Anda di halaman 1dari 37

TUTORIAL BLOK 13

SKENARIO 3
KELOMPOK 9B
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi dan etiologi dari molluscum contagiosum

2. Pathogenesis dari mollusom contagiosum

3. Anamnesis pada kasus ini

4. Pemeriksaan fisik pada kasus ini

5. Diagnosis banding pada kasus ini

6. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan anjuran, pemeriksaan fisik


tambahan dari kasus ini

7. Tata laksana dan edukasi dari molluscum contagiosum


DEFINISI DAN
ETIOLOGI
MOLUSKUM
KONTAGIOSU
M
DEFINISI
Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus poks dan
akan memberikan gambaran klinis berupa papul berbentuk kubah, mengkilat,
dan pada permukaannya terdapat lekukan (delle/umbilikasi), berisi massa
yang mengandung badan moluskum.
ETIOLOGI
Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus DNA genus Molluscipox.

● Terdapat 4 subtipe dari MCV, yaitu : MCV I, MCV II, MCV III, MCV IV.
● Infeksi MCV I paling sering ditemukan terutama pada anak dan individu yang
imunokompeten.
● Masa inkubasi 2-8 minggu.
● Dapat ditemukan pada orang dewasa dan pasien imunokompromais dan yang berperan
adalah MCV II.
PATOGENESIS
MOLUSKUM
KONTAGIOSU
M
ANAMNESIS
PADA KASUS
SKENARIO
Anamnesis
Moluskum Kontagiosum
Keluhan utama : Berbentol-bentol

Lokasi : Bisa pada seluruh tubuh, wajah, axilla, antecubital, fossa poplitea,
anogenital.

Onset : (Inkubasi 2-8 minggu) Beberapa bulan yang lalu

Kualitas : Padat, keluar massa putih saat dipijat

Kuantitas : Menyebar bertambah banyak secara sentrifugal


Anamnesis
Moluskum Kontagiosum
Keluhan tambahan : Gatal atau nyeri

Riwayat penyakit dahulu : (Bisa cepat tumbuh pada pasien immunocompromised)

Riwayat penyakit keluarga : Anggota keluarga bisa memiliki gejala serupa

Riwayat kebiasaan pasien :

● Higienitas kurang
● Sering menggaruk lesi (autoinokulasi)
● Orang-orang sekitar memiliki gejala serupa
● Tinggal di daerah kumuh
● Pemakaian handuk dan spons yang bergantian
● Sering berenang
Anamnesis
Varicella
Keluhan utama : Berbentol-bentol berisi cairan jernih

Lokasi : Bisa pada seluruh tubuh (sentrifugal : menyebar dari badan ke wajah dan eksterimitas)

Onset : Beberapa hari sampai beberapa minggu yang lalu

Kualitas : Mengganggu aktifitas

Keluhan tambahan : Demam, gatal, nyeri kepala

Tinjauan Sistem : Bentol pada beberapa atau seluruh regio tubuh

Riwayat penyakit dahulu : Belum pernah sakit seperti ini

Riwayat penyakit keluarga: Anggota keluarga bisa memiliki gejala serupa


Anamnesis
Veruca Vulgaris
Keluhan utama : Berbenjol-benjol pada permukaan kulit

Lokasi : Bisa pada seluruh tubuh (Sering di punggung, tangan dan jari tangan), pada anak di wajah dan
leher

Onset : Beberapa minggu yang lalu

Keluhan tambahan : Nyeri bila tumbuh di palmar dan dibawah kuku

Riwayat penyakit dahulu : Bisa pernah terkena gejala yang sama

Riwayat penyakit keluarga: Anggota keluarga bisa memiliki gejala serupa


Anamnesis
Karsinoma Sel Basal
Keluhan utama : Berbenjol-benjol pada permukaan kulit

Lokasi : Bisa pada seluruh tubuh (Sering di punggung, tangan dan jari tangan)

Onset : Beberapa minggu yang lalu

Riwayat penyakit keluarga : Bisa ada riwayat anggota keluarga yang terkena kanker kulit

Riwayat kebiasaan pasien :

● Sering terpapar sinar matahari siang


● Bisa ada riwayat radiasi dan zat kimia (arsen)
PEMERIKSAA
N FISIK PADA
KASUS
SKENARIO
INSPEKSI
1. warna kulit : Sawo matang
2. Perubahan Warna kulit : Tidak ada
EFFLORESENSI
1. Lokasi : Pada regio Abdomen dextra dan sinistra
2. Jenis : Papul
3. Jumlah : Multipel
4. Warna : Sewarna kulit, Mengkilat
5. Ukuran : Bervariasi dari Milier-Lentikular
6. Bentuk : Bulat
7. Batas : Tegas
8. Tersebar: Diskret
9. Tambahan: di superior umbilikus terlihat Delle
PALPASI
1. Kelembapan
2. Suhu
3. Tekstur
4. Turgor
5. Permukaan
PEMERISAAN LAINNYA
1. Pemeriksaan kuku :

Warna, Bentuk, Lesi, Menebal/Menipis, Tekstur.

2. Pemeriksaan Rambut :

Warna, Kuantitas, Bentuk, Penyebaran, Tekstur, Hair pull

3. Pemeriksaan Skalp :

Ada/ Tidak tanda radang, ada folikel rambut/tidak, Permukaan


DIAGNOSIS
BANDING
PADA KASUS
SKENARIO
Molluscum contagiosum

Kasus pada sekenario memiliki gambaran


khas dengan infeksi Molluscum contagiosum
dengan bentol sewarna kulit seperti mutiara
(dikarenakan adanya lapisan colagen-lipid),
terdapat cekungan dibagian tengah (delle) dan
lokasi masih didaerah yang memiliki folikel
rambut (sesuai dengan predileksi Molluscum
contagiosum)
Varicella
Predileksi : daerah badan,
menyebar sentrifugal ke
wajah dan ekstremitas.

Effloresensi : papul eritema


→ vesikel tear drop → pustul
→ krusta (Polimorf)
Veruka Vulgaris
Predileksi: Dipunggung tangan, dan
jari tangan

Effloresensi : Papul padat berwarana


kulit sampai keabuan dengan
permukaan kasar (Verukosa),
keratotik, ukuran mm sampai 1cm, lesi
bisa berkonfluens.
Karsinoma Sel Basal
Predileksi : Ditemukan pada daerah
wajah telinga dan punggung tangan

Effloresensi : Papul/nodul menimbul,


membesar, berwarna kulit atau
kemerahan, transparan atau seperti
mutiara, permukaan sekitar halus
dengan telangiektasis dan di tengah
lesi terdapat ulser.

Karsinoma sel basal tipe Nodul-


ulcer
PENUNJANG,
PEM. FISIK
TAMBAHAN
DAN PEM.
ANJURAN
PADA KASUS
SKENARIO
Pemeriksaan Fisik Tambahan
Dermoskopi

Dermoskopi adalah suatu alat


noninvasif yang terutama digunakan
untuk memperjelas lesi kulit pigmentasi
dan nonpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
Tes Serologi
Pendekatan diagnostik lain meliputi deteksi antigen MCV dengan antibodi fluoresen,
partikel virus dengan mikroskop elektron, dan DNA MCV dengan PCR.
Tes Tzanck

Tes Tzanck adalah pemeriksaan sitology


yang bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya multi nucleated giant cell.

Pemeriksaan ini paling sering digunakan


untuk mendeteksi penyakit kulit seperti:

-Herpes simpleks/zoster

-Varisela/cacar air
Pemeriksaan Anjuran
Biopsi

”bios” artinya hidup dan “opsis” artinya melihat,


jadi biopsi adalah mengambil sepotong jaringan
yang masih dalam keadaan hidup dan memeriksa
secara mikroskopis.

Tujuan utama melakukan biopsi kulit adalah :


menegakkan diagnosis, untuk mengevaluasi
perjalanan penyakit, konfirmasi data klinis
dengan keadaan histopatologi kulit
Henderson-Petterson bodies. This photo was
provided courtesy of Alejandra Villarroel-Pérez,
MD. H&E, 10× magnification.
TATALAKSAN
A DAN
EDUKASI
MOLUSKUM
KONTAGIOSU
M
TATA LAKSANA
- Pada orang yang sehat ( imunokompeten) moluskum contagiosum akan
sembuh dengan sendirinya. Durasi pada lesi tunggal sekitar 2 bulan
namun karena moluskum mudah menyebar lewat autoinokulasi, durasi
rata-rata infeksi sekitar 8-12 bulan.

Chen, X., Anstey, A. V., & Bugert, J. J. (2013). Molluscum contagiosum virus infection. The Lancet Infectious Diseases, 13(10), 877–888.
doi:10.1016/s1473-3099(13)70109-9
Physical therapy
1. Kuretase

Lesi dikerok dengan kuret setelah anestesi topikal.

efek samping : Kecemasan, nyeri, pendarahan, jaringan parut

2. Cryotherapy

Cryospray (nitrogen cair) diaplikasikan selama 10-20 detik untuk setiap


lesi menggunakan lidi kapas. Pemberian terapi dapat diulang dengan
interval 2-3 minggu

Chen, X., Anstey, A. V., & Bugert, J. J. (2013). Molluscum contagiosum virus infection. The Lancet Infectious Diseases, 13(10), 877–888.
doi:10.1016/s1473-3099(13)70109-9
1. Cantharidin 0.9% : Pemberian bahan ini terbatas pada puncak lesi serta
didiamkan selama kurang lebih 4 jam sebelum lesi dicuci.

2. Podophyllotoxin 0,3 - 0,5% cream : diaplikasikan pada lesi 2 kali sehari selama
3 hari berturut - turut
3. Imiquimod 5% : diaplikasikan pada lesi dan didiamkan selama 8 jam kemudian
dicuci, digunakan 3 - 4 kali dalam seminggu.

Chen, X., Anstey, A. V., & Bugert, J. J. (2013). Molluscum contagiosum virus infection. The Lancet Infectious Diseases, 13(10), 877–888.
doi:10.1016/s1473-3099(13)70109-9
EDUKASI

1. Hindari menyentuh, menggaruk, dan memencet bintil


2. Rajin mencuci tangan, terutama bila menyentuh bintil
3. Hindari pemakaian handuk dan baju secara bergantian / bersamaan
4. Menghindari berhubungan seksual ( apabila bintil muncul di area genital)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. Fitzpatrick's color atlas and synopsis of
clinical dermatology. 5th ed. McGraw-Hill,; 2017.
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 7.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2015.
3. Chen, X., Anstey, A. V., & Bugert, J. J. (2013). Molluscum contagiosum virus
infection. The Lancet Infectious Diseases, 13(10), 877–888. doi:10.1016/s1473-
3099(13)70109-9
4. Tyring SK. Molluscum contagiosum: The importance of early diagnosis and
treatment. Am J Ostet Gynecol.2003;189:S12-S16.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai