Disusun Oleh : SEFTI (526080619006) PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan , sehingga dapt diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam jumlah,ukuran dan fungsi tingkat sel,organ,maupun individu (Kemenkes RI, 2012). PENGERTIAN Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015). Bayi adalah Usia 0-12 bulan Prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun Anak sekolah adalah anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008) Remaja adalah berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. A. FASE PERKEMBANGAN BAYI DAN NEONATUS Segera setelah lahir, BBL mengalami perubahan pada sistem tubuhnya. Sistem yang paling cepat beradaptrasi adalah SISTEM PERNAFASAN, PEREDARAN DARAH, PENGATURAN SUHU, dan METABOLISME GLUKOSA,GIT, IMUNOLOGIS. Fase tersebut terbagi menjadi : • FASE TRANSISIONAL –> Reaktifitas I, Sleep Phase, dan Reaktifitas II • FASE STABILITAS / PASKA TRANSISI 1. FASE TRANSISIONAL
• Merupakan masa penyesuaian kehidupan intrauterine ke
ekstra uterine pada semua sistem tubuh • Terdiri atas 3 tahap : Reaktifitas I, Sleep phase, Reaktifitas II • Penyesuaian tiap bayi berbeda • REAKTIFITAS I – BERLANGSUNG 30 – 60 MENIT – Karakteristik : bayi aktif, refleks fisiologis kuat (terutama refleks isap mencapai puncak usia 20-30 menit, shg bila terlambat menyusukan refleks berkurang sampai beberapa jam kemudian), tanda vital irreguler – Asuhan : sesuaikan dengan hasil penilaian awal Sambungan… • SLEEP PHASE – BERLANGSUNG 2 – 4 JAM – Umumnya bayi tertidur, aktifitas menurun,TV irreguler menurun, warna kulit kadang ada cyanosis perifer – Asuhan : keamanan dan kenyamanan bayi, pemantauan intensif, lingkungan, pemenuhan nutrisi • REAKTIFITAS II – BERLANGSUNG 2 – 4 JAM – Bayi aktif kembali,warna kulit merahmuda, menangis kuat, umumnya lapar, BAB pada tahap ini – Asuhan : pemenuhan nutrisi, pemantauan intensif, personal hygiene 2. FASE STABILITAS • Telah terjadi adaptasi dengan kehidupan ekstra uterine • Karakteristik : tanda vital reguler, proses menyusui sudah adekwat • Asuhan : penilaian komprehensif keadaan bayi (kecuali pada keadaan yang memerlukan asuhan segera maka pada tahap sebelumnya sudah dilakukan) • PERAWATAN RUTIN : OBSERVASI STANDAR • BOUNDING ATTACHMENT : (lihat HO. Skor bonding) • IMD • PROFILAKSIS ZALF MATA DAN VIT K • MANAJEMEN PENCEGAHAN : HYPOTERMIA, HYPOGLIKEMIA Sambungan… • PERAWATAN SUPORTIF : EVALUASI YANG SERING • PERAWATAN LANJUT : OBSERVASI TERUS MENERUS DAN DIMONITOR DI RUANG PERAWATAN • Mekanisme Pembentukan Panas : • Shivering • Non shivering thermogenesis (metabolisme lemak coklat) : Pada neonatus pembentukan panas terutama melalui non shivering thermogenesis • Mekanisme Kehilangan Panas –> Evaporasi, Konduksi, Konveksi, Radiasi. • Perawatan Sehari –hari : • PEMANTAUAN TANDA VITAL • HYGIENE PERSONAL : PERAWATAN TALIPUSAT • NUTRISI (lihat HO. Nutrisi bayi) • Keadaan Khusus : • ASPHYXIA • HYPOTHERMI • HYPOGLIKEMIA • IKTERUS à PATHOLOGIS & FISIOLOGIS • KELAINAN BAWAAN B. FASE PERKEMBANGAN PRASEKOLAH Menurut Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si, psikolog dan play therapist dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, lewat bermain, anak-anak prasekolah akan mengembangkan 3 ranah, yakni: • KOGNITIF. Ini adalah dasar-dasar untuk belajar di sekolah nanti. Misalnya, ia belajar tentang ukuran, warna, bentuk, atau arah. Hal ini akan menjadi modal dasar berprestasi di bidang akademis nantinya. • PSIKOSOSIAL. Ini meliputi anak belajar bergaul dengan anak lain, mengelola diri, serta melatih rasa percaya diri dan kemandirian. • FISIK MOTORIK. Kondisi fisik motoriknya harus prima. Jika canggung gerakannya, ia tidak bisa mengikuti aktivitas dengan teman-teman sebaya secara fun dan skillful. Ia bisa tersisih dari pergaulan. C. FASE PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH • a. Fase Sensorimotor(saat lahir – 2 tahun) : Tahap ketika bayi belajar tentang sekelilingnya dengan menggunakan indera dan kemampuan motoriknya. • b. Fase Praoperasi (2 – 7 tahun): Tahap ketika anak-anak melambangkan sesuatu ke dalam pikiran. • c. Fase Operasi Konkret ( 7 -11 tahun) : Tahap ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk bernalar logis dan memahami konservasi tetapi hanya dapat menggunakan kedua kemampuan ini dalam menghadapi situasi yang tidak asing lagi. • d. Fase Operasi Formal (11 tahun-dewasa) : Tahap dimana seseorang dapat menghadapi situasi hipotesis secara abstrak dan dapat bernalar secara logis. D. FASE PERKEMBANGAN REMAJA • Fase pra-pubertas (12 – 13 tahun) Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. • Fase pubertas (14 – 16 tahun) Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Sambungan… • Fase akhir pubertas (17 – 18 tahun) Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya. Sambungan… • Fase remaja Adolesen (19 – 21 tahun) Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.