Anda di halaman 1dari 14

OM SWASTIASTU

Disusun oleh:

I Dewa Gede Satria Wibawa Putra (1932121617)


Ida Ayu Manik Sawitri Devi (1932121394)
Desita Novani Pratiwi (1932121678)
Jellinda Lisa Violita (1932121679)
Rahmadhan Dwi Noffandri (1932121457)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BAB I
PENGENDALIAN INTEREN DAN KAS
1. KOMPONEN PENGENDALIAN INTEREN
Sistem pengendali memiliki lima komponen utama sebagai berikut:
 Lingkungan pengendalian
 Penilaian risiko
 Aktivitas pengendalian
 Informasi dan komunikasi 2. PRINSIP-PRINSIP AKTIVITAS PENGENDALIAN INTEREN
 Monitoring Ada enam prinsip pengendalian kegiatan, yaitu:
 Penetapan tanggung jawab dalam menjalankan.
 Pemisahan tugas
 Prosedur dokumentasi
 Pengawasan fisik
 Verifikasi internal secara independent
 Pengendalian sumber daya manusia
3. PENETAPAN TANGGUNGJAWAB
Penetapan tanggung jawab yang jelas bagi setiap orang yang ada dalam
organisasi perusahaan merupakan salah satu prinsip pengaturan interen yang
sangat penting.

4. PEMISAH TUGAS
Ada dua hal penting dalam penerapan prinsip ini, yaitu:
1. Pisahkan bagian yang mengurusi operasi dari bagian akuntansi. Bagian
akuntansi harus benar-benar terpisah dari bagian yang mengurusi operasi,
misalnya bagian penjualan atau bagian produksi
2. Pisahkan bagian yang menyimpan aset dan bagian akuntansi. Bagian
akuntansi tidak boleh menyimpan kas (dan juga aset-aset lain), dan
sebaliknya kasir tidak boleh memiliki akses ke catatan akuntansi.

5. PROSEDUR-PROSEDUR DOKUMENTASI
Dokumen merupakan bukti bahwa transasksi dan peristiwa telah terjadi.
Dengan adanya tandatangan pada setiap dokumen, dapat diketahui siapa
saja yang bertanggung jawab atas segala transaksi. Perusahaan harus membuat
dokumen transaksi pada saat transaksi terjadi.
6. PENGAWASAN FISIK
Pengamanan aset dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan
peralatan, misainya:
 lemari besi berkunci khusus untuk menyimpan kas dan surat-surat (dokumen)
penting.  
 ruang penyimpanan (gudang) dengan pintu berkunci serta lemari-lemari
berkunci untuk menyimpan persediaan dan catatan-catatan akuntansi.  
 alarm untuk menghindari pembobolan.  
 monitor televisi dan sensor untuk mencegah pencurian.  
 berbagai fasilitas komputer dengan akses kunci atau scan topi jempol atau
bola mata.  
 timeclock untuk pencatatan jam kerja. 
7. VERIFIKASI INTERNAL SECARA INDEPENDEN  
Agar diperoleh hasil yang diperoleh dari penerapan prinsip verifikasi
internal independen, maka:
1. Perusahaan harus melakukan verifikasi data secara periodik atau mendadak
2. Verifikasi dilakukan oleh orang yang independen, yaitu orang yang tidak
terlibat dalam menghasilkan informasi yang didukung. \
3. Jika terjadi selisih atau penyimpangan, maka hal itu harus ditunda pada
manajemen yang sesuai agar dapat ditindaklanjuti atau dikoreksi.
8. PENGENDALIAN SUMBERDAYA MANUSIA
Kegiatan pengendalian sumber daya manusia hal-hal berikut:
1. Mempertanggungkan pegawai-pegawai yang mengelola kas.
2. Merotasi tugas-tugas karyawan dan mewajibkan karyawan mengambil cuti.
3. Memeriksa latar belakang calon pegawai.

9. MANFAAT PENGENDALIAN INTEREN BAGI PERUSAHAAN


Sesuai prinsip-prinsip pengendalian interen seperti telah diuraikan di atas
diterapkan dalam perusahaan dan berjalan dengan efektif, maka Mengintervensi
akan memberi keuntungan kepada perusahaan:
1. Menjamin semua transaksi dicatatkan dan akurat.
2. Memastikan hanya transaksi yang telah diotorisasi yang dapat dilakukan
dilaksanakan.
3. Menjamin semua transaksi didukung dengan dokumen yang memadai.
4. Menjamin aset dan perusahaan harus ditentukan dengan benar, dapat
digunakan sebagai informasi yang dapat diandalkan untuk mengambil
keputusan dalam menjalankan perusahaan.
5. Meminimalkan risiko yang harus dikeluarkan serta
6. mengurangi aset perusahaan.
10. KELEMAHAN PENGENDALIAN INTEREN
Meskipun mengendalikan interen memiliki berbagai manfaat dan
keunggulan di atas, namun mengendalikan interen tetap memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Pengendalian interen rentan terhadap kelemahan-kelemahan
manusiawi, seperti halnya keselamatan fisik dan kejantanan yang dapat
membantu ketelitian kerja.
2. Kolusi atau kolaborasi antar pegawai yang tidak jujur ​untuk mencegah /
mencegah tidak dapat dicegah oleh sistem.
3. Pengendalian interen pada umumnya diterapkan pada transaksi- rutin
harian, sementara transaksi yang tidak biasa terjadi atau yang hanya
terjadi di akhir tahun tidak terawasi.
4. Faktor biaya yang sering dicapai, sehingga tidak semua tujuan bisa
dicapai.
5. Pengendalian yang diterapkan perusahaan tidak diselaraskan dengan
11. PENGENDALIAN PENERIMAAN KAS
perkembangan yang terjadi di perusahaan.
Kas merupakan aset perusahaan yang siap digunakan untuk diubah menjadi
jenis aset lain, misalkan digunakan untuk membeli persediaan barang, membeli
aset tetap (tanah, gedung, mesin dan sebagainya). Kas juga memiliki sifat mudah
digelapkan dan disembunyikan, Karena sifatnya demikian, kas merupakan aset
perusahaan yang sangat rentan. terhadap kecurangan.
12. PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI DI KASA
Penerimaan kas yang diterima dari hasil penjualan tunai dilakukan dengan
menggunakan mesin register kas di Kasa pada saat transaksi penjualan terjadi.

13. PENERIMAAN KAS MELALUI POS


Penerimaan kas melalui pos dapat berujud cek yang diterima dalam amplop
atau mengandung poswesel.
Dalam daftar tersebut dicantumkan nama pengiriman, pembayaran, dan
jumlah rupiahnya. Lembar pertama berserta cek- cek yang diterima, dikirim ke
kasir. Lembar kedua dikirim ke Bagian Akuntansi, sedangkan lembar ketiga
disimpan oleh petugas yang dimiliki sebagai arsip.

14. PENGENDALIAN PENGELUARAN KAS


Pengawasan atas penerimaan kas yang diterima dari penjualan tunai dan
penerimaan kas melalui pos, merupakan hal yang penting. Akan tetapi lebih
murah dari biasanya hanya melalui transaksi penerimaan yang diterima,
melainkan melalui pembayaran melalui atau dengan menggunakan faktur fiktif
(palsu).
15. SISTEM VOUCHER DAN PENGAWASAN
Voucher sistem dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan
terhadap pengeluaran kas.
Pengawasan terhadap pengeluaran kas dari pembelian barang dagang:
(1) Permintaan Pembelian
(2) Pesanan Pembelian
(3) Faktur 16. BENTUK DAN ISI VOUCHER

(4) Laporan Penerimaan Barang Jika perusahaan menggunakan sistem voucher, maka setelah faktur dicek

(5) Pengesahan Faktur dan dipindahkan, dibuatlah voucher. Voucher adalah dokumen yang berisi: (1)
keterangan lengkap transaksi, (2) tanda disetujui, dan (3) persetujuan untuk
dicatat dan diterima.

17. PENGENDALIAN MELALUI DANA KAS KECIL


Salah satu prinsip pokok dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas ialah
bahwa semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan check.
Pengisian dana tunai kecil yang disebut sistim imprest (sistem dana tetap),
meliputi tiga tahap, yaitu: (1) penetapan dana tunai kecil, (2) pembayaran melalui
dana tunai kecil, dan (3) pengiriman dana kembali kas kecil.
18. PENETAPAN DANA KAS KECIL
Untuk membuat sebuah kas kecil, perusahaan harus menunjuk kasir yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dana tersebut.
Untuk menarik dana, perusahaan menarik selembar cek yang diserahkan ke
kasir jumlah kecil yang ditentukan.

19. PEMBAYARAN MELALUI KAS KECIL


Kasir memiliki kewajiban kecil untuk pembayaran kas kecil yang sesuai
dengan kebijakan yang telah digariskan perusahaan.

20. PENGISIAN KEMBALI KAS KECIL


Untuk melakukan pengisian kembali, pemegang kas kecil harus
menunjukkan bukti-bukti penambahan kas kecil dari periode sebelumnya kepada
kasir perusahaan. Kasir akan membubuhkan tutup "Telah Dibayar" pada setiap
bukti pembayaran kas kecil, agar bukti tersebut tidak dapat digunakan lagi

21. REKENING GIRO BANK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN


Di muka telah melemahkan kas perusahaan aset yang paling sering menjadi
sasaran pencurian dan mempermudah penggabungan Oleh karena itu, prinsip
interen harus diterapkan dengan ketat terhadap kas, baik pada penerimaan kas,
pengeluaran kas, maupun dalam penyimpanannya.
22. REKENING GIRO BANK
Untuk dapat membahas tentang rekening giro di bank yang memungkinkan
dalam pengaturan interen -kas, kita harus membahas mengenai peraturan terkait
giro bank. Pertama-tama untuk menghindari kesalahpahaman, perlu dipahami
bahwa simpanan di bank dapat dilakukan dalam bentuk: (1) giro, (2) tabungan, (3)
deposito.

23. REKONSILIASI REKENING BANK GIRO


Di atas telah disetujui oleh bank dan pemegang giro mengatur pencatatan
yang independen (terpisah satu sama lain)  Secara resmi, pencatatan kedua yang
dilakukan secara terpisah tersebut akan menghasilkan saldo giro akhir bulan yang
sama. 

24. PROSEDUR REKONSILIASI


Rekonsiliasi harus dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam transaksi
kas. Jika perusahaan tidak mempertimbangkan prinsip pengendalian interen
tentang verifikasi internal independen, maka penggabungan kas dapat dilakukan
tanpa diakui perusahaan.
25. TAHAP-TAHAP BANK PENYUSUNAN REKONSILIASI
Tahap-tahap persiapan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
Mulailah dengan saldo yang dimasukkan dalam laporan bank dan saldo yang
dimasukkan dalam rekening Kas perusahaan
1. Kedua angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat
pembukuan dan karena sebab-sebab lain yang telah diterima di atas.
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang ditentukan
dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak ditambahkan dalam laporan bank.

26. SISTEM TRANSFER DANA ELEKTRONIK (EFT)


Dewasa ini sistem informasi yang didukung oleh kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi serta pemanfaatan internet, menyebabkan transfer antar
perusahaan dengan bank (dan sebaliknya) dapat dilakukan tanpa menggunakan
kertas (seperti yang dikeluarkan slip setoran bank, cek, dan sebagainya).
27. PELAPORAN KAS
Pikiran demikian tidak sepenuhnya keliru, tetapi tidak lengkap. Dalam akuntansi,
Kas terdiri dari uang, periksa yang dapat diuangkan setiap saat, poswesel atau
wesel, simpanan di bank dalam bentuk giro, serta kertas-kertas uang lain yang
dapat ditukar di bank setiap saat sebesar nilai nominalnya.
Terimakasih
Sesi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai