Anda di halaman 1dari 28

SK 1

DR. JOFETRLIN LEWERISSA

Shelby Pramestiari
201883134
LUKA PADA KEMALUAN
Anis, seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan luka lecet
pada kemaluan dialami sejak 4 hari yang lalu. Awalnya berupa plentingan, kemudian
pecah menjadi luka, luka tidak nyeri, tidak ada demam, tidak ditemukan bercak merah
pada kedua kaki atau tangan. Riwayat luka pada kemaluan sebelumnya disangkal.
Pekerjaan pasien adalah supir truk antar kota. Pasien sudah menikah namun mengaku
sering berganti-ganti pasangan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ulkus soliter pada
glands penis, tidak nyeri, dasar bersih , tepi jelas meninggi dan indurasi. Tidak ditemukan
roseola sifilitika pada kedua telapak tangan dan kaki. Pemeriksaan lapangan gelap
ditemukan T.pallidum
LO
1. definisi dan etiologi sifilis
2. Klasifikasi sifilis
3. Patogenesis dan patomekanisme sesuai skenario
4. Manifestasi klinis sesuai skenario
5. DD sesuai skenario
6. APD dan diagnosa pasti
7. Komplikasi sifilis
8. Tatalaksana sesuai skenario
9. Prognosis sesuai skenario
10. KIE
11. Program nasional untuk menanggulangi IMS
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Sifilis ialah penyakit infeksi Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Treponema pallidum, sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada
perjalannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak
penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin yang
menyebabkan sifilis kongenital.
Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh
Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema
pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales,
familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
Bentuknya sebagai spiral teratur.

Di luar badan kuman tersebut cepat mati,


sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat hidup
tujuh puluh dua jam.
KLASIFIKASI
PATOGENESIS DAN
PATOMEKANISME
1.Tahap masuknya Treponema

T. pallidum (melalui mikrolesi kulit atau selaput mukosa) → masuk kedalam tubuh
→. multiplikasi → timbul infiltrat (limfosit dan sel plasma) papula.

Reaksi radang tidak hanya terbatas pada tempat masuknya kuman tetapi juga di
daerah perivaskuler.
PATOGENESIS DAN
PATOMEKANISME
2.Stadium I (SI)

Kerusakan vaskuler → aliran darah ↓ → erosi atau ulkus (afek primer S I)

T. pallidum → aliran darah / limfe → jaringan tubuh (termasuk KGB regional) →


kompleks primer SI
3.Stadium II (SII)

Secara hematogen T. pallidum → seluruh jaringan tubuh. Reaksi jaringan terlihat 6-8
minggu setelah kompleksprimer (bermanifestasi sebagai SII) dengan didahului gejala
prodromal. Lesi perlahan-lahan menghilang hilang dalam waktu kurang lebih 9 bulan.
PATOGENESIS DAN
PATOMEKANISME
4. Stadium Laten

•Adalah stadium tanpa tanda atau gejala klinis, tetapi infeksi masih ada dan aktif yang
ditandai dengan S.T.S positif.

•Kadang-kadang bila imunitas gagal mengendalikan infeksi timbul lesi seperti SI atau
SII (stadium rekuren).

•Stadium ini terjadi ≤ 2 tahun dan antibodi tetap ada dalam serum penderita (S.T.S
positif).
PATOGENESIS DAN
PATOMEKANISME
5.Stadium gumma

•Terjadi perubahan keseimbangan antara treponema dan jaringan

•Pada stadium ini treponema sukar ditemukan tetapi reaksinya bersifat destruktif

•Lesi sembuh → jaringan fibrotik dan dapat berlangsung beberapa tahun Treponema
pallidum dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan saraf pusat

•Hampir ⅔ kasus dengan stadium laten dapat hidup tanpa menimbulkan gejala klinis
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
1. Herpes simpleks
akibat infeksi HSV, gatal, nyeri, lesi berkelompok, Tidak terdapat indurasi
2. Ulkus piogenik
akibat trauma (garukan), ulkus tampak kotor karena terdapat pus, tanpa
indurasi
3. Skabies
lesii berbentuk papul/ vesikel dan gatal pada malam hari, kelainan fapat
muncul di jari tangan, lingkungan sekitar menderita keluhan yang sama
4. Balanitis
erosi superficial glands penis, tanpa indurasi
5. Limfogranuloma venerum
dapat berupa papul, vesikel pustule, biasanya cepat hlang, disertai demam,
malaise, atralgia
ANAMNESIS
a) Keluhan utama
Menanyakan keluhan utama (misalnya rasa gatal, nyeri, panas, baal, lepuh, koreng, benjolan,

perubahan bentuk atau estetika, gangguan fungsi berkemih dan duh tubuh) hendaknya disertai

keterangan lama sakit. Hal tersebut penting guna menilai apakah penyakit bersifat akut atau kronis.
ANAMNESIS
b) Hal yang penting ditanyakan adalah
• onset penyakit

• Riwayat perjalanan penyakit dan kejadian

• Faktor yang memperburuk/ memperingan

• Faktor genetik atau penyakit di herediter dan faktor predisposisi, riwayat penyakit keluarga yang

berhubungan dengan penyakit sekarang.

• Riwayat penggunaan obat tertentu untuk penyakit yang dideritanya maupun untuk penyakit lain,

dan pengaruh obat tersebut.


PEMERIKSAAN FISIK

a) Inspeksi
Bila ada kelainan di tempat lain, perlu dilakukan inspeksi seluruh kulit tubuh pasien. Mintalah dengan hormat agar pasien
bersedia diperiksa seluruh tubuhnya, dan terangkan tujuan dan manfaat dengan jelas.

b) Palpasi
Pada palpasi perhatikan masing-masing jenis lesi, perhatikan permukaan lesi (berbenjol-benjol),dan konsistensi lesi
(padat, kenyal, lunak) dan apakah terdapat nyeri pada penekanan.

Pada sifilis pemeriksaan fisik didapatkan lesi dimulai dengan papul soliter, kemerahan dan keras yang muncul pada glans
penis, vulva, serviks, anus, jari, orofaring, lidah, dan puting.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SIFILIS
1. Tes treponemal
• Tes treponemal mendeteksi antibodi terhadap komponen
antigen spesifik T. Pallidum.
• Antigen tes ini treponema atau fragmennya, secara
langsung mendeteksi infeksi T pallidum, namun tidak
dapat membedakan antara sifilis dan infeksi
treponematosis lain arena memiliki struktur antigen
hampir sama

2. Tes non-treponemal
• Tes non-treponemal mendeteksi antibodi terhadap
antigen reagin kardiolipin-kolesterollesitin nonspesifik
yang dihasilkan oleh pejamu akibat respons terhadap
infeksi sifilis
KOMPLIKASI
1. neurosifilis
-Neurosifilis dapat terjadi pada setiap stadium infeksi sifilis, bahkan pada
beberapa bulan pertama. -Neurosifilis dapada tahap awal memberikan
gambaran asimtomatik tanpa gejala klinis, namun didapatkan abnormalitas
CSS

-Manifestasi neurologis dini meliputi perubahan status mental, meningitis,


stroke, disfungsi saraf kranial, kelainan saraf auditori, abnormalitas oftalmik
(seperti uveitis, retinitis, otitis, dan papila edema), dan kelainan okular.
KOMPLIKASI
2. Sifilitis kardiovaskular
-Sifilis kardiovaskular menimbulkan manifestasi setelah periode laten 15-30 tahun
-Manifestasi klinisnya berupa aneurisma aorta, insufisiensi aorta, regurgitasi aorta,
stenosis arteri koroner, dan yang paling jarang adalah miokarditis.
3. Guma
-Gumma atau sifilis gummatosa atau disebut juga sifilis laten benigna
merupakan proses inflamasi granulomatosa yang bisa mendestruksi
jaringan.
-Sebagian besar lesi muncul di kulit dan tulang, namun dapat terjadi di
mukosa dan beberapa visera, otot, dan struktur okuler
TATALAKSANA
•Pengobatan dilakukan terhadap penderita dan pasangan seksualnya
•Selama belum sembuh penderita dilarang bersenggama
•Semakin dini pengobatan  hasil semakin baik
•Terapi sifilis laten : mencegah proses kelanjutan penyakit
•Pengobatan : antibiotik
PROGNOSIS
•Penisilin  prognosis lebih baik
•Tidak diobati  ¼ akan kambuh , 5% terkena S III, 10% terkena
sifilis kardiovaskular, neurosifilis, 23% kematian
KIE
•Menggunakan alat kontrasepsi
•Menjaga kebersihan daerah genital
•Tidak berganti-ganti pasangan seksual
PROGRAM NASIONAL UNTUK
MENGANGGULANGI IMS
27
28

Anda mungkin juga menyukai