Anda di halaman 1dari 21

SKENARIO 1

IKARUS BERTAMBAH KURUS

Pembimbing : dr. A. Gatot Sugiarto, Sp.PD


KELOMPOK 1

Ophielya Thisna (18700001)


Dilla Dayana Putri (18700005)
Dewi Rambu Hana Pandjukang (18700007)
Rieke Dyah Aurellia Kusuma W. (18700009)
Maya Dwi Artikawati (18700011)
Agus Winangun (18700013)
Elliyah Fatma Sari (18700015)
I Gede Krisna Dharma S. (17700052)
Edwin Zefanya W (17700054)
SKENARIO 1
IKARUS BERTAMBAH KURUS

Ikarus, seorang wanita usia 39 tahun dibawa ke poliklinik


dokter umum oleh suaminya dengan keluhan 2 bulan terakhir,
mengalami penurunan berat badan lebih dari 5 kilogram. Lebih
banyak berdiam diri, kehilangan semangat dalam melakukan
kegiataan sehari-hari dan mudah merasa Lelah
1. Seorang wanita berusia 39 tahun
2. Keluhan yang dialami 2 bulan terakhir
3. Penurunan berat badan lebih dari 5 kg
KATA KUNCI
4. Kurang semangat dalam melakukan kegiatan
sehari-hari dan lebih banyak berdiam diri
5. Mudah merasa Lelah.
PERMASALAHAN

1. Apa Penyebab dari Keluhan-Keluhan Ny. Ikarus tersebut ?


2. Bagaimana Patofisiologinya ?
3. Apa saja DD yang Ditimbulkan dari Kasus tersebut ?
4. Bagaimana Cara Menegakkan Diagnosis dari Penyakit tersebut ?
5. Bagaimana Prinsip Penatalaksanaan pada Kasus tersebut ?
6. Bagaimana Komplikasi yang Ditimbulkan Penyakit tersebut ?
7. Bagaimana Prognosisnya yang Ditimbulkan Penyakit tersebut ? ?
8. Bagaimana Pencegahannya ?
BATASAN

Batasan masalah yang digunakan pada skenario ini yaitu berkaitan


dengan penurunan berat badan yang dialami oleh Ny. Ikarus yang
berkaitan dengan masalah pada otak yang terlibat dalam depresi yaitu
forebrain dan sistem limbik.
Anamnesis
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu :
- Nama : Ny. Ikarus Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
- Umur : 39 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Status : Menikah
- Alamat : Jl.Dukuh Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluhan Utama : Pendidikan lulus SMA tepat waktu, Tumbuh


Penurunan Berat Badan lebih dari 5kg kembang dalam batas normal, keseharian cenderung
pendiam, sering memendam masalah dan tidak pernah
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Penurunan berat badan lebih dari 5kg mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.
dalam 2 bulan terakhir
- Lebih banyak berdiam diri
- Kehilangan semangat
- Mudah merasa lelah
Pemeriksaan Psikiatri
1) Kesan umum: seorang wanita kurus mengenakan baju kaos warna hijau dan
menggunakan rok warna cokelat muda tampak tidak bersemangat dan sering kali tampak
termenung saat diajak berbicara dan mudah menangis,
2) Orientasi: pasien mengetahui saat pemeriksaan dilakukan pada siang hari, sedang berada
di klinik dan mengenali suaminya yang mengantar
3) Kesadaran : kompos mentis
4) Kontak verbal: intonasi lemah dan cenderung lemah
5) Mood/afek: tertekan
6) Proses berfikir: bentuk realistic, aruskoheren, isinya masa hidup tidak ada gunanya
7) Presepsi : tidak di dapatkan halusinasi
8) Psikomotor: tampak tenang selama pemeriksaan
9) Intelegensi: kesan cukup
10) Insite: kurang baik (pasien tidak tahubahwa ia sedang sakit)
Pemeriksaan Penunjang

Gula darah acak : 200 mgdl


Kadar Hormon Tiroid : (T3 dan T4) dan TSH : DBN
HIPOTESIS AWAL

1. Distimia 2. Depresi 3. PTSD


Distimia
Gejala Klinis

Depresi

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)


ANALISIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Tanda - Tanda PTSD Depresi Distimia

Penurunan berat badan lebih dari 5 kilogram + + +

Banyak berdiam diri, tampak termenung saat - + -


diajak bicara

Kehilangan semangat dalam melakukkan + + +


kegiatan sehari - hari

Mudah lelah + + +
Kehilangan nafsu makan + + +
HIPOTESIS AKHIR

Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis


mengarah pada penyakit Depresi
PENATALAKSANAAN

Banyaknya jenis terapi pengobatan, efektivitas pengobatan juga akan berbeda – beda
antara orang yang satu dengan orang yang lain. Psikater biasanya memberikan medikasi
dengan menggunakan antidepresan untuk menyeimbangkan kimiawi otak penderita. Terapi
yang digunakan untuk pasien dipengaruhi oleh hasil evaluasi riwayat kesehatan serta
mental pasien (Depkes, 2007). Saat merencanakan intervensi pengobatan penting untuk
menekankan kepada pasien bahwa ada beberapa fase pengobatan sesuai dengan
perjalanan gangguan depresi. Fase tersebut adalah fase akut, fase pencegahan (terapi
lanjutan), dan fase pemeliharaan/rumatan. Menurut Mann (2005), tiap fase pengobatan
mempunyai tujuan tertentu.
TERAPI
• Terapi Non Farmakologi :
Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan-
keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptive. Terapi ini
dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan professional antara terapis dengan pasien.

• Terapi Farmakologi :
- Selectif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
- Antidepresan Trisiklik (TCA)
- Serotonin / Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI)
- Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI )

• Terapi Tambahan :
- Mood Stabilizer
- Antipsikotik
TINDAKAN MEDIS

Menangani masalah depresi, seringkali memerlukan bantuan medis


profesional dari psikolog maupun psikiater, hal ini berguna untuk
mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi, dan penanganan
seperti apa yang sesuai untuk kondisi yang dialami, umumnya
pendekatan penanganan kondisi ini perlu dilakukan secara holistik, baik
melalui pengobatan juga psikoterapi.
PROGNOSIS
Pengobatan depresi dapat mengatasi gejala dengan baik, namun sebanyak 50% pasien tidak menunjukkan respon
terhadap terapi atau respon parsial dan terjadi rekurensi dengan gangguan yang lebih berat. Rekurensi terjadi pada
gangguan depresi setelah 3 tahun pasca terapi dan episode rekurensi dapat berlangsung selama rata-rata 1 hingga
1.5 tahun atau paling lama 3 tahun. Faktor-faktor yang menentukan rekurensi depresi adalah:
Riwayat rekurensi sebelumnya
Gejala residual
Trauma masa kanak-kanak
Pelecehan seksual
Kekerasan rumah tangga
Gejala berat
Komorbiditas dengan gangguan mental lain
Komorbiditas dengan gangguan kepribadian
Usia lebih muda pada saat diagnosis 
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada gangguan depresi adalah:
- Penyalahgunaan obat
- Percobaan bunuh diri: perlu dilakukan penilaian resiko bunuh diri 
- Obesitas
- Malnutrisi
- Progresi penyakit jantung dan metabolik
- Gangguan psikotik
- Gangguan panik
- Masalah sosial dan ekonomi
TANDA UNTUK MERUJUK PASIEN
Jika mengalami depresi/gejala seperti di atas segera rujuk
penderita ke dokter dan ahli kesehatan mental lainnya. Namun,
biasanya dokter akan merekomendasikan untuk melakukan psikoterapi
yang dapat dilakukan oleh ahli kesehatan mental, seperti psikolog.
Psikoterapi juga dikenal sebagai terapi bicara atau terapi psikologis.
Jenis terapi yang biasanya diberikan untuk mengatasi depresi adalah
terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy).
PENCEGAHAN
• Bicara kepada keluarga
• Bersikap realistis
• Coba untuk fokus pada hal yang positif
• Tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain
• Tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain
• Pikirkan untuk menyimpan keputusan besar sampai
sembuh dari depresi
• Melakukan aktivitas menyehatkan, seperti berolahraga
• Mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat
• Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi
SEKIAN &TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai