Medsci.indiana.edu
KOMPOSISI DARAH
KOMPOSISI DARAH
KOMPOSISI DARAH
Eritrosit
• 700x > leukosit
• 17x > trombosit
• Bikonkav berdiameter 7,5 mm
• Bentuk cekung ganda meningkatkan
luas permukaan eritrosit
pertukaran gas lebih cepat.
• Dapat menekuk/melipat sekitar pusat
cekungnya dpt melalui pembuluh
kecil
Leukosit
Leukosit granular
Leukosit agranular
Leukosit
Leukosit
• Limfosit:
Antigen = benda dalam tubuh yg memicu produksi antibodi
T Cells ( limfosit ) diaktifkan oleh kelenjar timus
Sel B ( limfosit ) diaktifkan oleh jaringan limfoid lainnya. The ' B '
menunjukkan sel sumsum tulang’.
Kedua T - sel dan B - sel menghancurkan antigen dan menghasilkan
' sel memori ' dan antibodi.
• Basofil: Peningkatannya menunjukkan kondisi peradangan di suatu
tempat di tubuh.
• Neutrofil: leukosit pertama untuk menanggapi invasi bakteri dari
tubuh. Melakukan proses fagositosis, dan juga akan melepas enzim
- seperti lisozim , yang menghancurkan bakteri tertentu.
Leukosit
• Monosit: memakan waktu lebih lama untuk mencapai tempat
infeksi daripada neutrofil - tapi mereka akhirnya tiba dlm
jumlah yang lebih besar. Monocytes jauh lebih besar yang
bermigrasi ke jaringan yang terinfeksi berkembang menjadi
sel yang disebut makrofag berkeliaran yang dapat
memfagositosis banyak mikroba dibandingkan neutrofil.
Monosit juga membersihkan puing-puing selular setelah
infeksi.
• Eosinofil: Peningkatannya menunjukkan infeksi parasit di
suatu tempat di tubuh.
Trombosit
Trombosit
• Bentuk tidak teratur, tidak
berwarna
• Permukaan lengket
• Ketika pendarahan dari luka tiba-
tiba terjadi, trombosit berkumpul
di luka dan berusaha untuk
memblokir aliran darah.
• Mineral kalsium, vitamin K, dan
protein yang disebut fibrinogen
membantu trombosit
membentuk gumpalan.
Trombosit
• Adhesi: Proses trombosit menempel pada membran basal di
situs dari cedera vaskular. von Willebrand factor berfungsi
sebagai perekat yang menempel trombosit ke kolagen
membran basal.
• Agregasi: Proses trombosit menempel satu sama lain di PD yg
cedera, membentuk sumbat trombosit. Trombosit diaktifkan
oleh agonis (trombin, kolagen, ADP) yang mengaktifkan
reseptor fibrinogen dan memungkinkan trombosit menjadi
silang oleh fibrinogen. Respon agregasi trombosit yang kuat
memerlukan untuk mensintesis tromboksan A2, yang
memerlukan enzim siklooksigenase.
Haematopoiesis
Skema Haematopoiesis
GF Haematopoiesis
LO2: ERITROPOIESIS
Eritropoiesis
• Eritro = sel darah merah (SDM), dan poiesis = membuat,
menggambarkan proses pembentukan atau produksi SDM.
• Terjadi pada sumsum tulang merah*. Sumsum tulang
merah pada semua tulang memproduksi sel darah merah
dari lahir sampai sekitar usia 5th. Antara usia 5 sampai 20,
tulang panjang perlahan-lahan kehilangan kemampuan
mereka untuk menghasilkan sel darah merah.
• Di atas usia 20 tahun, kebanyakan sel darah merah
diproduksi terutama di sumsum tulang belakang, tulang
dada, tulang rusuk, dan panggul.
Eritopoietin
• Organ yang bertanggung jawab untuk
"menghidupkan keran" produksi RBC adalah ginjal.
• Ginjal dapat mendeteksi rendahnya tingkat oksigen
dalam darah merespon dg melepaskan hormon
eritropoietin ke sumsum tulang produksi SDM.
Proses eritropoiesis
• Sel induk hemopoietik di sumsum tulang melalui jalur sel induk mieloid
kemudian menjadi sel induk eritroid (BFU-E CFU-E) pronormoblast
basophilic (early normoblast) polychromatic normoblast
acidophilic (late) normoblast.
• Seiring maturitas, inti sel hilang & perlahan terisi dg hemoglobin hingga
retikulosit merah cerah siap keluar dr sumsum tulang ke kapiler**.
Proses eritropoiesis
Eritroblast/pronormoblast
E1
• Prekursor eritrosit
pertama
• Diameter 15- 20µ
• Kromatin bergranular
titpis & 0-2 nukleoli
• Sitoplasma basofilik
tanpa granula
Normoblast basofilik
E2 E3
• Kromatin sedikit lebih kasar • Kromatin lebih kasar.
• Uk sdkt lbh kecil dr • Sitoplasma basofilik, tapi
pronormoblast warna lebih terang
• Nukleoli mulai terlihat krg jelas
• Sitoplasma tetap basofilik
Polychromatophilic normoblast
E4
• Produksi Hb mulai tjd.
Sitoplasma terlihat
abu2 (polikrom) krn
campuran wrna biru
dari RNA dan merah
dari Hb.
Orthochromatic normoblast
E5
• Uk lebih kecil dari E4.
• Hb dlm jmlh lbh byk,
ribosome berkurang.
• Kromatin inti piknotik,
siap di lepaskan
Polychromasia
• Lebih besar dari eritrosit
• Masih mengandung
ribosom & mitokondria shg
ad bbrp bercak biru
• Ketika diwarnai dg pewarna
supravital (new methylene
bllue/cresy violet) ribosom
menggumpal & membentuk
granul biru yg disebut
retikulum shg sel ini disebut
sbg retikulosit
Eritrosit matang
• Normal bentuk
bikonkav (±8 um in
diameter; 2.5 um tebal
pinggir; 1.0 um tebal
pusat), membentuk
daerah pusat yg pucat
(± 1/3 the dia.)
• Terlihat dengan
pewarnaan Wright's-
Giemsa.
Kebutuhan Eritropoiesis
• Sel induk: BFU-E, CFU-E, normoblast
(eritroblast)
• Bahan pembentuk lain: besi, vit B12, asam
folat, protein, dll
• Mekanisme regulasi: faktor pertumbuhan
hemopoetik dan hormon eritropoetin
Proses destruksi eritrosit
• ±3-4 bln (±120 hr), SDM mulai melemah
membran menjadi sangat rapuh & dapat
pecah sewaktu melewati beberapa tempat
yang sempit (hemolisis).
• Sel yang rusak "dimakan" terutama oleh
limpa, dan sebagian besar komponen sisa
(terutama besi dari hemoglobin) didaur ulang
untuk membentuk sel darah merah baru*.
Siklus eritrosit
a) Ginjal merespon kons. O2 rendah dlm
darah dg melepas hormon
erythropoietin.
b) Erythropoietin ke sumsum tulang
merah, merangsang peningkatan
produksi SDM.
c) Sumsum tulang merah memproduksi
SDM dari sel induk.
d) SDM masuk melalui membran
pembuluh darah ke dalam sirkulasi.
e) jantung dan paru-paru bekerja untuk
memasok gerakan dan oksigenasi
SDM terus-menerus.
f) SDM rusak atau tua dihancurkan
terutama oleh limpa.
LO3: HEMOGLOBIN
Hemoglobin
• Suatu protein khusus utk menjalankan fungsi
utama SDM mengangkut O2 ke jaringan dan
CO2 ke paru-paru.
• 1 SDM mengandung ±640 jt molekul Hb.
• Dewasa normal memiliki 3 macam Hb.
HbA HbF HbA2
Structure α2β2 α2γ2 α2δ2
Normal (%) 96-98 0.5-0.8 1.5-3.2
Pembentukan Haem
• Terjadi kebanyakan di mitokondria melalui reaksi
biokimia kondensasi glycine dan succynil coA di
bawah aktivitas key rate-limiting enzyme ALA (alpha-
aminolaevulinic acid) synthase.
• Vit B6 (pyridoxal phosphate) yg distimulasi oleh EPO
merupakan koenzim dari reaksi ini.
• Protopophyrin + Fe2+ Haem.
• Haem + globin polyribosomes.
• Tetramere 4 rantai globin + haem msg2 Hb.
Struktur Hb
Fungsi Hb
• Rantai β bergerak bersentuhan
dan berpisah semasa oksigenasi
dan deoksigenasi.
• Ketika O2 dilepaskan, rantai β
ditarik terpisah shg 2,3-
diphosphoglycerate dapat
masuk & menyebabkan afinitas
thd O2 lbh rndh.
Pemecahan Hb
Nilai normal Dewasa
♂ ♀
Haemoglobin (g/dL) 13.5 – 17.5 11.5 – 15.5
Haematocrit (PCV) (%) 40 – 52 36 – 48
Red cell count (x1012/L) 4.5 – 6.5 3.9 – 5.6
Mean cell Hb (pg) 27 – 34
Mean cell vol (fL) 80 – 95
Mean cell Hb conc (g/dL) 30 – 35
Reticulocyte count (x109/L) 25 – 125
*PVC = Packed cell volume
LO4: LEUKOPOIESIS
Leukopoiesis
• Pembentukan leukosit (sel darah putih) yang
berperan dalam reaksi infeksi & inflamasi,
termasuk: granulosit (neutrofil, basofil,
eosinofil), agranulosit (monosit, limfosit)
• Secara hormon dirangsang oleh cytokines:
Interleukins, Colony-stimulating factors (CSFs)
Proses Leukopoiesis
• Terjadi di sumsum tulang dari sel induk
hemopoetik, prosesnya mirip dg eritropoiesis
• Diferensiasi dan pertumbuhannya dipengaruhi
oleh faktor pertumbuhan hemopoietik, HGF*.
• CSF yg ikut berperan: GM-CSF, G-CSF, M-CSF,
Multi-CSF (IL-3)
Proses Leukopoiesis
Proses Leukopoiesis
Myeloblast
• Tahap perkembangan • Ada di perifer pd kondisi:
– Infeksi bakteria parah (rx leukemoid)
granulopoiesis pertama – Leukemia mielositik kronis
– Mielofibrosis dg hemopoiesis
• Diameter 10 - 20 μm ekstramedullar
• Sitoplasma basofilik – Mielotik leukemia akut
agranular
• Nukleus memiliki
kromatin tipis dan
beberapa nukleoli yg
dapat terlihat
Promyelocyte
• Ukuran sedikit lebih besar • Ada di perifer pd kondisi:
– Infeksi bakteria parah (rx leukemoid)
dari myeloblast, diameter – Leukemia mielositik kronis
± 15-25 μm – Mielofibrosis dg hemopoiesis
ekstramedullar
• Basofilik nyata dg granula – Promielotik leukemia akut
azurofilik primer berisi
enzim myeloperoxidase,
acid phosphatase, &
esterase
• Kromatin sedikit
kondensasi & nukleoli
lebih kabur
Myelocyte
• Diameter 12-18 μm • Ada di perifer pd kondisi:
– Infeksi bakteria parah (rx leukemoid)
• Kromatin nukleus lebih – Sindroma mieloproliferatif
kasar, nukleoli mulai tdk – Abnormalitas sawar darah sumsum
terlihat tulang