Anda di halaman 1dari 16

ASKEP PADA IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
 NAMA KELOMPOK
1. WIDYA RAHMAH
2. (1902020)

3. AIN IL HAMNI

4. (1902003)

5. RA TNA SOFIANTI

6. (1902014)

7. AISYA NINDIA

8. (1802083)

9. DW I SUCI RAMADHANI P

10. (1802086)

11. MELGARANI PUTRI

12. (1802168)
 Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan
yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi
efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Ben-Zion, MD, Hal:232).
 Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang
terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen
Farrer, 1999, hal:112).
 Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis
yang dapat mengakibatkan gangguan kehidupannya
sehari-hari. Hiperemesia gravidarum yang berlangsung
lama (umumnya antara minggu 6-12) dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin.
(Manuaba, 2007).
 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan selama masa hamil. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes
normal yang umum dialami wanita hamil karena
intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung
selama trimester pertama kehamilan. (Varney, 2007)
 Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus
menerus dan muntah sering, cepat mengalami dehidrasi
dan asidoketotik. (Llwellyn, 2011)
Kesimpulan
 Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan
pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-
muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus
menerus pada minggu kelima sampai dengan
minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang
berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Etiologi
 Faktor pedisposisi yaitu primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
 Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili
khorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolik akibat hamil dan resistensi ibu
yang menurun.
 Faktor psikologik memegang peranan penting
pada penyakit ini, rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan
 Faktor Resiko
 Maternal
◦ Akibat defisiensi tiamin (B1) -----
diplopia,palsi nervus ke-6, nistagmus, ataksia,
dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani,
akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
menurunnya kemampuan untuk beraktivitas),
ataupun kematian. Oleh karena itu, untu
hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan
terminasi kehamilan.
◦ Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan
lambung serta elektrolit, natrium, kalium, dan
kalsium. Penurunan kalium akan menambah
beratnya muntah, sehingga makin berkurang
kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin
menambah berat terjadinya muntah. Muntah
yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah kapiler pada lambung dan
esophagus , sehingga muntah bercampur
darah.
 Fetal
◦ Menurut Tiran (2008. hal. 12) " Wanita yang
memiliki kadar HCG di bawah rentang normal
lebih sering mengalami hasil kehamilan yang
buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur,
atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR)".
Selain itu, penurunan berat badan yang kronis
akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
◦ Muntah yang berlebihan menyebabkan dapat
menyebabkan cairan tubuh makin berkurang,
sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi)
yang dapat memperlambat peredaran darah yang
berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan
berkurang. Kekurangan makanan dan O2 ke
jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan
yang dapat menambah beratnya keadaan janin
dan wanita hamil.
Gejala dan Tanda
 Tingkatan I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat
sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering
dan mata cekung.

 Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor
kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan
turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan,
karena mempunyai aroma yang khas dan dapat
 Tingkatan III.
Keadaan umum lebih parah, muntah
berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat; suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati Wernickc, dengan gejala:
nistagmus, diplopia dan perubahan
mental. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati. (Ilmu Kandungan, hal. 277)
 Gejala Umum Hiperemesis Gravidarum
antara lain:
◦ Mual dan muntah berat terutama pada
trimester I kehamilan
◦ Muntah setelah makan atau minum
◦ Kehilangan berat badan > 5% dari BB ibu
hamil sebelum hamil, ( rata-rata
kehilangan BB 10% )
◦ Dehidrasi
◦ Penurunan jumlah urine
◦ Sakit kepala
◦ Bingung
◦ Pingsan
◦ Jaundisen (warna kuning pada kulit,
mata dan membrane mukosa )
 Komplikasi
◦ Dehidrasi berat
◦ Takikardi
◦ Ensefalopati Wernicke dengan gejala
nistagmus
◦ diplopia dan perubahan mental
◦ Alkalosis
◦ Ikterik
◦ timbulnya ikterus (Arif, 2000).
 Penatalaksanaan Medis
 Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari kasus hiperemesis
gravidarum menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit,
indikasinya adalah sebagai berikut:
 Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum,
apalagi bila telah berlangsung lama
 Berat badan turun lebih dari 10% dari berat badan normal
 Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan
lidah kering
 Adanya aseton dalam urin.
 merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan
hematologis lain, mencegah komplikasi
 Obat-obatan Sedativa: Phenobarbital
 Vitamin: Vitamin C, B1 dan B6 atau B kompleks,
 Anti histamine: dramamin, avomin,
 Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine.
 cairan parenteral: cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2–3
liter/hari), dapat ditambah kalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme dan vitamin, bila kekurangan protein
dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24
jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat
diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan muntah yang


berelebihan, peningkatan asam lambung
2.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d frekuensi mual dan muntah berlebihan
3.Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan
yang berlebihan
4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5.Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis
kehamilan
Pencegahan
1. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih
sering.
2. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat.
3. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan.
4. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin
Obat-obatan
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan
obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital. Vitamin
yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
Anti histaminika juga dianjurkan, seperiti
dramamin, avomin. Pada keadaan lebih
berat diberikan antiemetik seperti disiklomin
hidrokhlonae atau khlorpromasin.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang
berat perlu dikelola di rumah sakit
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan

Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai