Anda di halaman 1dari 40

COMPOUNDING

&
DISPENSING
PERTEMUAN KE 1
DRA.AMBARSUNDARI M.M.,APT
1. Pendahuluan Praktek Kefarmasian
2. Pengkajian Resep & Pengantar
Meracik Obat ( compounding &
good
practice)
3.Good Dispensing Practice
4. Medication Error dan Dispensing
Error
5. Pelayanan Informasi Obat
6. Pharmaceutical Calculation
7. Studi kasus
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mata kuliah Compounding dan Dispensing difokuskan pada kemampuan praktek profesi
(show how) dalam praktek kefarmasian yang berisi materi tentang praktek Apoteker
yang menyangkut Compounding dan Dispensing:
▪langkah-langkah compounding,
▪Medication Error dan pengatasannya,
▪Teknis compounding,
▪penentuan beyond-use date,
▪pendosisan obat pada kondisi khusus,
▪aspek-aspek khusus dalam praktek Compounding dan Dispensing, seperti skrining obat da
pengatasan permasalahan aspek administrative, farmasetis, dan klinis.
What is Compounding?
COMPOUNDING IS THE PRACTICE OF
PREPARING DRUGS IN NEW FORMS.

e.g :
1.DRUG MANUFACTURER
ONLY PROVIDES TABLET,
A “COMPOUNDING
PHARMACIST” MIGHT
MAKE A MEDICATED
PULVIS THAT CONTAINS
THE DRUGS.
PEOPLE WHO HAVE
DIFFICULTY SWALLOWING
THE TABLET MAY PREFER
THE PULVIS
2.MIXING
DIFFERENT
STRENGTH
(g,mg,mcg) OF
CAPSULES OR
TABLET TO YIELD
DESIRED AMOUNT
OF MEDICATION
INDICATED BY
THE DOCTOR

THE FORM OF COMPOUNDING IS FOUND AT


COMMUNITY OR HOSPITAL PHARMACIES OR INHOME
ADMINISTRATION THERAPY.
COMPOUNDING ????
TUJUAN COMPOUNDING
(Peracikan Farmasetik):
Menyiapkan obat secara terindividualisasi untuk
seorang pasien tertentu berdasarkan permintaan dokter/
penulis resep berlisensi
(not for resale)

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter


gigi, kepada apoteker,baik dalam bentuk paper maupun
electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
DISPENSING OBAT ?
DISPENSING BERASAL DARI KATA
BAHASA INGGRIS, yaitu
TO DISPENSE YANG SECARA HARAFIAH
BERARTI MEMBAGIKAN/
MENYERAHKAN
APABILA DOKTER DISPENSING OBAT
ARTINYA DOKTER
MEMBAGIKAN/MENYERAHKAN OBAT
KEPADA PASIEN.
KENYATAANNYA DOKTER TIDAK
HANYA MEMBAGIKAN OBAT, JUGA
MENYIMPAN SEJUMLAH OBAT DI
TEMPAT PRAKTEK PRIBADINYA.
ISSUES IN PHARMACY
SEPARATION OF PRESCRIBING FROM
DISPENSING
PHARMACIST ARE REGULATED SEPARATELY FROM PHYSCIANS:
SUCH AS “DISPENSING PHYCSIANS “ :
THE AMA (American Medical Association) CODE ETHICS :
PHYCSIANS MAY DISPENSE DRUGS WITHIN THEIR OFFICE
PRACTICES AS LONG AS THERE IS NO PATIENT EXPLOITATION
AND PATIENT HAVE THE RIGHT THAT WRITTEN PRESCRIPTION
CAN BE FILLED ELSEWHERE.
 ASIAN COUNTRIES SUCH AS CHINA,MALAYSIA AND S’PORE :
DOCTORS ARE ALLOWED TO DISPENSE DRUGS THEMSELVES
AND THE PRACTICE OF PHARMACY IS SOMETIMES
INTEGRATED WITH THAT OF PHYCSIANS, PARTICULARLY IN
TRADITIONAL CHINESE MEDICINE.
CANADA :
IT IS COMMON FOR MEDICAL CLINIC AND A PHARMACY TO BE
LOCATED TOGETHER AND FOR THE OWNWERSHIP IN BOTH
ENTERPRISES TO BE COMMON ,BUT LICENSED SEPARATELY
DISPENSER ?
PERSEPSI APOTEKER di mata masyarakat
Indonesia???

Bagaimana masyarakat menilai apoteker?


Apa sich pekerjaan apoteker?

www.themegallery.com
NEW PARADIGM FOR PHARMACY PRACTICE
Paradigma baru
Developing Pharmacy Practice
PARADIGMA BARU TENTANG PRAKTEK KEFARMASIAN

Compounder
Dispenser

COMPOUNDER and DISPENSER  DRUG


THERAPY MANAGER
Dispensing terdiri dari penyiapan,
penyerahan dan pemberian
informasi Obat oleh Apoteker,
Setelah melakukan pengkajian
Resep
(Permenkes N0.73 /2016 tentang Standar Pelayanan
kefarmasian di Apotek )
LANDASAN HUKUM : UU
UU Kesehatan
Kesehatan No.36/2009
No.36/2009 pasal
pasal 108
108
1.PRAKTIK KEFARMASIAN YG MELIPUTI PEMBUATAN
TERMASUK PENGENDALIAN MUTU SEDIAAN FARMASI,
PENGAMANAN, PENGADAAN, PENYIMPANAN DAN
PENDISTRIBUSIAN ATAU PENYALURAN OBAT ,
PENGELOLAAN OBAT,PELAYANAN OBAT ATAS RESEP DOKTER
PELAYANAN INFORMASI OBAT,SERTA PENGEMBANGAN
OBAT,BAHAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL HARUS
DILAKUKAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI
KEAHLIAN DAN KEWENANGAN SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANNG-UNDANGAN
2.KETENTUAN MENGENAI PRAKTEK PARKTIK KEFARMASIAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DITETAPKAN
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH  PP 51/2009
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51

Tahun 2009 tentang PEKERJAAN


KEFARMASIAN

adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan


farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
(menurut PP No 51 Tahun 2009, Bab I Pasal 1)
OBAT itu apa ?
Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

(Per.MenKes No.73/2016 tentang Standar


pelayanan kefarmasian di Apotek)

 OBAT HARUS DIPERGUNAKAN


sebagaimana mestinya karena dapat
menimbulkan efek negatif
Kegiatan dispensing
obat sebagai Pelayanan yang komprehensif
komoditi dg tujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien
Drug oriented
Communication Skills Patient Oriented
for Pharmacist (Good Pharmacy Practice w/
Pharmaceutical Care )
Aspek perilaku
• dispensing merupakan wewenang
apoteker
• kepatuhan pasien
• perilaku orang sakit (Illness)
• perilaku tenaga kesehatan lainnya
• persepsi pasien terhadap kesehatan
• budaya masyarakat
Peran profesi apoteker di masyarakat
sebagai tenaga kesehatan
1.Farmasi Komunitas :
▪ Dispensing
not only on accurate supply of medication but checking the medication is
appropriate for patient & counselling the patient on its appropriate use
pergeseran paradigma dari drug oriented  patient oriented
▪ responding to symptoms  swamedikasi
▪ spesific services (layanan khusus) seperti penderita HIV AIDS,Hepatitis
atau misuse drug (penggunaan salah)

2. Farmasi Rumah Sakit:


▪ Pelayanan Farmasi klinik
▪ RS sebagai perantara rawat jalan tingkat I (komunitas) dengan rawat jalan
tingkat lanjutan
Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.
Kajian administratif meliputi:
1. nama pasien, umur, jenis kelamin dan
berat badan;
2. nama dokter, nomor Surat Izin Praktik
(SIP), alamat, nomor telepon dan paraf;
dan
3. tanggal penulisan Resep.
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. bentuk dan kekuatan sediaan;
2. stabilitas; dan
3. kompatibilitas (ketercampuran Obat).

Pertimbangan klinis meliputi:


1. ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
3. duplikasi dan/atau polifarmasi;
4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,
manifestasi klinis lain);
5. kontra indikasi; dan
6. interaksi.
Trends in
Community
Pharmacy
THE ROLE OF PHARMACIST HAS CHANGED
FROM MAKING DRUGS TO MAKING DRUGS
WORK BETTER:

SELF CARE, SELF MEDICATION,


ESSENTIAL SERVICES, ADDITIONAL SERVICES,
PUBLIC HEALTH EDUCATION,
PHARMACEUTICAL CARE
Compounder & Dispenser  Drug Therapy manager
Definisi

Self Care:
Tindakan individu untuk menjaga dirinya dan
keluarganya agar tetap sehat dan mampu mengatasi
kondisi sakitnya, baik ringan maupun kronis berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang tersedia.
Bila perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

28
Definisi
Self Medication:
penggunaan obat-obatan non resep (tanpa supervisi
medis) oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri
untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan.

Self Care  Self Medication= Swamedikasi

29
Tugas & Fungsi
PERUBAHAN PERAN APOTEKER : Apoteker = 7 stars
+ Reseacher:
1. Care - giver
2.Decision – maker
3.Communicator

Compunder & Supplier of 4.Leader


Pharmaceutical products 5.Manager
6.Life – long
learner
7.Teacher
+
A provider services Reseacher
and information and
ultimately provider
of patient care
LATAR BELAKANG PERUBAHAN PERAN APOTEKER

 Jumlah obat dan promosi sangat aktif


 Penggunaan obat tidak sesuai dgn anjuran
 Obat yang diberikan tidak rasional
 Meningkatnya biaya pengobatan,terutamamasy.miskin tanpa assuransi
 > ½ resep yang ditulis tidak lengkap shgebih dari ½ nya masy gagal meminum obat
dengan baik dan benar.
 WHO report:
90% resisten thdp 1st line antibitioka spt Ampisilin & Co-trimox thdp
shigellosis,70% resisten thdp penisillin utk Pneumonia dan meningitis,98%
resisten thdp penicillin utk peny GO,70% resisten thdp Penicillin dan
cephalosporin utk infeksi staphylococcus aereus
 Jumlah apotek semakin banyak
 Tuntutan masyarakat akan informasi obat
 Kesadaran sebagai tenaga kesehatan
Latar Belakang Perubahan peran Perubahan Paradigma sehat

WHO 1946:
“health is a state of complete physical,mental
and social well being,not merely the absence or
desease or infirmity”
WHO 1984:
“Health is the extent to which individual or
group is able,on the one hand,to realise
aspirations and satisfy needs:and; on the other
hand,to change or cope with the enviroment.
Health is therefore,seen as a resources for
everyday life,not an object of living;
UU Kesehatan No.36/2009 : It’s a positive concept emphasizing social and
Kesehatan adalah : personal resources, as well as phusical capacities
Keadaan sehat,baik secara
Fisik,mental,spiritual maupun UU RI No.23/1992 ttg KESEHATAN :
Sosial yang memungkinkan Kesehatan :
setiap orang untuk hidup Keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial
produktif secara sosial dan yang memungkinkan setiap orang hidup
ekonomis produktif secara sosial dan ekonomis.
PERUBAHAN
PARADIGMA SEHAT
Wellness Wellness

Preventing Managing
Preventing
Disease Health Disease
Managing
Health

Managing
Treating Managing Treating Individual
Disease
Disease
Disease Disease

Illness Illness
Acute Chronic Acute Chronic

Konsep Pelayanan Konsep Pelayanan


Konsep Bisinis
kefarmasian saat ini Konsep Bisiniske
kefarmasian
KAEF saatoriented
drug ini KAEF
Depanke depan
Patient
oriented
PENTINGNYA ASPEK PERILAKU
SOSIAL
HEALTH (KESEHATAN):
APA tidak ada keluhan baik
BEDANYA: sakit,luka ataupun
disfungsi organ tubuh
1.Health
disease artinya
2.Disease adalah disfungsi
3.Sickness fisiologi atau psikologi
yang dapat terdefinisi
4.Illness secara medis
5.Wellnes
s Sickness:
adalah kondisi disfungsi
peran sosial dari seseorang
yang sakit.
WELLNESS
(KESEHATAN PARIPURNA)
Keadaan sehat,baik secara
Fisik,mental,spiritual
maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis

Illness dipengaruhi oleh


budaya,kondisi sosial dan
faktor lainnya.
Keadaan yang ditandai oleh illness adalah apa yang
penyimpangan nyata dari dirasakan oleh pasien .
keadaan normal. Seseorang bisa punya
penyakit (disease) tapi
orang tsb belum tentu
COMPANY LOGO
sakit(ill)
Manufacturing vs Compounding
Manufacturing ;
produksi obat menggunakan peralatan manufaktur skala industri.
Produk obat ini didistribusikan melalui penyalur berijin (PBF/distributor/apotek)
dan tidak untuk digunakan secara langsung oleh pasien

► Praktek Kefarmasian  peracikan farmasetik (compounding) yaitu sediaan yang tidak


untuk diperjualbelikan secara komersial  keperluan khusus
Canada :
Manufacturing  GMP
Compounding  kegiatan meracik yang dilakukan oleh apoteker dlm praktek kefarmasian
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku
Ruang Lingkup Kegiatan ;
▪ sediaan steril
▪ repackaging (kemas ulang) : kesesuaian dosis, distribusi /menyalurkan ke “nursing home’, pencapaian
efesiensi proses dispensing
▪ penjualan obat harus sesuai peraturan yang berlaku
Daftar Pustaka :

1. UNDANG-UNDANG KESEHATAN No.36 tahun 2009


2. Peraturan Pemerintah No.51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. PERMENKES No.72/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. PERMENKES No.73/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
5. PERMENKES No.36/2016 tentang Perubahan atas PERMENKES No.30/2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
6. Wienfield A.J.,Richards R.M.E.,2002. Pharmaceutical Practice.3rd Edition, Elsevier Limited.
7. Wiedenmayer K.,et.al., 2006, Developing Pharmacy Practice Handbook,
World Health Organozation and International Pharmaceutical Federation, Netherland

Anda mungkin juga menyukai