Kasus Berpoligami

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 2

Abdul Rosyid
Anisa Mutiara Fatma
Luthfi Khairunnisa
Dampak poligami terhadap psikologis anak (Studi
Kasus Desa Guali, Kecamatan Kusambi, Kabupaten
Muna Barat)
Narasumber : Bapak La Fudi
Ibu Wa Kolo (isti pertama)
Herliana (istri kedua)
Rahmat (anak dari pasangan La
Fudi dan Herliana)
Pewawancara : Apakah bapak benar berpoligami ?

Narasumber Bapak La Fudi : iya, benar


Pewawancara : Berapakah istri bapak saat ini ? bisa bapak sebutkan
nama-namanya.

Bapak La Fudi : Istri saya dua (2) orang, namanya


Narasumber itu Wa Kolo dan Herlina.
Pewawancara : Apa alasan bapak berpoligami ?

Narasumber Bapak La Fudi : karena memang saya suka


Pewawancara : Apa pekerjaan bapak saat ini ?

Narasumber Bapak La Fudi : pengusaha batu merah


Pewawancara : Bagaimana perasaan ibu sebagai istri pertama di
poligami ?

Narasumber Ibu Wa Kolo : sakit, tapi mau di apain


Pewawancara : Apakah anda tau suami anda berpoligami ?

Narasumber Ibu Wa Kolo : tidak, saya tidak tau


Pewawancara : Apakah suami selalu adil dalam berbagai hal
khususnya kebutuhan?

Narasumber Ibu Wa Kolo : tidak


Pewawancara : Apa yang menyebabkan anda menerima untuk
menjadi istri ke dua (2) ?

Narasumber Herlina : Karena saya butuh laki-laki untuk jaga


anak-anakku, karena saya seorang janda.
Pewawancara : Apakah sering terjadi pertengkaraan antara ibu istri
pertama dengan istri kedua ?

Narasumber Herlina : Iya sering terjadi, apalagi suami sering


perhatian sama istri kedua.
Pewawancara : Bagaimana perasaan anda sebagai anak dengan
orang tua yang melakukan poligami ?

Rahmat : Sampai sekarang saya masih bingung


kenapa bapak menikah lagi, tetapi kalau saya pikir
Narasumber
terus nanti malah jadi stress, jadi saya lebih baik
santai saja dan bergaul dengan temanteman seperti
biasa. Toh temanteman saya tidak ada yang
mengejek saya kalau bapak saya
Narasumber
Narasumber

Anda mungkin juga menyukai