Patofisiologi
KELAINAN TULANG BELAKANG
KIFOSIS
PEMBAHASAN
Etiologi,
Patofisiolog, Komplikasi
Manifestasi Klinis
Pengobatan
1. KIFOSIS
Kifosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang
punggung, di mana punggung yang seharusnya
berbentuk kurva dan simetris antara kiri dan
kanan ternyata melengkung ke depan melebihi
batas normal, kelainan ini di masyarakat awam
sering disebut sebagai Bungkuk .Kifosis adalah
lengkungan ke depan pada punggung bagian atas
bungkuk Biasanya pembungkukan ini terjadi
secara berlebihan, yaitu lebih dari 50 derajat
sehingga punggung akan terlihat memiliki punuk
daging yang menonjol pada tengkuk Kifosis adalah
penyakit kelainan pada tulang belakang yang
menyebabkan tubuh penderita melengkung ke
depan dan melebihi batas normal atau bungkung.
ETIOLOGI
…
Tulang tunggal (vertebra) yang membentuk tulang belakang yang sehat terlihat seperti
silinder yang bertumpuk dalam sebuah kolom. Kifosis terjadi ketika tulang di punggung
atas menjadi lebih berbentuk baji. Deformitas ini dapat disebabkan oleh berbagai
masalah, termasuk:
1. Osteoporosis. Gangguan pengeroposan tulang ini dapat mengakibatkan tulang hancur
(kompresi fraktur). Osteoporosis adalah yang paling umum pada orang dewasa yang
lebih tua, khususnya perempuan, dan pada orang yang mengonsumsi kortikosteroid
dalam dosis tinggi untuk jangka waktu yang lama.
2. Degenerasi disk. Disk lembut yang melingkar berfungsi layaknya bantal antara vertebra
tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, disk ini mengering dan menyusut,
yang seringkali memperburuk kifosis.
3. Penyakit Scheuermann. Juga disebut kifosis Scheuermann, penyakit ini biasanya
dimulai selama lonjakan pertumbuhan yang terjadi sebelum pubertas. Anak laki-laki
lebih sering terkena penyakit ini daripada anak perempuan. Lengkungan tulang
belakang dapat berkembang semakin buruk ketika masa pertumbuhan anak selesai.
4. Cacat lahir. Jika tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik di dalam rahim,
tulang belakang kemungkinan tidak terbentuk dengan benar, dan kemudian
menyebabkan kifosis.
5. Sindrom. Kifosis pada anak-anak juga dapat dikaitkan dengan sindrom tertentu, seperti
sindrom Marfan atau penyakit Prader-Willi.
6. Kanker dan pengobatan kanker. Kanker di tulang belakang dapat melemahkan tulang
dan membuatnya lebih rentan terhadap fraktur kompresi, seperti halnya
PATOFISIOLOGI
…
Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada
tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian
bawah . Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis
yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan
gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha,
dan gangguan neuromuskuler. Lordosis sendiri adalah penyakit kelainan pada tulang
belakang yang menyebabkan punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah
pinggang seseorang. Sama seperti obesitas, peningkatan berat badan saat hamil juga bisa
memengaruhi postur tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang punggung bagian
bawah menjadi lebih mudah melengkung ke dalam. Meski demikian, lordosis selama
kehamilan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
ETIOLOGI
…
Beberapa otot disekitar HIP dan tulang punggung menjadi tegang
dan terkadang mejadi lemah karena tidak ada nya
keseimbangan/imbalance,dan ini sering dikenal sebagai lower
crossed syndrome(dikaitkan dengan posisi dari otot yang menegang
dan otot yang melemah berseberaangan)
Seringkali,lordosis muncul di masa kecil tanpa diketahui
penyebabnya. Hal ini disebut benign lordosis remaja.
Namun,lordosis dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia.
PATOFISIOLOGI
…
Kebanyakan perempuan yang mengalami skoliosis mungkin akan merasa khawatir dengan kondisi mereka saat
hamil. Banyak dari mereka yang takut kalau skoliosis akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan saat hamil, atau
bahkan mempengaruhi kesehatan janin mereka. Faktanya, penderita skoliosis masih bisa hamil dan melahirkan
seperti perempuan lainnya. Skoliosis juga umumnya tidak akan mempengaruhi kehamilan mereka. Para ilmuwan
telah menentukan bahwa skoliosis tidak menyebabkan komplikasi tertentu bagi kehamilan, persalinan, atau bagi
janin.
Skoliosis juga tidak mengurangi kesuburan atau meningkatkan risiko keguguran, kelahiran mati, atau cacat lahir.
Bahkan perempuan yang telah menjalani operasi fusi tulang belakang dinyatakan masih bisa hamil. Namun,
perempuan dengan tingkat kelengkungan tulang belakang yang parah, atau mereka yang skoliosisnya melibatkan
pinggul, panggul, atau bahu, mungkin akan mengalami lebih banyak nyeri dan ketidaknyamanan.
ETIOLOGI
…
Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui secara pasti, tapi
dapat diduga dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik,
seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi.
Scoliosis tidak hanya disebabkan oleh sikap duduk yang salah.
Menurut penelitian di Amerika Serikat, memanggul beban yang
berat seperti tas punggung, bisa menjadi salah satu pemicu
scoliosis.
Ada 4 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan)
2. Neuromuskuler
3. Idiopatik,Jenis
4. Skoliosos degenerative
PATOFISIOLOGI
…
calon ibu yang mengalami kondisi ini, penyakit skoliosis bisa membuat
Anda merasa cemas dengan kehamilan.
Anda bisa sedikit merasa lega karena wanita dengan penyakit skoliosis
ini bisa menjalani kehamilan yang normal tanpa komplikasi yang
disebabkan oleh lengkungan tulang belakang. Sebagian kecil pasien
dengan lengkungan lebih besar dan penyakit skoliosis lebih parah
berisiko lebih besar mengalami nyeri punggung atau sciatica di
trimester terakhir.
Selama trimester ketiga, penyakit skoliosis tingkat menengah hingga
parah (lengkung lebih dari 25 sampai 30 derajat) menyebabkan
kehamilan hanya terlihat di satu sisi tubuh saja. Menerima beban
yang tidak merata meningkatkan risiko jatuh. Bila cukup parah,
kemungkinan ketidaksejajaran ini bisa mempengaruhi aliran darah
dari dan menuju plasenta dari sirkulasi ibu dan bayi. Meski kondisi ini
terasa sakit, tidak nyaman, dan membuat berjalan dan tidur lebih sulit
dan kurang nyaman, tapi jarang mempengaruhi proses kelahiran.
KLINIS …
1. Seringnya mengalami rasa pegal dan sakit pada
salah satu sisi pinggang (selalu sisi yang sama)
2. Payudara yang tidak simetris (pada wanita)
3. Cara berjalan yang terlihat limbung
4. Tinggi Pundak yang tidak simetris
5. tulang belakang melengkung secara abnormal ke
arah samping
6. Bahu dan pinggul kiri & kanan tak sama tingginya
7. nyeri punggung
8. kelelahan pada tulang belakang sesudah duduk /
berdiri lama
9. Skoliosis yg berat (dgn kelengkungan yg lebih
besar dari 60%) bisa menyebabkan Gangguan
pernafan
Screening awal / Langkah Penapisan
…
Pencegahan meliputi pencegahan primer dan pencegahan
sekunder. Pencegahan primer agar tidak terkena skoliosis dan
pencegahan sekunder bertujuan agar skoliosis ditemukan sedini
mungkin. Pencegahan primer dan sekunder meliputi :
1. Duduk dengan posisi yang benar
2. Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
3. Berolahraga teratur, terutama olahraga yang menggunakan
kedua sisi tubuh secara aktif seperti berenang.
4. Periksa di depan cermin tinggi pundak dan tinggi panggul
anda. Apabila tinggi ada kelainan segeralah berkonsultasi
dengan dokter Ortophedi atau Rehabilitasi Medik.
Komplikasi …
1. Ibu hamil dengan penyakit skoliosis tidak akan mengalami komplikasi
spesifik. Tapi kemungkinan di waktu melahirkan, ibu hamil dengan
penyakit skoliosis lebih sulit menerima epidural. Geometri tulang belakang
yang abnormal kadang menyebabkan masalah ketika harus menggunakan
epidural.. Efek samping kehamilan lain bisa memicu peningkatan
komplikasi ibu hamil dengan penyakit skoliosis. Plasenta mengeluarkan
hormon yang disebut relaksin, yang melonggarkan persendian di mana
tulang terikat. Tujuannya untuk memudahkan jalan lahir melebar, tapi efek
sampingnya persendian jadi terasa sakit. Relaksin yang sama juga
berpengaruh pada kehamilan dengan penyakit skoliosis, yaitu
melembutkan persendian yang memperburuk kondisi tulang belakang.
2. Di kebanyakan kasus, melahirkan sama untuk wanita dengan atau tanpa
penyakit skoliosis. Tapi ada beberapa perbedaan seperti: Calon ibu dengan
pinggang bengkok bisa mengalami persalinan yang terhenti karena posisi
bayi yang tidak tepat., Wanita yang lemah karena penyakit skoliosis bisa
lebih sulit mendorong selama persalinan, Penyakit skoliosis bisa membuat
ibu sulit menerima epidural, terutama untuk mereka yang pernah
menjalani pembedahan tulang belakang.
PENGOBATAN …
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi kelengkungan serta
stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak perlu
pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada
anak- anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30, karena itu
biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk memperlambat
progresivitas kelengkungan vertebra. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan
progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak
berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskular. Jika
kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.Pada pembedahan
dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada
tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20
tahun).
Ada banyak pengobatan rumahan yang disarankan untuk penyakit skoliosis, di antaranya
pengobatan herbal, terapi pola makan, pijat, terapi fisik, dan suplemen nutrisi. Matras yang terbuat
dari lateks atau jel dingin dianjurkan untuk beberapa pasien. Anda perlu membicarakan
penanganan ini bersama dokter sebelum mulai melakukannya. Karena penyebab idiopathic
skoliosis tidak diketahui, tidak ada cara untuk mencegahnya. Pengobatan rumahan dan penanganan
medis bisa menurunkan rasa tidak nyaman tapi tidak menyembuhkan penyakit skoliosis.
HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA (JURNAL) …
Usia responden terbanyak berada pada rentang umur 20-35 tahun (75%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
BKKBN (2012) yang menyatakan bahwa usia ideal wanita untuk hamil adalah pada rentang umur 20-35 tahun
karena pada usia tersebut merupakan usia yang aman untuk melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam
kondisi puncak. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang berupa kerusakan
jaringan, penggantian jaringan, dan pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan
otot menjadi berkurang. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin tinggi risiko mengalami
penurunan elastisitas pada tulang, yang menjadi pemicu timbulnya gejala gangguan musculoskeletal seperti
LBP. Keluhan tersebut mulai dirasakan pada usia 25-65 tahun (Kartana, 2014).
LBP merupakan suatu hal yang fisiologis dan normal di alami ibu pada masa kehamilan. Penyebab terjadinya
LBP pada ibu hamil adalah berubahnya pusat gravitasi tubuh seiring dengan semakin membesarnya uterus
karena adanya janin. Semakin tinggi usia kehamilan maka akan menyebabkan postur tubuh berubah dan
punggung akan tertarik atau merenggang kemudian menyebabkan terjadinya LBP. Postur tubuh yang tidak
tepat dapat mengakibatkan keletihan pada ibu khususnya pada bagian pelvis sendi dan tulang belakang.
Penyebab lain LBP pada ibu hamil karena adanya riwayat LBP sebelum hamil (Sincleir C, 2009).
THAN YOU !
K