Anda di halaman 1dari 10

Gambaran Faktor Penyebab Kehamilan Ektopik

Terganggu (KET) di RSUD Sayang Kabupaten


Cianjur Tahun 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR  


Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh:

NOVIE SUCI INDAHSARI


NIM. 4004150047
LATAR BELAKANG

90% terjadi di Asia dan Afrika


Data dari WHO subsahara 9% terjadi di negara
Pada tahun 2014 berkembang dan kurang dari 1%
kasus KET sebesar (0,04%) terjadi di negara maju.
(80%) dialami oleh wanita yang Sementara di Amerika Serikat
berusia ≥25 tahun, serta dialami ditemukan kehamilan ektopik
wanita dengan paritas pertama kurang lebih sebesar 11%
atau kedua (60%). kasus.

Kehamilan ektopik merupakan


kehamilan abnormal yang terjadi
diluar rahim, janin tidak dapat Di RSUD Sayang Cianjur
bertahan hidup dan sering tidak Pada tahun 2017
berkembang sama sekali dimana (KET) sebanyak 150 kasus dan
sel telur setelah dibuahi Pada Tahun 2018 didapatkan
(fertilisasi) berimplantasi dan (KET) sebanyak 30 kasus.
tumbuh diluar endometrium
kavum uteri
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi yang


menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan
trimester pertama. Kehamilan ektopik paling sering terjadi di
daerah tuba falopi (98%), meskipun begitu kehamilan ektopik
juga dapat terjadi di ovarium (indung telur), rongga abdomen
(perut), atau serviks (leher rahim). Kehamilan ektopik terjadi
pada 1 dari 50 kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya
angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah
kurangnya deteksi dini dan tindakan lebih lanjut..
Lanjutan….
Kehamilan ektopik dapat di pengaruhi dari faktor ibu
diantaranya :
1. ibu yang melahirkan lebih dari 3 kali dan usia ibu yang lebih
dari 35 tahun , akan tetapi hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sri Cynthia pada tahun 2013 didapatkan
bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia tertinggi terjadinya
(KET) dengan presentase sebesar 60%.
2. riwayat kerusakan tuba baik karena kehamilan ektopik
sebelumnya atau karena pembedahan tuba.
3. Pemakain antibiotik pada penyakit radang panggul.
4. pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim,(AKDR)
5. Ibu yang mengalami abortus lebih dari 1 kali
6. ibu dengan sosial ekonomi yang rendah, prevalensi gonore
dan tuberculosis yang tinggi.
Klasifikasi Pembagian Tempat-tempat
Kehamilan Ektopik

1. Kehamilan Tuba
2. Kehamilan Intramuralis (Intertisial)
3. Kehamilan Isthmus
4. Combined ectopic pregnancy
5. Kehamilan Ovarial
6. Kehamilan Servikal
7. Kehamilan Heterotopik
Patofisiologi
• Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah
dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga
abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan
ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga
peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi
oleh tekanan dari dinding tuba.
• Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga
peritoneum,sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
• Faktor abortus ke dalam lumen tuba, ruptur dinding tuba
sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ishmus dan
biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma coitus dan pemeriksaan
vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga
perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai
menimbulkan syok dan kematian.
Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan formulasi atau
simflikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang
mendukung penelitian tersebut

Faktor penyebab :
•Usia
•Paritas
•Sosio Ekonomi kehamilan ektopik
terganggu
•AKDR
•Riwayat Abortus
•Penyakit Ginekologi

Bagan 3.1 Kerangka Konsep tentang


gambaran faktor penyebab kehamilan
ektopik terganggu (KET) di RSUD Sayang
KabupatenCianjur Tahun 2017.
No Variabel Sub variabel Deifinisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. 20-35 tahun
(risiko rendah)
Usia ibu saat menderita
Rekam medis & 2. ≤ 20 tahun
1 Usia kehamilan ektopik lembar checklist (risiko tinggi) Ordinal
terganggu
3.    ≥ 35 tahun
(risiko tinggi)
Keadaan wanita yang Lembar 1.    Primi (1)
2 Paritas pernah melahirkan bayi checklist 2.    Multi (2) Ordinal
hidup.   3.    Grande(≥40)
1.    Penghasilan
Didasarkan pada tinggi atau sama
pendapatann yaitu segala dengan kepemilikan
bentuk penghasilan, dalam kartu BPJS NON PBI.
sosio ekonomi ini bisa
3 Sosio Ekonomi dibedakan berdasarkan Lembar Checklist Nominal
kepesertaan BPJS NON PBI), 2.    Penghasilan
Gambaran faktor serta peserta BPJS PBI rendah atau sama
penyebab (penerima bantuan iuran) dengan kepemilikan
kehamilan ektopik kartu BPJS PBI.
terganggu (KET)
Alat kontrasepsi yang 1.Tidak
dimasukan kedalam Rahim menggunakan
4 AKDR dan bertujuan untuk Lembar Checklist AKDR. Nominal
mencegah kehamilan yang 2.    Menggunakan
efektif. AKDR.
Perdarahan yang terjadi
pada kehamilan muda 1.    Abortus ≤ 1 kali
Lembar Checklist &
5 Riwayat Abortus dimana sebagian konsepsi Rekam Medis Ordinal
telah keluar dari kavum
uteri. 2.    Abortus ≥2 kali
1.    Infertilitas
2.    Endometriosis
6 Riwayat Penyakit Penyakit yang pernah di Lembar checklist 3.    Salpingitis Ordinal
Ginekologi derita oleh ibu sebelumnya.
4.    Radang panggul
A. Jenis Penelitian
Jenis metodelogi yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat.
B. Pendekatan waktu pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2017.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mengalami (KET) di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2017 sebanyak
150 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik Total Sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden
atau sampel. Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel dari
seluruh populasi yaitu 150 Tahun 2017.
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai