Anda di halaman 1dari 14

KONDENSASI

EXPANSI KOMPRESI

EVAPORASI
Cairan super dingin
Cairan jenuh Uap super panas

KONDENSOR Cairan super dingin


Cairan jenuh

Uap jenuh
Uap jenuh
Uap super panas
C B
Pc
Pengembunan
Tekanan absolut P (kg/
tup
Ex.

i
Ka

Expansi pres
Kom
KOMPRESOR
Penguapan
Pe
D A

EVAPORATOR Uap super panas

iC iA iB
iD Cairan jenuh Uap jenuh

Entalpi i (kcal/kg)

Diagram Mollier & Siklus Refrigerasi Sistim Kompresi


PENGUAPAN ( EVAPORASI )
Evaporator (penguap) yang dipakai berbentuk pipa bersirip
pelat. Tekanan cairan refrigeran yang diturunkan pada katup
ekspansi, didistribusikan secara merata ke dalam pipa
evaporator, oleh distributor refrigeran. Dalam hal tersebut
refrigeran menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan
yang dialirkan melalui permukaan luar dari pipa evaporator.
Apabila udara didinginkan (dibawah titik embun), maka air
yang ada didalam udara akan mengembun pada permukaan
evaporator, kemudian ditampung dan dialirkan keluar. Jadi,
cairan refrigeran diuapkan secara berangsur-angsur karena
menerima kalor sebanyak kalor laten penguapan, selama
mengalir didalam setiap pipa dari koil evaporator. Selama
proses penguapan itu, didalam pipa akan terdapat campuran
refrigeran dalam fasa cair dan gas.
Dalam keadaan tersebut, tekanan (tekanan penguapan)
dan temperaturnya (temperatur penguapan) konstan.
Oleh karena itu temperaturnya dapat dicari dengan
mengukur tekanan refrigeran didalam evaporator.
Dalam hubungan antara temperatur penguapan dan
tekanan penguapan. Uap refrigeran (uap jenuh
kecepatan) yang terjadi karena penguapan sempurna di
dalam pipa, dikumpulkan di dalam sebuah penampung
uap (header). Selanjutnya, uap tersebut di isap oleh
kompresor.
KOMPRESI

Kompresor mengisap uap refrigeran dari ruang


penampung uap. Di dalam penampung uap,
tekanannya diusahakan supaya tetap rendah, supaya
refrigeran senantiasa berada dalam keadaan uap dan
bertemperatur rendah. Di dalam kompresor, tekanan
refrigeran dinaikkan sehingga memudahkan
pencairannya kembali. Energi yang diperlukan untuk
kompresi diberikan oleh motor listrik yang
menggerakkan kompresor.
Jadi, dalam proses kompresi energi diberikan
kepada uap refrigeran.
Pada waktu uap refrigeran diisap masuk ke dalam
kompresor, temperaturnya masih rendah, tetapi selama
proses kompresi berlangsung, temperaturnya naik.
Jumlah refrigeran yang bersirkulasi dalam siklus
refrigerasi tergantung pada jumlah uap yang di isap
masuk ke dalam kompresor.
PENGEMBUNAN ( KONDENSASI )

Uap refrigeran yang bertekanan dan


bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat
dengan mudah dicairkan dengan mendinginkannya
dengan air pendingin (atau dengan udara pendingin
pada sistem dengan pendingin udara) yang ada pada
temperatur normal. Dengan kata lain, uap refrigeran
menyerahkan panasnya (kalor laten pengembunan)
kepada udara pendingin (atau air pendingin) di dalam
kondensor, sehingga mengembun dan menjadi cair.
Jadi, karena udara (air) pendingin menyerap panas dari
refrigeran, maka ia menjadi panas pada
waktu keluar dari kondensor.
Selama refrigeran mengalami perubahan dari fasa
uap dan cair, tekanan (tekanan pengembunan) dan
temperaturnya (temperatur pengembunan) konstan. Oleh
karena itu temperaturnya dapat dicari dengan mengukur
tekanannya, pada tabel dibawah menunjukkan hubungan
antara temperatur pengembunan (kondensasi) dan
tekanan pengembunan (kondensasi).
Kalor yang dikeluarkan di dalam kondensor adalah
jumlah kalor yang diperoleh dari udara yang mengalir
melalui evaporator (kapasitas pendinginan), dan kerja
(energi) yang diberikan oleh kompresor kepada fluida
kerja. Dalam hal penyegaran udara, jumlah kalor
tersebut kira-kira sama dengan 1.2 kali kapasitas
pendinginnya.
Uap refrigeran menjadi cair sempurna di dalam
kondensor, kemudian dialirkan kedalam pipa evaporator
melalui katup expansi. Dalam hal ini, temperatur refrigeran
cair biasanya 2 – 3 0C lebih rendah dari pada temperatur
refrigeran cair jenuh pada tekanan kondensasinya.
Temperatur tersebut menyatakan besarnya derajat
pendinginan lanjut (degree of subcooling).
EXPANSI

Untuk menurunkan tekanan dari refrigeran cair


(tekanan tinggi) yang dicairkan di dalam kondensor,
supaya dapat dengan mudah menguap, maka
dipergunakan alat yang dinamai katup expansi atau
pipa kapilar.
Setiap alat tersebut terakhir dirancang untuk
suatu penurunan tekanan tertentu. Katup expansi yang
biasa dipergunakan adalah katup expansi termostatik
yang dapat mengatur laju aliran refrigeran, yaitu agar
derajat super panas uap refrigeran di dalam evaporator
dapat diusahakan konstan.
Dalam penyegar udara yang kecil, dipergunakan pipa
kapilar sebagai katup expansi. Diameter dalam dan
panjang dari pipa kapilar tersebut ditentukan berdasarkan
besarnya perbedaan tekanan yang diinginkan, antara
bagian yang bertekanan tinggi dan bagian bertekanan
rendah, dan jumlah refrigeran yang bersirkulasi.
Cairan refrigeran mengalir ke dalam evaporator,
tekanannya turun dan menerima kalor penguapan dari
udara, sehingga menguap secara berangsur – angsur.
Selanjutnya proses siklus tersebut di atas terjadi
berulang – ulang.
Cairan super dingin
Cairan jenuh Uap super panas

KONDENSOR Cairan super dingin


Cairan jenuh

Uap jenuh
Uap jenuh
Uap super panas
C B
Pc
Pengembunan
Tekanan absolut P (kg/
KA

i
TU

Expansi pres
Kom
P

KOMPRESOR
Penguapan
Pe
D A

EVAPORATOR Uap super panas

iC iA iB
iD Cairan jenuh Uap jenuh

Entalpi i (kcal/kg)

Diagram Mollier & Siklus Refrigerasi Sistim Kompresi

Anda mungkin juga menyukai