di
tenggorokan, trakea atau paru-paru.
a. Centrally acting antitussives:narcotics (eg, codeine,
hydrocodone, noskapine) and non-narcotics (eg,
dextromethorphan).
b. Locally acting agents (eg, lozenges, cough drops)
dapat menekan batuk dengan meningkatkan aliran
saliva di faring.
1. Antitusive

Digunakan : untuk batuk non produktif yang


mengganggu istirahat dan tidur.
Tidak dapat digunakan untuk menekan batuk
produktif karena sekret perlu dikeluarkan. Meskipun
antitusive terus digunakan dan beberapa orang
melaporkan efek menguntungkan, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa obat batuk tidak
lebih efektif daripada plasebo pada anak-anak atau
dewasa
i. Codein

 Codeine= prodrug metabolized to morphine


Alkaloid dari tanaman Opium
Kurang memiliki Sifat adiksi
Menekan pernafasan
Has useful antitussive action at low doses (<15 mg)
Efek samping ngantuk, sputum mengental &
constipation
ii. Noscapine

Biasanya dikombinasi dg papaverine


Tidak memiliki efek adiksi, analgetik dan konstipasi
Noscapine (15 mg) & pholcodeine (10 mg)=syrup
iii. Dextrometorphan

Available in syrup, tablets


Mekanisme Antagonis reseptor NMDA dimana
aktivitasnya non kompetitif chanal bloker
Uses Batuk kering (menekan batuk) akibat infeksi
ringan tenggorokan & bronchial irritation
(accompanies with flu & cold), pain relief
Efek samping = Nausea, vomiting, drowsiness,
blurred vision
2. Ekspektoran

Obat ini diberikan secara per oral u/ mencairkan


dahak sehingga mudah dikeluarkan.
Guafenesin : ekspektoran yang paling umum
digunakan. Obat dalam bentuk tunggal ataupun
kombinasi dengan obat flu, meskipun penelitian
tidak mendukung efektivitas dan banyak yang tidak
merekomendasikan penggunaannya.
Penggolongan Obat Ekspektoran

Directly acting contoh: Guaifenesin (glyceryl


guaiacolate), Na+ & K+ citrate or acetate)
 Reflexly acting contoh: Ammonium salt
 i) Na & K sitrat atau asetat
Actions:Bronchial secretion by salt actionii)

ii)Guafenesi ekspektoran biasanya tersedia dalam


dosis tunggal dan juga kombinasi
Mekanisme =meningkatkan volume dan mengurangi
viskositas sekresi trakea dan bronkus
3. Mukolitik

Digunakan u/ mencairkan lendir di saluran


pernapasan.
E.g., Bromhexine, Acetyl cysteine)
Bromhexine merupakan derivat dari
vasicine(alkaloid= Adhatoda vasica)
ii) Larutan NaCl dan asetil sistein yang
direkomendasikan.
Mukolitik

Acetylcysteine efektif dalam waktu 1 menit stelah


terhirup dan efek maksimal terjadi dalam 5-10
menit.
Oral acetylcysteine umumnya digunakan pada
pengobatan overdosis acetaminophen.
Ambroxol

Ambroxol terbukti secara sistemik aktif sebagai


mukolitik. Jika diberikan secara per oral onset of
action terjadi sekitar 30 menit.Menguraikan serat
mukopolisakrida asam sehingga dahak lebih encer
dan mudah dikeluarkan dengan batuk.
Mekanisme Bromhexin

a) penipisan dan fragmentasi serat


mucopolysaccaride
 ↑ volume & ↓ viscosity of sputum)

ii) Acetylcysteine digunakan langsung ke saluran


pernafasan
Mekanisme Acetylsistein

membentuk ikatan sputum disulfida=↓ viscositas


Adverse effects Nausea, vomiting, bronchospasm in
bronchial asthma
4. Antihistamin

Ditambahkan dalam formulasi pembuatan obat


antitusif/ekspektoran. Menyebabkan sedative &
kerja antikolinergik pada rangsangan batuk tetapi
kurang selektif untuk pusat batuk
No expectorant action =▼secretions (anticholinergic
effect)
Cocok untuk batuk karena alergi(not for asthma)
E.g.Chlorpheniramine,diphenhydramine,promethazi
ne
5. Bronkodilator

Bronkospasm atau stimulasi reseptor paru=


menyebabkan batu dan bronkokontriksi.g. β2-
agonist (salbutamol, terbutaline)
Tidak digunakan untuk rutinitas untuk setiap jenis
batuk tetapi dapat digunakan hanya jika terjadi
bronkokontriksi
Tugas

Buat contoh obat ekspektoran, antitusive,mukolitik,


antihistamin dengan susunan:
- Nama obat (Nama generik dan paten)
 Kandungan
 Sediaan lazim
 Mekanisme aksi (singkat)
 KI
 Interaksi (umum)
 Dosis (dewasa)

Anda mungkin juga menyukai