Anda di halaman 1dari 17

HUKUM

PERBANKAN 4
FEBRY CHRISDANTY, SH.,M.HUM., M.KN
Pokok Materi

 Jenis Jaminan
 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
 Bank Indonesia
JENIS-JENIS JAMINAN
A. Karena ditentukan oleh Undang-undang
Jaminan ini dapat dilihat dari pasal 1131 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa
segala benda-benda yang dimiliki debitur merupakan jaminan bagi hutang-
hutangya.
Dalam eksekusi benda jaminan berdasarkan pasal ini maka yang perlu
diperhatikan Kedudukan-kedudukan kreditur. Kreditur konkuren (kreditur
bersama), kreditur privilege(1134,1149, dan 1139 Kuhperdata), dan kreditur
preferen.
Dengan prinsip ini eksekusi atas jaminan hanya diperbolehkan melalui proses
pradilan.
B. Jaminan yang berasal dari perjanjian
Hipotik, gadai, fidusia, penanggungan (borgtocht), perjanjian garansi, perutangan
tanggung menanggung, dan masih banyak lagi jenis-jenis ini.
Jaminan Umum & Jaminan Khusus

a. Jaminan Umum
 Baik mengenai benda bergerak maupun tidak bergerak baik benda yang sudah ada
maupun yang masih ada semua menjadi jaminan bagi seluruh perutangan debitur,
hasil penjualannya dibagi2 kepada kreditur sesuai dengan kedudukan kreditur
(1131, 1132 KUHPerdata)
b. Jaminan Khusus
 Jaminan dimana benda yang menjadi objek jaminan  telah ditentukan dalam
perjanjian, Contoh jaminan khusus adalah Hipotik(Hak tanggungan),
credietverband, gadai, fidusia, dan borgtocht
Jaminan Kebendaan & Perorangan
a. Jaminan yang bersifat kebendaan
Merupakan jaminan yang merupakan hak mutlak atas suatu benda, yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
 Mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu dari debitur
 Dapat dipertahankan terhadap siapapun
 Selalu mengikuti bendanya(droit de suit) dan dapat dialihkan
b. Jaminan yang bersifat hak perorangan
Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu. Antara kedua
bentuk yang jaminan tersebut beberapa azas yang perlu diperhatikan adalah :
 Azas prioriteit pada hak kebendaan, yaitu azas yang menyatakan bahwa hak kebendaan yang
lebih tua didahulukan.
 Azas kesamaan pada hak perorangan, yang menyatakan bahwa setiap kereditur memiliki
kedudukan yang sama , tidak memperhatikan urutan pada saat kapan sutau jaminan tersebut
terjadi.
Jaminan Benda Bergerak dan Tidak Bergerak
Pembedaan :
 Cara pembebanan/jaminan
Dalam hal pembebanan, untuk benda-benda bergerak dilakukan dengan lembaga jaminan
gada dan fidusia, dan pada benda tidak bergerak dilakukan pada hak tanggungan(hipotik).
 Cara penyerahan
Benda bergerak dilakukan dengan cara penyerahan nyata, penyerahan simbolis(penyerahan
kunci gudang), tradition brevimanu, constitutum possesorium, cessi, dan endosemen,
sedangkan pada benda benda tidak bergerak dilakukan dengan cara balik nama yaitu
dilakukan dengan penyerahan yuridis yang bermaksud dengan memperalihkan hak itu dibuat
dengan akta otentik dan didaftarkan.
 Dalam hal daluwarsa
Benda bergerak tidak mengenal daluwarsam benda tak bergerak mengenal daluwarsa
 Dalam hal bezit
Pada benda bergerak berlaku asas pada pasal 1977 KUHPerdata, pada benda tidak bergerak
tidak berlaku asas tersebut.
GADAI

 Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau
oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang-orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian
biaya untuk melelang barang tersebut. dimana seseorang itu harus menggadaikan
barangnya untuk mendapatkan uang.
 EX : Gadai Emas
Sifat Gadai

 Gadai adalah untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
 Gadai bersifat accesoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok untuk menjaga
jangan sampai debitor itu lalai membayar hutangnya kembali.
 Adanya sifat kebendaan
 Syarat inbezieztelling, artinya benda gadai harus keluar dari kekuasaan memberi gadai,
atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.
 Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri.
 Hak preferensi sesuai dengan pasal 1130 dan pasal 1150 KUHP
 Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus
dengan dibayarnya sebagian dengan hutang oleh karena itu gadai tetap melekat atas
seluruh benda itu.
HIPOTIK
 Adl Satu hak kebendaan atas benda tidak bergerak untuk mengambil pergantian daripadanya
bagi perlunasan suatu perutangan.

Perbedaan gadai dan hipotik :

 Gadai harus disertai dengan pernyataan kekuasaan atas barang yang digadaikan, sedangkan
hipotik tidak.
 Gadai hapus jika barang yang digadaikan berpindah tangan ke orang lain, sedangkan hipotik
tidak, tetapi teap mengikuti bendanya walaupun bendanya dipindahtangankan ke orang lain.
 Satu barang tidak pernah dibebani lebih dari satu gadai walaupun tidak dilarang, tetapi beberapa
hipotik yang bersama-sama dibebankan diatas satu benda adalah sudah merupakan keadaan
biasa.
 Adanya gadai dapat dibuktikan dengan segala macam pembuktian yang dapat dipakai untuk
membuktikan perjanjian pokok sedangkan adanya perjanjian hipotik dibuktikan dengan akta
otentik.
FIDUSIA
 Adl Surat perjanjian accesor antar debitor dan kreditor yang isinya penyerahan
hak milik secara kepercayaan atas benda bergerak milik debitor kepada kreditor.

 Jaminan Fidusia :
Menurut UU No. 42 tahun 1999 pasal 1angka (1) : Pengalihan suatu atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa hak kepemilikannya diahlikan dan
penguasaan tetap ada pada pemilik benda. (2). Pasal 1 angka 2 UUJF : Hak
jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan
tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan
yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan atas
perlunasan uatang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada pemberi fidusia terhadap kreditur lainnya.
HAK TANGGUNGAN

 Pengertian :
Hak tanggungan menurut ketentuan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang
Berkaitan Dengan Tanah, adalah :“Hak tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yang berkaitan dengantanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan,
adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud
dalamUndang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utangtertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor- kreditor
lainnya.
 Objek Hak Tanggungan
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Hak Tanggungan
adalah :
a. Hak milik;
b. Hak guna usaha;
c. Hak guna bangunan;
d. Hak pakai atas tanah negara, yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut
sifatnya dapat dipindah tangankan dapat juga dibebani dengan hak tanggungan.

 Subjek Hak Tanggungan

 Pemberi Hak Tanggungan


Pemberi hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan yang bersangkutan.

 Pemegang Hak Tanggungan


Pemegang hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang berkedudukan
sebagai pihak yang berpiutang. Penerima hak tanggungan, yang sesudah pemasangan hak
tanggungan akan menjadi pemegang hak tanggungan, yang adalah juga kreditor dalam perikatan
pokok, juga bisa orang perseorangan maupun badan hukum.
LPS
Adl suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia.
Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September 2004. Undang-undang ini mulai berlaku
efektif 12 bulan sejak diundangkan sehingga pendirian dan operasional LPS dimulai pada 22
September 2005
Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
 Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
 Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
 Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
 Melaksanakan penjaminan simpanan.
 Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem
perbankan.
 Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak
berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.
Bentuk LPS

 LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui UU No. 24 th 2004 tentang


Lembaga Penjamin Simpanan
 LPS adalah badan hukum berdasarkan UU No. 24 th 2004 ttg Lembaga Penjamin
Simpanan, perpu no 3 tahun 2008
 LPS merupakan lembaga yang independen, transparan dan akuntabel dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya
 LPS bertanggung jawab kepada Presiden
 LPS berkedudukan di Jakarta dan dapat mempunyai kantor perwakilan di wilayah
negara RI
Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
 Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
 Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta.
 Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
 Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank,
dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
 Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada
angka 4.
 Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
 Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
 Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.
 Menjatuhkan sanksi administratif.
BANK INDONESIA
 Psl 23 D UUD 1945 Negara memiliki Bank Sentral – UU No. 23/1999 tentang
Bank Sentral - Bank Indonesia
 Tujuan = mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
 Dengan perkembangan dunia perbankan UU No 23/1999 mengalami beberapa
perubahan sampai dengan UU No. 6 tahun 2009
 Tugas BI
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. Mengatur dan mengawasi Bank.
TERIMA KASIH
See u UAS

Anda mungkin juga menyukai