Anda di halaman 1dari 12

STRUKTUR KEPRIBADIAN

MANUSIA
Nama Kelompok

 Silvi Yanti
 Silvia Febriani
 Galuh Kusuma Wardhani
 Mita Puspitasari
 Intan Rayata
 Kholik Nurali
 Faris Naufal
 Manusia memiliki rasa keingintahuan tentang dirinya
sendiri. Keingintahuan tersebut berkisar antara apa
yang dirasakan, perilaku yang muncul, ataupun
pemikiran. Sejak dahulu, banyak sekali teori dan
penelitian yang menyingkap tabir mengenai kejelasan
perilaku manusia, sebut saja Sigmund Freud yang
bisa disebut sebagai “bapak psikologi”, dimana dia
meneliti manusia dengan pendekatan psikoanalisis.
Freud menganalisi sistem kepribadian manusia,
dimana kepribadian adalah keseluruhan cara manusia
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain (Robbin
dkk, 2008) dan kepribadian tersebut dapat
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur
yang ditunjukkan oleh seseorang.
ADA 4 TEORI KEPRIBADIAN YANG MASING-MASING
BERASAL DARI PAKAR PSIKOLOGI BERBEDA, YAITU:

1. Teori kepribadian psikoanalisis


Teori ini dibangun oleh Sigmund Freud didasarkan pada keyakinan bahwa masalah-masalah
psikologis adalah akibat dari adanya konflik psikologis di luar alam sadar yang dapat dilacak
pada masa kecil (Nevid; Rathus; Green, 2003). Freud meyakini bahwa banyak perilaku manusia
yang terjadi karena konflik diluar alam sadar dan konflik yang tidak disadari.
Freud menambahkan tentang struktur pikiran dimana pikiran manusia adalah gunung es, hanya
puncak dari gunung es yang terlihat di permukaan. Sehingga disimpulkan bahwa manusia hanya
memperlihatkan dirinya pada taraf permukaannya saja, tetapi isi dari diri harus diteliti lebih
dalam. Isi dari pikiran manusia yang beruapa ketakutan, kecemasan, harapan, dan dorongan
tetap berada dibawah permukaan kesadaran sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Struktur kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego. Id adalah
struktur psikis yang muncul sejak lahir. Struktur ini merupakan penyimpanan dorongan dan
impuls instingstif dasar, mencakup rasa lapar, haus, seks, dan agresi (Navid; Rathus; Green,
2003). Selama tahun pertama dalam kehidupan manusia, seorang anak mempunyai id yang tidak
dapat secara segera dipuaskan dan dia harus menunggu agar id-nya terpuaskan. Contohnya jika
seorang anak haus, dia masih harus menunggu minuman/ susu dipersiapkan untuknya.
 Tahap selanjutnya ego mulai berkembang, dimana id dapat dikontrol
karena terjadi proses menyesuaikan diri dengan keadaan
dilingkungan. Contohnya, dalam tahap perkembangan seorang anak,
saat dia merasa haus maka anak sudah bisa memenuhinya sendiri
dengan mengambil gelas dan meraih teko lalu menuangkan air
didalam gelas, setelah itu id-nya terpenuhi. Ego diatur oleh prinsip
realitas, dimana hal ini berkaitan dengan apa yang praktis dan
mungkin dilakukan. Ego melibatkan proses mengingat, menimbang,
merencanakan situasi yang mungkin dapat dilakukan saat id muncul.
 Super ego muncul pada tahap selanjutnya, dimana standar
moral dan nilai-nilai dari orangtua maupun orang disekitar
anak diinternalisasi melalui proses identifikasi. Super ego
mempertimbangkan standar moral, etika, norma, dan agama.
Pertimbangan tersebut berfungsi sebagai penjaga dan
mengawasi ego dari tindakan benar dan salah.
 Tahapan perkembangan psikoseksual

Freud merupakan pakar psikologi yang mencetuskan bahwa


dorongan-dorongan seksual merupakan faktor dominan dalam
perkembangan kepribadian yang dimulai pada tahap perkembangan
anak-anak. Freud meyakini bahwa hubungan dasar anak dengan
lingkungannya ditahun pertama kehidupan terletak pada pencarian
kepuasan sensualitas dan seksualitas (Feist, 2006). Semua aktivitas
yang menimbulkan kepuasan secara fisik seperti makan,
menggerakkan anus, pada intinya adalah aktivitas “seksual”.
Pandangan Freud ini disebut dengan eros, yang merupakan dorongan
dasar untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan. Eros yang
memungkinkan untuk memenuhi fungsinya disebut dengan libido atau
energi seksual. Freud menyatakan bahwa ada lima tahapan
psikoseksual, yaitu oral, anal, phallic, laten, dan genital.
a. Tahap oral
Pada tahun pertama kehidupan, seorang bayi memperoleh kepuasan
seksual dengan mengisap payudara ibunya untuk mendapatkan ASI. Setelah
itu bayi memasukkan benda apa saja kedalam mulutnya. Keadaan ini menurut
Freud adalah stimulasi oral dalam bentuk mengisap dan menggigit
dimasukkan dalam kepuasan seksual maupun makanan.
b. Tahap anal
Setelah tahap oral, seorang anak memasuki tahap dimana dia mengalami
pemenuhan kepuasan seksual melalui konstraksi dan relaksasi otot-otot
penggerak yang mengendalikan kotoran dari tubuh. Pada awalnya anak belum
dapat mengendalikan pemenuhan keinginan untuk membuang kotoran, tetapi
dengan toilet training akhirnya mereka dapat belajar bagaimana menahan dan
menunda kebutuhan tersebut.
c. Tahap phallic
Tahap ini berpusat pada penis dan klitoris, dimana anak mulai menyadari
bahwa mereka memiliki rangsangan yang datang dari alat seksual, biasanya
dengan cara menggesekkan atau memegang.
d. Tahap laten
Pada tahap ini, kepuasan seksual tahap phallic terlupakan
karena anak-anak disibukkan dengan bermain dan bersekolah.
e. Tahap genital
Dimulai pada masa pubertas, dimana fungsi-fungsi seksual
sudah matang dan akhirnya siap untuk menikah.
TEORI KEPRIBADIAN BEHAVIORISME
 Perspektif ini fokus pada peran belajar dalam menjelaskan
perilaku manusia. Beda dengan psikoanalisis yang menyatakan
tentang ketidaksadaran, perspektif ini menyatakan bahwa
kepribadian dapat diamati karena termanifestasi pada perilaku.
Contoh paling mudah dapat kita pelajari dari kehidupan sehari-
hari, apabila seorang anak biasa diberi hukuman oleh orang tuanya
tanpa ada kejelasan kesalahan, maka seorang anak belajar bahwa
apapun yang dilakukan adalah salah dan pasti mendapat hukuman.
Teori ini meyakini bahwa perilaku manusia merupakan bawaan
genetis dan pengaruh lingkungan.
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK
 Teori ini berpendapat bahwa manusia adalah aktor dalam
kehidupan, bukan reaktor. Carl Rogers sebagai tokoh psikologi
humanistik berpendapat bahwa manusia memiliki kecenderungan
bawaan melakukan aktualisasi diri yaitu berjuang menjadi apa
yang mereka mampu. Manusia akan berpikir dan mencari mana
hal yang terbaik bagi dirinya berupaya jujur pada diri sendiri,
tidak sekedar mengikuti lingkungan atau termanipulasi oleh
keadaan.
TEORI KEPRIBADIAN KOGNITIF
 Kognitif berasal dari bahasa latin cognito yang artinya
pengetahuan. Albert Ellis dan Aaron Back merupakan dua
teoritikus kognitif yang mempelajari bahwa kognisi –pikiran,
keyakinan, harapan, dan sikap- adalah hal yang nantinya
mendasari perilaku manusia. Mereka menyatakan bahwa kognisi
merupakan setir bagi perilaku yang diperlihatkan oleh manusia
dan sekaligus menentukan keadaan emosi. Contoh saja, jika
seseorang beranggapan buruk atau negatif terhadap peristiwa yang
dialami maka wajar jika orang tersebut dilanda depresi,
kecemasan, dan ketakutan.
 KESIMPULAN
Menurut pendapat kami, bahwa teori Freudinamisme memang cukup kuat dan menarik,
walaupun bersifat spekulatif dengan dukungan fakta klinis. Sebagai teori kedudukannya dalam
forum ilmiah menjadi tantangan bagi lawan-lawannya dan ahli-ahli generasi muda seterusnya
untuk meneliti kembali teori Frreudinamisme untuk dikembangkan lebih lanjut. Sedangakan
dalam forum terapi psikiatris dengan metode asosiasi bebas, memang sangat bermanfaat,
sepanjang terapisnya memang ahli psikoanalisis.

TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai