Anda di halaman 1dari 26

MOLA HIDATIDOSA

Andika Nursari Putri


N 111 17 097

PEMBIMBING : DR. DANIEL SARANGA, SP. OG


(K)
MOLA HIDATIDOSA
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar dimana terjadi keabnormalan dalam konsepsi
plasenta yang disertai dengan perkembangan parsial atau
tidak ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir seluruh
vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropobik. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus
yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus
Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan
mengeluarkan hormon human chononic gonadotrophin
(HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan
biasa.
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi mola hidatidosa umumnya di wanita Asia
lebih tinggi (1 per 120 kehamilan) daripada wanita di
negara Barat (1 per 2.000 kehamilan). Di Indonesia,
mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit yang
penting dengan insiden yang tinggi (data RS di
Indonesia, 1 per 40 persalinan), faktor risiko banyak,
penyebaran merata serta sebagian besar data masih
berupa hospital based. Faktor risiko mola hidatidosa
terdapat pada usia kurang dari 20 tahun dan di atas 35
tahun, gizi buruk, riwayat obstetri, etnis dan genetik.
ETIOLOGI
 Faktor ovum : ovum memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
 usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun)
beresiko 50% terkena penyakit ini.
 imunoselektif dari sel trofoblast
 keadaan sosioekonomi yang rendah
 paritas tinggi
 defisiensi vitamin A
 kekurangan protein
 infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
DIAGNOSIS

PERDARAHA INSPEKSI

PEM. PENUNJANG
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK
N PER PALPASI
VAGINAM BETA HCG
AUSKULTASI
HIPEREMESIS T3/T4
Pemeriksaan USG
HIPERTIROID dalam Plain foto
abdomen-pelvis
TATALAKSANA
Evakuasi.
 Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
 Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan

12 jam kemudian dilakukan kuret.


 Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki

keadaan umum penderita.


 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua

untuk membersihkan sisa-sisa jaringan.


 Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih

dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat


besar yaitu setinggi pusat atau lebih
Prognostik Mola (Gold Stein Mola)

PROGNOSIS
No 1 2 3 4

1 Jenis Mola Partial Klasik Rekuren -

2 Besar uterus <1 bulan >1 bulan >2 bulan >3 bulan

3 Kadar HCG <50000 50000-100000 105-106 >106

4 Umur pasien 20-40 th <20 th >40 th >50 th

5 Adanya penyerta - 1/lebih - -


KOMPLIKASI
 Perdarahan yang hebat sampai syok
 Perdarahan berulang-ulang yang dapat
menyebabkan anemia
 Infeksi sekunder
 Perforasi karena tindakan atau keganasan
Identity
 Nama : Ny. W
 Usia : 23 tahun
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Sigi
 MRS : 26 April 2012
Anamnesis
 Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Torabelo Sigi dengan
keluhan keluar darah dari vagina sejak satu bulan sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengaku darah yang keluar dari vagina berwarna hitam. keluar
darah dari jalan lahir sejak pukul 04.00 wita (09-12-12). Awalnya pada
pukul 04.00 keluar darah kehitaman dan terasa nyeri perut seperti akan
melahirkan, kemudian pada pukul 05.00 keluar darah lagi disertai
gumpalan-gumpalan seperti anggur berwarna putih yang jumlahnya sedikit.
Pasien juga mengaku pusing dan lemas. Selama hamil, pasien tidak pernah
merasakan gerak janin Pasien mengaku terdapat nyeri perut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang
serupa. Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung,
ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan
seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi,
diabetes mellitus, dan asma disangkal.

Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan
dan makanan.

Riwayat Kontrasepsi :
Pasien tidak memakai alat dan pil kontrasepsi
RIWAYAT OBSTETRI
•Pasien mengaku sudah kawin 2 kali, dengan suami sekarang 1
tahun, kawin pertama kali usia 20 tahun. Menikah kedua kali usia
23 tahun.
•Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke) pada
usia 13 tahun. Pasien memiliki siklus haid yang teratur (±30hari).
HPHT : 28 Januari 2019
•Riwayat ANC : tidak pernah
•Riwayat USG: tidak pernah
•Riwayat KB : -
Riwayat kehamilan: GII PI A0
STATUS GENERALIS
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
 Pemeriksaan Fisik Umum
Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-)
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : edema - - akral teraba hangat + +
- - + +
Riwayat
 Abdomen :
Inspeksi: abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-tanda
peradangan, bekas operasi (-).

 Palpasi : teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah umbilikus, balotement (-),
tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+). DJJ (-)

 Inspekulo
Porsio ukuran normal, tampak licin, erosi (-), tampak jaringan mola, stolsel (+),
perdarahan aktif (-), massa (-), peradangan (-)

 VT :
Dinding vagina normal, massa (-), porsio licin (+), teraba jaringan (+), nyeri
goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistra dbn,
korpus uteri antefleksi, 19-20 minggu, lunak.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Darah Lengkap :
 Hb : 12,1 g/dL  n : 12-14 g/dL
 Ht : 38,4 %  n : 37- 47 %
 Eritrosit : 4,35 juta/uL  n : 4-5 juta/ uL
 Lekosit : 7700/uL  n : 5000-10000/uL
 LED : 24 mm  n : 0-15 mm
 Trombosit : 224000/ uL  n : 150000-400000/ uL
 PT : 14,4 detik  n : 12-18 detik
 APTT : 32,1 detik  n : 20-40 detik
 HbSAg : (-)

Ultrasonografi (USG) Abdomen :


 Jaringan Mola gambaran honey comb (+)

kesan: Mola Hidatidosa


RESUME
 Pasien MRS dengan mola hidatidosa. Pasien hamil ± 3 bulan mengeluh
keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 04.00 wita (09-12-12). Awalnya
pada pukul 04.00 keluar darah kehitaman dan terasa nyeri perut seperti
akan melahirkan, kemudian pada pukul 05.00 keluar darah lagi disertai
gumpalan-gumpalan seperti anggur berwarna putih yang jumlahnya
sedikit. Pasien juga mengaku pusing dan lemas. Selama hamil, pasien
tidak pernah merasakan gerak janin Tidak ada riwayat DM,HT, dan asma
 HPHT : 28 Januari 2019
 HTP : 5 November2019
 Riwayat ANC :- Riwayat USG : -
 Riwayat Obstetri : GII PI A0
 Dalam pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, N : 88 x/menit,
RR: 22x/menit, T : 36,5 0, TFU : 3 jari di bawah pusat, DJJ : -
RESUME
 Abdomen :
inspeksi: abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-
tanda peradangan, bekas operasi (-).
Palpasi : teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah umbilikus, balotement
(-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+). DJJ (-)

Inspekulo
Porsio ukuran normal, tampak licin, erosi (-), tampak jaringan mola,
stolsel (+), perdarahan aktif (-), massa (-), peradangan (-)

VT :
Dinding vagina normal, massa (-), porsio licin (+), teraba jaringan (+),
nyeri goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et
sinistra dbn, korpus uteri antefleksi, 19-20 minggu, lunak
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
 Mola Hidatidosa

PENATALAKSANAAN
 Rencana Diagnosis
 Cek β-HCG
 PA
 Rencana Terapi
 Infus RL 20 tpm
 Pro Kuretase
 Rencana Monitoring
 Observasi keadaan umum dan vital sign
 Observasi perdarahan
 KIE pasien dan keluarga
TINDAKAN KURETASE
 Tindakan Kuretase : curetase

 Penemuan Intra Kuretase:


Darah keluar bersama cairan berwarna coklat dan
jaringan mola ± 250 gram
Tidak ditemukan janin

 Instruksi Post Kuretase :


Terapi Amoxicilin 3x500 mg dan Asam Mefenamat
3x500 mg
FOLLOW UP
 Pasien mengeluh pusing dan badan lemas, nyeri perut bawah
 
 O :
KU : BAIK
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg  
Nadi : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
 
Kontraksi Uterus : baik, 2 jari diatas simfisis pubis
Perdarahan : Berkurang

 DIAGNOSIS :Molahidatidosa

 Terapi:
• Amoxicilin 3x500 mg
• Asam Mefenamat 3x500 mg
• Transfusi darah PRC 350 cc
• Disarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi
• Tidak hamil dulu sampai ± 12 bulan
 Pada kasus ini, faktor resiko terjadinya kehamilan mola kemungkinan
dikarenakan keadaan sosioekonomi yang rendah, sehingga kekurangan
asupan protein dan asam folat. Kemungkinan penyebab lain masih belum
dapat diidentifikasi.

 Pada pasien ini, ciri-ciri mola yang dapat dilihat antara lain perdarahan
uterus yang merupakan gejala utama pada kasus, gejala ini bervariasi mulai
dari spoting sampai perdarahan yang banyak. Pada pasien ini terjadi
ekspulsi spontan, sehingga jaringan mola dapat dilihat secara langsung, dan
penegakan diagnosis tidak sulit untuk dibuat. Ukuran uterus yang lebih
besar dari usia kehamilan normal tidak dapat dinilai dikarenakan telah
terjadi ekspulsi spontan jaringan mola. Selain itu, gejala lain yang
ditampakkan pasien yang dapat digali dari anamnesis yaitu hiperemesis
gravidarum, dimana ± 1 bulan sebelumnya pasien mengeluhkan mual
muntah >10x sehari, hal ini merupakan salah satu manifestasi klinis yang
ditimbulkan mola akibat peningkatan kadar beta HCG. Gerakan janin juga
tidak pernah dirasakan pasien selama hamil, dimana pada kehamilan
normal gerakan janin sudah mulai bisa dirasakan pada minggu ke 18-20.
Hasil pemeriksaan didapatkan status generalis tekanan darah
yang rendah, nadi sedikit meningkat namun masih dalam batas
normal, hal ini merupakan kompensasi dari perdarahan yang
terjadi. Status lokalis, didapatkan konjungtiva anemis, namun
pemeriksaan lain masih dalam batas normal. Pemeriksaan
obstetri, TFU dua jari di bawah umbilikus, sudah mengalami
penurunan karena ekspulsi spontan jaringan mola, djj tidak
dinilai, balotement (-), dan tidak teraba bagian janin. Hasil
pemeriksaan dengan inspekulo dan VT semakin mempertegas
diagnosis, dimana dengan inspekulo dapat terlihat pembukaan
servix dan jaringan mola. Pada VT teraba pula jaringan mola dan
korpus uteri dengan konsistensi lunak, ukuran 19-20 minggu.
Dalam pemeriksaan ini, USG digunakan untuk mengetahui
adanya jaringan mola yang masih tersisa dalam uterus. Untuk
penatalaksanaan, suction curetase dilakukan pada pasien ini dan
didapatkan darah keluar bersama cairan berwarna coklat dan
jaringan mola ± 75 gram. Ada tidaknya janin tidak dapat diketahui
dari temuan intra kuretase karena sebagian besar jaringan mola
sudah mengalami ekspulsi spontan. Tindakan suction curetage pada
pasien ini sudah tepat dilakukan dan perlu tindakan kuret ke-2 (7-10
hari berikutnya) untuk memastikan tidak ada jaringan mola yang
tersisa. Sebagai penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya menunda
kehamilan selama 12 bulan dengan menggunakan kontrasepsi.
Tindakan histerektomi total bukan merupakan pilihan pada pasien
ini dikarenakan pasien dalam kasus ini tidak tergolong beresiko
tinggi yang memiliki kriteria usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau
lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai