Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah

Patofisiologi
KELAINAN TULANG BELAKANG

LURIKE APRIYANI RAHMI SUNDARI


SKOLIOSISI
LORDOSIS

KIFOSIS
PEMBAHASAN

Definisi Screening Awal

Etiologi,
Patofisiolog, Komplikasi

Manifestasi Klinis
Pengobatan
1. KIFOSIS
Kifosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang
punggung, di mana punggung yang seharusnya
berbentuk kurva dan simetris antara kiri dan
kanan ternyata melengkung ke depan melebihi
batas normal, kelainan ini di masyarakat awam
sering disebut sebagai Bungkuk .Kifosis adalah
lengkungan ke depan pada punggung bagian atas
bungkuk Biasanya pembungkukan ini terjadi
secara berlebihan, yaitu lebih dari 50 derajat
sehingga punggung akan terlihat memiliki punuk
daging yang menonjol pada tengkuk Kifosis adalah
penyakit kelainan pada tulang belakang yang
menyebabkan tubuh penderita melengkung ke
depan dan melebihi batas normal atau bungkung.
ETIOLOGI

Tulang tunggal (vertebra) yang membentuk tulang belakang yang sehat terlihat seperti
silinder yang bertumpuk dalam sebuah kolom. Kifosis terjadi ketika tulang di punggung
atas menjadi lebih berbentuk baji. Deformitas ini dapat disebabkan oleh berbagai
masalah, termasuk:
1. Osteoporosis. Gangguan pengeroposan tulang ini dapat mengakibatkan tulang hancur
(kompresi fraktur). Osteoporosis adalah yang paling umum pada orang dewasa yang
lebih tua, khususnya perempuan, dan pada orang yang mengonsumsi kortikosteroid
dalam dosis tinggi untuk jangka waktu yang lama.
2. Degenerasi disk. Disk lembut yang melingkar berfungsi layaknya bantal antara vertebra
tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, disk ini mengering dan menyusut,
yang seringkali memperburuk kifosis.
3. Penyakit Scheuermann. Juga disebut kifosis Scheuermann, penyakit ini biasanya
dimulai selama lonjakan pertumbuhan yang terjadi sebelum pubertas. Anak laki-laki
lebih sering terkena penyakit ini daripada anak perempuan. Lengkungan tulang
belakang dapat berkembang semakin buruk ketika masa pertumbuhan anak selesai.
4. Cacat lahir. Jika tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik di dalam rahim,
tulang belakang kemungkinan tidak terbentuk dengan benar, dan kemudian
menyebabkan kifosis.
5. Sindrom. Kifosis pada anak-anak juga dapat dikaitkan dengan sindrom tertentu, seperti
sindrom Marfan atau penyakit Prader-Willi.
6. Kanker dan pengobatan kanker. Kanker di tulang belakang dapat melemahkan tulang
dan membuatnya lebih rentan terhadap fraktur kompresi, seperti halnya
PATOFISIOLOGI

Kifosis juga bisa disebabkan ketika vertebra tidak


tumbuh berkembang dengan baik. Tulang dapat
berbentuk segitiga, bukan persegi panjang atau kotak
seperti normalnya. Hal ini menyebabkan tulang
belakang berada di luar posisi dan dikenal sebagai kifosis
Scheuermann. Pada kasus kifosis Scheuermann, ligamen
sekitar tulang belakang bisa lebih tebal dari biasanya.
Tidak diketahui apa penyebab pembentukan tulang
belakang yang tidak normal. Satu dugaan adalah suplai
darah ke tulang belakang yang tidak normal
mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang.
KLINIS …
1. Gejala: Sakit leher dan punggung adalah gejala yang paling
sering terjadi.
2. Pada Kifosis yang berat akan terjadi sesak napas karena
paru-paru tidak dapat mengembang sempurna. Seringkali
justru orang lain yang sudah lama tidak bertemu yang
menyadari adanya kifosis (kebungkukan) ini.
3. Nyeri punggung seperti diremas-remas/ditarik disertai
kekakuan.
4. Nyeri dan kaku terasa bila membungkuk ke depan.Kasus
berat dapat terjadi gangguan kardiopulmoner : sesak, fatik,
berkurangnya toleransi fisik untuk beraktivitas.
Screening awal / Langkah Penapisan

Pencegahan meliputi pencegahan primer dan


pencegahan sekunder. Pencegahan primer
agar tidak terkena Kifosis dan pencegahan
sekunder bertujuan agar Kifosis ditemukan
sedini mungkin. Pencegahan primer dan
sekunder meliputi
1. Duduk dengan posisi yang benar
2. Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
3. Berolahraga teratur,
4. Diet yang cukup kalsium dan Vitamin D
Komplikasi …
1. Masalah citra tubuh. Remaja terutama dapat
mengembangkan citra tubuh yang buruk karena
lengkungan pada punggung atau akibat memakai
penjepit untuk memperbaiki kondisi tersebut.
2. Sakit punggung. Dalam beberapa kasus,
penyelarasan tulang belakang yang tidak tepat
dapat menimbulkan rasa sakit, yang bisa menjadi
semakin parah dan bersifat melumpuhkan.
3. Nafsu makan menurun. Pada kifosis kasus parah,
lengkungan tersebut dapat menyebabkan perut
terkompres dan menyebabkan penurunan nafsu
makan.
4. Pada ibu hamil bisa mengakibatkan janin yang
dikandungannya mengalami kelainan tulang
belakang yang bisa langsung terlihat di USG saat ibu
memriksakan keadaan nya di klinik dokter
PENGOBATAN …
Pengobatan kifosis tergantung pada penyebab, kondisi, tanda,
dan gejala yang muncul. Salah satu pilihan pengobatan adalah
dengan latihan untuk memperkuat otot punggung. Atau untuk
kondisi kifosis yang cukup parah maka dapat juga dikoreksi
dengan operasi. Pengobatan kifosis bawaan umumnya
dilakukan pada saat penderita masih balita. Hal ini karena
kifosis disebabkan oleh adanya kelainan pada tulang belakang
saat bayi masih dalam janin ibu. Pembedahan sebaiknya
dilakukan seawal mungkin untuk membantu mencegah kondisi
kifosis bertambah parah.Terapi osteoporosis diperlukan untuk
mencegah terjadinya fraktur di kemudian hari pada kasus
kifosis yang disebabkan oleh osteoporosis. Terapi lain seperti
olahraga, pengaturan pola makan dan asupan nutrisi dengan
mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dua kali sehari atau
sesuai dengan jumlah harian yang direkomendasikan setiap
hari juga dapat memperlambat atau menghentikan
progresifitas osteoporosis. Namun untuk kasus kifosis yang
parah, pembedahan merupakan pilihan terapi.
2. LORDOSIS

Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada
tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian
bawah . Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis
yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan
gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha,
dan gangguan neuromuskuler. Lordosis sendiri adalah penyakit kelainan pada tulang
belakang yang menyebabkan punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah
pinggang seseorang. Sama seperti obesitas, peningkatan berat badan saat hamil juga bisa
memengaruhi postur tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang punggung bagian
bawah menjadi lebih mudah melengkung ke dalam. Meski demikian, lordosis selama
kehamilan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
ETIOLOGI

Beberapa otot disekitar HIP dan tulang punggung menjadi tegang
dan terkadang mejadi lemah karena tidak ada nya
keseimbangan/imbalance,dan ini sering dikenal sebagai lower
crossed syndrome(dikaitkan dengan posisi dari otot yang menegang
dan otot yang melemah berseberaangan)
Seringkali,lordosis muncul di masa kecil tanpa diketahui
penyebabnya. Hal ini disebut benign lordosis remaja.
Namun,lordosis dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia.
PATOFISIOLOGI

Tidak ditemukan sumber yang jelas mengenai patofisiologi


terjadinya lordosis.Namun hal-hal yang berkaitan dan merupakan
factor resiko terjadinya lordosis pada seseorang adalah usia, jenis
kelamin, kegemukan, kehamilan, posturtubuh yang buruk, memakai
alas kaki yang tinggi, etnis,pekerjaan, aktivitas/olahraga, danIndeks
Massa Tubuh seseorang.lordosis menyebabkan terjadinya
pembengkokan pada tulang dan penonjolan bokong. gejala lain
berfariasi sesuai dengan keadaan usia dan kesehatan
seseorang.biasanya ditandai dengan salah satu bentuk kelainan
tulang punggung, di mana punggung yang seharusnya berberntuk
kurva dan simetris antara kiri dan kanan ternyata melengkung
kedepan melebihi batas normal.
.
KLINIS …
1. gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.
2. Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai,
3. perubahan pola buang air besar dan buang air
kecil dapat terjadi pada lordosis Perubahan pola
BAB & BAK.
4. Penonjolan bokong.
5. Gejala lain bervariasi sesuai dengangangguan lain
yang menyertainya.
6. Distrofi muskuler, gangguan perkembanganpaha,
dan gangguan neuromuskuler.
Screening awal / Langkah Penapisan

1. Mengubah posisi duduk yang benar


2. Kurangi tegang pada punggung
3. Kosumsi makanan yang mengandung
vitamin D
4. Olahraga teratur
5. Perbanyak mengkonsumsis kalsium
Komplikasi …
1. masalah jantung, penderita yang tulangnya
dalam keaadaan melengkung bahkan
hingga 70 derajat tentu saja jantung akan
kesulitan untuk memompa darah untuk
keseluruh tubuh. Hal ini akibat dari
tertekannya jantung.
2. masalah paru – paru ,begitu juga dengan
paru – paru, kelengkunagn tulang juga akan
menyebabkan kesulitan untuk bernapas.
3. nyeri punggung, penderita tentu saja akan
sering merasakan nyeri punggu yang
berlebih. apalagi jika keadaan semakin
parah.
PENGOBATAN …

Pengobatan masalah lordosis akan dilakukan


berdasarkan penyebabnya. Namun biasanya
dokter akan melakukan pengobatan
berdasarkan usia dan riwayat kesehatan.
Adapun tujuan dari pengobatan lordosis adalah
agar lengkungan tulang tidak bertambah serta
mencegah terjadinya deformitas.
Penatalaksanaan lordosis tergantung pada
penyebab lordosis. Latihan untuk memperbaiki
sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis
disebabkan oleh kelainan sikap tubuh.
3. SKOLIOSIS
Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang, yang ditandai dengan lengkungan
tulang belakang ke samping kiri atau kanan. Biasanya, lengkungan terjadi di punggung
atas atau di punggung bagian bawah, yang menyerupai huruf C atau S, bukan garis lurus.
Tingkat keparahan skoliosis bergantung dari derajat lengkungan pada batang
tulang. Skoliosis dikatakan tergolong ringan jika derajat lengkungan kurang dari
20 derajat. Jika derajat lengkungan sudah mencapai hampir 70 derajat atau
lebih, biasanya dapat mengganggu pernapasan dan mungkin perlu penanganan
khusus.

Kebanyakan perempuan yang mengalami skoliosis mungkin akan merasa khawatir dengan kondisi mereka saat
hamil. Banyak dari mereka yang takut kalau skoliosis akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan saat hamil, atau
bahkan mempengaruhi kesehatan janin mereka. Faktanya, penderita skoliosis masih bisa hamil dan melahirkan
seperti perempuan lainnya. Skoliosis juga umumnya tidak akan mempengaruhi kehamilan mereka. Para ilmuwan
telah menentukan bahwa skoliosis tidak menyebabkan komplikasi tertentu bagi kehamilan, persalinan, atau bagi
janin.
Skoliosis juga tidak mengurangi kesuburan atau meningkatkan risiko keguguran, kelahiran mati, atau cacat lahir.
Bahkan perempuan yang telah menjalani operasi fusi tulang belakang dinyatakan masih bisa hamil. Namun,
perempuan dengan tingkat kelengkungan tulang belakang yang parah, atau mereka yang skoliosisnya melibatkan
pinggul, panggul, atau bahu, mungkin akan mengalami lebih banyak nyeri dan ketidaknyamanan.
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui secara pasti, tapi
dapat diduga dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik,
seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi.
Scoliosis tidak hanya disebabkan oleh sikap duduk yang salah.
Menurut penelitian di Amerika Serikat, memanggul beban yang
berat seperti tas punggung, bisa menjadi salah satu pemicu
scoliosis.
Ada 4 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan)
2. Neuromuskuler
3. Idiopatik,Jenis
4. Skoliosos degenerative
PATOFISIOLOGI

calon ibu yang mengalami kondisi ini, penyakit skoliosis bisa membuat
Anda merasa cemas dengan kehamilan.
Anda bisa sedikit merasa lega karena wanita dengan penyakit skoliosis
ini bisa menjalani kehamilan yang normal tanpa komplikasi yang
disebabkan oleh lengkungan tulang belakang. Sebagian kecil pasien
dengan lengkungan lebih besar dan penyakit skoliosis lebih parah
berisiko lebih besar mengalami nyeri punggung atau sciatica di
trimester terakhir.
Selama trimester ketiga, penyakit skoliosis tingkat menengah hingga
parah (lengkung lebih dari 25 sampai 30 derajat) menyebabkan
kehamilan hanya terlihat di satu sisi tubuh saja. Menerima beban
yang tidak merata meningkatkan risiko jatuh. Bila cukup parah,
kemungkinan ketidaksejajaran ini bisa mempengaruhi aliran darah
dari dan menuju plasenta dari sirkulasi ibu dan bayi. Meski kondisi ini
terasa sakit, tidak nyaman, dan membuat berjalan dan tidur lebih sulit
dan kurang nyaman, tapi jarang mempengaruhi proses kelahiran.
KLINIS …
1. Seringnya mengalami rasa pegal dan sakit pada
salah satu sisi pinggang (selalu sisi yang sama)
2. Payudara yang tidak simetris (pada wanita)
3. Cara berjalan yang terlihat limbung
4. Tinggi Pundak yang tidak simetris 
5. tulang belakang melengkung secara abnormal ke
arah samping
6. Bahu dan pinggul kiri & kanan tak sama tingginya
7. nyeri punggung
8. kelelahan pada tulang belakang sesudah duduk /
berdiri lama
9. Skoliosis yg berat (dgn kelengkungan yg lebih
besar dari 60%) bisa menyebabkan Gangguan
pernafan
Screening awal / Langkah Penapisan

Pencegahan meliputi pencegahan primer dan pencegahan
sekunder. Pencegahan primer agar tidak terkena skoliosis dan
pencegahan sekunder bertujuan agar skoliosis ditemukan sedini
mungkin. Pencegahan primer dan sekunder meliputi :
1. Duduk dengan posisi yang benar
2. Hilangkan kebiasaan bertopang dagu
3. Berolahraga teratur, terutama olahraga yang menggunakan
kedua sisi tubuh secara aktif seperti berenang.
4. Periksa di depan cermin tinggi pundak dan tinggi panggul
anda. Apabila tinggi ada kelainan segeralah berkonsultasi
dengan dokter Ortophedi atau Rehabilitasi Medik.
Komplikasi …
1. Ibu hamil dengan penyakit skoliosis tidak akan mengalami komplikasi
spesifik. Tapi kemungkinan di waktu melahirkan, ibu hamil dengan
penyakit skoliosis lebih sulit menerima epidural. Geometri tulang belakang
yang abnormal kadang menyebabkan masalah ketika harus menggunakan
epidural.. Efek samping kehamilan lain bisa memicu peningkatan
komplikasi ibu hamil dengan penyakit skoliosis. Plasenta mengeluarkan
hormon yang disebut relaksin, yang melonggarkan persendian di mana
tulang terikat. Tujuannya untuk memudahkan jalan lahir melebar, tapi efek
sampingnya persendian jadi terasa sakit. Relaksin yang sama juga
berpengaruh pada kehamilan dengan penyakit skoliosis, yaitu
melembutkan persendian yang memperburuk kondisi tulang belakang.
2. Di kebanyakan kasus, melahirkan sama untuk wanita dengan atau tanpa
penyakit skoliosis. Tapi ada beberapa perbedaan seperti: Calon ibu dengan
pinggang bengkok bisa mengalami persalinan yang terhenti karena posisi
bayi yang tidak tepat., Wanita yang lemah karena penyakit skoliosis bisa
lebih sulit mendorong selama persalinan, Penyakit skoliosis bisa membuat
ibu sulit menerima epidural, terutama untuk mereka yang pernah
menjalani pembedahan tulang belakang.
PENGOBATAN …
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi kelengkungan serta
stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak perlu
pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada
anak- anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30, karena itu
biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk memperlambat
progresivitas kelengkungan vertebra. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan
progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak
berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskular. Jika
kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.Pada pembedahan
dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada
tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20
tahun).
Ada banyak pengobatan rumahan yang disarankan untuk penyakit skoliosis, di antaranya
pengobatan herbal, terapi pola makan, pijat, terapi fisik, dan suplemen nutrisi. Matras yang terbuat
dari lateks atau jel dingin dianjurkan untuk beberapa pasien. Anda perlu membicarakan
penanganan ini bersama dokter sebelum mulai melakukannya. Karena penyebab idiopathic
skoliosis tidak diketahui, tidak ada cara untuk mencegahnya. Pengobatan rumahan dan penanganan
medis bisa menurunkan rasa tidak nyaman tapi tidak menyembuhkan penyakit skoliosis.
HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA (JURNAL) …
Usia responden terbanyak berada pada rentang umur 20-35 tahun (75%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
BKKBN (2012) yang menyatakan bahwa usia ideal wanita untuk hamil adalah pada rentang umur 20-35 tahun
karena pada usia tersebut merupakan usia yang aman untuk melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam
kondisi puncak. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang berupa kerusakan
jaringan, penggantian jaringan, dan pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan
otot menjadi berkurang. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin tinggi risiko mengalami
penurunan elastisitas pada tulang, yang menjadi pemicu timbulnya gejala gangguan musculoskeletal seperti
LBP. Keluhan tersebut mulai dirasakan pada usia 25-65 tahun (Kartana, 2014).
LBP merupakan suatu hal yang fisiologis dan normal di alami ibu pada masa kehamilan. Penyebab terjadinya
LBP pada ibu hamil adalah berubahnya pusat gravitasi tubuh seiring dengan semakin membesarnya uterus
karena adanya janin. Semakin tinggi usia kehamilan maka akan menyebabkan postur tubuh berubah dan
punggung akan tertarik atau merenggang kemudian menyebabkan terjadinya LBP. Postur tubuh yang tidak
tepat dapat mengakibatkan keletihan pada ibu khususnya pada bagian pelvis sendi dan tulang belakang.
Penyebab lain LBP pada ibu hamil karena adanya riwayat LBP sebelum hamil (Sincleir C, 2009).
THAN YOU !
K

Anda mungkin juga menyukai