Anda di halaman 1dari 23

Ninik Murtiyani, S.KM., S.Kep.Ns., M.

Kes
 Tahun2000 jumlah lansia diproyeksikan
sebesar 7,28% dan pada tahun 2002
menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992).

 DataBiro Sensus Amerika Serikat


memperkirakan Indonesia akan mengalami
pertambahan warga lanjut usia terbesar di
seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu
sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber,1993).
 Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat
(1999), jumlah populasi lansia berusia 60 tahun
atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta
orang dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada
tahun 2050

 Data dari Biro Pusat Statistik menggambarkan


bahwa Jumlah Lansia tahun 2016 sebanyak 22,6
juta jiwa dan di prediksi akhir tahun 2018 sebanyak
24,7 juta jiwa (9,3% dr tottal penduduk Indonesia)

 Diprediksi pd tahun 2020 jumlah lansia di


Indonesia sebesar 11,3 % dari total penduduk
Indonesia
 Kesejahteraan penduduk usia lanjut perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat

 Sampai tahun 2017 tdpt 14 rumah sakit rujukan


Pemerintah di 12 provinsi yg memiliki pelayanan
geriatri dengan tim terpadu.
 Di Puskesmas, ada 3.645 Puskesmas (37%) yang

telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang


Santun Lansia, serta sudah mempunyai 80.353
Posyandu Lansia/Posbindu.

 Pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tgl


29 Mei 1996 di Semarang
1. Azas
 Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the
Years that Have Been Added to life, dengan
prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri
(self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
 Azas yang dianut oleh Depkes RI adalah Add life
to the Years, Add Health to Life, and Add Years
to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
Menurut WHO (1982), pendekatan yg digunakan
adalah sbb:
 Menikmati hasil pembangunan (sharing the

benefits of social development)


 Masing-masing lansia mempunyai keunikan

(individuality of aging persons)


 Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal

(non dependence)
 Lansia turut memilih kebijakan (choice)

 Memberikan perawatan di rumah (home care)


 Pelayanan harus dicapai dengan mudah
(accessibility)
 Mendorong ikatan akrab antar kelompok/
antar generasi (engaging the aging)
 Transportasi dan utilitas bangunan yang
sesuai dengan lansia (mobility)
 Para lansia dapat terus berguna dalam
menghasilkan karya (productivity)
 Lansia beserta keluarga aktif memelihara
kesehatan lansia (self help care and family
care)
Jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi 5 upaya kesehatan,
yaitu
a.Promotif
b.Prevention
c.Diagnosa dini dan pengobatan
d.Pembatasan kecacatan
e.Pemulihan.
 Upaya promotif juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien,
tenaga profesional dan masyarakat terhadap
praktek kesehatan yang positif menjadi norma-
norma sosial.
 Upaya perlindungan kes lansia meliputi:

1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan ditempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dr kualitas udara yg
buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan
dan obat2an
5) Meningkatkan perhatian thdp kebutuhan gigi dan
mulut
1) Mendekatkan diri pd Tuhan YME
2) Mau menerima keadaan, sabar & optimis,
serta meningkatkan rasa percaya diri dg
melakukan kegiatan sesuai kemampuan
3) Menjalin hub yg teratur dg keluarga &
sesama
4) Olah raga ringan setiap hari
5) Makan sedikit tetapi sering, memilih
makanan yg sesuai & banya minum air
putih
6) Berhenti merokok & minuman keras
7) Minum obat sesuai dg aturan
dokter/petugas kes
8) Kembangkan hobi/ minat sesuai
kemampuan
9) Tetap memelihara & bergairah dlm
kehidupanseks
10) Memeriksa kes & gigi sec teratur
 B- Berat Badan berlebihan dihindari
 A- Atur makanan yg seimbang
 H- Hindari faktor risiko peny jantung iskemik

& situasi menegangkan


 A- Agar terus merasa berguna dg mengem

bangkan kegiatan/hobi yg bermanfaat


 G- Gerak badan teratur & sesuai kemampuan
 I- Ikuti nasihat dokter
 A- Awasi kes dg pemeriksaan sec. berkala
1) Melakukan pencegahan primer yaitu:
 Imunisasi, mis influenza
 Konseling : berhenti merokok dll
 Dukungan nutrisi
 Oleh raga
 Keamanan didlm & disekitar rumah
 Manajemen stres
 Penggunaan medikasi yg tepat
2) Melakukan pencegahan sekunder yaitu:
 Kontrol hypertensi
 Deteksi & pengobatan kanker
 Skrining: pemeriksaan rectal, mamogram,
papsmer, gigi & mulut, dll
3) Melakukan pencegahan tersier yaitu:
 Mencegah berkembangnya gejala dg
memfasilitasi rehabilitasi & membatasi
ketdkmampuan akibat kondisi kronis. Mis:
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal
 Mendukung usaha utk mempertahankan
kemampuan berfungsi
 Dpt dilakukan oleh lansia : mis tes diri,
skrining kes, KMS
 Petugas profesional: pemeriksaan status fisik,
wawancara mas kes masa lalu & saat ini, obat
yg diminum, kebiasan merokok, riwayat
keluarga, dll
 Pengobatan terhadap semua ggn sistem dan
gejala, manifestasi klinik, terhadap masalah
geriatri
 Kecacatan sementara (dpt
dikoreksi)
 Kecacatan menetap (tdk bs pulih)
 Langkah2 yg dilakukan:

1) Asesment
2) Identifikasi masalah
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi
Prinsip
1) Pertahankan lingkungan aman
2) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas
dan mobilitas
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Pertahankan fungsi pernafasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7) Pertahankan fungsi pencernaan
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10)Pertahankan komunikasi
11)Mendorong pelaksanaan tugas
1. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.
2. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga
Kerja
3. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
4. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
7. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
8. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
9. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
10. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
11. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
12. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun
1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
 Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung
jawab pemerintah, masyarakat, dan
kelembagaan.
 Upaya pemberdayaan
 Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lansia potensial dan tidak potensial
 Pelayanan terhadap lansia
 Perlindungan sosial
 Bantuan sosial
 Koordinasi
 Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
 Ketentuan peralihan
1. UU tentang Pelayanan Lansia
Berkelanjutan (Continum of Care)
2. UU tentang Tunjangan Perawatan
Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter
of Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di
Masyarakat (Community Option
Program)
1. Perawat harus memberikan rasa hormat
kepada klien tanpa memperhatikan suku,
ras, gol, pangkat, jabatan, status social,
maslah kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak
yang tidak kompeten, tidak etis, praktek
illegal.
4. Perawat berhak mnerima jasa dari hasil
konsultasi danpekerjaannya
5. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
6) Perawat memberikan pendapat dan
menggunakannya. Kompetei individu serta
kualifikasi daalm memberikan konsultasi
7) Berpartisipasi aktif dalam
kelanjutanyaperkembangannya body of
knowledge
8) Berpartipitasi aktif dalam meningkatan
standar professional
9) Berpatisipasi dalam usaha mencegah
masyarakat, dari informasi yang salah dan
misinterpretasi dan menjaga integritas
perawat

Anda mungkin juga menyukai