Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

Oleh : Junri I.T Nainggolan


(4193220017)
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
. Judul Buku :Morfologi Tumbuhan
. Edisi : Cetakan ke-19
. Pengarang : Prof.I.Gembong Tjitrosoepomo
. Penerbit : GADJAH MADA UNIVERITY PRESS
. Kota Terbit : Yogyakarta
. Tahun Terbit : 2015
. No. ISBN       : 979 - 420 - 241 – X
. Tebal buku : 268 halaman
RINGKASAN BUKU

Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan
pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun.
Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Sebenarnya daun juga
memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau
ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat
dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organisme autotroph obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energy
cahaya menjadi energy kimia.
BAGIAN – BAGIAN DAUN

1. Upih daun atau pelepah daun(vagina)


2. Tangkai daun (petiolus)
3. helaian daun (lamina)
CIRI MORFOLOGI DAUN
Bangun/ bentuk daun (circumscriptio):

1. Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian


daun:
• Bulat/ bundar (orbicularis)
• Bangun perisai (peltatus)
• Jorong (ovalis/ ellipticus)
• Memanjang (oblongus)
• Bangun lanset (lanceolatus)

2. Bagian yang terlebar terletak di bawah tengah-tengah


helaian daun:
a. Pangkal daun tidak bertoreh:
• Bangun bulat telur (ovatus)
• Bangun segitiga (triangularis)
• Bangun delta (deltoideus)
• Bangun belah ketupat (rhomboideus)
b. Pangkal daun bertoreh/ berlekuk:
• Bangun jantung (cordatus)
• Bangun ginjal (reniformis)
• Bangun anak panah (sagittatus)
• Bangun tombak (hastatus)
• Bangun bertelinga (auriculatus)

3. Bagian yang terlebar di atas tengah-tengah helaian


daun:
• Bulat telur sungsang (abovatus)
• Bangun jantung sungsang (obcordatus)
• Segitiga terbalik (cuneatus)
• Sudip/ spatel (spathulatus)

4. Tidak ada bagian yang terlebar (sama lebar):


• Garis (linearis)
• Pita (ligulatus)
• Pedang (ensiformis)
• Paku/ dabus (subulatus)
• Jarum (acerotus)
Ujung daun (apex folii):
• Runcing (acutus)
• Meruncing (acuminatus)
• Tumpul (obtusus)
• Membulat (rotundatus)
• Rompang (truncatus)
• Terbelah (retusus)
• Berduri (mucronatus)

Pangkal daun (basis folii):


• Runcing (acutus)
• Meruncing (acuminatus)
• Tumpul (obtusus)
• Membulat (rotundatus)
• Rompang (truncatus)
• Berlekuk (emarginatus)
Tepi daun (margo folii)

Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua


macam :
a. Rata (integer)
b. Bertoreh (divisus)
  
 - Toreh merdeka:
• Bergerigi (serratus)
• Bergerigi ganda (biserratus)
• Bergigi (dentatus)
• Beringgit (crenatus)
• Berombak (repandus)
     - Toreh pengaruh:
• Berlekuk (lobatus)
• Bercangap (fissus)
• Berbagi (partisus)
Permukaan daun:
• Licin (laevis):
-Mengkilat (nitidus)
-Suram (opacus)
-Berselaput lilin (pruinosus)
• Gundul (glaber)
• Kasap (scaber)
• Berkerut (rugosus)
• Berbingkul-bingkul (bullatus)
• Berbulu (pilosus)
• Berbulu halus dan rapat (villosus)
• Berbulu kasar (hispidus)
• Bersisik (lepidus)
Susunan tulang daun (nervatio/ nevatio)
a. Menurut ukuran:
• Ibu tulang daun (costa)
• Tulang-tulang cabang (nervus lateralis)
• Urat-urat daun (vena)

b. Menurut susunan:
• Menyirip (pennivernis)
• Menjari (palminervis)
• Melengkung (cervinervis)
• Sejajar (rectinervis)
KELEBHAN DAN KELEMAHAN
KELEBIHAN BUKU :
Buku ini mampu memberikan informasi tentang morfologi
tumbuhan dengan isi yang runtut dan mudah dipahami. Gambar
yang disajikan cukup membantu dalam pemahaman materi
morfologi tumbuhan. Buku ini mudah dipelajari dan dipahami
oleh berbagai kalangan karena bahasa yang digunakan cukup
sederhana. Buku ini lumayan ringan untuk dibawa dan ukuran
yang tidak terlalu besar, dan buku bisa didapatkan dengan harga
yang terjangkau.

KELEMAHAN BUKU :
Gambar yang digunakan juga belum cukup lengkap serta tidak
berwarna sehingga menimbulkan kesulitan dalam pengamatan
tumbuhan yang sama secara langsung. Selain itu kualitas
penjilidan dalam buku ini juga kurang baik, karena kertasnya
mudah terlepas. Cover yang digunakan juga kurang menarik
karena tidak ada variasi warna dan gambarnya. 
IDENTITAS BUKU

BUKU PEMBANDING
 Judul buku : Morfologi Tumbuhan
 Penulis : Dewi Rosanti, M.Si.
 Penerbit : Erlangga
 Tahun terbit : 2013
 Kota Terbit : Jakarta
 Tebal buku : 141 halaman
 ISBN : 978-602-241-316-5
RINGKASAN BUKU
Bangun daun (Circumscriptio)
Bangun daun merupakan bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk melihat
bangun daun hanya perlu di lihat satu helai daun (lamina) saja. Jika daun tersebut
merupakan daun majemuk, untuk melihat bangun daunnya dapat di amati pada satu
helaian anak daunnya.
A. Bagian terlebar di tengah helaian daun
Untuk melihat bagian yang terlebar ditengah daun, buatlah garis ditengah-tengah
sebagai lebar daun, sedangkan garis yang menjadi panjang daun adalah ibu tulang
daun yang membelah dua sisi daun. Perbandingan panjang dan lebar daun dapat
menjadi acuan bentuk daun tersebut.
 Bulat/bundar (orbicularis), memiliki perbandingan panjaang dengan lebar 1 : 1.
Misalnya, daun teratai (Nelumbo sp.), daun papaya (Carica papaya)
 Bangun perisai (peltatus), bila letak tangkai daun berada di tengah tengah helaian
daun, bukan tumbuh dari pagkal daun. Misalnya, daun kuping gajah
 Bangun jorong (ovalis/ellipticus), bila perbandingan panjang dan lebar antara
1,5 : 1 sampai 2 : 1. Misalnya daun sirih (Piper betle)
 Memanjang (oblongus), bila perbandingan lebar dan panjang antara 2,5 : 1
sampai 3 : 1. Misalnya daun kenanga (Canaga odorata)
 Bangun lanset (lanceolatus), bila perbandingan lebar dan panjang daun berkisar
antara 3 : 1 sampai 5 : 1. Misalnya daun Oleander (Nerium oleander)
B. Bagian terlebar di bawah helaian daun
Bila pangkal daun tidak berlekuk, bangun daun dibedakan menjadi :
 Bulat telur (ovatus), contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis)
 Bangun segitiga (triangularis), contohnya, bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa)
 Bentuk delta (deltoideus) , contohnya air mata pengantin (Antigonon
leptopus)
 Bangun belah ketupat (rhomboideus), contohnya bengkuang (Pachyrhizuz
eosus)

Bila pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk , bangun daun dibedakan


menjadi :
 Berbentuk jantung (cordatus), contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus)
 Berbangun ginjal (reniformis), contohnya daun kaki kuda (Centella asiatica).
 Bangun daun panah (sagittatus), contohnya daun enceng (Sagittaria
sagitifolia)
 Berbentuk daun tombak (hastatus), contohnya daun wewehan (Monochoria
sp.)
C. Tidak Ada Bagian yang Terlebar
 Berbangun garis (linearis), Contohnya daun rumput gajah
 Berbangun pita (lingulatus). Contohnya daun pada jagung (Zea mays)
 Berbangun pedang (ensiformis). Contohnya daun pada nenas (Ananas
sativus)
 Berbangun paku (subulatus). Contohnya daun Araucaria heterophylla
 Berbangun jarum (acerosus). Contohnya adalah spruce putih (Picea
glauca)
Pangkal daun (Basis folii)
 Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun memanjang,
lanset, dan belah ketupat
 Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur
 Tumpul (obtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur
 Membulat (rotundatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur
dan jorong
 Rompang/rata (truncates), biasanya terdapat pada bangun segitiga,
delta dan tombak
 Berlekuk (emarginatus), terdapat pada bangun jantung, ginjal, dan
anak panah
Ujung daun (Apex folii)
 Runcing (acutus)
 Meruncing (acuminatus)
 Tumpul (obtusus), contohnya sawo kecik (Manilkara kauki)
 Membulat (rotundus), contohnya teratai (Nelumbo sp.)
 Romping (truncates), contohnya jambu monyet (Anacardium
occidentale)
 Terbelah (retusus), contohnya sidaguri (Sida retusa)
 Berduri (mucronatus), contohnya nanas (Ananas sativus)
Tepi daun (Margo folii)
Tepi daun hanya dibedakan dalma dua macam yaitu tepi yang rata
(integer) dan yang tidak rata. Tepi dau yang tidak rata disebut juga
tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk. Contoh daun bertepi
rata adalah sirih, keladi, kamboja, oleander, nangka, dsb. Lekukan
daun disebut sebagai sinus, sedangkan tepi daun yang menonjol
keluar akibat torehan tersebut disebut sebagai angulus. Bila torehan
yang terjadi hanya sedikit, kurang dari setengah panjang tulang
cabang daun yang di dekatnya, mak torehan daun disebut berlekuk
(lobatus). Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun, maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus).
Dan jika dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabng
daun di dekatnya, maka tepi daun dikatakan sebagai berbagi
(partitus).
Permukaan daun
 Licin (laevis) , dimana permukaan daun terlihat mengkilat atau
berlapis lilin
 Gandul (glaber), bila tidak ditemukan struktur apapun pada
permukaan daun
 Berkerut (rugosus), terdapat kerutan pada permukaan daun
 Berbulu (pilosus), terdapat struktur bulu pada permukaa daun
 Bersisik (lepidus), terdapat struktur sisik mengkilat di
permukaan daun
Pertulangan daun (nervatio)
 Bertulang menyirip (penninervis), pada sistem ini, posisi tulang-tulang
cabang tersusun di sebelah kanan dan kiri ibu tulang daun. Umumnya
dimiliki oleh tumbuhan dari kelas dikotil (Dicotyledoneae)
 Bertulang menjari (palminervis), pada sistemin, tulang-tulang cabang
tumbuh berpencar pada satu titik di pangkal ibu tulang daun. Umumnya
daun tumbuhan dikotil dan berbangun bulat memiliki sistem pertualangan
seperti in
 Bertulang melengkung (cervinervis), pada sistem ini, tulang cabang hamper
sama besar dengan ibu tulang daun. Umumnya dimiliki oleh tumbuhan
monokotil berdaun bulat seperti pada genjer (Limnocharis flava), eceng
gondok (Eichornia crassipes), dsb
 Bertulang lurus/sejajar (rectinervis), pada sistem ini, posisi tulang cabang
terletak di kiri-kanan iu tulang daun . umumnya dimiliki oleh tumbuhan
monokotil terutama dengan bangun daun garis atau pita, contohnya daun
pandan (Pandanus sp.)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
Kekuatan buku
 Dari segi cover, buku ini memiliki cover berwarna hijau yang
menarik
 Dari segi penulisan, buku ini sudah cukup baik, tidak ada
kesalahan dalam penulisan, menggunakan cetak miring untuk
setiap penulisan bahasa Latin
 Dari segi isi buku, buku ini memberikan materi yang cukup luas,
disertai dengan gambar yang rapi dan jelas serta berwarna
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami gambar
tersebut.
Kelemahan buku
 Isi buku ini belum lengkap seperti pada buku utama, dan ada
beberapa materi buku yang tidak dijelaskan secara rinci dan
lengkap dengan gambarnya.

Anda mungkin juga menyukai