Disusun oleh:
Tiara Ayu Pratiwi
1620221229
• Kingdom : Animalia
• Philum : Arthropoda
• Class : Arachnida
• Ordo : Ackarima
• Family : Sarcoptes
• Genus : Sarcoptes
scabiei varian hominis
Morfologi :
- Tungau kecil, Bentuk oval, punggung cembung perut rata, ukuran 0,3 mm
- Tungau translusen, putih kotor, tidak bermata
- Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki
- Diluar tubuh inang : tahan hidup selama 24-36 jam dalam suhu ruangan (21°C). Pada
suhu yang lebih rendah (10-15°C) dengan kelembaban yang lebih tahan hidup > lama
SIKLUS HIDUP
CARA PENULARAN
Kontak langsung
(kulit dg kulit)
Host tersensitisasi
tungau dan produknya
lalu menimbulkan 2-4 minggu
hiper sensitivitas
Pruritus Garukan
Erosi, ekskoriasi,
krusta, dan
infeksi sekunder
Tempat predileksi dari skabies
MANIFESTASI KLINIS yaitu sela-sela jari, telapak
tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku, ketiak, aerola
mammae, daerah pusar dan perut
Pruritus Nocturna
bawah, daerah
genitalia eksterna dan pantat.
Menemukan tungau
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
KLINIS 2 DARI 4 TANDA CARDINAL
BAIK
Menghilang
kan Faktor
Predisposisi
Cara Pemakain
Obat Yang
Pemiliha
Benar n Obat
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ag
Umur : 6 bulan
Alamat : Ambarawa
• RPS :
Pasien merupakan pasien baru datang ke Poli Kulit RSUD
Ambarawa. Berdasarkan Alloanamnesa dengan ibu pasien,
awalnya pasien datang ke poli anak lalu dikonsulkan ke poli kulit.
Ibu pasien mengeluhkan awalnya timbul bintik-bintik kecil putih
keabuan pada bagian perut bawah, selangkangan, paha, dan
lipat paha sebelah kanan. Pasien sering menggaruk bagian
tubuhnya tersebut. Menurut pasien keluhan gatal sudah dirasa
sejak -+ 2 minggu yang lalu. Keluhan gatal dirasa semakin hebat
terutama pada malam hari, sehingga pasien sering terbangun
dari tidurnya. Keluhan demam disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
BB : 6.6 Kg
STATUS DERMATOLOGIS
• OD Hordeolum eksterna
• OD Hordeolum interna
• OD Kalazion
TATALAKSANA KASUS
a. Terapi medikamentos
R/ Permethrin 5% cr
Sue (malam)
R/ Cetirizin tab No.VII
S 1 dd I (sore)
TERAPI NONFARMAKOLOGIS
• Menjelaskan tentang pengertian penyakit yang merupakan manifestasi dari
tungu, beserta faktor resiko dan cara penularan penyakit.
• Menjelaskan cara penggunaan obat antiskabies dengan benar
• Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan risiko infeksi
• Menjelaskan pentingnya mengobati setiap orang yang tinggal dengan
pasien
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan kebersihan
per orangan dan lingkungan
• Hindari penggunaan pakaian, handuk, sprei bersama anggota keluarga
serumah.
• Cuci bersih pakaian, handuk, karpet, sprei, selimut, bantal, guling, dan
kasur yang telah dipakai sampai 3 hari kebelakang, pencucian lebih baik
menggunakan air panas dengan suhu 500C atau lebih dan dijemur dibawah
sinar matahari langsung sampai benar-benar kering atau ditempatkan di
plastik kantung selama 1 minggu
PROGNOSIS
Ad Ad Ad
Dubia
Bonam Bonam Bonam
PEMBAHASAN
• ibu pasien mengeluh awalnya timbul bintik-bintik
keabuan pada perut bawah, selangkangan, punggung
bawah, paha, dan lipat paha tungkai kanan yang terjadi
sejak 2 minggu yang lalu yang terasa gatal. Gatal dirasa
semakin memberat terutama pada malam hari. Pasien
tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya yang
mengalami keluhan serupa kakaknya seorang santri,
dan menurut penuturan ibu pasien, keluhan kakaknya
sering hilang timbul. pasien sering tidur bersama
kakaknya. Terdapat hewan ternak dirumah dan
kandang yang dekan dengan rumah pasien.
Diagnosis klinis
skabies dapat
ditegakan dengan
menemukan 2 dari 4
tanda kardinal.
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai pada perut
bawah, punggung bawah kanan, selangkangan
kanan tampak ujud kelainan kulit berupa papul,
eritema, hiperpigmentasi
• pada bagian paha kanan, lipat paha kanan ujud
kelainan kulit papul, hiperpigmentasi
DEFINISI GEJALA KLINIS PADA PASIEN
INI
Predileksi: DKA :
tempat paparan
DA : pipi, dahi (bayi),
lipat siku, lipat lutut,
leher, pergelangan
tangan
Pemethrin : pilihan pertama dalam
pengobatan skabies karena efek
toksisitasnya terhadap mamalia sangat
rendah dan kecenderungan keracunan
akibat kesalahan dalam
Cetirizin tab 1/7 (1x1)
• penggunaannya sangat kecil. Hal ini
• Pasien
Obat diberi obat
topikal ini atas indikasi
: permetrin 5% disebabkan karena hanya sedikit yang
sore antihistamin
pruritus yang dirasakan pasien. terabsorpsi di kulit dan cepat
krim dioleskan dari leher
Antihistamin ini memiliki mekanisme kerja
kebawah pada
menghambat fungsi malam hari
eosinophil,
generasi II
dimetabolisme yang kemudian
dikeluarkan kembali melalui keringat,
selama 8-12
menghambat jam satu
pelepasan kali dan
histamine sebum, dan juga melalui urin. Efek
seminggu, untuk
prostaglandin pemakaian
D2. Melalui mekanisme samping jarang ditemukan, berupa:
krimtersebut
kerja di tempat lesi memiliki
cetirizine agak sedikit
efek rasa terbakar, perih, dan gatal
antihistamin
ditekan agarsehingga
krimdapart
dapatmengurangi
rasa pruritus.
menyerap dengan baik. Setelah
itu dicuci bersih. Apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan
pemberian kedua setelah 1
minggu.
• Penatalaksanaan non-farmakologi yaitu dengan memberikan
• edukasi tentang pengertian penyakit yang merupakan manifestasi dari
tungu, beserta faktor resiko dan cara penularan penyakit. Kemudian
• edukasi cara penggunaan obat antiskabies dengan benar dan
• pencegahan skabies dengan cara seperti berikut, pakaian, handuk,
karpet, sprei, selimut, bantal, guling, dan kasur yang telah dipakai
sampai 3 hari kebelakang dicuci bersih, pencucian lebih baik
menggunakan air panas dengan suhu 50 0C atau lebih dan dijemur
dibawah sinar matahari langsung sampai benar-benar kering atau
ditempatkan di plastik kantung selama 1 minggu.
• Tidak boleh menggunakan pakaian atau handuk bersama dengan orang
lain.
• Bila gatal sebaiknya jangan digaruk menggunakan kuku dan jangan
terlalu keras karena dapat menyebabkan luka yang lebih parah dan
meningkatkan resiko infeksi lain.
• Eduaksi pula tentang menjaga kebersihan.
• Menjelaskan pentingnya mengobati setiap orang yang tinggal dengan
pasien, khusunya yang menderita keluhan serupa.
• Prognosis pasien ini prognosis kesembuhan, keberhasialan
pengobatan dan tidak terjadi reinfestasi
pada quo ad vitam, tungau kembali pada pasien ini masih
quo ad functionam meragukan, mengingat pasien tinggal di
lingkungan bersama kakaknya yang
dan kosmetiknya memiliki keluhan yang serupa dan serng
adalah ad bonam, berulang yang tingga di ponpes. Maka
dari itu perlu juga dilakukan pengobatan
tetapi progosis pada terhadap kakaknya agar tidak terjadi
reinfestasi tungau.
qua ad sanationam
adalah dubia.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan pasien dengan identitas; nama By. Ag (6 bulan) dengan diagnosis skabies.
Diagnosis scabies pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis didapatkan pasien laki-laki berusia 6 bulan dengan keluhan awalnya timbul bintik-bintik
kecil putih keabuan pada bagian perut bawah, punggung, selangkangan, paha, lipat paha tungkai
kanan. Pasien sering menggaruk bagian tubuhnya tersebut. Menurut pasien keluhan gatal sudah
dirasa sejak -+ 2 minggu yang lalu. Gatal dirasa semakin hebat terutama pada malam hari. Pasien
tinggal dirumah tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya yang memiliki keluhan yang serupa,
sering hilang timbul, dan tinggal di ponpes. Ibu pasien mengaku sering tidur besama kakak. Terdapat
hewan ternak dirumah kandang dekat dengan rumah.
• Pada pemeriksaan fisik status dermatologis didapatkan pada perut bawah, punggung bawah kanan,
selangkangan kanan tampak ujud kelainan kulit berupa papul, eritema, hiperpigmentasi pada bagian
paha kanan, lipat paha kanan ujud kelainan kulit papul, hiperpigmentasi Terapi yang diberikan pada
pasien ini adalah permethrin 5% krim yang dioleskan satu kali pada malam hari, cetirizin tab 1x1 sore
untuk mengurangi pruritus. Pasien dan keluarga dimita untuk pasien tidak menggaruk lukanya,
istirahat, menjaga kebersihan kulit, mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan menggunakan air
panas, serta menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin, untuk tidak memakai handuk dan
pakaian secara bersamaan dengan orang lain, keluarga juga diedukasi untuk menggunakan salep
yang digunakan oleh pasien dan kontrol ke poliklinik kulit.Prognosis pada pasien ini adalah quo ad
vitam ad bonam, quo ad functionam ad bonam, quo ad sanationam dubia, quo ad kosmetikam ad
bonam.