DIAGNOSA ASFIKSIA
KELOMPOK 1
Agum Gumelar
Amar Rhamadan
Anita Dwiastuti
Anna Febriyani
Bekti Nurcahyani
Eva Novianti
Inaka Rahmawati
Meylita Ruslina
Shofie Awalia K
ASFIKSIA
• Secara umum, asfiksia adalah kehilangan
kesadaran karena kekurangan oksigen atau
terlalu banyak karbon dioksida dalam darah.
Sedangkan dalam kedokteran forensik, asfiksia
berarti suatu kondisi yang disebabkan oleh
gangguan pengambilan oksigen dan atau
penggunaan oksigen.
ETIOLOGI ASFIKSIA
1. Gangguan sirkulasi pada janin.
2. Gangguan pada tali pusat
• Lilitan tali pusat.
• Simpul tali pusat.
• Tekanan pada tali pusat.
• Ketuban telah pecah.
• Kehamilan lewat waktu.
3. Pengaruh obat : Karena narkosa saat persalinan.
4. Faktor ibu
• Gangguan His : Tetania uteri - hipertoni.
• Turunnya tekanan darah dapat mendadak : Perdarahan pada plasenta
previo dan solutio plasenta.
• Hipertensi pada ibu hamil.
• Gangguan pertukaran nutrisi/O2 : Solutio plasenta.
Manifestasi klinik Asfiksia
1. Pada kehamilan
• Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit,
halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
• Jika DJJ normal dan ada mekonium : Janin mulai asfiksia.
• Jika DJJ 160 x/menit keatas dan ada mekonium : Janin sedang asfiksia.
• Jika DJJ 100 x/menit kebawah dan ada mekonium : Janin dalam gawat.
Faktor
Faktor Ibu
Plasenta
3. Kejang
4. koma
Patofisiologi Asfiksia
Awalnya hanya ada sedikit nafas. Sedikit nafas ini dimaksudkan untuk mengembangkan
paru, tetapi bila paru mengembang saat kepala dijalan lahir atau bila paru tidak
mengembang karena suatu hal, aktivitas singkat ini akan diikuti oleh henti nafas komplit
yang disebut apnea primer.
Setelah waktu singkat - lama asfiksia tidak dikaji dalam situasi klinis karena dilakukan
tindakan resusitasi yang sesuai - usaha bernafas otomatis dimulai. Hal ini hanya akan
membantu dalam waktu singkat, kemudian jika paru tidak mengembang, secara
bertahap terjadi penurunan kekuatan dan frekuensi pernafasan. Selanjutnya bayi akan
memasuki priode apnea terminal. Kecuali jika dilakukan resusitasi yang tepat,
pemulihan dari keadaan terminal ini tidak akan terjadi.
Frekuensi jantung menurun selama apnea primer dan akhirnya turun di bawah 100
x/menit. Frekuensi jantung mungkin sedikit meningkat saat bayi bernafas terengah -
engah tetapi bersama dengan menurun dan hentinya nafas terengah - engah bayi,
frekuensi jantung terus berkurang. Keadaan asam - basa semakin memburuk,
metabolisme selular gagal, jantung pun berhenti. Keadaan ini akan terjadi dalam waktu
cukup lama.
Selama apnea primer, tekanan darah meningkat bersama dengan pelepasan
ketokolamin dan zat kimia stress lainnya. Walapun demikian, tekanan darah yang terkait
erat dengan frekuensi jantung, mengalami penurunan tajam selama apnea terminal.
Pathway Asfiksia
Klasifikasi Asfiksia
Menurut Anik dan Eka (2013:296) klasifikasi asfiksia
berdasarkan nilai APGAR :
1) Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60
sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat
di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2) Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
3) Makanan/ cairan
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 44-45 cm
Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4) Neurosensori
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit
pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris
(molding, edema, hematoma).
Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5) Pernafasan
Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang - kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum
terjadi.
2 poin : pernapasan bayi baik dan teratur
1 poin : pernapasan lemah dan tidak teratur
0 poin : tonus otot lemah atau tidk ada gerakan
6) Keamanan
Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).
Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, mungkin
belang-belang menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin,
petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda
nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia
(terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda
internal)
Refleks moro atau refleks terkejut terhadap gangguan keseimbangan tubuh yang terjadi secara mendadak.
Pemeriksaan refleks moro juga dapat dilakukan dengan mengangkat bayi sepenuhnya dari tempat tidur, dengan
menyangga bagian kepala dan trunkus menggunakan kedua tangan saat bayi dalam posisi supinasi. Kemudian diikuti
bayi dengan menurunkan bayi dengan cepat. Respon ini juga dapat muncul saat terdapat suara yang muncul secara
tiba-tiba.
Nursing Care Plans
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/
hiperventilasi