Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN PROSES

Untuk Mahasiswa Semester IV


Prodi Diploma IV Teknologi Kimia Industri
Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh : Anerasari Meidinariasty, B.Eng., M.Si


BAB I
PERENCANAAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES

Definisi :
suatu usaha untuk mengatur proses dinamis agar
berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan
sebelumnya atau dikehendaki.
5 ALASAN DIPERLUKANNYA SISTEM
PENGENDALIAN PROSES DI PABRIK KIMIA

1. K3 :
2. Spesifikasi produk :
3. Peraturan Lingkungan :
4. Batasan operasi :
5. Ekonomi :
BAGAIMANA SISTEM PENGENDALIAN PROSES DILAKUKAN ?

Dalam pengoperasian, suatu sistem pengendalian berjalan baik apabila memenuhi 3


persyaratan berikut :
•Menekan pengaruh gangguan dari luar.
•Memastikan kestabilan proses.
•Mengoptimalkan kinerja proses.
MENEKAN PENGARUH GANGGUAN DARI LUAR
• efek dari lingkungan terhadap unit proses seperti reaktor, separator, penukar panas,
kompresor dan sebagainya yang diluar kendali operator. Diperlukan mekanisme
pengendalian yang akan memberikan perubahan yang diperlukan proses untuk mengatasi
akibat negatif gangguan terhadap proses. Perhatikan contoh berikut :
• MENGENDALIKAN OPERASI PEMANAS PADA TANGKI BERPENGADUK
Tujuan operasional pengendalian di tangki :
Menjaga temperatur effluent T pada harga yang diinginkan, tsp
Menjaga volume liquid di tangki pada volume yang diinginkan, VS.
Memastikan kestabilan proses

Gambar 1.3 : contoh respon suatu sistem proses yang stabil setelah terjadi
suatu perubahan.
• Proses dengan variabel x saat t0 bersifat stabil, lalu mengalami gangguan
shg harga variabel x melonjak naik. Suatu proses yang stabil akan kembali
ke keadaan awal secara perlahan melewati suatu perioda osilasi.
Gambar 1.4 : contoh suatu sistem proses yang tak stabil, variabel x setelah t0
dapat mengalami keadaan A, B atau C.
• Keadaan A, sistem cenderung menjadi tak terkendali dan dapat berakhir
dengan keadaan yang tidak aman karena variable x berosilasi semakin
menjauhi keadaan stabil.
• Keadaan B, sistem juga dapat menjadi tak terkendali karena variabel x terus
mengalami kenaikan.
• Keadaan C, variabel x cenderung menurun sehingga setelah waktu tertentu
dapat mengakibatkan tidak adanya harga variabel x.
Suatu reaktor berpengaduk kontinyu yang mempunyai jaket pendingin
mengubah reaktan cai menjadi produk ca.

• Reaksi berlangsung eksotermis


(temperatur reaktor harus dikendalikan)
=> produk ca dihasilkan dan juga agar
keberlangsungan proses reaksi
eksotermis berjalan dengan aman.
Kurva A menjelaskan jumlah panas yang dihasilkan karena proses eksotermis berupa kurva
sigmoidal (berbentuk huruf S) dari temperature reaksi dalam reaktor, sedangkan panas
yang dihilangkan oleh pendingin merupakan fungsi linier dari temperature (kurva B).

• Secara ideal, saat CSTR dalam keadaan stabil


(tak ada yang berubah) maka panas yang yang
dihasilkan reaksi akan sama dengan panas
yang dihilangkan oleh pendingin.
Terdapat 3 keadaan : P1, P2 dan P3
• Berpotongan pada kurva A dan kurva B.
• Keadaan P1 dan P3 disebut stabil
• Keadaan P2 disebut tak stabil.
Perhatikan grafik berikut :

• Kenaikan temperatur umpan T1 akan menaikkan


temperatur campuran reaksi menjadi T2’ dengan
panas reaksi Q2’ yang lebih besar dibandingkan
panas yang dihilangkan oleh pendingin Q2”.
• Dampak pada temperatur yang lebih tinggi
dalam reaktor => meningkatkan laju reaksi.
• Peningkatan laju reaksi akan meningkatkan
jumlah panas yang dilepaskan oleh reaksi
eksotermis yang kemudian juga akan
meningkatkan lagi laju reaksi, dan seterusnya.
Mengoptimalkan kinerja proses.

• Sebuah reaktor berpengaduk yang


beroperasi secara batch membutuhkan
steam untuk mengubah A → B → C.
Produk yang diinginkan adalah B
sedangkan C adalah by-product yang tak
diinginkan. A pada temperatur tertentu
akan berubah menjadi B, sedangkan B
dapat berubah menjadi C apabila
temperatur tidak dikendalikan.
Mengoptimalkan kinerja proses.

•Laju alir steam maksimum, maka pertama akan terbentuk B namun lama
kelamaan dengan bertambah naiknya temperatur maka B akan berubah menjadi
C.
Konsumsi steam menjadi besar dan produk yang diinginkan tidak didapatkan,
suatu industri yang menjalankan sistem proses seperti ini dapat merugi.
•Laju alir steam minimum, maka biaya pengoperasian steam menjadi rendah,
namun produk yang diinginkan tidak didapatkan karena tidak cukup temperatur
untuk mengubah A menjadi B.
•Temperatur dikendalikan, maka setelah temperatur reaksi yang diperlukan
untuk mengubah A menjadi B tercapai maka laju alir steam dikurangi. A
dikonversikan menjadi B secara optimal sedangkan efisiensi pemakaian steam
sesuai dengan kebutuhan reaksi.

Anda mungkin juga menyukai