Anda di halaman 1dari 13

Karakteristik dan

Teknik Budidaya Ubi


Kayu
Presented by Kelompok 5
Alamat Domisili Anggota Kelompok

01 02
Kamilia Ulfah Febianti Khoirun Nisa
/
A24180050 A24180056

Kelurahan Jaya Mukti Dusun Pulesari

03 04
Kecamatan Dumai Desa Tirtomoyo
Timur, Kota Dumai, Kabupaten Malang,
Riau Jawa Timur
Muhammad Fakhri Sherly Eka Maulidiya A2418006
A24180060

Kelurahan Mampang Prapatan Desa Babakan, Kecamatan


Kecamatan Mampang Prapatan Dramaga, Kabupaten Bogor
Kota Jakarta Selatan
01
Deskripsi Varietas Ubi
Kayu
Adira-1
● Varietas ubi kayu Adira-1 merupakan hasil persilangan antara
Mangi/Ambon dan Bogor 1957, yang dilepas tahun 1978.
Hasil produktivitas varietas ini adalah 22 ton/ha dalam waktu
7-10 bulan.
● Ubi Kayu varietas Adira-1 memiliki tinggi batang 1-2 m,
bentuk daun menjari agak lonjong, warna pucuk daun coklat,
warna tangkai daun merah bagian atas dan merah muda
bagian bawah, warna batang muda hijau muda, warna
batang tua coklat kuning. Warna bagian luar umbi coklat,
dan warna daging umbi berwarna kuning. sumberr : litbangpertanian.go.id
● Kualitas umbi : Baik
Rasa umbi: Enak
● Kadar tepung : 45%
Varietas Adira tahan terhadap hama tungau merah dan
Kadar protein : 0,5% (basah)
bakteri hawar daun. Kadar HCN : 27,5 mg
Darul Hidayah
Berasal dari biji hasil okulasi antara ubikayu lokal sebagai scion dengan
ubi kayu karet sebagai stock. Memiliki potensi hasil 102,10 t/ha umbi
segar dengan umur panen 8=12 bulan. Tinggi tanaman 3,65 m dan bentuk
tajuk bercabang sangat ekstensif hingga cabang keempat.

Daun berbentuk menjari agak ramping dengan warna pucuk hijau agak
kekuningan, petiol tua merah. Batang muda berwarna hijau, sedangkan
batang tua putih. Memiliki kulit ari batang yang tipis dan mudah
terkelupas.
Sumber : www.litbangtan.pertanian.go.id

Umbi berbentuk memanjang dengan kulit berwarna putih kecoklatan pada


bagian luar dan merah jambu pada bagian dalam. Warna daging umbi Kadar pati : 25,0-31,5%
putih dengan tekstur yang padat dan rasa yang kenyal seperti ketan. Kadar air : 55,0-65,0%
Kadar serat : 0,96%
Kadar HCN : rendah (<40 mg/kg)
Agak peka terhadap tungau merah (Tetranichus sp.) dan busuk jamur
(Fusarium sp.)
Malang-4
Hasil persilangan terbuka dari induk betina Adira-4. Memiliki rata-rata hasil
39,7 ton/ha dengan umur panen 9 bulan. Varietas Malang-4 adaptif terhadap
hara sub-optimal dan agak tahan tungau merah.

Tinggi batang lebih dari 2 meter, tidak bercabang, dan berwarna keunguan..
Daun muda berwarna ungu sedangkan daun tua berwarna hijau. Tangkai
daun berwarna hijau.

Warna kulit luar umbi coklat, warna kulit umbi dalam kuning, serta daging
umbi berwarna putih. Ukuran umbi besar. Kualitas rebus baik namun
memiliki rasa pahit. sumber: litbangpertanian.go.id
Kadar pati : 25-32%
Kadar HCN : >100 ppm
UK 1 Agritan
Berasal dari persilangani antara Malang 1 dengan MLG 10075. Memiliki
potensi hasil 41,84 t/ha, dengan rata-rata 30,18 t/ha umbi segar, umur
panen 7 bulan. Tajuk tidak bercabang pada kondisi normal.

Daun berbentuk menjari dengan warna daun muda coklat kehijauan, dan
hijau pada daun tua, petiol merah pada kedua sisi. Batang muda berwarna
hijau muda, sedangkan batang tua coklat keabuan.

Umbi berukuran sedang dengan kulit berwarna coklat terang pada bagian
luar dan krem pada bagian dalam. Warna daging umbi putih dengan Sumber : www.litbangtan.pertanian.go.id

tekstur yang sedikit berserat dan rasa yang tidak pahit.


Kadar pati : 19,92% BB
Agak tahan terhadap tungau dan busuk jamur (Fusarium sp.). Memiliki Kadar serat : 2,01% BK
kemampuan adaptasi yang luas. Kadar HCN : 18,87 ppm BB
02
Teknik Budidaya Ubi
Kayu
1 2 3

Pemilihan varietas Penanaman


unggul dan stek Pengolahan tanah

● Waktu sebaiknya pada saat tanah ● Waktu. yang baik untuk


● Ubi kayu telah berumur 7–12
tidak dalam keadaan becek atau penanaman adalah permulaan
bulan, diameter 2,5 – 3 cm,
berair, agar struktur tanah tidak musim hujan. ·
telah berkayu, lurus dan masih ●
rusak. Jarak tanam tanaman ubi kayu
segar.
● Tanah ringan/gembur: tanah secara monokultur : 100 x 100;
● Panjang stek 20 - 25 cm,
dibajak atau dicangkul 1 - 2 kali 100 x 60; 100 x 40.
bagian pangkal diruncingi, ●
sedalam kurang lebih 20 cm, Ubi kayu dengan kacang tanah
agar memudahkan penanaman
diratakan langsung ditanami 200 x 60 cm.
● Bagian batang ubi kayu yang
● Tanah berat dan berair: tanah ● Ubi kayu dengan jagung 100 x
tidak dapat digunakan yaitu
dibajak atau dicangkul 1 - 2 kali 60 cm.
15-20 cm pada bagian pangkal ●
sedalam kurang lebih 20 cm, Cara menanam ubi kayu
batang dan 20 - 25 cm pada
dibuat bedengan atau guludan dianjurkan stek tegak lurus atau
bagian ujung tanaman
juga dibuat saluran drainase, baru minimal membentuk sudut 60
dapat ditanam. derajat dengan tanah dan
kedalaman stek 10 - 15 cm.
4 5 6
Pemeliharaan
Pemupukan ● Penyulaman, waktu penyulaman paling Panen
lambat 5 minggu setelah tanam.
● Dosis pupuk anjuran untuk ● Penyiangan dilakukan saat sudah mulai ● Waktu panen ubi kayu
tanaman ubi kayu adalah tampak adanya gulma. fleksibel, namun
Urea : 60 - 120 kg/ ha, TSP : ● Penyiangan kedua dilakukan saat berumur kadar pati cenderung
30 kg / ha, dan KCL : 50 kg/ stabil pada umur 7-9
2-3 bulan sekaligus pembumbunan.
bulan
ha. ● Pembuangan tunas dilakukan saat
● Pupuk dasar : 1/3 bagian berumur 1-1,5 bulan, apabila satu
dosis Urea, KCL., dan tanaman tumbuh lebih dari dua tunas.
seluruh dosis P (TSP) ● Pemeliharaan HPT melalui sanitasi
diberikan pada saat tanam lapang setelah panen (sisa tanaman
● Pupuk susulan : 2/3 bagian dibakar), menggunakan bibit yang sehat
dari dosis Urea dan KCL dari varietas tahan penyakit, pengolahan
diberikan pada saat tanaman tanah secara sempurna, dan pergiliran
berumur 3 - 4 bulan. tanaman dengan palawija/tanaman
lainnya.
03
Evaluasi Teknik
Budidaya Ubi Kayu
Teknik budidaya suatu komoditas sangat penting diperhatikan agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal dan sesuai yang diharapkan. Berdasarkan cara budidaya yang telah dipaparkan pada slide
sebelumnya dan apa yang sudah diajarkan melalui perkuliahan, ada beberapa hal yang mungkin dapat
diusulkan, diantaranya: 1) penggunaan stek yang datar, 2) penggunaan pupuk organik sebelum
penanaman, 3) tidak melakukan pembakaran untuk sisa hasil panen, lebih baik dikembalikan ke
lahan/dikomposkan. Pembakaran hanya dilakukan untuk komponen tanaman yang terkena penyakit.

Evaluasi Teknik Budidaya


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai