SCM Week1 - Pulung Sambadha
SCM Week1 - Pulung Sambadha
Sumber : www.kindpng.com
Tier-1
Procurement Logistic Production Distribution Customer
Supplier
Berdasarkan On Time Delivery dimana barang atau jasa dikirim dalam waktu yang tepat, jumlah yang tepat
Quality sesuai dengan harapan customer (Prihatmanto, 2018).
Sebagai contoh disebutkan bahwa 80% Service level, artinya diharapkan 80 kali delivery tepat waktu dari 100 order
yang diterima.
2. Inventory Level
Inventory (persediaan) dapat berupa Raw Material, Work In Process, dan Spareparts untuk Repair dan
Maintenance.
Semakin tinggi jumlah dan value inventory maka semakin banyak biaya yang tertahan dalam bentuk barang dan
belum menghasilkan revenue bagi perusahaan.
Persediaan harus dikontrol tidak boleh overstock namun juga tidak boleh stock out. Sehingga customer
service level dapat dicapai.
Cost (biaya) dapat terjadi disebabkan oleh aktifitas value added yang memang menambah nilai
dari barang yang dibuat. Namun seringkali biaya disebabkan oleh Aktifitas Non Value Added
seperti memindahkan barang, menyimpan barang, dan menghitung barang.
Sehingga perlu dianalisa aktifitas mana yang memang perlu dan aktifitas mana yang termasuk
pemborosan (waste).
Misalnya : Handling Cost, Transportation Cost (BBM, Tol, Retribusi, Biaya Bongkar-Muat)
4. Stock Accuracy
Stock Accuracy berkaitan dengan data. Proses di SCM dari hulu ke hilir memelukan data yang
valid, berapa posisi stock saat ini, lokasi inventory berada, dan berapa yang sudah terjual.
Data ini diperlukan untuk pengambilan keputusan selanjutnya, dan untuk memperkiraan
berapa permintaan dimasa depan (demand planning).
3. Cost Savings
Dilakukan dengan Analisa waste dari aktifitas logistic yang ada. Misalnya menghitung Handling Ratio
dan Transportation Cost. Titik mana yang bisa diminimalkan, seperti re-negosiasi dalam biaya
transportasi dengan Trucking vendor, mengoptimalkan utililisasi kendaraan yang digunakan untuk
setiap jenisnya.
for reading