Anda di halaman 1dari 10

Pengadaan Barang (Aset/ Persediaan) Murabahah

Yang dibukukan dalam asset/ persediaan Murabahah adalah asset yang


tujuannya untuk dijual kembali, sebesar harga perolehannya. Dalam
menentukan harga perolehan adalah harga barang ditambah dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan sampai dengan barang tersebut dapat berfungsi
secara ekonomis. Dalam hal ini sangat diperlukan kejujuran bank syariah
sebagai penjual, untuk memberitahukan harga perolehan barang tersebut.
Pengukuran dan pengakuan aktiva murabahah diatur dalam PSAK 102 tentang Akuntansi
Murabahah menjelaskan sebagai berikut:
18.Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan.
19.Pengukuran asset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:
a) Jika murabahah pesanan mengikat:
i. Dinilai sebesar biaya perolehan; dan
ii. Jika terjadi penurunan nilai asset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum
diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan
mengurangi nilai asset.

b) Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat:


i. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atas nilai bersih yang dapat direalisasi, mana
yang lebih rendah; dan
ii. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian.
Contoh Transaksi

1. Pembelian Barang
Tanggal 1 April 2008 atas pesanan
pembelian barang dari Tuan Abdullah,
Bank Syariah “Amanah Ummat”
membeli sebuah mobil antik dari PT
Oto-Mobil, seharga Rp.
110.000.000,- .

Tgl Keterangan Debet Kredit


01/ 04 Aset/ Persediaan Murabahah Rp. 110.000.000,-
Kas/ Rekening PT Oto-Mobil Rp. 110.000.000,-
2. Pengeluaran Tambahan
Pada tanggal 10 April 2008, sebelum
dijual kepada nasabah, Bank Syariah
“Amanat Ummat” membayar uang balik
nama dan biaya uji coba, biaya perbaikan
lainnya atas mobil antik tersebut sebesar
Rp. 5.000.000,- , sehingga mobil dapat
dipergunakan atau dijual.

Tgl Keterangan Debet Kredit


10/ 04 Aset/ Persediaan Murabahah Rp. 5.000.000,-
Kas Rp. 5.000.000,-
3. Penurunan nilai barang-
Sebelum diserahkan ke
nasabah
Pada tanggal 30 April 2008, pada akhir
periode (tanggal pelaporan) dilakukan
penilaian persediaan sebuah mobil
antik yang telah dibeli dari PT Oto-
Mobil, sebelum diserahkan kepada
nasabah mengalami penurunan nilai
sebesar Rp. 2.000.000,-.Tgl Keterangan Debet Kredit
30/ 04 Kerugian penurunan nilai aktiva Rp. 2.000.000,-
Aset/ Persediaan Murabahah Rp. 2.000.000,-

Catatan: Penilaian aktiva Murabahah ini dapat dilakukan pada akhir bulan/ akhir periode pelaporan Bank
Syariah, atas aktiva Murabahah yang masih menjadi persediaan (belum diserakan kepada pemesan).
Bila terjadi pembatalan akad oleh nasabah dan nilai bersih yang dapat direalisasi lebih kecil dari nilai
perolehannya.
Dr. Beban selisih penilaian aktiva murabahah XXXX
Cr. Penyisihan kerugian aktiva murabahah XXXX 
Potongan Harga dari pemasok
Dalam psak 102 tentang Akuntansi Murabahah menjelaskan ketentuan tentang diskon yang
diperoleh dari pemasok sebagai berikut:
20.Diskon pembelian asset murabahah diakui sebagai:
(a) Pengurang biaya perolehan asset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah
(b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang
disepakati maka bagian yang menjadi hak pembeli
(c) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad
yang menjadi bagian hak penjual
(d) Pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam
akad
 
21. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon pembelian akan tereliminasi pada
saat:
(a) Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan
biaya pengembalian; atau
(b) Dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.
Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan berkaitan dengan potongan harga
yang diterima dari pemasok sebagaimana tertuang dalam Fatwa nomor 16/
DSN-MUI/ IX/ 2000 tertanggal 16 September 2000 tentang Diskon Dalam
Murabahah, yang mengatur ketentuan bahwa jika dalam jual beli murabahah
LKS mendapat potongan harga dari supplier, harga sebenarnya adalah harga
setelah potongan harga; karena itu, potongan harga adalah hak nasabah. Di
lihat dari segi bank syariah bahwa potongan harga tersebut mengurangi harga
pokok barang yang akan diperjual belikan.
Contoh Transaksi
4. Potongan harga
sebelum akad
Pada tanggal 15 Mei 2008 Bank syariah
Amanah Ummat menerima potongan
harga atas pembelian mobil antic dari
PT Oto-Mobil, sebelum dilakukan akad
jual beli dengan Tuan Abdullah.
Potongan harga barang antic yang
diterima dari PT Oto-Mobil sebesar Rp.
3.000.000,- dan didebet dari rekening
PT Oto-Mobil.

Tgl Keterangan Debet Kredit


15/ 05 Rekening PT Oto-Mobil Rp. 3.000.000,-
Aset/ Persediaan murabahah Rp. 3.000.000,-
Catatan:
Dalam Fatwa Dewan syariah Nasional tersebut disebutkan, bahwa
 Jika potongan harga terjadi setelah akad, maka pembagian potongan harga
tersebut harus dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat
dalam akad, oleh karena ini pada saat ditandatangani hendaknya diyakinkan
bahwa hal ini telah termuat dalam akad.
 Potongan harga yang diperoleh setelah akad murabahah ditandatangani ini
terjadi, apabila murabahah tersebut dilakukan berdasarkan “murabahah
pesanan” baik pesanan mengikat maupun pesanan tidak mengikat,
penyerahan barang dilakukan kemudian setelah adanya kesepakatan antara
bank dan pembeli.
 
5. Potongan harga setelah akad
Dalam perjanjian yang disepakati antara Tuan Abdullah dengan Bank syariah
Amanah Ummat, apabila diperoleh potongan harga setelah ditandatangani akad ini,
pembagian dilakukan 50% untuk Tuan Abdullah dan 50% untuk Bank Syariah
Amanah Ummat. Setelah akad PT Oto-Mobil memberikan potongan atas harga
mobil antik sebesar Rp. 2.000.000,-.

Tgl Keterangan Debet Kredit


15/ 05 Rekening PT Oto-Mobil Rp. 2.000.000,-
Rekening Tuan Abdullah Rp. 1.000.000,-
Pendapatan Non Operasional Lainnya Rp. 1.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai