Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN SPERMA

VINCENTIA ADE RIZKY


Pokok Bahasan
• Pengertian Pemeriksaan Sperma
• Morfologi Sperma
• Tujuan Pemeriksaan Sperma
• Analisis Sperma
Pengertian
Pemeriksaan Sperma atau Analisis Semen
pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur jumlah serta kualitas semen
dan sperma seorang pria. Secara
keseluruhan cairan putih dan kental yang
keluar dari alat kelamin pria saat
ejakulasi disebut semen. Sedangkan
“mahkluk kecil” yang berenang-renang
di cairan semen disebut sperma.
Tujuan
• Mengetahui jumlah dan morfologi
• Meneliti unsur-unsur didalamnya dan kelainan atau
penyakit
• Mengetahui kesuburan seorang pria
• Mengetahui kualitas sperma
• Evaluasi Keberhasilan Vasektomi
PEMERIKSAAN SPERMA
A. Prosedur Standar
1. Penampungan dan pengiriman sampel
• Sebaiknya subyek dibekali dengan lembaran instruksi
tertulis yang jelas berhubungan dengan cara koleksi dan
transportasi semen.
a. Sebaiknya sampel dikeluarkan dan ditampung setelah
abstinensi seksual (puasa berhubungan suami istri)
sedikitnya 48 jam dan paling lama 7 hari.
b. Untuk evaluasi awal sedikitnya diperlukan dua kali
pemeriksaan
c. Sebaiknya sampel dikumpulkan diruang khusus didekat
laboratorium
d. Sampel didapat dengan cara masturbasi/ejakulasi
e. Kondom yang terdapat dipasaran tidak boleh
digunakan karena dapat menyebabkan
kematian spermatozoa (berisi spermisid)
f. Sample harus dilindungi terhadap perubahan
temperatur yang ekstrim (kurang dari 200C
atau lebih dari 400C)
g. Botol harus diberi label nama, tanggal dan
waktu pengeluaran, serta lama abstinensi
2. Keamanan dalam penanganan sampel
• Teknisi laboratorium harus hati – hati terhadap
sampel semen yang mungkin mengandung virus
– virus yang berbahaya (HIV, Hepatitis dan
Herpes)
B. Pemeriksaan Makroskopis
• Pemeriksaan awal melalui pengamatan fisik sampel
• Pengamatan dilakukan pada suhu kamar, dimana dinilai
warna, bau, koagulasi dan likuefaksi, volume, konsistensi
dan pH
1. Warna Sperma
• Warna sperma yang “normal” (mengandung
spermatozoa) adalah putih keabuan/ putih mutiara
• Pada keadaan Azoospermia atau ekstrim
oligozoospermia akan berwarna putih jernih
2. Bau Sperma
• Khas, seperti bunga akasia.
• Bau – bau lain seperti amis, busuk dapat dicurigai
adanya leukosit (infeksi) atau sebab – sebab lain
(parasit)
3. Koagulasi dan Likuefaksi
• Setelah dikeluarkan, semen akan mengalami proses koagulasi
(terbentuknya koagulum yang disebabkan oleh protein – protein yang
dihasilkan oleh kelenjar vesika seminalis
• Selanjutnya akan mengalami pencairan (likuefaksi), menjadi homogen
dalam waktu 60 menit
• Normal : 20-30 menit
• Abnormal : memanjang, ada dugaan infeksi
4. Volume
• Data diukur dengan gelas ukuran atau dengan pipet khusus
• Volume normal 1,5-5 mL
5. Konsistensi
• Dulu digunakan istilah Viskositas
• Pengukuran konsistensi dikerjakan dengan menekan keluar sampel lewat
Jarum 21G
• Observasi bentuk yang keluar, berupa tetesan, atau benang yang keluar
dari ujung jarum.
• Normalnya Kental
• Cara pengukuran konsistensi :
» Semen dihisap sampai tanda 0,1 ml, ujung B ditutup
dengan jari telunju, dipegang tegak lurus.
» Tangan kiri memegang stopwatch. Bersamaan dengan
dibukanya tutup ujung jari, stopwatch ditekan.
» HItung waktu jatuhnya tetesan pertama, normal 2
detik
• Cara lain dengan menggunakan batang pengaduk gelas
» Celupkan batang pengaduk kedalam semen, angkat
dan perhatikan tetesan/ benang cairan yang terjadi
» Normal tetesan/ benang yang terjadi tidak melebihi 2
cm
6. pH sperma
• Teteskan 1 tetes semen keatas kertas pH ( 6,4 –
8,0).
• Setelah 30 detik bandingkan dengan warna standar
• pH harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah
semen dikeluarkan
• Nilai normal : >7.2 (WHO 92;7.2-8.0) (WHO 87 :7.2
-7-8)
• Abnormal : pH rendah/tinggi dapat membunuh
sperma, atau mempengaruhi kemampuan bergerak,
atau penetrasinya ke sel ovum.
C. Pemeriksaan Mikroskopis
• Pemeriksaan mikroskopis semen dilakukan dengan preparat
basah dan preparat hapus.
• Pada pemeriksaan preparat basah, penilaian meliputi :
motilitas spermatozoa perkiraan konsentrasi (memperkirakan
jumlah spermatozoa per lapang pandang besar (400 x),
adanya sel – sel lain (epitel, sel bulat, parasit, bakteri, kristal
dan sebagainya dan ada/ tidaknya aglutinasi
1. Perkiraan Konsentrasi Spermatozoa
• Perkiraan konsentrasi spermatozoa secara kasar ini
dilakukan dengan memperkirakan/ menghitung jumlah
rata – rata spermatozoa pada beberapa lapang
pandang (400x) danhasilnya dikalikan dengan 105
• Misalnya didapatkan jumlah rata – rata spermatozoa
40/LPB, maka perkiraan konsentrasi : 40 x 105 = 4.106/ml
2. Pemeriksaan Motilitas Spermatoza
• Persiapan
» Satu tetes semen (10 – 15 L) diteteskan dengan
mikropipet atau melalui jarum 21G pada kaca objek dan
ditutup dengan kaca penutup
» Preparat diperiksadibawah mikroskop pada pembesaran
400 x
• Penilaian
» Pemeriksaan perlu dilakukan pada beberapa lapang
pandang. Pergerakan spermatozoa dapat diklasifikasikan
dalam 4 golongan : a, b, c dan d
a : gerak spermatozoa maju kedepan, cepat dan
lurus
b : gerak spermatozoa maju, lambat atau berkelok
c : tidak ada gerak maju kedepan, bergetar
ditempat, gerak melingkar
d : tidak bergerak sama sekali
» Perhitungan gerak spermatozoa dinyatakan dalam persentase
a = …..%
b = …..%
c = …..% dan
d = …..%

D. Pemeriksaan Mikroskopis Lanjutan


1. Penghitungan jumlah spermatozoa
• Konsentrasi spermatozoa (jumlah spermatozoa (ml), ditentukan dengan menggunakan
hemositometer.
• Sampel harus trecampur merata sebelum dilakukan penghitungan.
• Pengenceran dapat dilakukan 1/10, 1/20/, 1/100, 1/200 tergantung dari jumlah
spermatozoa pada pemeriksaan awal
WHO 2010
• Normospermia : ≥ 15 juta/mL
• Oligospermia : <15 Juta/mL
• Azoospermia : Nihil
– JUMLAH TOTAL SPERMA
adalah jumlah total sperma per-ejakulasi
WHO : Batas bawah normal : 39 juta/ejakulasi(median ejakulasi : 255 juta sperma
3. Pemeriksaan Morfologi Spermatozoa
Kategori kelainan yang perlu dihitung
4. Leukosit
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai