Anda di halaman 1dari 35

HAKEKAT

HUKUM LINGKUNGAN
Oleh : Frenadin Adegustara
Lingkup Hukum Lingkungan

• Pentingnya hukum dalam pembangunan


berkelanjutan
• Kedudukan Hukum Lingkungan
• Aturan hukum yang berkaitan dengan
pengelolaan
Mengapa “HUKUM” penting dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup ?
• Bersifat NORMATIF ---- norma yang mengatur
perilaku manusia
• Norma yang berisi perintah, larangan,
keharusan, izin, dispensasi
• Bersifat preventif ---- Mencegah
• Dapat dipaksakan berlakunya oleh lembaga yang
berwenang
• Memberikan sanksi bagi yang tidak taat atau
tidak patuh atau yang melanggar
Pandangan Para Ahli ttg Hukum Lingkungan

• St. Munadjat Danusaputro menyatakan hukum lingkungan adalah


hukum yang mendasari penyelenggaraan perlindungan dan tata
pengelolaan serta peningkatan ketahanan lingkungan. Selanjutnya
beliau membedakan hukum lingkungan atas :
- Hk. Lingkungan Klasik
- Hk. Lingkungan Modern
Hukum lingkungan klasik

• Hukum lingkungan klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma


dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan
eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan berbagai akal
dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin
dan dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi hukum
lingkungan klasik berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau
use – oriented law.
Hukum lingkungan modern

• hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma-norma


guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk
melindungi dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk
menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus menerus
digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang. Jadi
hukum lingkungan modern berorientasi kepada lingkungan atau
environment – oriented law.
Prof. Mr. Th. G. Drupsteen (Guru Besar Hukum Tata Negara-
Hukum Administrasi dan Hukum Lingkungan pada
Rijksuniversiteit te Leiden, Belanda)

• hukum lingkungan (milieu recht) adalah hukum yang berhubungan


dengan lingkungan alam (natuurlijk milieu) dalam arti seluas-luasnya.
Ruang lingkup hukum lingkungan (modern) ditentukan oleh ruang
lingkup pengelolaan lingkungan hidup. Mengingat pengelolaan
lingkungan hidup dilakukan terutama oleh pemerintah, maka hukum
lingkungan sebagian besar terdiri atas hukum
pemerintahan/administrasi (bestuursrecht).
Simpulan ttg Pengertian Hukum Lingkungan

• Hukum yang mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup yang berorientasi untuk kesejahteraan manusia,
baik bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang
Pembidangan Hukum Lingkungan

• Van den Berg


• Druspsteen
• Koesnadi Hardjasoemantri
• Takdir Rahmadi
Van den Berg

• membagi hukum lingkungan ke dalam 5 bidang : (1) hukum bencana


(rampen recht); (2) hukum kesehatan lingkungan
(milieuhygienerecht); (3) hukum ttg sumber daya alam (recht
betreffende natuurlijke rijkdommen) atau hukum konservasi; (4)
hukum ttg pembagian pemakaian ruang (recht betreffende verdeling
van het ruimtegebruik); (5) hukum perlindungan lingkungan
(milieubescherming recht)
Drupsteen

• Membagi hukum lingkungan ke dalam bidang-bidang : hukum


kesehatan lingkungan (milieuhygienerecht); (2) hukum perlindungan
lingkungan (milieubeschermings recht; (3) hukum tata ruang
(ruimtelijk ordenings)
Koesnadi Hardjasoemantri

• Hukum lingkungan mencakup aspek-aspek: (1) Hukum kesehatan


lingkungan; (2) Hukum Perlindungan lingkungan; (3) Hukum Tata
Lingkungan; (4) Hukum Pencamaran lingkungan; (5) Hukum
Lingkungan Transnasional (Internasional); (6) Hukum perselisihan
lingkungan
Takdir Rahmadi

• Hukum lingkungan nasional dilihat dari permasalahan lingkungan


yang menjadi cakupannya dapat dibedakan atas empat bidang: (1)
Hukum perencanaan lingkungan; (2) Hukum pengendalian
pencemaran lingkungan; (3) Hukum penyelesaian sengketa
lingkungan; (4) Hukum konservasi sumberdaya alam.
Kehadiran hukum lingkungan dlm Ilmu Hk

• Tidak dapat masuk dalam pembidangan hukum secara klasik


• Keberadaannya bersifat fungsional, karena lebih tertuju kepada
fungsi kehadiran hukum lingkungan dalam pembangunan
berkelanjutan
Substansi Hukum Lingkungan

• Sebagian besar bermuatan hukum administrasi,


karena ruang lingkup hukum lingkungan ditentukan
oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup
• Di samping itu ada muatan hukum perdata dan
hukum pidana
• Pengelolaan LH dilakukan oleh Penguasa melalui
berbagai kebijakan
Aturan Hukum Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup

• UU (22)
• PERATURAN PEMERINTAH (38)
• PERATURAN PRESIDEN d.h. KEPUTUSAN PRESIDEN (5)
• KEPUTUSAN MENTERI/ PERATURAN MENTERI (45)
• KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL
(Versi Takdir Rahmadi)
Jenis Undang-undang

• UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup – sebagai umbrella
provision (payung bagi per-UU-an lain berkaitan
dengan lingkungan hidup) : (UU sebelumnya UU No.
4/1982 dan UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup)
• Hinder Ordonantie (HO) = UU Gangguan Stb 1926
No. 226
• UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
merupakan pengganti UU No. 24 Tahun 1992 tidak
berlaku lagi
Lanjutan UU

• UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDAHayati dan


Ekosistemnya
• UU No. 41/1999 tentang Kehutanan
• UU No. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
PERATURAN PEMERINTAH (PP) SEBAGAI
PERATURAN PELAKSANA UUPPLH

• PP No. 18 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan


PP No. 85 Tahun 1999 ttg Pengelolaan Limbah B3
• PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut
• PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
• PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
• PP No. 74 Tahun 2001 ttg Pengelolaan B3
• PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
PER.MEN/KEP.MEN.LH TENTANG KETENTUAN
PELAKSANAAN AMDAL

• Kep.Men.LH No. 4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan


Amdal Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu
• Kep.Men.LH No. 5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan
Amdal Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
• Per.Men LH No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan
AMDAL
• Per.Men LH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi AMDAL ---d/h Thn
2006
• Per.Men LH No. 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai
AMDAL (pengganti dari Kep.Men.LH No. 40 Tahun 2000 tentang
Pedoman Tata Kerja komisi Penilai AMDAL)
• Per.Men LH No. 25 Tahun 2009 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Terhadap Komisi Penilai AMDAL
Lanjutan Per.Men/ Kep.Men

• Per.Men LH No. 06 Tahun 2008 tentang Tata


Laksana Lisensi Komisi Penilai AMDAL
Kabupaten/Kota (pengganti dari Kep.Men.LH No.
41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Komisi Penilai AMDAL Kab./Kota)
• Per.Men LH No. 11 Tahun 2008 tentang Persyaratan
Kompetensi Dalam Penyusunan Dokumen AMDAL
dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi
Penyusun Dokumen AMDAL
• Per.Men LH No. 24 Tahun 2009 tentang Panduan
Penilaian Dokumen AMDAL
KEP.KEPALA BAPEDAL TENTANG
PELAKSANAAN KETT. AMDAL

• No.KEP-56/3/1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting


• No.KEP-229/BAPEDAL/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek
Sosial Dalam Penyusunan AMDAL
• No.KEP-105/BAPEDAL/11/1997tentang Panduan Pemantauan
Pelaksanaan RKL – RPL
Lanjutan

• No. KEP-124/BAPEDAL/12/1997 tentang Panduan


kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam
Penyusunan AMDAL
• No. 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam
Proses AMDAL
Peraturan pelaksana pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
• Kep.Men.LH No.KEP-35/MENLH/1995 tentang
Prokasih
• Kep.Men.LH No.35A/MENLH/1995 tentang Proper
Prokasih
• Kep.Men.LH No.51/MENLH/10/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
• Kep.Men.LH No. 52/MENLH/10/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
Lanjutan

• Kep.Men.LH No.58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu


Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
• Kep.Men.LH No.42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
• Kep.Men.LH No. 09/MENLH/4/1997 tentang Perubahan
Kep.Men.LH No.42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
• Kep.Men.LH No.03/MENLH/1/1998 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Kawasan Industri
Ketentuan pelaksana Pengendalian
Pencemaran Udara
• Kep.Men.LH No. 35/MENLH/10/1993 ttg Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
• Kep.Men.LH No. 13/MENLH/03/1993 ttg Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak
• Kep.Men.LH No. 15/MENLH/04/1995 ttg Program Langit Biru
• Kep.Men.LH No. 48/MENLH/11/1996 ttg Baku Tingkat
Kebisingan
• Kep.Men.LH No. 49/MENLH/11/1996 ttg Baku Tingkat
Getaran
Lanjutan

• Kep.Men.LH No. 50/MENLH/11/1996 ttg Baku Tingkat


Kebauan
• Kep.Men.LH No.KEP-45/MENLH/10/1997 ttg Indeks Standar
Pencemaran Udara
• SK.Kepala Bapedal No. 205/BAPEDAL/07/1996 ttg Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak
Bergerak
• SK.Kepala Bapedal No. Kep-107/Ka.Bapedal/11/1997 ttg
Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi
Indeks Standar Pencemaran udara
Peraturan pelaksana ttg Pengendalian
Pencemaran/Kerusakan Laut
• Kep.Men.LH No. 45/MENLH/11/1996 ttg Program
Pantai Bersih
• Kep.Men.LH No. 04/MENLH/2001 ttg Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang
• SK.Kepala Bapedal No. 47/2001 ttg Pedoman
Pengukuran Kondisi Terumbu Karang
Peraturan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan
• PP No. 150 Tahun 2000 ttg Pengendalian Kerusakan
Untuk Produksi Bio Massa
• PP N0. 4 Tahun 2001 ttg Pengendalian Kerusakan
dan/atau Pencemaran LH yang berkaitan dengan
Kebakaran Hutan dan/atau Lahan
• Kep.Men.LH No. 43/MENLH/10/1996 ttg Kriteria
Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan
Penambangan Bahan Galian C Jenis Lepas di Daratan
Peraturan Pelaksana B3
• SK.Kepala Bapedal No. 68/BAPEDAL/05/1994 ttg Tata Cara
Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian
Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3
• SK.Kepala Bapedal No. 01/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
• SK.Kepala Bapedal No. 02/BAPEDAL/09/1995 ttg Dokumen
Limbah B3
• SK.Kepala Bapedal No. 03/BAPEDAL/09/1995 ttg Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah B3
• SK.Kepala Bapedal No. 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara
Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi
Bekas Pengolahan, dan Lokasi Penimbunan Limbah B3
Lanjutan pelaksana B3

• SK.Kepala Bapedal No. 05/BAPEDAL/09/1995 ttg Simbol


dan Label
• SK.Kepala Bapedal No. 255/BAPEDAL/08/1996 ttg Tata
Cara Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak
Pelumas Bekas
• SK.Kepala Bapedal No. 02/BAPEDAL/01/1998 ttg Tata
Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 di Daerah
• SK.Kepala Bapedal No. 03/BAPEDAL/01/1998 ttg Program
Kemitraan
• SK.Kepala Bapedal No. 04/BAPEDAL/01/1998 ttg
Penetapan Prioritas Daerah Program Kemitraan Dalam
Pengelolaan Limbah B3
Karakter yang menonjol

• Dari sekian banyak peraturan perundang-undangan, sebagian besar


bersubstansi “Hukum Administrasi”
• Diperlukan sebuah lembaga pengelolaan yang berfungsi untuk
koordinasi dan keterpaduan.
Teori-teori pengembangan hukum lingkungan

• Pengembangan Hukum Lingkungan berdasarkan Teori Pendekatan


Ekonomi
• Pengembangan Hukum Lingkungan berdasarkan Teori Hak
• Pengembangan Hukum Lingkungan berdasarkan Teori Paternalisme
• Pengembangan Hukum Lingkungan berdasarkan Teori Nilai Kebijakan
Publik
BUKU TAKDIR RAHMADI HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA,
HALAMAN 30 S/D 44
Karakteristik Prinsip Hukum Lingkungan

• Mengikuti Alur Pikir Prinsip-prinsip Ilmu Lingkungan dan prinsip-


prinsip “sustainable development
• Optimalisasi “prinsip-prinsip Hukum” yang mendukung terhadap
pelaksanaan prinsip-prinsip ilmu lingkungan
• Orientasi prinsip, tertuju kepada “pencegahan” ---- preventif;
• Eksploitasi sumberdaya dibenarkan dalam koridor “daya dukung dan
daya tampung”
• Keabsahan --- kepastian hukum
• “doelmatigheid” (asas kemanfaatan yang berorientasi kepada tujuan)
sepanjang tidak bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan
yang baik
• Sanksi hukum lebih menekankan kepada efek jera, agar tidak
mengurangi kesalahan

Anda mungkin juga menyukai