Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Mioma Uteri

Pada Kehamilan

M. Deniansyah
19710054
Definisi

Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium dengan ciri tersendiri, bulat,
keras, berwarna putih hingga merah muda pucat, sebagian besar terdiri atas otot
polos dengan beberapa jaringan ikat. Kira-kira 95% berasal dari korpus uteri dan
5% dari serviks. Hanya kadang-kadang saja berasal dari tuba fallopi atau
ligamentum rotundum. Mioma uteri adalah tumor pelvis yang paling sering
terjadi pada kira-kira 25% wanita kulit putih dan 50% kulit hitam pada umur 50
tahun
Epidemiologi
Dari riset tentang prevalensi yang dilakukan di 8 Negeri pada
tahun 2009 didapatkan hasil kejadian mioma uteri sebanyak 4,5%
pada perempuan Inggris, 4,6% Prancis, 5,5% Kanada, 6,9%
Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9% Korea, serta 9,8% di
Italia. Prevalensi mioma uteri mengalami kenaikan pada umur 40
tahun ke atas. Rata- rata mioma uteri terjadi pada rentang umur 33
sampai 36 tahun (Pasinggi, 2015).
Di Indonesia jumlah penderita mioma uteri ini menempati urutan ke 2
dibawah kanker serviks. Mioma uteri ditemui 2,39- 11,7% pada seluruh
pasien ginekologi yang dirawat. Morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma
uteri cukup besar sebab bisa menimbulkan nyeri perut serta perdarahan
abnormal, dan diperkirakan bisa menimbulkan kesuburan rendah. Apabila
terjadi perdarahan abnormal yang berlebihan bisa menimbulkan anemia,
penekanan pada kandung kemih biasanya akan menimbulkan keluhan
sering berkemih, potensial untuk terbentuknya sistitis serta penekanan pada
rektum
Etiologi
1. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma
uteri
2. Teori Cellnest atau genitoblas
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada
cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
Faktor Resiko

Overweight Komorbid

Nulipara Menarche premature/


Menopause terlambat
Usia
Kontrasepsi
Stress
hormonal

Gaya Hidup
Genetik dan Ras
Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun
semacam pseudokapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam
uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada
satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak
bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus
mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung
kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada
mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan
rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi
perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia.
Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah,
sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan
perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan.
Klasifikasi

Mioma submukosum Mioma intramural Mioma subserosum


Diagnosis
Gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma uteri (subserosum, intramural, submucous) digolongkan
sebagai berikut:

1. Perdarahan tidak normal Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan ini
tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini
adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas
miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah Dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi degenerasi merah
3. Tanda-tanda penekanan Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri.
Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat
tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap ureter bisa
menyebabkan hidroureter
4. Infertilitas dan abortus Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan pors
interstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus.

Diagnosis mioma uteri sering dicurigai bila bentuk uterus yang tidak teratur membesar teraba pada
pemeriksaan panggul. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) adalah standar non invasif utama yang digunakan
untuk mengkonfirmasi diagnosis. USG bertujuan untuk mendeteksi karakteristik mioma uteri sehingga dapat
dilakukan penanganan
Komplikasi

Leiomiosarkom Nekrosis dan


a Torsi
Infeksi

Tumor yang tumbuh dari Kalau proses ini terjadi Terdapat kemungkinan
miometrium, dan mendadak, tumor akan gangguan sirkulasi dengan
merupakan 50 – 70 % mengalami gangguan akibat nekrosis dan infeksi
dari semua sarkoma uteri sirkulasi akut dengan sekunder
nekrosis jaringan
Tatalaksana
Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan, konservasi
fungsi reproduksi, keadaan umum, dan gejala yang ditimbulkan.
Bila kondisi pasien sangat buruk, lakukan upaya perbaikan yang
diperlukan termasuk nutrisi, suplementasi zat esensial, ataupun
transfusi. Pada keadaan gawat darurat akibat infeksi atau gejala
abdominal akut, siapkan tindakan bedah gawat darurat untuk
menyelamatkan penderita
Menurut Yatim (2008) obat-obatan yang biasa diberikan kepada penderita mioma uteri yang
mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak normal antara lain :

1. Obat anti inflamasi yang nonsteroid (NSAID)


2. Vitamin
3. Kuretase
4. Obat-obat hormonal (misalnya pil KB)
5. Operasi penyayatan jaringan mioma atau mengangkat rahim keseluruhan (Histerektomi)
6. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak memerlukan pengobatan
khusus.
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan (Saifudin, 2010) :

1. Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, terutama pada mioma uteri submukosum.
2. Kemungkinan abortus bertambah
3. Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma uteri yang besar dan letak subserosum.
4. Menghalangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di serviks.
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dinding rahim.
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama mioma yang terletak di submukosa dan intramural.
7. Persalinan prematuritas dan kelainan letak
8. Perdarahan post partum
9. Retensio plasenta
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri (winjosastro, 2008):

1. Tumor membesar terutama pada bulan pertama kehamilan karena pengaruh estrogen
yang kadarnya meningkat.
2. Dapat menjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas yang kadang-
kadang memerlukan pembedahan untuk mengangkat mioma.
3. Meskipun jarang mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi dengan gejala
dan tanda sindrom abdomen akut
Thanks

Anda mungkin juga menyukai