Penanganan Kasus
Penanganan Kasus
Diagnosis
Diagnosis sindrom menopause sangatlah tergantung kepada
fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh masing-masing
sarana pelayanan kesehatan sep; (fasilitas laboratorium,dsb)
Diagnosis dapat ditegakan secara sederhana sebagai
berikut ;
1. Anamnesis
a. Perempuan berusia 40 tahun atau lebih
b. Gangguan siklus haid berupa haid yang mulai tidak
teratur atau tidak haid dalam jangka waktu 12 bulan
c. Riwayat operasi pengangkatan kedua indung telur
d. Keluhan sindroma menopause sep; gejolak panas,
keringat malam, sukar konsentrasi, mudah pingsan,
rambut rontok, gigi goyang, ngilu pada persendian
dsb
e. Tidak haid selama 1 tahun walaupun tanpa atau
gejala sindroma menopause. Pengobatan pasien
bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit
akibat kekurangan estrogen
2. Pemeriksaan fisik
a. Sesuai dengan keluhan pasien ( gejolak panas,
vagina kering, keputihan, ngilu tulang, dsb)
b. Perabaan payudara
c. Lihat vulva, vagina dan serviks
Cara
Jenis (kontinyu) Dosis per Hari
Estrogen Konyugasi Oral 0,3 - 0,625 mg
Oral 1 - 2 mg
17 β Estradiol Transdermal 50 - 100 mg
Subkutan 25 mg
Estradiol Valerat Oral 1 - 2 mg
Estradiol (etron sulfat Oral 0,625 mg - 1,25 mg
piperasin)
Tersapat dua jenis progesteron yaitu turunan ;
1. Progesteron (C-21) yang bersifat alamiah
Sepert; medroksi- progesteron asetat (MPA, didrogesteron,
siproteron asetat, medrogestone, mikrones progesteron
2. Progesteron 19- nortestosteron yang bersifat Sintetik
Sepert; 0,7 – 1 mg noretisteron, 150 igram norgestrel, 75
igram levonorgestrel, desogestrel, gestoden, norgestimate
Untuk Keperluan THP dipilih progedteron yang bersifat
alamiah, karena proses metabolisme obat ini tidak terlalu
membebani hati
Manfaat pemberian progesteron bersamaan dengan estrogen
terutama adalah untuk mencegah timbulnya hiperplasia
endometrium akibat penggunaan estrogen tunggal
Lam pemberian 10 hari dan lebih baik jika diberikan selama
12 – 14 hari dalam setiap bulannya
Progesteron tidak perlu diberikan pada perempuan
menopause yang rahimnya telah diangkat (post Histrektomi)
Pemberian Progesteron yang ada di Indonesia adalah per oral
JENIS TERAPI SEKUENSIAL TERAPI KONTINYU
(per hari) (per hari)
Progesteron 300 mg 100 mg
Siproteron asetat 1 mg 1 mg
Disrogesteron 10- 20 mg 10 mg
Sediaan steroid sintetik yang memiliki sifat Estrogenik, Progestogenik dan
androgenik sekaligus adalah Tibolon
Obat ini dapat memperbaiki keluhan klimakterik dan mengatasi masalah
keropos tulang, tanpa menimbulkqn efek hiperplasia endometrium
Penggunaan sediaan ini tidak memerlukan pemberian sedian progesteron
lagi
Tibolon bermanfaat diberikan bagi perempuan menopause yang tidak
menginginkan adanya perdarahan haid lagi
Efek sampingnya adalah rasa mual di awal-awal terapi dan hanya kurang
10 persen pemakai yang mengeluh timbul perdarahan pervaginam
Dosias awal yang dianjurkan adalah 2,5 mg/per hari per oral
JENIS OBAT HRT/THP/TSH YANG ADA DI INDONESIA
Setelah 12 bulan
Lakukan perabaan payudara, mammografi bila ada
Ulangi mammografi setiap 1 tahun kalau ada risiko kanker
payudara kalau tidak dilakukan setiap 2 tahun