Anda di halaman 1dari 66

HAM DAN

PENEGAKKAN HUKUM
PERTEMUAN I
KONTRAK PEMBELAJARAN
• ETIKA DI KELAS ONLINE/ATURAN BELAJAR
• PENILAIAN
PENILAIAN
• SEMESTER
• MID SEMESTER
• PENUGASAN: TERSTRUKTUR DAN MANDIRI
• PROSES
 AKTIF +
 MENGANTUK/TIDUR/NGOBROL -
CAPAIAN PEMBELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI :

TARUNA DAPAT MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


HAM DAN PELAKSANAANNYA DALAM
PENEGAKKAN HUKUM YANG BERLAKU DI
INDONESIA.

KOMPETENSI DASAR (PERTEMUAN I):

TARUNA DAPAT MENJELASKAN ISTILAH DAN


PENGERTIAN HAM, TEORI HAM DAN PRINSIP
DASAR HAM
RENCANA PEMBELAJARAN

SESI KEMAMPUAN MATERI BENTUK SUMBER INDIKATOR


AKHIR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
1 Taruna dapat menjelaskan 1.1 Istilah dan pengertian HAM; Ceramah Daring - UUD RI Tahun 1945 - Pengamatan
istilah dan pengertian HAM, 1.2 Teori HAM; Diskusi study kasus, - UU No.39 Tahun - Penugasan;
teori HAM dan prinsip dasar 1.3 Prinsip dasar HAM; dan Penugasan 1999 ttg HAM - Tanya Jawab;
HAM; - Hanjar HAM dan - Ujian Teori;
penegak hukum. - Keaktifan Dalam Proses
Pembelajaran.
2 Taruna dapat menjelaskan 2.1 Perkembangan pemikiran HAM; Ceramah Daring
perkembangan pemikiran HAM, 2.2 Asal-usul HAM dan proses Diskusi study kasus,
asal-usul HAM dan proses terbentuknya DUHAM pemutaran video dan
terbentuknya DUHAM serta 2.3 Deklarasi universal HAM 1948; Penugasan
deklarasi universal HAM 1948;
3 Taruna dapat menjelaskan 3.1 Pelanggaran HAM; Ceramah Daring
pelanggaran HAM, kewajiban 3.2 Kewajiban negara; Diskusi study kasus,
negara dan ketentuan 3.3 Ketentuan berperilaku (Code of pemutaran video dan
berperilaku (Code of Contuct) Contuct) bagi petugas penegak Penugasan
bagi petugas penegak hukum. hukum.
4 Taruna dapat menjelaskan 4.1 Sejarah pemenuhan HAM; Ceramah Daring
sejarah pemenuhan HAM; dan 4.2 Perkembangan HAM dalam Diskusi study kasus,
perkembangan HAM dalam hukum Internasional; pemutaran video dan
hukum Internasional; Penugasan
5 Taruna dapat menjelaskan 5.1.Perkembangan HAM di Ceramah Daring
perkembangan HAM di Indonesia. Diskusi study kasus,
Indonesia. dan Penugasan
6 Taruna dapat menjelaskan pelanggaran 6.1 Pelanggaran HAM; Ceramah Daring
HAM; jenis pelanggaran HAM dan 6.2 Jenis pelanggaran HAM; Diskusi study kasus,
pelanggaran HAM oleh penegak hukum. 6.3 Pelanggaran HAM oleh penegak hukum. pemutaran video dan
Penugasan

7 Taruna dapat memahami dan menjelaskan 7.1 Mekanisme investasi pelanggaran HAM Ceramah Daring
mekanisme investasi pelanggaran HAM oleh penegak hukum; Diskusi study kasus,
oleh penegak hukum; menjelaskan prinsip- 7.2 Prinsip-prinsip dasar penegak HAM pemutaran video dan
prinsip dasar penegak HAM dan 7.3 Pemantauan pelangaran HAM oleh Penugasan
menjelaskan pemantauan pelangaran penegak hukum menurut standar
HAM oleh penegak hukum menurut Internasional;
standar Internasional;
8 Taruna dapat memahami dan menjelaskan 8.1 Mekanisme penyelesaian pelanggaran Ceramah Daring
mekanisme penyelesaian pelanggaran berat HAM; Diskusi study kasus,
berat HAM dan menjelaskan deklarasi 8.2 Deklarasi perlindungan terhadap pemebela pemutaran video dan
perlindungan terhadap pemebela HAM. HAM. Penugasan

9 Taruna dapat memahami dan menjelaskan 9.1 Penggunaan senjata api oleh penegak Ceramah Daring
penggunaan senjata api oleh penegak hukum; Diskusi study kasus,
hukum; menjelaskan prinsip-prinsip 9.2 Prinsip-prinsip penggunaaan kekerasan pemutaran video dan
penggunaaan kekerasan dan senjata api dan senjata api oleh petugas penegak Penugasan
oleh petugas penegak hukum; hukum;

10 Taruna dapat memahami dan menjelaskan 10.1 Hal-hal yang relevan dengan prinsip Ceramah Daring
hal-hal yang relevan dengan prinsip dasar dasar penggunaan senjata api Diskusi study kasus,
penggunaan senjata api, menjelaskan 10.2 Prinsip-prinsip dasar PBB dan pemutaran video dan
prinsip-prinsip dasar PBB dan penggunaan senjata ati Penugasan
penggunaan senjata ati dan menjelaskan 10.3 Ttahapan penggunaan kekerasan dan
tahapan penggunaan kekerasan dan senjata api.
senjata api.
11 Taruna dapat memahami dan menjelaskan 11.1 Pengertian kelompok rentan; Ceramah Daring
pengertian kelompok rentan, menjelaskan 11.2 hak-hak perempuan; Diskusi study kasus,
hak-hak perempuan; menjelaskan 11.3 persoalan-persoalan genderi; pemutaran video dan
persoalan-persoalan genderi; menjelaskan 11.4 hak asasi manusia anak. Penugasan
hak asasi manusia anak.
12 Taruna dapat memahami dan 12.1 Aspek umum HAM dalam Ceramah Daring
menjelaskan aspek umum HAM komando, manajemen serta Diskusi study kasus,
dalam komando, manajemen organisasi kepolisian; pemutaran video dan
serta organisasi kepolisian; Penugasan

13 Taruna dapat memahami dan 13.1 Ketentuan khusus standar Ceramah Daring
menjelaskan ketentuan khusus HAM bagi kepemimpinan, Diskusi study kasus,
standar HAM bagi manajemen dan pengawasan pemutaran video dan
kepemimpinan, manajemen dan kepolisian Penugasan
pengawasan kepolisian
14 Taruna dapat memahami dan 14.1 Prinsip-prinsip hukum Ceramah Daring
menjelaskan prinsip-prinsip internasional dan HAM; Diskusi study kasus,
hukum internasional dan HAM 14.2 Pertanggungjawaban atas pemutaran video dan
dan menjelaskan pelanggaran HAM yang berat; Penugasan
pertanggungjawaban atas
pelanggaran HAM yang berat;
15 Taruna dapat memahami dan 15.1 Eksistensi Polri Ceramah Daring
menjelaskan eksistensi Polri 15.2 Eksistensi HAM; Diskusi study kasus,
dan menjelaskan eksistensi pemutaran video dan
HAM; Penugasan
16 Taruna dapat memahami dan 16.1 Kekerasan dan Polisi; Ceramah Daring
menjelaskan kekerasan dan 16.2 Polri harus menghormati Diskusi study kasus,
Polisi serta menjelaskan Polri HAM. pemutaran video dan
harus menghormati HAM. Penugasan
HAM
HAM ?
Apa itu HAK ASASI MANUSIA
(HUMAN RIGHTS) ……
MENGAPA KITA
MEMBUTUHKAN HAK ASASI
MANUSIA
APAKAH ANDA
MERASAKAN MANFAAT
HAK ASASI MANUSIA ?
Bagaimana pendapat anda tentang
hak asasi manusia :
APA ITU
HAK ASASI
MANUSIA ?
Sampai saat ini belum ada terdapat
kesatuan pendapat yang baku mengenai
pengertian hak asasi manusia yang
dapat diterima secara universal.
Meskipun berbagai pengertian tentang
HAM berbeda beda satu sama lain,
namun secara umum semua difinisi
tersebut merujuk pada hak – hak dasar
yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng.
Hak-hak tersebut harus dilindungi,
dihormati, dipertahankan dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh
siapa pun.
HAK ASASI MANUSIA
HAM adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati yang fundamental
sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati,
dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat
atau negara.
Pasal 1 UU No. 39 tahun ’99: HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerah Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hakikat dari HAM adalah:
keterpaduan antara HAM, KAM, dan TAM (tanggung
jawab asasi manusia)

Yg berlangsung scr sinergis & seimbang.


Bila ketiga unsur asasi (HAM, KAM, dan TAM) yang
melekat pada setiap individu manusia baik dalam
tatanan kehidupan pribadi, kemasyarakatan,
kebangsaan, kenegaraan, dan pergaulan global tidak
berjalan seimbang

AKAN TIMBUL
Kekacauan, anarkisme, dan kesewenang-wenangan
dalam tata kehidupan umat manusia.
HAM adalah hak-hak
manusia yang asasi, yang
tanpa hak-hak tersebut
seseorang tidak bisa dikatakan
sebagai manusia sepenuhnya,
bahkan jika hak-hak tersebut
dikurangi atau dilanggar, maka
berkurang pula kualitasnya
sebagai manusia ciptaan
Tuhan.
Pembatasan dalam UU HAM

1. Moral.
2. Keamanan.
3. Ketertiban umum.
4. Kepentingan umum.
FILOSOFI POLRI

1.Menjaga kehidupan.
2.Membangun peradaban.
3.Pejuang kemanusiaan.
Mengapa HAM perlu ?

1. Penguasa /polri tidak sewenang


– wenang.
2. Menjaga harkat dan martabat
manusia.
Tujuan HAM adalah untuk menjaga harkat
dan martabat kemanusiaan, kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
1. ISTILAH DAN PENGERTIAN HAM

1.HUMAN RIGHTS.
2.FUNDAMENTAL RIGHTS.
3.BASIC RIGHTS.
hak asasi manusia dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai hak-hak mendasar pada
jumlah ciri manusia.

sampai saat ini belum terdapat kesatuan


pendapat yang baku mengenai pengertian
hak asasi manusia yang dapat diterima
secara universal.
Prof. Soetandyo Wignjosoebroto .

mengartikan HAM sebagai hak-hak


mendasar (fundamental) yang diakui secara
universal sebagai hak-hak yang melekat
pada manusia karena hakikat dan kodratnya
sebagai manusia.
Prof. Muladi .

HAM adalah hak yang melekat secara


alamiah (inherent) pada diri manusia sejak
manusia lahir, dan tanpa hak tersebut
manusia tidak dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia yang utuh.
Miriam Budiarjo
HAM merupakan hak yang dimiliki setiap orang
yang dibawa sejak lahir ke dunia dan menurutnya
hak itu sifatnya universal karena dimiliki tanpa
adanya perbedaan ras, kelamin, suku, budaya,
agama dan lain sebagainya.
John Locke
Menjelaskan bahwa HAM ialah hak-hak yang langsung
diberikan Tuhan yang esa kepada manusia sebagai hak
yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuatan apapun
di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya
fundamental atau mendasar bagi kehidupan manusia dan
pada hakikatnya sangat suci.
Pasal 1 angka 1
UU No. 39 tahun 1999
seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara
hukum,Pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
FILOSOFI 1
1. adalah hak-hak yang (seharusnya) diakui
secara universal sebagai hak-hak yang
melekat pada manusia karena hakikat dan
kodrat kelahiran manusia itu sebagai
manusia.
FILOSOFI 2
HAM adalah hak-hak manusia yang asasi, yang
tanpa hak-hak tersebut seseorang tidak bisa
dikatakan sebagai manusia sepenuhnya, bahkan
jika hak-hak tersebut dikurangi atau dilanggar,
maka berkurang pula kualitasnya sebagai manusia
ciptaan Tuhan.
FILOSOFI 3
bahwa manusia tidak boleh diperlakukan
semena-mena oleh kekuasaan, karena
manusia memiliki hak alamiah yaitu hak
yang melekat pada manusia terlepas dari
segala adat-istiadat atau aturan tertulis
PENGERTIAN HAM MENGANDUNG
2 KONSEP :

• Hak-hak moral :
hak2 yg tidak dapat dipisahkan & dicabut adalah hak manusia karena ia
manusia (INHERENT)
Bertujuan : Menjamin martabat setiap manusia.
• Hak-hak menurut hukum :
hak yang dijamin melalui aturan hk baik HI maupun HN (dibuat sesuai dgn
proses pembentukan hukum
dari masy int’l maupun nas)
 persoalan PENEGAKAN HAM bukan hanya
persoalan hukum tetapi juga moral.
® kewjbn menghormati, memajukan & menegakkan
HAM merup kwjbn yg mendsr bg setiap pelaku dlm berhub baik dlm skala
int’l maupun nasional
Sifat dasar HAM

1. Inherent. (melekat pada manusia) artinya


bahwa HAM dimiliki manusia karena
martabatnya sebagai manusia. HAM tidak diberi,
tidak bisa dibeli, tidak bisa diwariskan dan tidak
diporoleh dengan cara apa pun.
2. Universal, artinya bahwa HAM berlaku untuk
semua orang di seluruh dunia, karena HAM
merupakan prinsip - prinsip yang diterima
secara umum tanpa dipengaruhi oleh ras, jenis
kelamin, agama, etnis, dan pandanuan politik
serta pandangan lain, asal usul sosial atau
kebangaaan.
3. Inalienable (tidak dapat diingkari), artinya
bahwa HAM adalah hak yang tidak dapat
diingkari sebagai hak yang dimiliki oleh semua
manusia.
4. Indivisible (tidak dapat
dibagi), artinya bahwa HAM
didasarkan pada prinsip
penghormatan terhadap
martabat manusia. Untuk hidup
bermartabat, semua orang
berhak atas kebebasan,
keamanan dan standar
kehidupan yang layak pada
waktu yang bersamaan. Hal ini
menunjukkan bahwa hak - hak
tersebut saling berkaitan satu
sama lain dan tidak dapat
dibagi atau dipisahkan.
5. Interdependent (saling
tergantung), artinya bahwa
pemenuhan hak yang satu
akan sangat tergantung
dengan pemenuhan hak
yang lainnya.
6. Bahwa hak - hak tersebut
harus dilindungi, dihormati dan
dipertahankan, tidak boleh
dikurangi / dirampas oleh siapa
pun.
7. Bahwa hak – hak
tersebut tidak boleh
dikurangi/dirampas oleh
siapapun.
DEMENSI HAM

Dimensi moral dari HAM,


artinya bahwa HAM adalah hak yang tidak
dapat dipisahkan dan dicabut (non-
derogable rights), karena hak tersebut
merupakan hak manusia, karena ia adalah
manusia.
POK DIMENSI MORAL DALAM HAM
a.Hak untuk hidup;
Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan atau hukum yang
kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat;
b.Hak untuk bebas dari perbudakan;
Hak untuk bebas dari pemenjaraan akibat ketidak ­
sanggupan memenuhi kewajiban kontrak;
c.Hak untuk bebas dari dinyatakan bersalah atas tindak
kriminal yang belum menjadi hukum pada saat
tindakan tersebut dilakukan (prinsip non - retroaktif);
d. Hak untuk diakui sebagai pribadi hukum; dan
e.Hak atas kebebasan berpendapat, berkeyakinan dan
beragama.
Dimensi hukum dari HAM,
yaitu HAM yang dituangkan dalam berbagai
instrumen hukum, baik internasional
maupun nasional yang disusun sesuai
dengan proses pembentukan hukum baik di
level nasional maupun internasional.
Teori hak asasi manusia

1. Teori Hukum Alam / Teori Hukum Kodrat (natural rights theory).

Secara prinsip, teori hak kodrati meyakini bahwa semua


individu dikaruniai oleh hak-hak alam yang melekat pada
dirinya, dan karena itu tidak dapat dicabut oleh negara. Hak
alamiah semua individu tersebut tidak lahir dari pengakuan
politis yang diberikan negara kepada mereka. Dengan kata lain
HAM tidak memerlukan pengakuan, baik dari pemerintah
maupun suatu system hukum karena HAM bersifat universal.
2. Teori Hukum Positif (Positive Law Theory)

Penganut teori ini berpendapat bahwa hak harus berasal dari


suatu tempat. Hak tersebut seharusnya diciptakan dan
diberikan oleh konstitusi, hukum atau kontrak,

Teori positivisme, suatu hak harus berasal dari sumber yang


jelas seperti dari peraturan perundangan atau konstitusi yang
dibuat oleh negara
3. Teori Universal (universal theory)

Berpandangan bahwa HAM bersifat


universal, sehingga HAM dimiliki oleh
individu terlepas dari nilai-nilai atau
budaya yang dimiliki oleh suatu
masyarakat atau pun yang ada pada
suatu negara. Oleh karena itu HAM tidak
memerlukan pengakuan dari otoritas
manapun, seperti negara atau penguasa
tertentu.
4. Teori Relativisme Budaya (cultural relativist theory)

Teori relativisme budaya


berpandangan bahwa HAM harus
diletakkan dalam konteks budaya
tertentu dan menolak pandangan
adanya hak yang bersifat universal.
Menurut penganut teori ini, tidak ada
suatu hak yang bersifat universal,
karena HAM harus dipahami dan
dilihat dalam perspektif budaya
suatu masyarakat atau negara.
2. TEORI HAM
1. Teori Hukum Alam / Teori Hukum Kodrat (Natural
Rights Theory).

a. Berakar karena takdirnya sebagai manusia.


b. Kehidupan manusia ditentukan oleh TUHAN.
c. Semua individu dikaruniai oleh hak alam yang melekat pada dirinya
dan kerena itu tidak dapat dicabut oleh negara.
d. Hak tidak perlu pengakuan oleh negara, pemerintah atau sistem
hukum.
e. Hak tidak boleh dikesampingkan (non-derogable”
2. Teori Hukum Positif (Positive Law Theory).

a.Hak diciptakan dan diberikan oleh konstitusi.


b.Hak harus berasal dari sumber yang jelas peraturan yang
dibuat oleh negara.
c.HAM lebih menekankan pada aturan aturan tertulis.
d.Individu mudah memperjuangkan hak – haknya.
e.Menolak secara tegas padangan teori hak kodrati.
Teori Universal (Universal Theory)
Teori ini berpandangan bahwa HAM bersifat universal,
sehingga HAM dimiliki oleh individu terlepas dari nilai-
nilai atau budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat
atau pun yang ada pada suatu negara. Oleh karena itu
HAM tidak memerlukan pengakuan dari otoritas
manapun, seperti negara atau penguasa tertentu.
Sangat dipengaruhi oleh paham demokrasi dan liberalisme

Demokrasi adalah sebuah konsep dan sistem politik yang


menegaskan adanya kebebasan warga negara untuk ikut
serta dalam proses dan kehidupan politik,

liberalisme adalah suatu filsafat politik yang menekankan


kebebasan individu dari campur tangan pihak luar
terutama negara.
Pengaruh liberalisme ini dapat dilihat dalam hak - hak sipil
yang bersifat pasif, yakni kebebasan individu dari ketiadaan
intervensi negara.

Sedangkan pengaruh demokrasi tercermin dalam hak - hak


politik yang bersifat aktif, yaitu hak - hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan dan proses – proses politik.
Teori ini mjd kekuatan pendorong bagi pemahaman baru ttg
universalitas HAM. Secara teoritis, teori universalisme ini melahirkan 2
(dua) pandangan yg berbeda, yaitu ;
1) Universal Absolut, adalah aliran yg memandang HAM sbg nilai
universal sbgmn dirumuskan dlm The International Bill of Rights.
Mereka ini tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya yg
melekat pd masing2 bangsa. Penganut pandangan ini adalah negara2
maju, dan bagi negara berkembang mereka ini seringkali dipandang
ekploitatif karena melihat persoalan HAM dipakai sebagai alat
penekan;
 
2) Universal Relatif, yaitu aliran yg melihat persoalan HAM sbg
masalah universal dan melihat dokumen2 internasional ttg HAM bagai
acuan yg penting, namun demikian perkecualian (exception) yg
didasarkan atas asas2 hukum internasional yg diakui..
Teori Relativisme Budaya
(Cultural Relativist Theory)

1. Universalisme di tentang oleh aliran sosialis.


2. Kapitalis dan memperkokoh kesenjangan sosial.
3. Keterpaduan kepentingan individu dan kelompok.
4. Faham sosialis melahirkan teori ini.
5. Teori hak kodrati adalah suatu pemaksaan dan
imperialisme budaya.
Pada prinsipnya teori relativisme budaya berpandangan
bahwa HAM harus diletakkan dalam konteks budaya
tertentu dan menolak pandangan adanya hak
yang bersifat universal.

tidak ada suatu hak yang bersifat universal, karena


HAM harus dipahami dan dilihat dalam perspektif
budaya suatu masyarakat atau negara.

Manusia selalu merupakan produk dari berbagai


lingkungan sosial dan budaya serta tradisi - tradisi budaya
dan peradaban yang berbeda yang memuat cara-cara
berbeda menjadi manusia.
Secara teoritis terdpt dua pok utama penganut relitivisme budaya

1) Partikularistik Absolut, yaitu pok yg melihat HAM sbg persoalan


masing2 bangsa tanpa memberikan alasan yg kuat, khususnya dlm
melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen2 dan
instrumen2 hukum internasional tentang HAM. Pandangan ini
bersifat defensif dan pasif terhadap HAM.
 
2) Partikularistik Relatif, yaitu pok yg melihat persoalan HAM di
samping sbg persoalan universal juga merupakan masalah
internasional yg harus diselaraskan memperoleh dukungan dan
tertanam (embedded) serta melembaga dlm masy bangsa tsb.
Pandangan ini tidak sekedar defensif terhadap dokumen2
internasional ttg HAM, tapi juga berusaha untuk aktif mencari
perumusan dan pembenaran ttg karakteristik HAM yg dianutnya.
HAM tidak secara eksklusif berakar di barat, tapi melekat
(inherent) dalam watak dasar manusia dan berpijak pada
moralitas, sehingga HAM tidak bisa ditafsirkan tanpa
penghormatan terhadap perbedaan-perbedaan budaya
masyarakat.

Relativisme budaya tidak membatasi diri hanya pada


perbedaan budaya atau tradisi masyarakat, tetapi
mensyaratkan penggabungan faktor-faktor sejarah,
politik, ekonomi, sosial budaya dan agama sebagai
landasan penerimaan HAM.
Perbedaan persepsi antara penganut paham
universalisme dengan paham relativisme budaya /
partikularisme ?
ESSENSI DARI HAM

HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia dan


tanpa hak tersebut kita tidak dapat hidup sebagai manusia.

HAM merupakan karunia Tuhan dan bukan merupakan


pemberian orang atau dari penguasa, maka orang atau
penguasa tersebut tidak berhak untuk merampas atau
mencabut HAM seseorang.

HAM BERSIFAT UNIVERSAL


Prinsip Dasar Hak Asasi Manusia
1. Prinsip kesetaraan

a. Setiap orang bebas dan setara.


b. Memiliki kesempatan yang sama
dalam posisi.
c. Pada situasi yang sama harus
diperlakukan sama dan pada
situasi yang berbeda juga harus
diperlakukan berbeda.
2. Prinsip non-diskriminasi.

a. Pelarangan diskriminasi.
b. Ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama,
pendapat politik,
kebangsaan, kemilikan
property, kelahiran,
orientasi sexsual, umur
dan cacat tubuh.
Prinsip Non-Diskriminasi.

Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor. 39 tahun 1999


tentang Hak Asasi Manusia

:Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan


yang langsung atau tidak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang
berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan,
pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.
1. Konsekwensi dari prinsip kesetaraan adalah
rangan diskriminasi.
2. Memiliki posisi sentral dalam hukum hak asasi
manusia.
3. Manusia dikarunia hak yang sama dan tidak
dapat dipisahkan.
4. Hak tersebut berasal dari martabat dan nilai
manusia dan bersifat universal.
Dalam pelaksanaan tugas penegak hukum tidak
boleh melakukan diskriminasi dan harus
menerapkan prinsip non dikriminasi. Bila penegak
hukum bertindak diskriminatif, maka ia bertindak
tidak professional dan masyarakat akan menaruh
kepercayaan.
c. Kewajiban Positif untuk Melindungi Hak-Hak Tertentu.

Negara tidak boleh secara sengaja mengabaikan hak-hak dan


kebebasan-kebebasan warganya.

Negara memiliki kewajiban positif untuk melindungi secara aktif dan


memastikan terpenuhinya hak-hak dan kebebasan-­kebebasan
tersebut

Pelarangan dan pembatasan terhadap hak dan kebebasan tersebut


hanya diperkenankan sepanjang ditentukan oleh hukum.

Anda mungkin juga menyukai